Anda di halaman 1dari 8

Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap

di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Muhammad Akbar*, Mirhansyah Ardana, Hadi Kuncoro

Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”,


Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
*
Email: akbarmuhammad0117@gmail.com

ABSTRACT

The cost of health services, especially drug costs, has increased in several last years, one
of them is the gastritis drug. The incidence of gastritis in Indonesia is about 40, 8%, and
the incidence of gastritis in some regions in Indonesia is high enough with the prevalence
are 274,396 cases from 238,452,952 people. Many people need more economical and
efficient medicines, so this analysis is made, namely Pharmacoeconomic Analysis that
describes and analyzes the cost of drugs for the health care system. One of them is CMA
(Cost-Minimization Analysis) where this method is used to find out or compare two or
more therapies that have the minimal cost and have economic value. This research uses
descriptive research method with retrospective data collection. The sample in this research
consists of 15 cases in period 2017. The most commonly used gastritis drugs in RSUD
Abdul Wahab Sjahranie are ranitidine and pantoprazole where 5 cases used ranitidine and
10 cases using pantoprazole. The results show that Ranitidine drug has the minimal cost of
Rp.5.200.079, - than of Pantoprazole of Rp. 14.256.345,-.

Keywords: Cost Minimization Analysis, Gastritis, Pharmacoeconomics

ABSTRAK

Biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya obat, telah meningkat beberapa tahun
terakhir, salah satunya adalah obat gastritis. Tingkat kejadian penyakit gastritis di
Indonesia adalah 40, 8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia
cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Banyak
masyarakat membutuhkan obat-obat yang lebih ekonomis dan efisien, sehingga dibuat
suatu analisis yaitu analisis farmakoekonomi yang menggambarkan dan menganalisa biaya
obat untuk sistem perawatan kesehatan. Salah satunya adalah CMA (Cost-Minimization
Analysis) dimana metode ini digunakan untuk mengetahui atau membandingkan dua atau
lebih terapi yang memiliki biaya paling minimal dan memiliki nilai ekonomis. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara
retrospektif. Sampel pada penelitian ini terdapat 15 kasus pada periode 2017. Obat gastritis
yang paling sering digunakan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie yaitu ranitidine dan
pantoprazol dimana 5 kasus yang menggunakan terapi ranitidine dan 10 kasus yang
menggunakan terapi pantoprazole. Hasil penelitian menunjukkan obat Ranitidin memiliki

Proceeding of the 7th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 14


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 12-13 Mei 2018
Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda

biaya paling minimal yaitu sebesar Rp.5.200.079,- dibandingkan dengan Pantoprazol


sebesar Rp.14.256.345,-.

Kata Kunci: Analisis Minimalisasi Biaya, Gastritis, Farmakoekonomi

DOI: https://doi.org/10.25026/mpc.v7i1.285

PENDAHULUAN golongan proton-pump inhibitor


Gastritis merupakan penyakit contohnya omeprazole dan pantoprazole
saluran pencernaan yang paling sering serta antasida dan ranitidine. Obat
ditemukan. Definisi gastritis sendiri golongan proton-pump inhibitor ini
adalah suatu kondisi dimana terjadinya memiliki efek yang lebih kuat
peradangan atau inflamasi pada dinding dibandingkan dengan obat gastritis lain
(mukosa) lambung yang disebabkan seperti antasida dan Antagonis H2 tetapi
karena factor iritan dan infeksi bakteri, tidak secara langsung dapat dikatakan
orang yang menderita gastritis akan bahwa obat golongan proton-pump
mengalami nyeri ulu hati. Gastritis juga inhibitor bersifat paling baik dan efektif
dapat terjadi karena meningkatnya dalam mengobati gastritis. Obat golongan
produksi asam lambung yang biasanya proton-pump inhibitor digunakan jika
disebabkan karena pengaruh dari luar gastritis telah kronis atau memiliki
atau karena telat makan[1]. tingkat keparahan sedang-berat,
Gastritis terbagi menjadi 2 yaitu sedangkan untuk penyakit gastritis ringan
gastritis akut dan kronik. Gastritis akut masih dapat digunakan obat antasida atau
masih dapat sembuh dengan cepat tetapi Antagonis H2[3].
apabila tidak segera ditangani lama Berdasarkan penelitian Febryanti
kelamaan akan menjadi kronik. Perlu Laumba tahun 2017 di RSU Pancaran
dilakukan penanganan lebih dan tepat Kasih GMIM Manado menunjukan
apabila telah terjadi gastritis kronik bahwa jenis kelamin perempuan 71,43%
karena akan menimbulkan komplikasi lebih banyak menderita gastritis
seperti kanker lambung dan peptic ulcer. dibandingkan laki-laki 28,57%.
Dan juga bisa menyebabkan kematian Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
apabila dibiarkan terus-menerus. Tingkat Febryanti Lumba, obat yang paling
kejadian penyakit gastritis di Indonesia banyak digunakan untuk pasien gastritis
menurut WHO adalah 40, 8%, dan angka kronik di RSU Pancaran Kasih GMIM
kejadian gastritis di beberapa daerah di Manado yaitu omeprazole dan
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi pantoprazole. Pada penelitian tersebut
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa bertujuan untuk menentukan obat mana
penduduk[2]. yang memiliki biaya paling minimal.
Obat-obat yang sering digunakan Dimana rata-rata biaya yang dikeluarkan
untuk mengobati penyakit gastritis yaitu pasien untuk obat omeprazole yaitu Rp.
antasida, analog prostaglandin, proton- 4.289.296 dan untuk pantoprazole yaitu
pump inhibitor, antagonis reseptor H2, Rp. 2.467.194. Maka pada penelitian
sukralfat, koloid bismuth, dan apabila tersebut obat yang paling minimal
terjadi infeksi bakteri H. Pylori maka biayanya adalah pantoprazole.
perlu dilakukan eradikasi H.Pylori. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Umumnya obat yang sering digunakan studi farmakoekonomi untuk mengetahui
untuk penyakit gastritis yaitu obat biaya obat yang lebih efisien dan

