Anda di halaman 1dari 20

PENGGUNAAN

Obat Rasional
YENNY AR TANJUNG, S.Si., Apt.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
JEMBER
3 AGUSTUS 2022
OBAT
UU No. 36 Tahun 2009

bahan atau paduan bahan, termasuk


produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi
PENGGUNAAN OBAT
RASIONAL
World Health Organization (WHO)

apabila pasien menerima obat yang tepat untuk


kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi
kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan
dengan biaya yang terjangkau baik untuk
individu maupun masyarakat.
GOLONGAN OBAT

Obat Bebas Obat Keras


dapat dijual secara bebas golongan obat daftar G
Di toko/toko obat atau apotek “Gevarlijk” – berbahaya
tanpa resep dokter dengan resep dokter

 
Obat Bebas Terbatas Narkotika
obat yang sebenarnya mampu mengurangi rasa sakit dan
termasuk obat keras namun nyeri, menurunkan atau merubah
dalam jumlah tertentu dapat tingkat kesadaran, hilangnya rasa,
dibeli di Toko obat/apotek serta menimbulkan efek
tanpa resep dokter ketergantungan
dengan resep dokter
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
Sesuai Lama
1 4
indikasi pemberian

Aman ,
efektif dan
Tepat dosis 2 5 mutu
terjamin

Tepat Mudah
pemberian
3 6 didapat
7

Harga terjangkau
Diagnosi Tindak
s lanjut

Kondisi
Indikasi
pasien

jenis TEPA Informas


obat
T i

Dosis, cara & lama pemberian


1. KETEPATAN DIAGNOSIS
 Dokter dituntut menegakkkan diagnosis yang benar untuk
pengambilan keputusan pengobatan
 Diagnosa Keliru Pengobatan keliru

2. KETEPATAN INDIKASI PENGGUNAAN OBAT


 Tidak setiap upaya medik memerlukan intervensi pengobatan
 Jika perlu memberikan obat perlu dipertimbangkan
ada/tidak indikasi pemberian obat
Contoh : Pemberian antibiotik untuk diare pada anak
(cukup oralit + zinc)
3. KETEPATAN PEMILIHAN OBAT

Mengacu kepada pedoman pengobatan

PEMILIHAN OBAT HARUS MEMPERTIMBANGKAN :


a. Efek terapi apa yang diperlukan.
b. Untuk memperoleh efek terapi spesifik kelas terapi apa
sebaiknya diberikan. Contoh : Diuretik merupakan pilihan pertama
untuk Anti hipertensi pada usila
c. Manfaat maksimal dan resiko sekecil-kecilnya. Contoh : Pemberian
Beta Blocker (Misal : Propanolol untuk Antihipertensi + Asma.
d. Keamanan (efek samping, Kontra Indikasi dan kondisi pasien)
e. Harga obat terjangkau.
4. KETEPATAN DOSIS, CARA DAN LAMA PEMBERIAN

Didasarkan pada sifat farmakokinetik dan farmakodinamik obat


serta kondisi pasien

5. KETEPATAN PENILAIAN TERHADAP KONDISI PASIEN

Respon individu terhadap obat tidak sama maka perlu


dipertimbangkan kemungkinan adanya kontra indikasi, efek samping
penyakit lain.

6. KETEPATAN PEMBERIAN INFORMASI

 Cara pemberian obat


 Efek samping
7. KETEPATAN DALAM TINDAK
LANJUT

Upaya tindak lanjut pengobatan


(follow up) harus dilakukan untuk
memantau perkembangan
penyakit setelah pengobatan.
Contoh : Penderita hipertensi
dianjurkan untuk selalu kontrol
secara teratur ke Puskesmas.
PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK
RASIONAL

 Peresepan obat tanpa indikasi


 Dosis
 Cara Pemakaian obat
 Frekuensi yang tidak tepat
 Lama
 Peresepan obat yang mahal
 Peresepan obat yang belum terbukti
secara ilmiah memberi manfaat terapi >
resiko.
 Sebagian Pasien meminta pemakaian
obat suntik
 Pemberian anti biotik pada penderita
demam yang disebabkan virus (mis : ISPA
Non pnemonia
CONTOH DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
1. Pemberian obat untuk penderita yang tidak memerlukan terapi obat
Misal :
Pemberian roboransia untuk perangsang nafsu makan pada anak
padahal intervensi gizi jauh lebih bermanfaat.

2. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit.


