Anda di halaman 1dari 5

Safety In Medication

31 Maret 2022 22:53

Tujuan :
1. Mengetahui adanya pemberian obat yang tidak benar
2. Dapat memecahkan masalah medication error yg terjadi karena pemberian obat
3. Didapatkan keamanan dan keselamatan pasien dlm proses pemberian obat
4. Diperoleh terapi yg optimal

PROSES TERAPETIK
Pasien --> Pemeriksaan --> Pengambilan keputusan klinik dan terapetik --> Pelaksanaan terapi, monitoring,
follow up, edukasi

Masalah Pemberian Obat


1. Kesalahan pemberian obat (medication error)
2. Ketidak patuhan pasien
3. Masalah obat :
a. Resistensi
b. Efek samping
c. Kenyamanan
d. Ketersediaan
e. Harga

Kejadian Medication Error


- PRESCRIBING 39%
- TRANSCRIPTION 12%
- DISPENSING 11%
- ADMINISTERING 38%

MEDICATION ERROR IS AN ICEBERG PHENOMENON

Katagori kesalahan Feirberg, Jl, Ed, ASCP 1993


- Omisson error (Terlambat / terlalu cepat memberi obat berikut)
- Unauthorized drug error (Pasien membeli antibiotik tanpa resep)
- Extra dose error (dosis ganda)
- Wrong dose error (dosis lebih besar / kecil dari yang diresepkan)
- Wrong route error (cara pemberian keliru)
- Wrong rate error (kecepatan tetesan infus kurang/ lebih)
- Wrong Time error (Interval pemberian obat keliru)
- Wrong drug Preparation error (Suspensi tdk dikocok, Sed Slow release dipuye, Incompatible, Inadequte
product packaging)
- Wrong administration Technique error (Injeksi tanpa metode steril, Menggerus obat scr keliru
- Deteriorated drug Error (Obat rusak, ED, Penyimpanan keliru)

Faktor yang mempengaruhi medical error


1. Klinisi
○ Menggunakan metode yg absolut/abandoned
○ Tidak merasa/menyadari ada masalah
Semata-mata mengandalkan pengalaman individu

Patient Safety Page 1


○Semata-mata mengandalkan pengalaman individu
○Budaya tradisional ttg tanggungjawab petugas kesehatan
○Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
○Sistem informasi kesehatan yg primitif
○Kurang menguasai pemberian terapi yg benar
○Ketidak mampuan menelaah informasi scr kritisanalisis, setiap ada informasi mempengaruhi
pola peresepan
○ Terpengaruh informasi yang “ bias “ dan aktivitas berlebih dari industri farmasi
○ Rasa tidak aman , tidak pasti akan diagnosa & prognosa
○ Rasa gengsi yang tidak tepat dari penulis resep
○ Beban pelayanan yang terlalu banyak
○ Pesanan dari senior
2. Rumah Sakit ( Farmasi )
○ Lemahnya sistem pengamanan hukum bagi konsumen
○ Alokasi sumber daya yang buruk
○ Belum adanya pedoman terapi ( PPK), formularium RS, tidak mengacu Fornas
○ Kurangnya sarana penunjang untuk menegakkan diagnosa yang tepat
○ Sistem perencanaan dan pengelolaan obat yang lemah
○ Terbatasnya SDM kefarmasian di RS
○ Terbatasnya jenis dan jumlah obat yang tersedia

KONDISI-KONDISI PENYEBAB TERJADINYA ERROR


Kondisi Faktor Risiko
Penugasan tidak jelas x 17
Waktu terbatas x 11
Poor signal : noise ratio x 10
HAM yang buruk x8
Designer user mismatch x8
Irreversibility of error x8
Terlalu banyak informasi x6
Negative transfer between task x5
Mispersepsi thd risiko x4
Tidak ada feedback dari sistem x4
Kurang pengalaman x3
Prosedur/instruksi yang buruk x3
Checking tidak adekuat x3
Education mismatch of person with task x2
Disturbed sleep paterns x 1.6

