Anda di halaman 1dari 6

FARMASI

2019;4(2): 18-23

http://ojs.stikes-muhammadiyahku.ac.id/index.php/jfarmaku

TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN JAMU SEBAGAI UPAYA


SWAMEDIKASI DI RT 01 RW 01 DESA JAPARA

Azis Sugarna1, Marini2, Rina Nurhayatina3

1,2,3
D-3 Farmasi, STIKes Muhammadiyah Kuningan

ABSTRAK Kata kunci : Swamedikasi, Jamu, Obat Herbal,


Self Care
Pelayanan sendiri (self care)
didefinisikan sebagai suatu sumber kesehatan
masyarakat yang utama disetiap pelayanan ABSTRACT
kesehatan . Self care memiliki cakupan seperti
swamedikasi, pengobatan sendiri tanpa Self care is defined as a primary source
menggunakan obat, dukungan sosial dalam of public health in every health service. Self
mengahadapi suatu penyakit dan pertolongan care has coverage such as self-medication, self-
pertama dalam kegiatan sehari-hari. medication without using drugs, social support
Swamedikasi yang tepat, aman, dan rasional in dealing with an illness and first aid in daily
terlebih dahulu mencari informasi umum activities. Proper, safe and rational self-
dengan melakukan konsultasi kepada tenaga disclosure seeks general information by
kesehatan seperti dokter atau petugas apoteker. consulting health workers such as doctors or
Akhir-akhirini trend pengobatan modern pharmacists. Lately the trend of modern
cenderung kembali ke tanaman obat yang medicine has tended to return to traditional
digunakansecara tradisional. Terdapat alasan medicinal plants. There are underlying reasons
yang mendasarinya seperti tanaman obat such as medicinal plants that are used
yangdigunakan secara tepat memiliki efek appropriately have lighter side effects
samping lebih ringan dibandingkan denganobat compared to modern medicine. Herbal
modern. Jamu merupakan obat dari bahan alam medicine is a medicine from natural ingredients
yang tidak mengandung bahankimia obat dan that does not contain medicinal chemicals and
berasal dari tanaman-tanaman obat yang comes from nutritious medicinal plants. This
berkhasiat. Penelitian ini dilaksanakan dengan research was conducted with the aim to find out
tujuan untuk mengtahui tingkatan pengtahuan the level of knowledge of the use of herbal
penggunaan jamu sebgai swamedikasi pada medicine as self-medication in the community
masyarakat Rt 01 Rw 01 Desa Japara of Rt 01 Rw 01 Japara Village, Kuningan
Kabupaten Kuningan, penlitian ini Regency, this research uses descriptive type.
menggunkan jenis deskriptif. Pengambilan Sampling in this study was done by means of
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan sampling as many as 44 respondents. Data
cara pourposive sampling sebanyak 44 obtained through filling out questionnaire
responden. Data diperoleh melalui pengisian sheets. The results of this study indicate that the
lembar angket. Hasil penelitian ini menunjukan level of knowledge of the use of herbal
bahwa tingkat pengetahuan penggunaan jamu medicine as self-medication is categorized as
sebagai swamedikasi yaitu dikategorikan baik good because >75% with 90.1% results.
karena > 75% yaitu dengan hasil 90,1%.

Correspondance: Azis Sugarna e-mail: azissugarna@gmail.com

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-NonCommercial-ShareAlike
4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial used, distribution
and reproduction in any medium
19 Farmasi
2019;4(2): 44-49