Proceeding of the 7th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 15


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 12-13 Mei 2018
Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda

ekonomis bagi masyarakat. Efisiensi medic yang dikeluarkan pasien meliputi


ekonomi kesehatan dilakukan dengan harga obat, biaya tindakan/laboratorium,
tujuan agar sumber daya yang tersedia biaya rawat inap/ruangan rawat inap,
dapat digunakan untuk meningkatkan dan biaya jasa pelayanan dan biaya bahan
menjamin kesehatan masyarakat habis pakai.
seoptimal mungkin. Efisiensi juga
berhubungan dengan biaya satuan sumber Analisis Data
daya yang digunakan dan hasilnya, Analisis yang digunakan yaitu
dengan demikian terlihat adanya Cost Minimalization Anaysis (CMA).
maksimalisasi luaran dan pemilihan CMA merupakan analisis
alternatif proses pelayanan kesehatan farmakoekonomi yang dilakukan dengan
yang terbaik[4]. membandingkan dua atau lebih pilihan
terapi untuk menentukan biaya terapi
METODOLOGI PENELITIAN yang paling minimal dan ekonomis bagi
Penelitian ini merupakan pasien dengan menjumlahkan seluruh
penelitian observational, data yang biaya yang dikeluarkan pasien. Dan untuk
diambil meliputi data rekam medik menentukan biaya paling minimal per
pasien gastritis rawat inap, serta daftar pasien menggunakan rumus:
biaya terapi yang berasal dari bagian
keuangan di RSUD Abdul Wahab Total Biaya Medik
Sjahranie Samarinda. CMA Per Pasien =
Jumlah Pasien

Jenis Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan
rancangan studi kuantitatif dan Karakteristik Subjek Penelitian
pengumpulan data secara retrospektif Hasil penelusuran data dari bagian
dengan penjabaran data secara deskriptif rekam medik di RSUD Abdul Wahab
dan tabulasi. Sjahranie Samarinda diperoleh sebanyak
15 kasus gastritis pada periode 2017.
Populasi dan Sampel Berdasarkan Tabel 1, jumlah pasien
Populasi penelitian adalah semua perempuan yang menderita gastritis lebih
pasien rawat inap penderita penyakit banyak dibandingkan dengan laki-laki
gastritis kronik yang berada di RSUD dengan persentase perempuan yaitu
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda 86,67% dan persentase laki-laki yaitu
periode 2017. Sampel penelitian adalah 13,33%.
rekam medik pasien gastritis rawat inap Penyakit gastritis sering terjadi
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada perempuan karena tingkat stres pada
Samarinda periode 2017. Teknik perempuan lebih tinggi dari pada laki
pengambilan sampel yang digunakan laki, dan pada perempuan lebih sulit
yaitu total sampling. untuk mengontrol dan mengendalikan
emosi yang merupakan pemicu timbulnya
Teknik Pengumpulan Data stress yang merupakan salah satu faktor
Penelitiaan ini dilakukan dengan penyebab gastritis[5]. Stres yang dialami
pengambilan data secara Retrospektif. akan berefek pada saluran pencernaan
Pengumpulan data dilakukan dengan antara lain menyebabkan luka (ulcer)
melihat rekam medik, serta mencatat pada saluran pencernaan termasuk
beberapa parameter yaitu nama, jenis lambung. Mekanisme terjadinya luka
kelamin, usia, pekerjaan, nama obat, lambung akibat stres adalah melalui
frekuensi pemberiaan obat, dosis obat, peningkatan asam lambung, yang
jenis tindakan yang dilakukan, biaya mengiritasi dinding mukosa lambung dan