3. Pasien
- Tekanan dari pasien, meminta obat berdasarkan pilihan sendiri.
- Anggapan / kepercayaan yang keliru tentang manfaat obat

BEBERAPA PENYEBAB UMUM MEDICATION ERROR


- Handwriting
- Drugs with similar names
- Zeroes and decimal points
- Abbreviations
Ambiguous or incomplete orders

Patient Safety Page 2


- Ambiguous or incomplete orders

contoh pemberian tidak benar


- Dalam pemberian terapi secara tidak sengaja sering terjadi masalah yang berhubungan dg
rasionalisasi pemberian obat
- Beberapa contoh masalah pemberian obat dalam pelayanan kesehatan sbb :

1. Indikasi pemakaian obat secara medik tidak ada atau samar-samar


○ antibiotika untuk terapi flu atau common cold/diare
○ antibiotika jangka panjang untuk tujuan profilaksis pre-operasi
○ Pemberian antibiotik utk semua jenis operasi
2. Penyediaan obat tidak sesuai kebutuhan
○ Jenis obat
○ Jumlah obat
○ Penyimpanan
○ Ditribusi
○ Pembuatan
Perlu diwaspadai !!
a. Obat obat Hight Allert
▪ Larutan elektrolit pekat ( KCL , NaCl),
▪ L A S A ( Look a like Sound a like) or NORUM ( inj Atrop SO4, Adrenalin )
▪ High risk ( Inj Sitostatika, naarkotika, insulin, digoksin, anestesi general/khusus)
b. ROTD
c. KTD, KNC, KNTC
3. Pemilihan obat yang keliru untuk indikasi penyakit/kondisi tertentu
○ Menggemukkan badan dengan Ciproheptadin dan kortikosteroid.
○ Tonikum, multivitamin dan mineral untuk vitalitas, kebugaran, kecantikan
○ Antibiotika dosis tinggi utk propilaksis semua tindakan pembedahan,
○ Anak diberikan antispasmodik
○ Pemberian corticosteroid pada setiap pasien baru MRS
4. Cara pemberian kurang sesuai.
○ Obat per injeksi pada setiap pasien tanpa indikasi medik yang jelas
○ Obat iv drip untuk setiap pasien yang baru MRS
○ Vitamin neurotropik injeksi dalam larutan infus,
○ Kloramfenikol, metronidazol dalam bentuk pulvers.
5. Dosis obat tidak sesuai :
○ Besaran dosis tidak jelas ( g, mg,mcg )
○ Jumlah obat yang diminta tidak sesuai
▪ R/ Amox 500mg kap No.XC. S 3 dd I
▪ R/ Metronidazol Supp No LX S 2dd I
○ Gram disingkat gr, gr = granum = grain = 65 mg
6. Signa membingungkan / tidak jelas :
S 3dd 1/3 tab,
S tdd ½ kaps,
S 2dd 3/5 tab.
S Prn tab I
○ Penggunaan Cth ( 3 ml, 5 ml ? ), C ( 15 ml ) tanpa volume
○ Tanpa menyebutkan satuan tablet, kapsul
○ Obat tetes mata S 6 dd Gtt III ods
7. Waktu pemberian kurang tepat
OAT, ACE inhibitor diberikan bersama makan