Keywords: Self-Medication, Herbal Medicine, dibentuk dari serbuk dan disari menjadi cairan
Herbal Medicine, Self Care obat dengan penambahan etanol. Pil
merupakansediaan obat tradisional berupa
massa bulat, bahan berupa simplisia, sediaan
1. PENDAHULUAN galenik atau campurannya, sedangkan sediaan
tablet adalah sediaan obat tradisional padat
Jamu adalah obat tradisional berbahan kompak dibuat secara kempa cetak, dalam
alami warisan budaya yang telah diwariskan bentuk tabung pipih, silindris atau bentuk lain
secara turuntemurun dari generasi ke generasi dengan atau tanpa bahan tambahan.
untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam Bagi masyarakat yang tidak dapat
Permenkes No.003/Menkes/Per/I/2010 adalah mengonsumsi jamu dalam bentuk larutan,
bahan atau ramuan bahan yang berupa serbuk, sari jamu maupun pil, terdapat jamu
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, dalam bentuk lain sehingga jamu mudah untuk
sediaan sarian (galenik), atau campuran dari dikonsumsi. Jamu dapat dibentuk menjadi dodol
bahan tersebut yang secara turun temurun telah atau jenangyakni sediaan padat obat tradisional
digunakan untuk pengobatan, dan dapat yang bahan bakunya berupa serbuk
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku simplisia,sediaan galenik atau bentuk lain
di masyarakat. Sebagian besar masyarakat seperti pastiles. Pastiles adalah sediaan
mengkonsumsi jamu karena dipercaya obattradisional berupa lempengan pipih
memberikan andil yang cukup besar terhadap umumnya berbentuk segi empat, bahanbakunya
kesehatan baik untuk pencegahan dan berupa campuran serbuk simplisia, sediaan
pengobatan terhadap suatu penyakit maupun galenik atau campurankeduanya. Jamu juga
dalam hal menjaga kebugaran, kecantikan dan dapat dibentuk menjadi koyo yang merupakan
meningkatkan stamina tubuh. Menurut WHO, sediaan obattradisional berupa pita kain yang
sekitar 80 % dari penduduk dibeberapa negara cocok dan tahan air yang dilapisi
Asia dan Afrika menggunakan obat tradisional serbuksimplisia atau sediaan galenik serta
untuk mengatasi masalah kesehatannya, digunakan sebagai obat luar. Bentuk jamuyang
sedangkan beberapa negara maju, 70%-80% beraneka-ragam membuat jamu mudah
dari masyarakatnya telah menggunakan dikonsumsi oleh masyarakat (Anief,2007).
beberapa bentuk pengobatan komplementer Swamedikasi menurut WHO (World
atau alternatif serta obat herbal (Biofarmaka Health Organization) didefinisikan sebagai
IPB, 2013) pemilihan dan penggunaan obat-obatan
Jamu gendong adalah pekerjaan yang (termasuk obat herbal dan tradisional) oleh
dimulai memilih bahan baku, membersihkan, individu untuk mengobati penyakit atau gejala
menakar, melumatkan, menyaring dan yang dapat dikenali sendiri. Swamedikasi
mewadahi setelah menjadi obat tradisional. diartikan sebagai penggunaan obat-obatan
Untuk mendapatkan jamu yang baik dan aman tanpa resep dokter oleh masyarakat atas inisiatif
bagi kesehatan maka perlu diperhatikan penderita. Swamedikasi menempatkan
masalah kebersihan, kesehatan dan sanitasi saat masyarakat sebagai subjek bukan objek yang
proses pembuatan jamu gendong (Amin, 2012). hanya menerima pengupayaan kesehatan oleh
Bentuk jamu sangatlah beragam. Jamu pemerintah, tetapi mengupayakan kesehatan
yang paling banyak dikonsumsioleh masyarakat sendiri.
adalah jamu dalam bentuk larutan. Larutan Swamedikasi merupakan salah satu
adalah suatu zat padatbersinggungan dengan bagian dari self - care. Sedangkan self - care
suatu cairan kemudian zat padat akan terbagi adalah apa yang dilakukan manusia untuk
secaramolekuler dalam cairan tersebut disertai dirinya sendiri untuk meningkatkan dan
dengan proses pemanasan. Tak hanyalarutan, memelihara kesehatan, mencegah dan
jamu dapat pula dibentuk menjadi serbuk yakni menghadapi penyakit.
campuran homogen duaatau lebih obat yang Pemilihan obat yang tepat akan sangat
diserbukkan. Pada pembuatan serbuk kasar, mempengaruhi dalam kesembuhan
terutama serbuknabati, digerus terlebih dahulu dan kesehatan pasien. Obat merupakan
sampai derajat halus tertentu setelah komoditi kesehatan yang tidak lepas dari efek
itudikeringkan pada suhu tidak lebih dari 500oC. yang diinginkan maupun efek samping yang
Bentuk jamu lainnya adalah pil dan tablet yang

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-NonCommercial-
ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial
used, distribution and reproduction in any medium
Farmasi
2019;4(2): 44-49 20
tidak diinginkan, sehingga ketepatan dalam masuknya pengetahuan kedalam
pemilihan jenis obat yang tepat sangat individuyng berada dalam lingkungan
diperlukan. tersebut.
Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan 4. Pengalaman
perlu diperhatikan : Pengalaman sebagai sumber pengetahuan
a) Gejala atau keluhan penyakit adalah suatu cara untuk memperoleh
b) Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, kebenaran pengetahuan dengan cara
bayi, lanjut usia, diabetes mellitus dan mengulang kembali pengetahuan yang
lain-lain. diproleh dalam memecahkan masalah yang
c) Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak dihadapi (Anonim 2011)
diinginkan terhadap obat tertentu.
d) Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara 2. METODE PENELITIAN
pemakaian, efek samping dan
interaksi obat yang dapat dibaca pada Penelitian ini menggunakan desain
etiket atau brosur obat. penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
e) Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala merupakan penelitian yang dilakukan untuk
penyakit dan tidak ada interaksi obat mendapat gambaran atau deskripsi tentang
dengan obat yang sedang diminum. suatu keadaan yang objektif. Penelitian ini
f) Untuk pemilihan obat yang tepat dan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
informasi yang lengkap, tanyakan kepada pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi
Apoteker. (Depkes,2008). menggunakan jamu di RT 01 RW 01 Desa
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini Japara Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan.
setelah seseorang mendapatkan obyek Populasi penelitian adalah keseluruhan
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca objek penelitian atau objek yang diteliti.
indera manusia yakni indera penglihatan, Populasi dalam penelitian ini adalah
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. masyarakat Rt 01 Rw 01 Desa Japara
Sebagian besar pengetahuan manusia Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan.
diperoleh melalui mata dan telinga. Sampel merupakan sebagian dari
Pengetahuan merupakan hasilproses seluruh elemen yang menjadi objek penelitian.
dari mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu Pada umumnya penelitian hanya dilakukan
menjadi tahu, dan tidak dapat menjadi dapat, pada sampel yang terpilih, tidak pada populasi
pengetahuan selama ini diperoleh dari hasil pengambilan sampel dilakukan dengan cara
bertanya dan selalu ditunjukan untuk mencari menggunakan teknik random sampling
kebenaran (Anonim 2011) (probability) yaitu setiap individu mempunyai
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kesempatan yang sama untuk dipilih, diambil
Pengetahuan. secara random. Dengan demikian semua
1. Pendidikan anggota populasi mempunyai kesempatan yang
Pendidikan adalah sebuah proses sama untuk ditempatkan dalam urutan pertama,
pngetahuan sikap dan sifat seseorang dan kedua, ketiga dan seterusnya. Alasan
juga usaha mendewasakan manusia menggunakan random sampling yaitu lebih
melalui upaya pengajaran dan penelitian. praktis dan sedikit terjadi kesalahan dalam
2. Sosial Budaya Dan Ekonomi penentuannya. (Muri, 2017)
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan Jika peneliti menginginkan kesimpulan
orang-orang tanpa melalui penalaran dari sampel yang digeneralisasikan ke populasi
apakah yang dilakukan baik atau buruk, menjadi valid, maka sampel yang diambil harus
dengan demikian seseorang akan representatif, artinya sampel yang terpilih harus
bertambah pengetahuanya. dapat mencerminkan karakteristik yang dimiliki
3. Lingkungan oleh populasi.
Lingkungan adalh ssuatu yang ada Untuk mendapatkan data sesuai dengan
disekitar individu, baik lingkungan fisik, fokus penelitian ini makan peneliti menentuan
biologis maupun sosial. Lingkungan sampel penelitian dengan kriteria inklusi
berpengaruh terhadap uatu proses sebagai berikut

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-NonCommercial-
ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial
used, distribution and reproduction in any medium
21 Farmasi
2019;4(2): 44-49

a. Warga masyarakat dengan usia lebih dari Nilai alpha cronbanch Tingkat reliabilitas
17 tahun 0,00-0,2 Kurang reliable
b. Warga masyarakat yang terdaftar pada 0,21-0,40 Agak reliable
kartu keluarga 0,41-0,60 Cukup reliable
Adapun kriteria eksklusi adalah sebagai 0,61-0,80 Reliabel
berikut : 0,81-1,00 Sangan reliable
a. Warga masyarakat dengan usia kurang
dari 17 tahun Ada dua alasan peneliti menggunakan
b. Warga masyarakat yang tidak terdaftar cronbach alpha. Pertama, karena teknik ini
pada kartu keluarga merupakan teknik pengujian keandalan
kuesioner yang paling sering digunaka. Kedua,
Uji Validitas dengan melakukan uji cronbach alpha maka
Validitas berasal dari kata validity yang akan terdeteksi indikator-indikator yang tidak
memiliki arti sejauh mana ketepatan dan konsisten.
kecermatan suatu alat ukur dalam menunjukan
fungsi ukurannya. Untuk melakukan uji 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
validitas, dilakukan dengan cara kolerasi antar
skor masing-masing variabel dengan skor Uji validitas ini dilakukan kepada 30
totalnya. Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan masyarakat Desa Japara yang bukan menjadi
valid jika skor variabel tersebut berkolerasi subyek pada penelitian. Angket terdiri dari 20
secara signifikan dengan skor totalnya. Teknik item pertanyaan yang mewakili indikator
kolerasi yang digunakan adalah kolerasi person gambaran penggunaan jamu sebagai upaya
produk moment. swamedikasi di Rt 01 Rw 01 Desa Japara
Kabupaten Kuningan. Uji Validitas ini
menggunakan Microsoft Excel.
Uji Reliabilitas Harga korelasi tiap item (rhitung) yang
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang telah diperoleh kemudian dicocokan dengan
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran harga korelasi produk moment dengan taraf
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua signifikasi α=5%. Harga korelasi product
kali atau lebih terhadap gejala yang sama moment untuk 30 responden (n=30) adalah
dengan alat pengukur yang sama pula. 0,361
Pengujian reliabilitas harus didahului validitas. Selanjutnya dengan hasil tersebut, dari
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 20 pertanyaan yang disajikan kepada 30
pengukuran relibilitas yang diukur sekali saja responden, sebanyak 10 item pertanyaan yaitu
(one shot), dimana pengukurannya hanya sekali item 1,3,4,8,10,11,13,14,15,20 dinyatakan valid
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan karena :
pertanyaan lain. Pada umumnya pengukuran rhitung> rtabel yaitu berada pada rentang 0,361-
dilakukan secara one shot dengan beberapa 0,689.
pertanyaan. Pegujian reliabilitas dimulai Berdasarkan hasil tersebut, maka
dengan menguji validitas terlebih dahulu. Jadi banyaknya item pertanyaan yang digunakan
jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka pada penelitian ini sebanyak 10 item dari 20
pertanyaan tersebut dibuang. Pertanyaan- pertanyaan.
pertanyaan yang sudah valid kemudian baru Dari hasil perhitungan pada software Microsoft
secara bersama diukur reliabilitas. Metode Excel didapatkan hasil sebagai berikut
pengukuran reliabilitas yang sering digunakan Tabel 2 Hasil Output Validitas Angket
adalah metode alpha cronbach ( yang Menggunakan Microsoft Excel
menghasilkan nilai alpha dalam skala 0-1.
Yang dapat dikelompokan dalam lima kelas,
nilai masing-masing kelas dan tingkat
reliabilitasnya sepertiterlihat pada table berikut
:( Saefudin, 2011)
Tabel 1 Nilai masing-masing Kelas Dan
Tingkat Reabiltas

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-NonCommercial-
ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial
used, distribution and reproduction in any medium
Farmasi
2019;4(2): 44-49 22
No Item Pertanyaan rhitung Keterangan
2 Item 2 43
1
1 item 1 0,689 Valid
3 Item 3
2 item 2 0,196 Tidak valid 41 3
3 item 3 0,390 Valid 4 Item 4
44 0
4 item 4 0,460 Valid 5 Item 5
33 11
5 item 5 0,003 Tidak valid
6 Item 6
31 13
6 item 6 0.088 Tidak valid
7 Item 7
7 item 7 -0,286 Tidak valid 41 3
8 item 8 0,689 Valid 8 Item 8
44 0
9 item 9 0,215 Tidak valid 9 Item 9
37 7
10 item 10 0,509 Valid
10 Item 10
11 item 11 0,512 Valid 40 4

12 item 12 0,220 Tidak valid


13 item 13 0,436 Valid Tabel 5 Rekapitulasi Data Evaluasi
14 item 14 0,474 Valid No Kuisioner Hasil %
15 item 15 0,654 Valid Ya Tidak
16 item 16 0,334 Tidak valid 1 Item 1 97.7% 2.2%
17 item 17 0,111 Tidak valid 2 Item 2 97.7% 2.2%
18 item 18 0,331 Tidak valid 3 Item 3 93.1% 6.8%
19 item 19 0,205 Tidak valid 4 Item 4 100% 0%
20 item 20 0,390 Valid 5 Item 5 75% 25%
6 Item 6 70.4% 29.5%
7 Item 7 93.1% 3%
Reabilitas Angket
Reabilitas merupakan indeks yang 8 Item 8 100% 0%
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur 9 Item 9 84,5% 15.9%
dapat di andalkan. Uji Reabilitas ini 10 Item 10 90.9% 9%
menggunakan software Microsoft Ecxel. Dalam Rata-rata Ya Tidak
pengujian ini, dinyatakan bahwa 10 item Jumlah Keseluruhan % 901.9% 93.6%
pertanyaan yang telah valid pada angket
seluruhnya reliable karena koefisien alpha Jumlah Kuisioner yang
10 10
adalah 0,613 disebar
Tabel 3 Uji Reabilitas Kuisioner 10 soal
pertanyaan 90.1% 9.3%
Cronbach's Alpha N Of Item

0,613 10 4. KESIMPULAN

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini maka


Tabel 4 Data Hasil Penelitian Berdasarkan dapat di simpulkan bahwa masyarakat RT 01
Pilihan Jawaban Responden RW 01 Desa Japara tingkat pengetahuan
penggunan jamu untuk swamedikasi yang
No Kuisioner Pilihan Jawaban Responden
dikatagorikan baik, hasil tersebut sesuai dengan
tingkatan pengetahuan yaitu kategori tingkat
Ya Tidak
pengetahuan baik dengan skor > 75% yaitu
90,1%
1 Item 1 43
1

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-NonCommercial-
ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial
used, distribution and reproduction in any medium
23 Farmasi
2019;4(2): 44-49

Adapun cara pengolahan jamu pada


masyarakat Rt 01 Rw 01 Desa Japara yaitu
dengan cara merebus bahan jamu.
Saran
Adapun saran yang disampaikan yaitu :
1. Untuk Masyarakat
Diharapkan masyarakat lebih banyak
mengetahui tentang cara pengolahan jamu.
2. Untuk Tenaga Kesehatan
Mengingkatkan penyuluhan dan
pemberian informasi kepada masyarakat
mengenai cara peemanfaatan jamu yang
baik.
3. Untuk Kampus
Dapat dijadikan pengabdian kampus
dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Amin B. Memori Gorontalo. Yogyakarta:


Penerbit Ombak. 2012.
Anief, M. 2007. Apa yang Perlu Diketahui
Tentang Obat. Cetakan
Kelima.Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Halaman 6, 51-54,
144,151Anief, M. 2000. Ilmu
Meracik Obat Teori Dan Praktek.
Cetakan ke 9.Yogyakarta: Gajah
Mada University- Press, Halaman
32 – 80.
Anonim 2011. Definisi Pengetahuan Serta
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan diakses pada 16
September jam 16.33
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2008. Profil Kesehatan Indonesia
2008. Jakarta.
Saefudin A.C (2011) : Reabilitas Dan
Validitas Yogyakarta Pustaka
Pelajar

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-NonCommercial-
ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial
used, distribution and reproduction in any medium

Anda mungkin juga menyukai