Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

ASUHAN KEFARMASIAN
RUMAH SAKIT BIOMEDIKA MATARAM

DYSPEPSIA
1. Pengertian (Definisi) : Penggunaan obat pada pasien dewasa dengan dispepsia yang
disesuaikan dengan biava, farmakokinetik, farmakodinamik, efikasi
dan dosis.
2. Masalah Kefarmasian : 1. Mengumpulkan data dan informasi spesifik terkait pengobatan
pasien
2. Menentukan problem farmakoterapi pasien
3. Menentukan kebutuhan dan tujuan farmakoterapi pasien
4. Mendesain regimen pengobatan pasien
3. Identifikasi DRP ( Drug : 1. Pemilihan terapi dyspepsia
Related Problem) 2. Dosis dan lama pemberian obat
3. Cara pemberian obat
4. Dosis obat
5. Kegagalan terapi obat
6. Efek samping obat
4. Intervensi Farmasi : 1. Rekomendasi pemilihan terapi dyspepsia
2. Pemantauan terapi obat
3. Monitoring efek samping obat
4. Memberikan rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat
5. Monitoring dan Evaluasi : 1. Tingkat kepatuhan pasien
2. MESO dan ROTD
6. Informasi dan Edukasi : 1. Pemahaman mengenai tujuan pengobatan
2. Pemahaman mengenai dosis dan instruksi obat yang diserahkan
3. Pemahaman mengenai pentingnya kepatuhan pasien dalam
pengobatan
4. Efek samping yang muncul pada saat terapi obat
5. Perhatian khusus terhadap gejala-gejala OD dan interaksi obat
7. Nasehat Pulang / Instruksi : 1. Instruksi obat yang diserahkan
Kontrol 2. Pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan
3. Efek samping obat
8. Penelaah kritis : Instalasi farmasi (petugas farmasi klinis)
9. Indikator : 1. Tidak terjadi intokasi obat
2. Reaksi obat tidak diharapkan segera dikenali (diatasi)
3. Muntah berkurang
4. Nyeri epigastrium berkurang
10. Kepustakaan : 1. Widyati, Dr.M. Clin Pharm, Apt. Praktek Farmasi Klinik Fokus
Pada Pharmaceutical Care, Brilian International, 2014
2. Ari F, Syam. Dkk, National Consensus on Management of
Dyspepsia and Helicobacter pylori Infection, CLINICAL
PRACTICE, The Indonesian Society of Gastroenterology, Jakarta,
Indonesia
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
UNSUR ASUHAN GIZI
RUMAH SAKIT BIOMEDIKA MATARAM

DYSPEPSIA
1 Pengertian (Definisi) : Pasien yang mendapatkan makanan dalam bentuk padat dan cairan
yang cukup
2 Masalah Gizi : 1. Gangguan saluran cerna
2. Intake sulit
3. Alergi Makanan
3 Gejala Klinis : 1. Mual
2. Muntah
3. Perut kembung
4 Observasi Klinis : 1. Badan lemas
2. Kurang nafsu makan
3. Muka pucat
5 Observasi Laboratorium : 1. H2TL
2. Elektrolit
6 Asuhan Gizi : 1. Pemberian Makan sesuai dengan kondisi pasien
2. Perhitungan kebutuhan gizi pasien
3. Penjadwalan makan pasien
7 Evaluasi dan monitoring : 1. Tahapan bentuk makan
2. Asupan makan
8 Informasi dan Edukasi : 1. Tatalaksana diet (tahapan, bentuk makan)
2. Makanan yang dianjurkan / tidak dianjurkan
3. Pola hidup bersih dan sehat
9 Nasehat Pulang/instruksi : 1. Terapi diet
kontrol 2. Tingkat kepatuhan diet
3. Kontrol ulang untuk konsultasi gizi
10 Indikator : 1. Keberhasilan diet
2. Tidak diharapkan adanya komplikasi
3. Hasil Lab. Normal
11 Kepustakaan : 1. PGRS 2014
2. Penuntun diet 2004
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT BIOMEDIKA MATARAM

DYSPEPSIA
1 Pengertian (Definisi) : Dyspepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah
adsomen bagian atas.
2 Masalah Keperawatan : 1. Nyeri
2. Mual
3. Nutrisi
3 Diagnosa Keperawatan : 1. Gangguan rasa nyaman
2. Nausea
3. Defisit Nutrisi / Resiko defisit nutrisi
4 Intervensi Keperawatan : 1. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
2. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman
4. Anjurkan mengambil posisi nyaman
5. Monitor mual
6. Monitor asupan Nutrisi dan kalori
7. Berikan Makanan dalam jumlah kecil dan menarik
8. Monitor asupan makanan
9. Berikan makanan TKTP
10. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
5 Observasi : 1. Tanda - tanda vital
2. Intake dan output cairan
3. Keluhan nyeri
6 Evaluasi : 1. Tanda-tanda vital normal
2. Mual berkurang
3. Nutrisi adekuat
4. Nyeri berkurang/hilang
7 Informasi dan Edukasi : 1. Edukasi mengenai penyakit , proses penyakit, faktor resiko,
maupun komplikasi.
2. Memberikan edukasi kepada pasien tentang makanan lunak
dan tidak merangsang dalam fase akut
3. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi
rasa nyeri
4. Makan sedikit-sedikit tapi sering
8 Discharge Planning : 1. Menganjurkan kepada pasien untuk tidak memakan makanan
yang dapat meningkatkan asam lambung
2. Hindari makanan dan minuman alkohol, kopi, teh, pedas,
asam yang dapat mengiritasi lambung
3. Menganjurkan konsumsi obat antasid sesuai dosis sampai
tuntas
4. Anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
9 Nasehat pulang/instruksi : 1. Kontrol sesuai instruksi DPJP
kontrol 2. Obat diminum teratur
3. Kondisi darurat harus segera ke RS
10 Prognosis : Dubia ad bonam
11 Penelaah kritis : Smf Penyakit dalam
12 Indikator (harus terukur) : Pulang sesuai dengan hari rawat yang ditentukan
1. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik :
Jakarta.
2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria Hasil
: Keperawatan : Jakarta.
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi
13 Kepustakaan Keperawatan Indonesia : Jakarta.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATALAKSANA KLINIS
RUMAH SAKIT BIOMEDIKA MATARAM

DYSPEPSIA
1 Pengertian (Definisi) : Dyspepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah
adsomen bagian atas.
2 Anamnesis : 1. Nyeri epigastrium
2. Rasa terbakar di epigastrium
3. Rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan
4. Rasa kembung pada saluran cerna atas
5. Mual
6. Muntah
7. Sering sendawa
8. Rasa asam / pahit dimulut
3 Pemeriksaan Fisik : Nyeri tekan epigastrium, dapat disertai demam, meteorismus,
bising usus normal/menurun.
4 Kriteria Diagnosis : Anamnesis sangat penting, sedangkan pemeriksaan fisik tidak
banyak membantu
5 Diagnosis Kerja : Dyspepsia
6 Diagnosis Banding : 1. Penyakit refluks gastro-esofageal (GERD)
2. Irritable bowel syndrome (IBS)
3. Pankreatitis kronis
4. Penyakit saluran empedu
7 Pemeriksaan Penunjang : 1. Darah perifer lengkap
2. USG abdomen
8 Tatalaksana : 1. Antasida 3 x 1
2. Penghambat asam lambung :
a. Penyekat reseptor H2 (ranitidin 2 x 50 mg)
b. Penyekat pompa proton (omeprazole 1x40 mg)
3. Prokinetik : Domperidone
4. Anti muntah : antihistamin, ondancentron 3 x 4 mg
5. Sucralfate syrup 3 x 15 ml
9 Edukasi : Makan sedikit tapi sering, makan lunak, kontrol pengobatan
secara teratur
10 Lama Perawatan : 3 (tiga) hari
11 Tingkat Evidens :
12 Tingkat Rekomendasi :
13 Penelaah Kritis : 1. dr. Haris Widita, Sp. PD-KGEH
2. dr Baskoro Tri Laksono, Sp. PD, M.Biomed
3. dr. I Gusti Ngurah Gede Bayu p.p, Sp.PD
14 Indikator : 80% pasien Dyspepsia tegak diagnosis dan terapi dalam 3 hari
15 Kepustakaan : a. Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Faucia AS, Longo DL,
Loscalzo J. Harrison's Principle of Internal Medicine. 19 th ed.
NY : McGrawHill ; 2015.
b. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF : Buku Ajar ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6.
Jakarta ; Interna

Anda mungkin juga menyukai