Patient Safety Page 3


- OAT, ACE inhibitor diberikan bersama makan
- Obat iritasi lambung diberikan sebelum makan
- Diuretik kuat & Mg SO4 diberikan malam
- Glibenklamid ( OAD) sebelum tidur malam menyebabkan hipoglikemia
8. Frekuensi pemberian kurang tepat:
- Obat sustained release (lepas lambat), SR, TP,R,CR, CD diberikan sehari 3 –4 X.
- Obat dengan waktu paruh panjang, diberikan (3 dd tablet/kapsul I)
- Hipnotik/sedatif kuat ( lorazepam, nitrazepam, alprazolam, bromazepam, estazolam) diberikan 2-3
dd tablet I.
9. Lama pemberian tidak sesuai
a. Antibiotika utk ISPA, gastritis, ISK po 2 hari
b. Kortikosteroid po utk asma terus menerus , bukan bronchodilator
c. Pemberian obat penyakit kronis utk 3 hr
d. AINS untuk pasien nyeri jangka lama, tanpa memperhatikan kondisi lambung pasien.
e. Pemberian bbrp AINS utk mengurngi nyeri ( Diclofenac 50 mg, As Mefenamat 500mg,
piroksikam 10 mg dan Metil prednisolone 8)
10. Obat mahal
- Pemilihan obat mahal, banyak tersedia obat harga murah dg kemanfaatan dan keamanan yang tidak
jauh berbeda
- Penemuan obat baru diklaim sebagai obat dg khasiat lebih baik, efek samping lebih kecil dan
pemakaian lebih praktis.
- Perlu diingat obat lama yang harganya lebih terjangkau belum tentu kalah dengan obat baru
“ Jangan menilai obat baru karena barunya “
11. Tidak mengacu sumber informasi ilmiah terpercaya Semata-mata berdasar pengalaman
individu/senior :
○ loperamid untuk mengatasi muntah pada anak
○ Antihistamin siproheptadin , pizotifen untuk meningkatkan nafsu makan ,
○ INH untuk meningkatkan nafsu makan anak
○ Penggunaan antibiotika Meropenam injeksi untuk semua jenis operasi/infeksi
12. Pemakaian jenis obat dengan potensi toksisitas/ES yang besar
a. Quinolon pada anak yang dapat mengganggu pertumbuhan anak.
b. Antihistamin dengan waktu paruh panjang ( citirizin , astemizol, loratadin ) pada pasien
serangan asma.
c. Analgesik pada pasien post op dengan obat AINS po waktu perut kosong
13. Pemakaian obat tanpa memperhatikan keadaan / kondisi penderita
○ tetracyclin, erytromycin, vit c + vit b komp dosis tinggi, ains, corticosteroid pada dispepsia
○ Sulfa, aminoglikosida pada pasien gagal ginjal
○ Paracetamol, INH pada pasien gangguan faal hati
○ Decongestan ephedrin, pseudopedrin pada pasien hipertensi
14. Pemilihan obat tidak sesuai dengan yang diharapkan
○ Tablet / kapsul lepas lambat, tablet enterocoated dibuat bentuk pulvers atau S 3 dd tb 1/2
○ Omeprazol, lanzoprazol kapsul digerus dalam bentuk pulvers.
15. Polifarmasi
○ Kurang tegaknya diagnosa, pengobatan hanya berdasarkan keluhan pasien
○ Penanganan pasien oleh beberapa dokter ahli karena komplikasi penyakit
16. Tidak mengetahui adanya interaksi obat
a. Tetracyclin bersama antasida ( garam Ca, Mg, Al ) dan Fe
b. Antibiotika bersama pil KB menyebabkan gagal KB
c. Questeramin (Questran) bersama obat lain menghambat absorbsi obat
d. Perhidrol ( H2O2 ) bersama povidone iodin

Patient Safety Page 4


Strategi meminimalkan error & ES
1. Memperbaiki ketepatan pencatatan identitas pasien
2. Meningkatkan efektivitas komunikasi antar petugas
3. Meningkatkan safety thd high alert medication
4. Mengurangi komplesisitas
5. Optimalisasi proses informasi
6. Otomatisasi secara bijak
7. Aware thd adverse event untuk berubah

Dampak medical error


1. Sudut pelayanan kesehatan
○ Menurunkan mutu pengobatan dan pelayanan, al: meningkatnya mortalitas dan morbilitas
○ Meningkatnya biaya pelayanan, pemborosan bagi pasien maupun sistem yankes
○ Meningkatkan kemungkinan ES dan interaksi obat
○ Menyebabkan ketergantungan pada terapi obat
2. Sudut penyediaan obat
○ Kualitas data penyakit tidak valid, akibat penetapan diagnosa yang keliru
○ Kualitas data konsumsi sebagai dasar perencanaan kurang sesuai
○ Pengadaan obat tidak cost effective karena kurang
○ didukung pola morbiditas
○ Pemborosan biaya

Patient Safety Page 5

Anda mungkin juga menyukai