Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat perawatan medis saat ini adalah pada dua isu. Pertama, penyakit

menular yang terus menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat. Kedua,

prevalensi penyakit tidak menular (PTM), terutama disebabkan oleh pilihan

gaya hidup. Salah satu masalah sistem pencernaan yang paling sering terjadi

adalah gastritis (Kemenkes RI, 2012). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

memperkirakan bahwa 1,8-2,1 juta manusia di penjuru dunia menderita

gastritis per tahunnya, dengan tingkat tertinggi terjadi di Inggris (32%), Cina

(31%), Inggris (32%), Prancis (29,5%) dan Jepang (14,5%). Sekitar 583.635

manusia per tahun di Asia Tenggara. Menurut WHO, Indonesia memiliki

angka kejadian gastritis 40,8% (Gustin, 2012).

Meskipun gastritis biasanya dianggap sebagai masalah kecil, sebenarnya

ini adalah tanda pertama dari kondisi serius. Gastritis dapat menghambat

aktivitas sehari-hari seseorang secara signifikan, dapat menurunkan kualitas

hidup, membuat orang menjadi kurang produktif, dan jika tidak ditangani,

bahkan dapat berlanjut ke titik kematian. Jika diabaikan, gastritis akan

menyebabkan peningkatan sekresi lambung dan akhirnya menjadi tukak

lambung, dan akan mengakibatkan infeksi di saluran pencernaan bagian atas

dan gejalanya meliputi hermatemesis (muntah darah), melena, perforasi, dan

anemia karena penyerapan vitamin terhambat. Anemia permisif dari B12

berpotensi menyebabkan kanker lambung (Khusna, 2016). Gastritis dapat


disebabkan oleh bakteri, dan pilihan gaya hidup yang buruk termasuk

mengonsumsi makanan berlemak, pedas, asam, alkohol, diet yang tidak

seimbang, dan stres yang berkepanjangan dapat memperburuk kondisi tersebut

(Muttaqin, 2011). Selain itu, bakteri Helicobacter pylori dapat menyebabkan

gastritis (Misnadiarly, 2009).

Menghilangkan rasa sakit, mengurangi peradangan, dan mencegah tukak

lambung dan konsekuensi lainnya adalah target dasar pengobatan gastritis.

Sampai saat ini, terapi difokuskan pada menetralkan asam lambung dan

menurunkan pengeluaran asam lambung dalam upaya mengurangi asam

lambung. Selain itu, obat sitoprotektif digunakan untuk memperkuat sistem

pertahanan mukosa lambung dalam terapi gastritis (Rodonuwu et.al, 2014).

Contoh obat yang dikonsumsi untuk menetralkan asam lambung dan

menurunkan pembuatan asam lambung diantaranya adalah Antasida. Antasida

dapat digunakan untuk mengatasi gangguan lambung dan cukup mudah

didapatkan oleh setiap individu di pasaran (swamedikasi). Swamedikasi atau

pengobatan sendiri merupakan bagian dari upaya masyarakat menjaga

kesehatannya sendiri (Harahap et.al, 2017). Selain antasida, adapun contoh

obat yang telah disebutkan dalam salah satu hadist, yaitu :

‫ق َح َّدثَنَا@ َع ْب ُ@د ال َّرحْ َم ِن بْنُ َم ْي ُمو ٍ@ن َح َّدثَنِي@ َأبِي‬ ِ ‫َح َّدثَنَا@ َع ْب ُد الرَّحْ َم ِ@ن بْنُ َع ْب ِ@د ْال َوهَّا‬
َ ‫ب َح َّدثَنَا@ يَ ْعقُوبُ ب ُ@ْن ِإ ْس َح‬

ِ ‫ت ْال َج ْن‬
‫ب َورْ سًا َوقُ ْسطًا َو َز ْيتًا يُلَ ُّ@د بِ ِه‬ َ ِ ‫ع َْن َز ْي ِ@د ْب ِن َأرْ قَ َم قَا َل نَ َعتَ َرسُو ُل هَّللا‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِ@ه َو َسل َّ َم ِم ْ@ن َذا‬

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abdul

Wahab telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ishaq telah

menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Maimun telah menceritakan


kepadaku Ayahku dari Zaid bin Arqam dia berkata, "Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam menyebutkan wars (sejenis tumbuhan), qusth (kayu hindi)

dan minyak zaitun bahwa itu semua dapat mencegah penyakit lambung."

(Hadist Sunan Ibnu Majah No. 3458).

Penyakit gastritis merupakan penyakit yang tidak jarang dialami oleh

siswa Madrasah Mualimin dan siswi Madrasah Mualimat, dan penggunaan

terapi antasida termasuk dalam pemakaian obat tersering untuk mengatasi hal

tersebut. Maka dari itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul

Efektivitas obat antasida sebagai obat nyeri lambung/gastritis pada siswa

Madrasah Mualimin dan siswi Madrasah Mualimat.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah obat golongan antasida efektif untuk mengatasi nyeri

lambung/gastritis di lingkungan siswa Madrasah Mualimin dan siswi

Madrasah Mualimat?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui efektivitas obat golongan antasida untuk mengatasi nyeri

lambung/gastritis di lingkungan siswa Madrasah Mualimin dan siswi

Madrasah Mualimat.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk memperluas wawasan, menambah ilmu, meningkatkan pemahaman,

dan pengalaman praktis penulis dalam mengamalkan ilmu yang didapat

dalam perkuliahan.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian yang akan datang

tentang bagaimana penerapan obat antasida pada pasien yang mengalami

penyakit gastritis.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi institusi kesehatan

sebagai bahan evaluasi mengenai keefektifan obat antasida untuk

mengatasi nyeri lambung/gastritis.

4. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan

sarana edukasi terhadap masyarakat tentang efektivitas obat antasida untuk

mengatasi nyeri lambung/gastritis.


1.1 Keaslian Penelitian

Judul, Peneliti dan Metode Hasil Penelitian Variabel Perbedaan dan Persamaan

Tahun Penelitian

Evaluasi Penggunaan Kuantitatif Berdasarkan kerasionalan obat Variabel Dependen : Pada penelitian ini, perbedaan

obat Gastritis pada dengan metode Gastritis pada pasien Gastritis Pasien rawat inap. terletak pada waktu, tempat,

pasien rawat inap di pendekatan dengan meliputi 4 aspek yaitu Variabel Independen : sampel, dan populasi penelitian.

RS Granmed Lubuk cross sectional. tepat indikasi, tepat obat, tepat Penggunaan obat Dengan persamaannya, yaitu

Pakam tahun 2020 pasien, dan tepat dosis. Dari Gastritis. meneliti tentang Gastritis.

Dini Mayasari, Delfi hasil penelitian yang

Mutiara, Debi Dinha didapatkan nilai presentase

Octora (2021). untuk tepat indikasi sebesar

96,9 %, tepat obat sebesar 96,9

%, tepat pasien 100%, dan tepat


dosis sebesar 100%.

Pengetahuan Kuantitatif Berdasarkan penelitian ini di Variabel Dependen : Pada penelitian ini, perbedaan

Mahasiswa di dengan metode ketahui bahwa pengetahuan Antasida. terletak pada waktu, tempat,

Surabaya terhadap pendekatan mahasiswa non-kesehatan di Variabel Independen : sampel, dan populasi penelitian.

penggunaan Antasida. cross sectional. Surabaya terhadap cara Mahasiswa di Dengan persamaannya, yaitu

Galang Desanto E.P penggunaan antasida masih Surabaya meneliti tentang Antasida.

(2017). kurang. Fakta ini didasari oleh

hasil kuesioner yang telah

disebar kepada responden pada 6

universitas yang ada di

Surabaya. Tingkat pengetahuan

mahasiswa yang masih sangat

kurang terutama cara

penggunaan antasida tablet dan


alat takar untuk konsumsi

sediaan antasida cair.

Gambaran terapi Kuantitatif Dari hasil penelitian ini dapat Variabel Dependen : Pada penelitian ini, perbedaan

kombinasi Ranitidin dengan metode disimpulkan bahwa 100% dari Pengobatan Gastritis terletak pada waktu, tempat,

dengan Sukralfat dan pendekatan pasien yang menggunakan terapi di SMF Penyakit sampel, dan populasi penelitian.

Ranitidin dengan cross sectional. kombinasi Ranitidin dengan dalam RSUD Ahmad Dengan persamaannya, yaitu

Antasida dalam Sukralfat keluhannya hilang Mochtar Bukittinggi meneliti penggunaan Antasida

pengobatan Gastritis dan 80% pada pasien yang Variabel Independen : untuk mengatasi Gastritis.

di SMF Penyakit menggunakan Ranitidin dengan Terapi Ranitidin

dalam Rumah Sakit Antasida. dengan Sukralfat dan

Umum Daerah Ranitidin dengan

(RSUD) Ahmad Antasida

Mochtar Bukittinggi.

Isna Wardianti,
Almahdy A, Azwir

Dahlan (2016).

Anda mungkin juga menyukai