Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laksatif atau biasa disebut dengan pencahar ialah terapi farmakologis yang
sangat terkenal di masyarakat sekitar. Menurut Permenkes tahun 2012, obat-obatan
dibedakan menjadi dua golongan yaitu obat tradisional dan obat jadi. Obat
tradisional itu sendiri obat yang biasa di kelola dari hasil ramuan-ramuan bahan
ilmiah. Jika obat jadi itu sendiri didefinisikan sebagai obat yang sudah di edarkan
dalam berbagai bentuk sesuai dengan kegunaanya yang terdaftar atas nama produsen
atau di jual dalam bungkus asli dari pabrik, obat jadi juga disebut dengan obat resmi,
obat tidak resmi, obat bebas OTC (Over The Counter), obat terbatas, obat keras, obat
bius, obat esensial, dan obat generik. Laksatif sendiri obat-obatan yang di konsumsi
untuk pengatasan sembelit atau susah buang air dengan cara dimudahkannya kotoran
tersebut bergerak dengan mudah di usus. Dalam oprasi pembedahan, obat ini
digunakan sebelum oprasi agar ususnya bersih dari kotoran-kotoran. Atau bisa juga
sebagai obat bebas OTC (Over The Counter) tanpa resep dokter yang bertujuan
untuk konstipasi saja karena mempunyai efek samping.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis Obat Pencahar atau Laksatif?
2. Manfaat apa yang dapat kita ambil dari mengkonsumsi obat tersebut?
3. Apa saja efek samping dari penggunaan obat tersebut?
4. Berapa lama sebaiknya laksatif digunakan?

1.3. Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan agar memiliki pemahaman yang lebih
mendalam tentang maksud dan pengertian dari obat pencahar atau Laksatif,
mengetahui jenis-jenis dari obat pencahar atau Laksatif, mengetahui manfaat seta
efek samping dari penggunaan obat pencahar atau Laksatif, dan mengetahui jenis
obat pencahar mana yang sesuai dan dosis yang tepat untuk pengguna obat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Obat pencahar atau laksansia adalah zat-zat yang dapat menstimulasi gerakan
peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus dan dengan
demikian menyebabkan atau mempermudah buang air besar (defekasi) dan meredakan
sembelit (Tjay,2015).

Zat-zat yang menyebabkan efek defekasi karena mempengaruhi susunan saraf pusat
(kolinergika misalnya nikotin dan asetilkolin) atau obat plasmolitik (papaverin)tidka
termasuk obat pencahar sejati. (Tjay,2015).

Obat pencahar digunakan untuk mengatasi gangguan defekasi yang berupa konstipasi
atau obstipasi. Konstipasi sendiri dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan atau kesulitan
defekasi karena tinja yang mengeras, kelemahan atau kelumpuhan otot polos usus (misalnya,
pada megakolon kongenital) dan gangguan refleks defekasi (konstipasi habitual); sedangkan
obstipasi adalah kesulitan defekasi akibat adanya obstruksi intra- atau ekstralumen usus
(misalnya, karsinomakolon sigmoid) (Munaf, 2009).

Penjualan obat pencahar dijual secara bebas di apotik dan pasaran bebas. Selain itu,
pengguanaan obat pencahar di masyarakat digunakan tanpa dosis dan jenis yang tepat. Masih
banyak yang mengunakan obat pencahar tanpa melihat kebutuhan yang sesungguhnya karena
salah pengertian dari masalah defekasi pada saluran pencernaan. Masyarakat masih
beranggapan bahwa pada periode tertentu, usus perlu untuk dibersihkan menggunakan obat
pencahar, namun kadar dan jenisnya masih belum sesuai dengan kebutuhan mereka.

Penggolongan obat pencahar dibagi menjadi beberapa bagian dan cara yaitu

1. Menurut intensitas efeknya sebagai obat pencahar


a. Laksatif, yaitu obat pencahar yang paling lemah merangsang pergerakan usus,
tetapi tidak sampai menimbulkan kram perut, lebih ringan dari katartik dan
purgative, mulai kerjanya lebih lambat.
b. Katartik atau Purgatif, Obat pencahar dengan intensitas sedang, menghasikan
geraka usus yang lebih sering, tinja lunak atau encer, dan sering disertai rasa kram
di perut.
c. Drastika, pencahar dengan intensitas palig kuat, kotora yang keluar tidak
berbentuk tinja lagi namun bebrbentuk cair.
2. Menurut tempat kerja
a. Obat yang bekerja di usus halus, misalnya minyak jarak
b. Obat yag bekerja di usus besar, misalnya difenilmetan dan antrakuinon
c. Obat yang bekerja di rectum, misalnya enema dengan sabun atau preparat
supositoria (Bisakodil).
3. Menurut jenis efek dan masa latennya (waktu yang digunakan untuk memproses obat
dari awal diminum hingga timbul efek pencahar)
Tinja lunak Tinja setengah cair Tinja bentuk cair
(1-3 hari) (6-12 jam) (2-6 jam)
Pencahar berbentuk massa Pencahar berbentuk garam Pencahar garam
-makanan beserat (dosis rendah): (dosis tinggi):
-metilselulosa -Milk of magnesia -Milk of magnesia
-Sediaan psylium -Magnesiun sulfat -Mg-sitrat
-Mg-sulfat
-Na-fosfat
-Na-sulfat

Garam dokusat: Derivat divenilmetna: Minyak jarak


-Na, K, Ca- -Fenolftalein
dioktilsulfosuksinat -Bisakodil

Laktosa Derifat Atrakuinon:


-Senna, Cascara Sagrada
-Dantron
Gambar2.1 Tabel pebedaan jenis waktu dan efek obat pencahar (Munaf, 2009)

Obat pencahar selain memiliki manfaat mengatasi defekasi usus, efek

https://books.google.co.id/books?id=tY-
yCQAAQBAJ&pg=PA159&dq=laksatif&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjAh_n_w83kAhXMso8KHX3xAsQQ6
AEIPTAE#v=onepage&q=laksatif&f=false

https://books.google.co.id/books?id=gk5JDwAAQBAJ&pg=PA307&dq=obat+pencahar&hl=id&sa=X&v
ed=0ahUKEwjk4vHdw83kAhXHpY8KHbKZCzEQ6AEIOTAD#v=onepage&q=obat%20pencahar&f=true

https://books.google.co.id/books?id=MVw2VCMXrEgC&pg=PA105&dq=obat+pencahar&hl=id&sa=X
&ved=0ahUKEwj_pr3sxc3kAhVFRY8KHQDLAAUQ6AEIRjAF#v=onepage&q=obat%20pencahar&f=true

Anda mungkin juga menyukai