Proceeding of the 7th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 16


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 12-13 Mei 2018
Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda

berkurangnya produksi mukus yang reaktif daripada laki-laki. Hal ini sesuai
berfungsi sebagai lapisan pelindung dengan teori yang menyatakan bahwa
dinding lambung. Hormon juga sekresi lambung diatur oleh mekanisme
merupakan salah satu faktor yang saraf dan hormonal. Pengaturan hormonal
mempengaruhi sensitifitas seseorang berlangsung melalui hormon gastrin.
terhadap nyeri. Perempuan secara Hormon ini bekerja pada kelenjar gastrik
biologis lebih sensitif terhadap nyeri dan menyebabkan aliran tambahan getah
daripada laki laki. Hormon wanita lebih lambung yang sangat asam[6].

Tabel 1. Karakteristik pasien gastritis berdasarkan jenis kelamin di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-Laki 2 13,33%
Perempuan 13 86,67%
Total 15 100%

150,00%
Persentase

100,0%
100,00% 86,67%

50,00%
13,33%
0,00%
Laki-laki Perempuan Total Pasien
Laki-laki Perempuan Total Pasien

Gambar 1. Diagram Karakteristik pasien gastritis berdasarkan jenis kelamin di RSUD


Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Obat Gastritis yang Diberikan Kepada ini menempati reseptor histamin H2


Subjek Penelitian secara selektif di permukaan sel-sel
Diketahui hasil penelusuran data parietal sehingga sekresi asam lambung
menunjukkan terdapat 2 obat teratas yang dan pepsin sangat dikurangi, sedangkan
paling sering digunakan di RSUD Abdul Pantoprazole bekerja menghambat
Wahab Sjahranie Samarinda yaitu dengan praktis sekresi asam dengan jalan
Ranitidin dan Pantoprazol. Berdasarkan menghambat enzim H+/K+-ATPase
Tabel 2, menunjukkan bahwa pengguna secara selektif dalam sel-sel parietal dan
pantoprazol lebih banyak dibandingkan menekan sekresi ion hidrogen ke dalam
dengan ranitidin dengan persentase lumen lambung. Sedangkan sucralfat
pantoprazol yaitu 66,67%, sedangkan bekerja menetralkan asam dan menahan
persentase ranitidin yaitu 33,33%. kerja pepsin[7].
Ranitidin merupakan golongan
antagonis reseptor H2, dimana obat-obat

Proceeding of the 7th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 17


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 12-13 Mei 2018
Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda

Tabel 2. Obat gastritis yang paling sering digunakan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda
Nama obat Jumlah Pasien %
Ranitidin 5 33.33%
Pantoprazol 10 66.67%
Total 15 100.00%

80,00%
66,67%
Persentase

60,00%

40,00% 33,33%

20,00%

0,00%
Ranitidine Pantoprazol
Gambar 2. Diagram Obat gastritis yang paling sering digunakan di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda

Tabel 3. Rincian Data Penggunaan Obat Ranitidine Pada Pasien Gastritis di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda
Jenis Umur Lama perawatan
No. Nama Obat
Kelamin (tahun) (hari)
Ranitidine
Inpepsa
1 P 29 Metoklopramid 1 hari
Omeprazol
KA-EN 3 B Infus
Ranitidine
Omeprazole
Sukralfat
2. P 53 6 hari
Domperidone
Cefixime
Ringer Laktat Infus
Ranitidine
3. P 63 Ondancetron 2 hari
Ringer Laktat Infus
Ranitidine
4. L 7 Ceftriaxone 4 hari
Dextrose 5% Infus
Ranitidine
Omeprazole
5. P 27 1 hari
Sukralfat
Metoklopramid

Proceeding of the 7th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 18


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 12-13 Mei 2018
Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda

Tabel 4. Rincian Data Penggunaan Obat Pantoprazol Pada Pasien Gastritis di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda
Umur Lama perawatan
No. Jenis Kelamin Nama Obat
(tahun) (hari)
Pantoprazol
Braxidin
1 P 78 Rebamipide 6 hari
Ondancetron
Ringer Laktat Infus
Pantoprazol
Metoklopramid
2. L 41 4 hari
Ceftriaxone
Ringer Laktat Infus
Pantoprazol
Primperan
3. P 84 Omeprazol 4 hari
Rabeprazol
KA-EN 3 B Infus
Pantoprazol
Fucoidan
4. P 45 2 hari
Fentanyl
Ringer Laktat Infus
Pantoprazol
Ondancetron
5. P 33 Na Metamizole 2 hari
Rebamipide
Ringer Laktat
Pantoprazol
Ondancetron
6. P 51 Rebamipide 3 hari
Inpepsa
NaCl Infus
Pantoprazol
Ondancetron
7. P 43 Fentanyl 5 hari
Inpepsa
Futrolit Infus
Pantoprazol
Rebimipide
Omeprazol
8. P 57 10 hari
Inpepsa
Metoklopramid
Ringer Laktat Infus
Pantoprazole
Inpepsa
9. P 90 4 hari
Lansoprazol
Ringer Laktat Infus
Pantoprazol
Na Metamizole
10. P 30 Rebimipide 2 hari
Metoklopramid
Ringer Laktat Infus

