Anda di halaman 1dari 17

PENGGUNAAN OBAT

YANG RASIONAL

OLEH

Agnes Wira Hapsari 2008020002


Tri Setia Murni 2008020005
Hamidah Hanun 2008020009
Yulian Catur Rini 2008020020
As-Shifa Maghfira 2008020031
Narastri Wulandari 2008020036
Putri Imala Dewi 2008020044
Silvi Siptanul Husni 2008020066
Setianing Budiasih 2008020082
Ayi Dzi Ainun Ulfah 2008020084
Agnes Wira Hapsari
Pengertian
 Penggunaan Obat Rasional (WHO) adalah
apabila pasien menerima pengobatan sesuai
dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang
sesuai dengan kebutuhan, dalam periode
waktu yang seusai dan dengan biaya yang
terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan
masyarakat.

Agnes Wira Hapsari


KRITERIA PENGGUNAAN OBAT
RASIONAL
 SESUAI INDIKASI


TEPAT DOSIS
TEPAT PEMBERIAN
?
 LAMA PEMBERIAN
 AMAN, EFEKTIF DAN MUTU TERJAMIN
 MUDAH DIDAPAT
 HARGA TERJANGKAU

Agnes Wira Hapsari


Penggunaan Obat Rasional

Diagnosis Tindak lanjut

TEPA
Indikasi T Kondisi pasien

jenis obat Informasi

Dosis, cara & lama pemberian


Tri Setia Murni
1. KETEPATAN DIAGNOSIS
 Dokter berperan mendiagnosa penyakit untuk menentukan pengobatan
 Diagnosa Keliru Pengobatan keliru

Misal, pasien yang diare disebabkan oleh Amoebiasis maka akan diberikan
Metronidazol.
Jika dalam proses penegakan diagnosisnya tidak dikemukakan penyebabnya,
terapi tidak menggunakan metronidazol. Diagnosis merupakan tugas seorang
dokter sedangkan pada swamedikasi oleh pasien, apoteker mempunyai peran
sebagai pemberi saran untuk pasien yang telah memiliki self-diagnosis

Tri Setia Murni


2. KETEPATAN PEMILIHAN OBAT
Mengacu kepada pedoman pengobatan.

PEMILIHAN OBAT HARUS MEMPERTIMBANGKAN :

a. Efek terapi yang diperlukan.


b. Untuk memperoleh efek terapi spesifik kelas terapi apa sebaiknya
diberikan. Contoh : Diuretik merupakan pilihan pertama untuk Anti
hipertensi pada usila
c. Manfaat maksimal dan resiko sekecil-kecilnya. Contoh : Pemberian Beta
Blocker (Misal : Propanolol untuk Antihipertensi + Asma).
d. Keamanan (efek samping, Kontra Indikasi dan kondisi pasien)
e. Harga obat terjangkau.

Tri Setia Murni


3. KETEPATAN INDIKASI PENGGUNAAN OBAT

 Tidak setiap upaya medik memerlukan intervensi pengobatan

 Jika perlu memberikan obat perlu dipertimbangkan ada/tidak


indikasi pemberian obat

Contoh : Pemberian antibiotik untuk diare pada anak (cukup oralit)

4. KETEPATAN DOSIS, CARA DAN LAMA PEMBERIAN DIDASARKAN PADA


SIFAT FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT

Farmakokinetik dan farmakodinamik tiap obat berbeda, hal ini akan


mempengaruhi dosis, cara, dan lama pemberian obat.

Hamidah Hanun
5. KETEPATAN PENILAIAN TERHADAP KONDISI PASIEN
Respon individu terhadap obat tidak sama maka perlu
dipertimbangkan kemungkinan adanya kontra indikasi, efek samping
penyakit lain.
Contoh :  Hati-hati pemberian obat terhadap pasien kelainan ginjal.
 Pemberian injeksi terhadap pasien yang pernah pinsan setelah
disuntik.

6. KETEPATAN PEMBERIAN INFORMASI


Cara Pemberian Obat
Efek Samping
7. KETEPATAN DALAM TINDAK LANJUT
Upaya tindak lanjut pengobatan (follow up) harus dilakukan untuk
memantau perkembangan penyakit setelah pengobatan.
Contoh : Penderita hipertensi dianjurkan untuk selalu kontrol secara
teratur ke Puskesmas.

Yulian Catur Rini


PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL

KETIDAK RASIONALAN PEMAKAIAN OBAT SANGAT BERAGAM ANTARA


LAIN :

 Peresepan obat tanpa indikasi


 Dosis
 Cara
Pemakaian obat yang
 Frekuensi tidak tepat
 Lama
 Peresepan obat yang mahal
 Peresepan obat yang belum terbukti secara ilmiah memberi manfaat
terapi > resiko.
 Pemberian anti biotik pada penderita demam yang disebabkan virus
(mis : ISPA NON PNEMONIA)

As-Shifa Maghfira
PENGGUNAAN OBAT DIKATAKAN TIDAK RASIONAL JIKA DAMPAK
NEGATIF > MANFAAT

 Dampak klinik efek samping dan resisten kuman


 Dampak ekonomi Biaya
 Dampak sosial ketergantungan pasien terhadap intervensi obat

CIRI-CIRI PENGGUNAAN OBAT TIDAK RASIONAL

1. PERESEPAN BERLEBIH (OVER PRESCRIBING)


Pemberian obat yang tidak diperlukan

Contoh :  Pemberian anti biotik pada ISPA NON PNEMONIA


 Pemberian obat melebihi dosis yang diperlukan
 Jangka waktu pemberian terlalu lama
 Jumlah obat lebih dari yang diperlukan

Narastri Wulandari
2. PERESEPAN KURANG (UNDER PRESCRIBING)

Pemberian obat lebih sedikit dari yang diperlukan baik dosis, jumlah,
lama pemberian obat.

Contoh :  Pemberian Anti biotik selama 3 hari untuk ISPA PNEMONIA.


 Tidak memberikan oralit pada penderita diare.

3. PERESEPAN MAJEMUK (MULTIPLE PRESCRIBING)


Pemberian beberapa obat untuk satu indikasi penyakit yang sama

Contoh : Pemberian puyer berisi : Ampisisilin, Parasetamol, GG,


Dexsamethasone, CTM dan Luminal pada batuk pilek

4. PERESEPAN SALAH (INCORECT PRESCRIBING)


Pemberian beberapa obat indikasi yang keliru

Contoh : Pemberian Tetrasiklin pada anak dengan kecurigaan


kolera, kotri pilihan yang lebih aman

Putri Imala Dewi


CONTOH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Pemberian obat untuk penderita yang tidak memerlukan terapi obat
Misal : Pemberian roboransia untuk perangsang nafsu makan
pada anak padahal intervensi gizi jauh lebih bermanfaat.

2. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit.


Misal : Penggunaan antibiotik pada penderita demam karena
virus.

3. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan..

Misal : Pemberian obat terlalu lama / singkat

4. Penggunaan obat yang memiliki potensi Toksisitas lebih besar dibandingkan


jenis obat lain.
Pemakaian anti biotik golongan Aminoglicosida pada
Misal :
penderita Usila.
5. Penggunaan obat paten Harga mahal

Silvi Siptanul Husni


DAMPAK PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK RASIONAL

 Dampak negatif sangat beragam dan bervariasi


 Dapat hanya dialami oleh pasien (Efek samping dan biaya yang mahal),
maupun oleh populasi yang lebih luas (resistensi kuman terhadap anti biotik
tertentu).

DAMPAK NEGATIF KETIDAK RASIONALAN ANTARA LAIN :

 Dampak terhadap mutu pengobatan dan pelayanan.


 Dampak terhadap biaya pengobatan.
 Dampak terhadap kemungkinan efek samping yang tidak
diharapkan.
 Dampak terhadap mutu ketersediaan obat
 Dampak Psikososial.

Setianing Budiasih
1. PENGOBATAN DAN PELAYANAN.

Penggunaan obat yang tidak rasional penurunan morbiditas


penyakit mencerminkan mutu pengobatan yang ada.

Contoh :  Pemakaian Tetrasiklin pada anak.


 Pemberian Anti biotik pada diare akut non spesifik.

2. BIAYA PELAYANAN PENGOBATAN

Pemberian obat tanpa indikasi yang jelas / tidak memerlukan terapi obat
dan peresepan obat yang lebih mahal

Contoh :  Pemberian anti biotik pada ISPA Non PNEMONIA

Setianing Budiasih
3. KEMUNGKINAN EFEK SAMPING

Penggunaan obat tidak rasional secara langsung / tidak langsung


memberikan efek samping baik untuk pasien maupun populasi

Contoh :  Jenis dan macam obat yang diberikan memiliki efek samping
yang lebih besar
 Pemakaian Antibiotik yang tidak sesuai akan menyebabkan
kuman resisten
 Resiko penularan penyakit melalui jarum suntik.

4. MUTU KETERSEDIAAN OBAT

 Semua pasien diberikan Antibiotik yang mengakibatkan kurangnya


persediaan Antibiotik di fasilitas kesehatan

Ayi Dzi Ainun


5. KEMUNGKINAN EFEK PSIKOSOSIAL

Berupa ketergantungan terhadap intervensi obat maupun persepsi yang


keliru terhadap pengobatan.

Contoh :  Pasien minta disuntik


 Pemberian Vitamin untuk perangsang nafsu makan pada anak
sebetulnya informasi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan
.

Ayi Dzi Ainun Ulfah


Agnes Wira Hapsari

Anda mungkin juga menyukai