Anda di halaman 1dari 4

Nama: Mia Rahmawati

NIM : 30518033

Tugas Penggunaan Obat Rasional

1. Apa Yang dimaksud Penggunaan Obat Rasional?


Jawaban :
Penggunaan obat dikatakan rasional bila (WHO 1985) bila pasien menerima obat
yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan dengan
harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat.

2. Sebutkan Kriteria Penggunaan Obat Yang dikatakan Rasional, berikan


penjelasan secara singkat.
Jawaban :
a. Tepat Diagnosis
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat.
Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka pemilihan obat akan
terpaksa mengacu pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya obat yang
diberikan juga tidak akan sesuai dengan indikasi yang seharusnya.
b. Tepat Indikasi Penyakit
Setiap obat memiliki spektrum terapi yang spesifi k. Antibiotik, misalnya
diindikasikan untuk infeksi bakteri. Dengan demikian, pemberian obat ini
hanya dianjurkan untuk pasien yang memberi gejala adanya infeksi bakteri.
c. Tepat Pemilihan Obat
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan
dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang memiliki efek
terapi sesuai dengan spektrum penyakit
d. Tepat Dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek terapi
obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan
rentang terapi yang sempit, akan sangat beresiko timbulnya efek samping.
Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar
terapi yang diharapkan
e. Tepat Cara Pemberian
Obat Antasida seharusnya dikunyah dulu baru ditelan. Demikian pula
antibiotik tidak boleh dicampur dengan susu, karena akan membentuk ikatan,
sehingga menjadi tidak dapat diabsorpsi dan menurunkan efektivtasnya.
f. Tepat Interval Waktu Pemberian
Cara pemberian obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis, agar
mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat per hari
(misalnya 4 kali sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minum obat. Obat
yang harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat tersebut harus
diminum dengan interval setiap 8 jam.
g. Tepat lama pemberian
Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masingmasing. Untuk
Tuberkulosis dan Kusta, lama pemberian paling singkat adalah 6 bulan. Lama
pemberian kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10-14 hari. Pemberian
obat yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya akan
berpengaruh terhadap hasil pengobatan
h. Waspada terhadap efek samping
Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak
diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi, karena itu
muka merah setelah pemberian atropin bukan alergi, tetapi efek samping
sehubungan vasodilatasi pembuluh darah di wajah.
i. Tepat penilaian kondisi pasien
Respon individu terhadap efek obat sangat beragam.
j. Obat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin, serta
tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau
Untuk efektif dan aman serta terjangkau, digunakan obat-obat dalam daftar
obat esensial. Pemilihan obat dalam daftar obat esensial didahulukan dengan
mempertimbangkan efektivitas, keamanan dan harganya oleh para pakar di
bidang pengobatan dan klinis.
k. Tepat informasi
Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat
penting dalam menunjang keberhasilan terapi
l. Tepat tindak lanjut (follow-up)
Pada saat memutuskan pemberian terapi, harus sudah dipertimbangkan upaya
tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau
mengalami efek samping.
m. Tepat penyerahan obat (dispensing)
Penggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat
dan pasien sendiri sebagai konsumen.
n. Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang dibutuhkan
ketidaktaatan minum obat umumnya terjadi pada keadaan berikut:
 Jenis dan/atau jumlah obat yang diberikan terlalu banyak
 Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering
 Jenis sediaan obat terlalu beragam
 Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi
 Pasien tidak mendapatkan informasi/penjelasan yang
 cukup mengenai cara minum/menggunakan obat
 Timbulnya efek samping (misalnya ruam kulit dan nyeri lambung),
atau efek ikutan (urine menjadi merah karena minum rifampisin) tanpa
diberikan penjelasan terlebih dahulu.
3. Sebutkan Ciri-ciri Penggunaan Obat yang tidak rasional, berikan penjelasan
secara singkat.
Jawaban :
a. Peresepan berlebih (overprescribing)
Yaitu jika memberikan obat yang sebenarnya tidak diperlukan untuk penyakit
yang bersangkutan.
b. Peresepan kurang (underprescribing),
Yaitu jika pemberian obat kurang dari yang seharusnya diperlukan, baik dalam
hal dosis, jumlah maupun lama pemberian. Tidak diresepkannya obat yang
diperlukan untuk penyakit yang diderita juga termasuk dalam kategori ini.
c. Peresepan majemuk (multiple prescribing)
Yaitu jika memberikan beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama.
Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk
penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
d. Peresepan salah (incorrect prescribing)
Mencakup pemberian obat untuk indikasi yang keliru, untuk kondisi yang
sebenarnya merupakan kontraindikasi pemberian obat, memberikan
kemungkinan resiko efek samping yang lebih besar, pemberian informasi yang
keliru mengenai obat yang diberikan kepada pasien, dan sebagainya.

4. Seorang anak umur 2 tahun, berat badan 12 Kg datang dengan demam, batuk
dan pilek, nafsu makan turun dan sedikit lemah. Pada pemeriksaan faring
hipermis tidak terdapat eksudat. Oleh dokter diberi resep berikut:
R/ Amoksisilin 100 mg
Paracetamol 100 mg
GG ¼ tab
CTM ¼ tab
Metilprednisolon ½ tab
mfla pulv dtd no XIV
S 3 dd pulv I
R/ OBP 60 ml
S 3 dd 1 cth
R/ Vit C tab No. IX
S 3 dd ½

Dosis pada resep :


Parasetamol sekali minum 50-100 mg, sehari 200-400 mg ~ sesuai
GG sekali minum 50-100 mg, sehari 600 mg ~ sesuai
Metilprednisolon sekali minum 1-2 mg, sehari 2-4 mg ~ sesuai
Amoksilin sekali minum 40-45 mg, sehari 120-145 mg ~ berlebihan
a. jelaskan bagaimana kerasionalan peresepan tersebut?
Jawaban :
Menurut saya peresepan obat tersebut tidak rasional dikarenakan ada 2 obat
yang memiliki indikasi yang sama yaitu untuk mengobati batuk

b. Jika terdapat ketidakrasionalan identifikasi bentuk ketidakrasionalannya


1) Peresepan majemuk (multiple prescribing), yaitu terdapat peresepan
beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama yaitu peresepan GG
(Glyceryl Guaiacolate) yang berfungsi untuk meredakan batuk dan
melancarkan pengeluaran dahak dan juga OBP yang juga berfungsi untuk
mengatasi batuk berdahak
2) Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan, Frekuensi pemberian
amoksisilin 3 x sehari, padahal yang benar adalah diberikan 1 kaplet tiap 8
jam.
3) Metilprednisolon memiliki efek menghambat pertumbuhan tulang pada
anak dan menurunkan nafsu makan

c. Bagaimana resep yang rasional untuk anak tersebut?


1) jangan terdapat peresepan obat yang majemuk/double untuk penyakit
yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat saja
2) American Academy of Pediatrics (De Piro, 2009) menganjurkan dosis 40-
50 mg/kg/hari terbagi 3 dosis untuk amoksilin pada gejala
faringitis.Sehingga dosis pemberian harus ditingkatkan.
3) Dosis CTM perlu diturunkan karena terlalu tinggi untuk anak-
anak.Dimana dosis lazim per hari 0,35 mg dibagi 4 dosis (FI III)

( apa kira2 diagnosa penyakit dari anak tersebut, batuk kering atau berdahak?
sudah cocokkah obatnya? sudah cocokkan dosisnya?

Pasien mengalami gejala demam, batuk, pilek, dan turunnya nafsu makan, sedangkan
hasil pemeriksaan faring terjadi hiperemi dan tidak terdapat eksudat. Diagnosis penyakit anak
tersebut yaitu faringitis
Dari hasil pemeriksaan, pasien mengalami peradangan di faring yang tidak
disebabkan oleh bakteri/ mikroorganisme yang dimanisfestasikan tidak adanya eksudat baik
kering maupun basah
Tidak ada eksudat maka batuk yang dialami pasien batuk tidak produktif
Cocok, ada beberapa obat yang dosisnya tidak sesuai

Anda mungkin juga menyukai