Proceeding of the 7th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 19


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 12-13 Mei 2018
Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda

Rp16.000.000
Rp14.256.345,00
Rp14.000.000
Rp12.000.000
Rp10.000.000
Rp8.000.000 Ranitidin
Rp6.000.000 Rp5.200.079,00
Pantoprazol
Rp4.000.000
Rp2.000.000
Rp-
Ranitidin Pantoprazol

Gambar 3. Diagram Biaya Obat Gastritis yang paling minimal yang dikeluarkan pasien di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Analisis Biaya KESIMPULAN


Analisis yang digunakan untuk Berdasarkan penelitian yang telah
menentukan obat yang memiliki biaya dilakukan dapat disimpulkan bahwa
yang paling minimal yang dikeluarkan pasien gastritis yang diambil terdapat 15
pasien yaitu dengan metode CMA (Cost pasien dengan jumlah laki-laki sebanyak
Minimization Analysis), dimana jumlah 2 pasien, sedangkan perempuan sebanyak
total biaya medik yang dikeluarkan oleh 13 pasien. Obat gastritis yang paling
pasien dibagi dengan jumlah kasus yang sering digunakan di RSUD Abdul Wahab
terjadi tiap-tiap terapi. Sjahranie Samarinda adalah Ranitidin dan
Dari Gambar 3, dihitung rata-rata Pantoprazol. Obat gastritis yang memiliki
per pasien yang diperoleh dari biaya paling minimal yang dianalisis
penjumlahan biaya pengobatan, biaya dengan metode CMA adalah ranitidin.
perawatan/biaya kamar serta biaya
tindakan kemudian dibagi jumlah kasus DAFTAR PUSTAKA
sehingga diperoleh rata-rata biaya medik [1] Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2011.
per pasien sebesar Rp.5.200.079,- yang Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi
menggunakan ranitidin sedangkan rata- Asuhan Keperawatan Medikal bedah.
rata biaya medik per pasien pada Jakarta: Salemba Medika.
pantoprazol sebesar Rp.14.256.345,-. [2] Laumba, Febrianti. 2017. Analisis
Dilihat dari hasil yang didapat biaya yang Efektivitas Biaya Pada Pasien
dikeluarkan pasien yang menggunakan Gastritis Kronik Rawat Inap di RSU
ranitidin lebih kecil dibandingkan dengan Pancaran Kasih GMIM Manado.
pasien yang menggunakan pantoprazol. Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Diketahui obat ranitidin lebih murah Vol. 6 No. 3
dibandingkan pantoprazol dengan harga [3] Abdullah. 2008. Ilmu Penyakit
adalah Rp 95.000,-/ampul dan Dalam (internal medical disease).
pantoprazol sendiri adalah Rp 137.300,- Universitas Sumatera Utara: Medan
/vial. Hal ini dikarenakan penggunaan [4] Gani. 1999. Teori Biaya Buku
ranitidin secara single dose dan Panduan Analisis Biaya Dan
pantoprazole secara multipledose. Penyesuaian Tarif Pelayanan
Kesehatan Di Indonesia. FKM UI:
Jakarta

Proceeding of the 7th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 20


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 12-13 Mei 2018
Analisis Minimalisasi Biaya (Cost-Minimization Analysis) Pasien Gastritis Rawat Inap di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda

[5] Margareth, S. 2014. The [6] Salamanya, Arfenilla. 2014. Kajian


Reletionship Between Eating Habits Penggunaan Obat Gatritis Pasien
With The Gastritis At The Medical Rawat Inap Di RSUD Toto Kabila
Faculty Level Of Student 2010 Sam Kabupaten Bone Bolango. FIKK
Ratulangi University Manado. Universitas Negeri Gorontalo:
Jurnal. Universitas Sam Ratulangi. Gorontalo
[7] Tjay, Toan Hoan & Rahardja,
Kirana. 2007. Obat-Obat Penting.
Edisi ke enam. Elex Media
Komputindo. Jakarta.

Proceeding of the 7th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 21


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 12-13 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai