Anda di halaman 1dari 16

RASIONALISASI

PENGGUNAAN
OBAT

1.AYUSTIKA AMALIA PAWINDU


2.BERNIKE
3.DESI
4.DESI ANGGRENI
Kelompok 5.DESITO PASOANG

2
6.DWI MAYASARI
7.EDI SUNARTO
8.ELISA SABIR
9.ELMA PRATIWI
10.ENI
11.EVI ELENA
12.HASNIDA
13.HASNAENI
14.HENITA ALFIATUL HASANAH
PENGERTIAN

Penggunaan Obat Rasional adalah apabila pasien menerima


pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis
yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang
sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan
kebanyakan masyarakat.
Konsep rasionalisasi penggunaan obat berlaku sejak
pertama pasien datang kepada tenaga kesehatan, yang
meliputi Ketepatan penilaian kondisi pasien, Tepat
diagnosis, Tepat indikasi, Tepat jenis obat, Tepat dosis,
Tepat cara dan lama pemberian, Tepat informasi, dengan
memperhatikan keterjangkauan harga, Kepatuhan pasien,
dan Waspada efek samping.
KAPAN DIKATAKAN
RASIONAL???

Obat dikatakan rasional apabila memenuhi syarat :

1. Tepat diagnosis 8. Tepat penilaian kondisi pasien

9. Efektif dan aman dengan mutu terjamin,


2. Tepat pemilihan obat serta tersedia setiap saat dengan harga
terjangkau

3. Tepat indikasi penyakit 10. Tepat informasi

4. Tepat dosis 11. Tepat tindak lanjut

5. Tepat cara pemberian 12. Tepat penyerahan obat

6. Tepat interval waktu pemberian


13. Pasien patuh
7. waspada terhadap efek samping
obat
KAPAN DIKATAKAN TIDAK
RASIONAL???

1. Peresapan berlebih

2. Peresapan kurang

3. Peresapan majemuk

4. Peresapan salah
1. Tepat diagnosis

Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar,


maka pemilihan obat akan terpaksa mengacu
pada diagnosis yang keliru tersebut.
Akibatnya obat yang diberikan juga akan sesuai
dengan indikasi yang seharusnya

2. Tepat pemilihan
obat

Keputusan untuk melakukan upaya terapi


diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan
benar. Dengan demikian, obat yang harus
memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum
penyakit.
3. Tepat indikasi penyakit

4. Tepat dosis
Setiap obat memiliki
spektrum terapi yang
spesifik. Antibiotik,
misalnya diindikasikan
untuk infeksi bakteri. Pemberian dosis yang
Dengan demikian, berlebihan, khususnya
pemberian obat ini hanya untuk obat yang dengan
dianjurkan untuk pasien rentang terapi yang
yang memberi gejala semping, akan sangat
adanya infeksi bakteri. berisiko timbulnya efek
samping, sebaliknya dosis
yang terlalu kecil tidak akan
menjamin kadar terapi yang
diharapkan.
5. Tepat cara pemberian

Obat antisida seharusnya dikunyah dulu baru ditelan.


Demikian pula antibiotik tidak boleh dicampur
dengan susu, karena akan membentuk ikatan,
sehingga menjadi tidak dapat diabsorpsi dan
menurunkan efektivitasnya

6. Tepat interval waktu


pemberian

Obat yang harus diminum 3 X sehari harus diartikan


bahwa obat tersebut harus diminum dengan interval
setiap 8 jam.
7. waspada terhadap efek
samping obat
Yaitu efek yang tidak diinginkan yang timbul pada
pemberian obat dengan dosis terapi, karena itu bila
terjadi merah pada wajah setelah pemberian obat
(misalnya atropin), ini bukan alergi, tetapi efek
samping sehubungan pembuluh darah diwajah.

8. Tepat penilaian kondisi


pasien

Respon obat individu terhadap efek obat sanagt


beragam, seperti pada penderita dengan kelainan
ginjal, pemberian aminoglikosida sebaiknya
dihindarkan, karena resiko terjadinya nefrotoksisitas
pada kelompok ini meningkat secara bermakna
9. Efektif dan aman
dengan mutu
terjamin, serta Pemilihan obat dalam daftar obat esensial
tersedia setiap saat didahulukan dengan mempertimbangkan
dengan harga efektivitas, keamanan dan harganya oleh para
terjangkau pakar dibidang pengobatan dan klinis.

10. Tepat informasi Informasi yang tepat dan benar dalam


penggunaan obat sangat penting dalam
menunjang keberhasilan terapi

11. Tepat tindak lanjut Pada saat memutuskan pemberian terapi, harus
sudah dipertimbangkan upaya tindak lanjut yang
diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh
atau mengalami efek samping.
12. Tepat penyerahan obat

13. Pasien patuh

Proses penyiapan dan


penyerahan harus dilakukan
secara tepat, agar pasien
mendapatkan obat
sebagaimana harusnya
dalam menyerahkan obat Pasien patuh terhadap
juga petugas harus perintah pengobatan yang
memberikan informasi yang dibutuhkan, ketidaktaatan
tepat kepada pasien. minum obat akan
memperlambat proses
pemulihan pasien.
PENGGUNAAN OBAT TIDAK
RASIONAL

1. Peresepan berlebih
Yaitu jika memberikan obat yang sebenarnya tidak diperlukan untuk
penyakit yang bersangkutan.

Contoh

1. Pemberian obat dengan


dosis yang lebih besar dari
pada yang dianjurkan 2. Jumlah obat yang
diberikan lebih dari yang
diperlukan untuk
pengobatan penyakit
tersebut.
2. Peresepan Kurang
Yaitu jika pemberian obat kurang dari yang seharusnya diperlukan,
baik dalam hal dosis, jumlah maupun lama pemberian.

Contoh

1. Tidak memberikan oral


pada anak yang jelas
menderita diare

2. Tidak memberikan
tablet Zn selama 10 hari
pada balita yang diare.
3. Peresepan
Majemuk

Yaitu jika memberikan beberapa obat untuk


satu indikasi penyakit yang sama.

Contoh

Pemberian puyer pada anak dengan


batuk pilek berisi :
• Amoksisilin
• Parasetamol
• Gliseril guaiakolat
• Deksametason
• CTM,
• Luminal
4. Peresepan Salah

Memberikan kemungkinan resiko efek samping


yang lebih besar, pemberian informasi yang keliru
mengenai obat yang diberikan kepada pasien dan
sebagainya

Contoh

Meresepkan asam mefenamat untuk


demam bukannya parasetamol yang
lebih aman

Anda mungkin juga menyukai