Misal :
Pemberian injeksi Vit B12 untuk pegal linu yang bukan karena
defisiensi Vit B12
3. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan..
Misal :
Pemberian obat terlalu lama / singkat
CONTOH DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

4. Penggunaan obat yang memiliki potensi Toksisitas lebih besar


dibandingkan jenis obat lain.
Misal :
Pemakaian antibiotik golongan Aminoglicosida pada penderita Usila.

5. Penggunaan obat paten Harga mahal


DAMPAK PENGGUNAAN OBAT YANG
TIDAK RASIONAL

Dampak negatif sangat beragam dan bervariasi

 Dampak terhadap mutu pengobatan dan pelayanan.


 Dampak terhadap biaya pengobatan.
 Dampak terhadap kemungkinan side efek yang tidak diharapkan.
 Dampak terhadap mutu ketersediaan obat
 Dampak Psikososial.
DAMPAK PENGGUNAAN OBAT YANG
TIDAK RASIONAL

1. PENGOBATAN DAN PELAYANAN


Penggunaan obat yang tidak rasional  tingkat morbiditas penyakit
 Pemakaian Tetrasiklin pada anak.
 Pemberian Anti biotik pada diare akut non spesifik.

2. BIAYA PELAYANAN PENGOBATAN


Pemberian obat tanpa indikasi yang jelas / tidak memerlukan terapi
obat dan peresepan obat yang lebih mahal

 Pemberian anti biotik pada ISPA Non PNEMONIA


DAMPAK PENGGUNAAN OBAT YANG
TIDAK RASIONAL

3. KEMUNGKINAN EFEK SAMPING


Penggunaan obat tidak rasional secara langsung / tidak langsung  efek
samping baik untuk pasien maupun populasi
 Jenis dan macam obat yang diberikan efek samping >>>
 Pemakaian Anti biotik yang tidak sesuai akan menyebabkan kuman resisten
 Resiko penularan penyakit melalui jarum suntik.

4. MUTU KETERSEDIAAN OBAT


Obat-obat tertentu <<

 Semua pasien diberikan Antibiotik yang mengakibatkan


Antibiotik di Puskesmas (-)
DAMPAK PENGGUNAAN OBAT YANG
TIDAK RASIONAL

5. DAMPAK PSIKOSOSIAL
Berupa ketergantungan terhadap intervensi obat maupun persepsi yang
keliru terhadap pengobatan.

 Pasien minta disuntik


 Pemberian Vitamin untuk perangsang nafsu makan pada anak  kebutuhan
gizi untuk pertumbuhan
.
INOVASI PELAYANAN
KESEHATANTRADISIONA
L
Inovasi Pelayanan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat
melalu Kesehatan Tradisional.

J - GEMA TOGA
(Jember - Gerakan Menanam Tanaman Obat
Keluarga)
J - BUMI MU
(Jember – Budayakan Minum Jamu)
.
Pemkab Jember menerbitkan SK/Surat Edaran yang terkait
4 dengan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur
1. Membudayakan minum
Penerbitan Surat keputusan / Edaran tentang Asuhan Mandiri
Kesehatan Tradisional meliputi:
jamu
dimulai dari keluarga serta belajar
1. Surat Keputusan Bupati No : 188.45/108/1.12/2022 Tentang mengenali bahan, cara
Tim Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian Pelayanan hingga meracik mengkonsumsi
Kesehatan Tradisonal Empiris Jamu. aturan
2. Surat Edaran No: 440/225/331/2022 tentang Gerakan 2. Membudayakan Welcome
Menanam Tanaman Obat Keluarga (J-GEMA) Di Kabupaten
segelas jamu untuk
drink
Jember.
3. Surat Edaran No: 440/13260/311/2022 tentang Jember tamu yang baru saja tiba di Hotel
menyambut
Budayakan Minum Jamu (J-BUMI MU) setiap harinya atau hari –
tertentu sesuai ketentuan
hari
masing-
1. Membudidayakan tanaman jenis masing Hotel.
obat-
obatan tradisional di lingkungan Kerja.
2. Memiliki ruang terbuka hijau dalam
bentuk taman obat keluarga (TOGA)
3. Pemanfaatan lingkungan area
yangkosong untuk membudidayakan
tanaman obat yang di tata menjadi
taman dan memiliki keindahan (estetika).
4. Mensosialisasikan kepada masyarakat
pemanfaatan taman obat
(TOGA). keluarga
5.
Memberikan perlindungan
masyarakat. kepada
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai