Anda di halaman 1dari 6

Swamedikasi merupakan proses pengobatan yang dilakukan sendiri oleh seseorang mulai dari

pengenalan keluhan atau gejalanya sampai pada pemilihan dan penggunaan obat. Gejala penyakit
yang dapat dikenali sendiri oleh orang awam adalah penyakit ringan atau minor illnesses sedangkan
obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi adalah obat-obat yang dapat dibeli tanpa resep
dokter (Widayati, 2013). Kerugian dalam melakukan swamedikasi yaitu jika tidak digunakan sesuai
dengan aturan, obat bisa membahayakan kesehatan, pemborosan biaya dan waktu jika salah dalam
menggunakan obat, mengakibatkan kemungkinan timbulnya reaksi obat yang tidak diinginkan,
misalnya sensitivitas, efek samping atau resistensi, penggunaan obat yang salah akibat informasi
yang kurang lengkap dari iklan obat, tidak efektif akibat salah diagnosis dan pemilihan obat, sulit
berpikir dan bertindak objektif karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan
obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya (Supardi et al., 2009).

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahanbahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional
dan Pendaftaran Obat Tradisional. Penggunaan obat tradisional akan terus meningkat dari tahun ke
tahun, 70%-95% di tiap negara di dunia menggunakan obat tradisional sebagai pilihan utama ketika
sakit. Obat tradisional telah digunakan seperti obat tanpa resep (OTC) dalam pengobatan mandiri
(Oktaviani, 2021).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis Obat Tradisional golongan Jamu terbanyak yang pernah
dikonsumsi oleh responden selama masa pandemi covid 19 yaitu untuk mengatasi Diare berjumlah
82 orang (33,1%), pada golongan Obat Herbal Terstandar yaitu untuk mengatasi masuk angin
berjumlah 92 orang (67,6%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis Obat Generik Bermerek
golongan Obat Bebas terbanyak yang pernah dikonsumsi oleh responden selama masa pandemi
covid 19 yaitu untuk mengatasi sakit kepala berjumlah 254 orang (57,7%), pada Obat Bebas yaitu
untuk mengatasi flu dan batuk berjumlah 188 orang (71,5%), pada Obat Wajib Apotek adalah
Antibiotik berjumlah 18 orang (64,3%) dimana antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.

Penggunaan obat selama pandemic siti habsoh

Umumnya penyakit yang sering diobati sendiri adalah : batuk, flu, masuk angin, pusing, gangguan
pencernakan, dan gangguan gigi. batuk biasanya diobati dengan rebusan daun sirih atau jeruk nipis
dengan kecap, untuk diabetes menggunakan temulawak, untuk diare menggunakan daun lidah
buaya atau jambu biji, sedangkan untuk demam pada anak menggunakan bawang merah yang
dibalurkan keseluruh tubuh.

Pengolahan obat tradisional sangat bervariasi, mulai dari yang masih dilakukan dengan cara
sederhana seperti direbus, dipipis atau diseduh sampai dengan yang menggunakan teknologi maju
yang dikemas. Agar jamu punya image yang modern tidak terasa pahit dan aromanya tidak
menyengat serta difungsikan seperti obat dibuatlah sediaan jamu jadi kapsul, kaplet dan sirup yang
manis. Masyarakat Desa Jimus sendiri lebih banyak menggunakan sediaan berupa jamu karena jamu
mudah didapat yaitu dengan cara menggunakan tanaman yang ada disekitar ataupun membeli dari
penjual jamu gendong

Kebanyakan responden tidak muncul efek samping obat yang membahayakan selama menggunakan
obat tradisional, dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa obat tradisional dianggap aman dalam
penggunaannya karena efek sampingnya relatif sangat kecil

Masyarakat masih menggunakan obat tradisional walaupun belum sembuh karena mereka
beranggapan bahwa obat tradisional mengandung bahan-bahan alami maka efeknya lambat, obat
tradisional digunakan untuk menguatkan kondisi tubuh atau meningkatkan daya tahan, berbeda
dengan obat medik yang berfungsi untuk mengobati langsung pada penyakit.

SARAN 1. Mengingat masih besarnya peran obat tradisional didalam pengobatan sendiri, maka
masih perlu ditingkatkan adanya penyuluhan tentang penggunaan obat tradisional.

Beberapa contoh obat tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia misalnya,
Kencur yang sering digunakan untuk mengobati sakit batuk. Kencur yang sudah dihancurkan,
kemudian diambil airnya untuk diminum. Adapun masyarakat di beberapa daerah
menggunakan daun jambu yang ditumbuk dan dihancurkan, kemudian diambil airnya untuk
mengobati diare. Contoh obat herbal yang disebutkan hanyalah beberapa contoh obat herbal
yang dimiliki masyarakat Indonesia, masih banyak obat herbal lainnya yang berhubungan
dengan kesehatan.1
Penggunaan obat tradisional sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah
satu upaya mengatasi masalah kesehatan.2 Penggunaan jenis obat tradisional yang berasal dari
tumbuhan di Indonesia diistilahkan dengan jamu, yang akhir-akhir ini banyak digunakan
masyarakat dalam penggunaan obat herbal untuk kesehatan keluarga dalam bentuk jamu atau
bahan herbal yang mudah di dapat. 3 Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik per tahun 2014 terdapat 20,44% penduduk mempunyai keluhan kesehatan dan
menggunakan obat tradisional sebagai solusi pengobatan. 4 Pengobatan tradisional masih
banyak digunakan sebagai alternative dalam masyarakat, dengan demikian menjadi bukti
bahwa masyarakat masih mengakui khasiat dari pengobatan tradisional, dengan demikian
jenis-jenis tanaman yang dapat dijadikan obat harus tetap dilestarikan dan dijaga agar dapat
dimanfaatkan sebagai resep-resep tradisional warisan orang tua terdahulu dalam upaya
menunjang pelayanan kesehatan.1

Berdasarkan penelitian terdahulu didapatkan data dari 91% pengguna tanaman obat
tradisional terdapat 72% masyarakat yang memanfaatkan khasiat dari obat tradisional,
sedangkan 19% sisanya tidak memanfaatkan. Alasan yang mendasari mereka tidak
memanfaatkan tanaman obat tradisional adalah faktor kesibukan atau tidak adanya waktu
luang yang membuat masyarakat enggan untuk memanfaatkan tanaman obat tersebut.5
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2013 ditemukan sekitar 63,10% masyarakat
memilih pengobatan sendiri dan 21,41% penduduk Indonesia melakukan pengobatan secara
tradisional, sekitar 3,96 % dengan pengobatan lain. Meskipun pelayanan kesehatan modern
telah berkembang di Indonesia, namun jumlah masyarakat yang memilih pengobatan
tradisional tetap tinggi.6

enelitian yang dilakukan rima menunjukkan bahwa responden yang pengetahuannya dalam
kategori baik sebanyak 2,9%, kategori cukup 60,2%, dan kategori buruk sebanyak 36,8%7

YANG BAKALAN MASUK KTI

2.1 obat tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat 7. Pengobatan menggunakan obat tradisional umumnya
tidak menimbulkan efek samping yang berat seperti pada penggunaan obat modern.
Para ahli dari berbagai negara seperti Jerman, india, cina, Australia dan Indonesia terus
melakukan penelitian dan pengujian terhadap tumbuhan yang sering digunakan masyarakat
sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan pennyakit tertentu 8. Obat tradisional saat ini
telah berkembang menjadi suatu campuran yang berasal dari berbagai tumbuhan yang dikenal
masyarakat sebagai obat herbal, herbal adalah bahan alam yang diolah maupun tidak diolah
yang digunakan untuk tujuan kesehatan dapat berasal dari tumbuhan, hewan atau mineral
termasuk simplisia dan bahan olahannya (farmakope herbal 2 2017)

2.2.1 Jenis Obat Tradisional


Penggolongan obat tradisional ini dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan tahap uji yang
dilakukannya.
1. Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk
serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Jamu yang telah digunakan secara turun-
menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah terbukti
keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. (9)
Cara Memperoleh Pengadaan Jamu :
1. Jamu bisa dibuat sendiri dengan memanfaatkan tanaman obat disekitar kita
atau dibeli dari penjual jamu gendong.
Untuk jamu dalam kemasan dapat diperoleh dari toko atau penjual jamu
gendong.
Manfaat Jamu :
1. Untuk memelihara kesehatan, contoh kunyit asam, jahe manis.
2. Menambah nafsu makan, contoh temulawak, beras kencur dam lain-lain.

2. Obat Herbal Terstandar

Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian
bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Selain proses
produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian
ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat,
standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis,
dan uji toksisitas akut maupun kronis. (9) Adapun contoh dari obat herbal tersetandar adalah
Antangin, Tolak Angin, lelap, Kiranti dan Diapet.

3. Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan
obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti
ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para
profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan.(9) Masyarakat
disarankan untuk menggunakan obat fitofarmaka karena manfaat dan sudah jelas memberikan
efek jika digunakan dalam dosis yang tepat. Adapun contoh dari obat fitofarmaka adalah
Stimuno, Tensigard, Diabetadex, dan Herbakof.

2.2.2 Penandaan Obat Tradisional yang Baik


Setiap obat tradisional wajib mencantumkan penandaan/ label yang benar, melliputi: Nama
Produk, Nama dan alamat produsen/importir, Nomor pendaftaran/nomor izin edar, Nomor
Batch/kode produksi, Tanggal Kedaluwarsa, Netto, Komposisi, Peringatan/Perhatian, Cara
Penyimpanan, Kegunaan dan cara penggunaan dalam Bahasa Indonesia.

2.2.3 Pencegahan untuk Menghindari Bahaya Penggunaan Obat Tradisional.


1. Gunakan obat tradisional yang sudah memiliki nomor pendaftaran BPOM.
2. Jangan gunakan obat tradisional bersama dengan obat kimia (resep dokter).
3. Jika meminum obat tradisional menimbulkan efek yang cepat, patut dicurigai
ada penambahan bahan kimia obat yang memang dilarang penggunaanya
dalam obat tradisional.
4. Selalu periksa tanggal Kadaluwarsa.
5. Kunjungi website Badan POM (www.pom.go.id) untuk mengetahui obat
tradisional yang mengandung bahan kimia obat pada bagian “public warning”.
6. Perhatikan informasi “Peringatan/Perhatian”. Jangan konsumsi obat
tradisional jika ada efek samping yang rentan dengan kondisi kesehatan anda.
7. Baca aturan pakai sebelum mengkonsumsi jamu (Badan POM, 2015).

1. Yanti NPED, Nugraha IMADP, Wisnawa GA, Agustina NPD, Diantari NPA. Public
Knowledge about Covid-19 and Public Behavior During the Covid-19 Pandemic. J
Keperawatan Jiwa. 2020;8(4):491.

2. BPOM. Pedoman Penggunaan Herbal dan Suplemen Kesehatan dalam Menghadapi


COVID-19 di Indonesia.

3. BPOM. Buku Saku Obat Tradisional Untuk Daya Tahan Tubuh. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia; 2020. In 2013. p. 1–2.

4. Prasanti D. Peran Obat Tradisional Dalam Komunikasi Terapeutik Keluarga Di Era


Digital. J Komun [Internet]. 2017;3(1):17–27. Available from:
https://journal.uniga.ac.id/index.php/JK/article/view/246

5. Sugiarti H. Gambaran pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat tradisional


sebagai swamedikasi nyeri di desa sidakaton kabupaten tegal. 2019;

6. Yulianto S. Penggunaan Tanaman Herbal Untuk Kesehatan. J Kebidanan dan Kesehat


Tradis. 2017;2(1):1–7.

7. Badan Pusat Statistik. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan
Penggunaan Obat menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009-2014 [Internet]. [cited
2022 Jan 5]. Available from:
https://www.bps.go.id/statictable/2012/05/02/1619/persentase-penduduk-yang-
mempunyai-keluhan-kesehatan-dan-penggunaan-obat-menurut-provinsi-dan-jenis-
kelamin-2009-2014.html

8. A Rizki Amelia, Gobel FA. Masa Pandemi COVID-19 Pada ASN Di Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan. J Ilm Kesehat Diagnosis. 2021;16:98–108.

9. Supardi S, Leny Susanty A. Penggunaan Obat Tradisional Dalam Upaya Pengobatan


Sendiri Di Indonesia (Analisis Data Susenas Tahun 2007). Vol. Vol. 38 No. 2010.
10. Araujo 2010. Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia. Вестник
Росздравнадзора. 2017;6:5–9.

11. Adi Parwata O. Obat Tradisional. J Keperawatan Univ Jambi. 2012;218799.

12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Herbal Indonesia Edisi II


2017. In 2017. p. 213–8.

13. BPOM RI. Materi Edukasi tentang Peduli Obat dan Pangan Aman. GNPOPA
(Gerakan Nas Peduli Obat Dan Pangan Aman) badan pengawaas obat dan makanan
republik Indones. 2015;1(1):5.

14. Dewi RS. Penggunaan Obat Tradisional Oleh Masyarakat di Kelurahan Tuah Karya
Kota Pekanbaru. J Penelit Farm Indones. 2019;8(1):41–5.

15. Farmasetika M, Farmasi PS, Farmasi F, Padjadjaran U. Obat Tradisional : Antara


Khasiat dan Efek Sampingnya. 2017;2(5):2003–6.

16. Rahardjo M, Rostiana O. Budidaya Tanaman Kunyit. Sirkuler [Internet]. 2005;(11):1–


6. Available from: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/91224/Budidaya-Tanaman-
Kunyit/

17. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia.
2016;18(2):22280. Available from: Fjahe

18. Silalahi M. Curcuma Xanthorrhiza Roxb. (Pemanfaatan Dan Bioaktivitasnya). J Din


Pendidik. 2018;10(3):248.

19. Heyne K. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Yayasan Saran Wana Jaya. 1987.

20. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2010.

21. Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin K S. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu.

22. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19). Germas [Internet]. 2020;0–115. Available from:
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-
19__27_Maret2020_TTD1.pdf [Diakses 11 Juni 2021].

23. Wu Z, McGoogan JM. Characteristics of and Important Lessons from the Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) Outbreak in China: Summary of a Report of 72314 Cases
from the Chinese Center for Disease Control and Prevention. JAMA - J Am Med
Assoc. 2020;323(13):1239–42.

24. WHO. WHO Coronavirus Dashboard. Available from: http://covid19.who.int/.2021

25. Tosepu R, Gunawan J, Effendy DS, Ahmad LOAI, Lestari H, Bahar H, et al.

Anda mungkin juga menyukai