ABSTRAK
Pola makan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan gastritis. Oleh karena itu
perlunya mengatur pola makan yang baik dan teratur sebagai salah satu tindakan preventif dalam
mencegah kekambuhan gastritis. Prevalensi angka kejadian gastritis menurut WHO (2012) pada
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 583,635 kasus gastritis dari jumlah
penduduk setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola
makan dengan kejadian gastritis pada remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kendari. Desain
penelitian ini menggunakan deskriptif analitik pendekatan case control. Teknik nonprobability
sampling digunakan sebanyak 84 responden dengan 34 responden kelompok kasus gastritis dan
50 responden untuk kelompok kontrol non gastritis. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada
kelompok kasus gastritis terdapat 64,7 % responden dengan pola makan tidak sehat dan pada
kelompok control non gastritis terdapat 52,4% responden dengan pola makan tidak sehat.
Sedangkan hasil uji statistik Chi Square didapatkan hasil ρ value sebesar 0,048 dengan taraf
signifikansi 0,05. Adapun kriteria pengujian adalah hipotesis nol (H0) ditolak jika ρ < 0,05.
Karena ρ value dalam uji statistik lebih besar daripada 0,05 maka H0 ditolak yang berarti bahwa
ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada remaja. Hasil
odd ratio (or) menunjukkan orang yang memiliki pola makan tidak sehat resiko untuk terkena
gastritis serendah-rendahnya 0.154 dan setinggi-tingginya 0.995 daripada orang yang memiliki
pola makan sehat. Kesimpulan penelitan ini adalah pola makan yang tidak sehat memicu
terjadinya penyakit gastritis. Diharapkan adanya pendidikan kesehatan bagi penderita gastritis di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kendari.
Kata Kunci: Pola Makan, Kejadian Gastritis, Remaja
PENDAHULUAN terjadi ketika mekanisme pelindung dalam
Remaja merupakan usia peralihan lambung mulai berkurang sehingga
dari masa kanak-kanak menuju masa mengakibatkan kerusakan dinding lambung
dewasa. Remaja dalah harapan bangsa, (Hidayah, 2012).
sehingga tidak berlebihan jika dikatakan Seiring berkembangnya zaman telah
bahwa masa depan bangsa yang akan datang terjadi pergeseran epidemiologi, yang
ditentukan pada keadaan remaja saat ini. dulunya lebih menekankan ke arah penyakit
Namun di jaman modern ini menular ke arah masalah kesehatan dengan
kehidupan remaja mengkhawatirkan, ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini
ditandai dengan gaya hidup instan dan terjadi karena transisi pola penyakit yang
kesalahan-kesalahan pola makan yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola
menjadi tren saat ini. Gaya hidup yang hidup, peningkatan sosial, ekonomi
instan dan kurang sehat membuat remaja masyarakat dan semakin luasnya jangkauan
menyukai makanan instan pula seperti masyarakat. Berlanjut ke penyakit tidak
sering makan junk food atau fast food menular maupun degeneratif akibat
(makanan cepat saji), sering makan mi pergeseran pola gaya hidup manusia dan
instan, sering minum soft drink, minum penularan bakteri. Salah satunya adalah
minuman beralkohol, suka ngemil yang penyakit gastritis yang terjadi karena
tidak sehat, suka makan kekenyangan, inflamasi pada lapisan lambung yang
makan yang terlalu cepat, makan yang tidak menjadikan sering merasa nyeri pada bagian
teratur dan sering jajan sembarangan yang perut.
tidak memperhatikan kebersihan dan nilai Penyakit gastritis atau yang sering
gizi dari makanan tersebut. Kesalahan- disebut maag adalah peradangan yang
kesalahan pola makan remaja saat ini mengenai mukosa lambung (Cahyono,
menjadi sebuah kebiasaan yang dapat 2008). Pada Tahun 2015 di Puskesmas Abeli
menimbulnya berbagai macam penyakit terdapat 1843 kasus. Kasus gastritis ini
salah satunya adalah penyakit gastritis yang meningkat dari tahun 2014 yang berjumlah
di sebabkan karena pola makan yang tidak 121.236 kasus di Kota Kendari. Sedangkan
teratur. Pola makan sangat terkait dengan menurut data dari Puskesmas Abeli Kota
produksi asam lambung. Gastritis biasanya Kendari pada satu bulan terakhir pada tahun
2015 untuk penderita yang telah didiagnosis Penyemuhan gastritis memerlukan
gastritis yang masuk kategori remaja (usia pengaturan makanan sebagai upaya untuk
12-21 tahun) mencapai 25,5% kasus dari memperbaiki kondisi pencernaan. Selain itu
170 penderita gastritis yang mencakup menyediakan variasi makanan juga sangat
seluruh golongan usia. Dalam studi berpengaruh, karena menyediakan variasi
pendahuluan yang dilakukan peneliti di makanan yang kurang menarik dapat
Puskesmas Abeli Kota Kendari sebanyak 10 menimbulkan kebosanan, sehingga
responden yang terdiri dari 5 penderita mengurangi selera makan, dan pada remaja
gastritis dan 5 penderita non gastritis, lebih sering memilih makanan cepat saji
dengan cara wawancara didapatkan hasil (Maulidiyah,2011).
dari responden gastritis pola makan tidak Berdasarkan latar belakang dan
sehat dan responden non gastritis 2 fenomena yang ada pada masyarakat, maka
diantaranya melakukan pola makan tidak peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
sehat. dengan judul “Hubungan pola makan
Penanganan untuk mengatasi agar dengan kejadian gastritis pada remaja”.
tidak terkena penyakit gastritis dan untuk
menyembuhkan gastritis pada remaja agar METODE PENELITIAN
tidak menjadi parah yaitu dengan banyak Desain penelitian ini merupakan
minum ±8 gelas/hari, istirahat cukup kurangi rancangan untuk mengarahkan penelitian
kegiatan fisik, hindari makanan pedas dan yang mengontrol faktor yang mungkin akan
panas, hindari stress, pengaturan dan mempengaruhi validitas penemuan
keteraturan pola makan setiap hari pada (Notoatmodjo,2010).
penderita gastritis, mengatur jadwal makan, Penelitian ini menggunakan jenis
hindari makanan berlemak tinggi, hindari penelitian analitik yang bersifat menjelaskan
makanan beralkohol dan berkafein, dan hubungan antar variabel melalui hipotesa
penanganan farmakologis maupun non dengan menggunakan desain pendekatan
farmakologis untuk penderita gastritis. Pola case control. Desain ini dipilih dari
makan yang baik dan teratur merupakan kelompok subyek yang berasal dari populasi
salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan yang karakteristiknya sama dengan kasus,
juga merupakan tindakan preventif dalam peneliti melakukan pengukuran pada
mencegah kekambuhan gastritis. variabel dependen terlebih dahulu yaitu
gastritis, sedangkan variabel independen yang dilakukan untuk mengetahui ada
ditelusuri secara retrospektif untuk tidaknya hubungan antara variabel bebas
menentukan ada tidaknya faktor (variable dan terikat dengan menggunakan uji
independen) yang berperan yaitu pola statistic. Karena data penelitian seluruhnya
makan. Sebagai kontrol pada jenis penelitian berskala nominal maka uji statistic yang
kasus kontrol, dipilih kelompok subjek yang digunakan adalah uji chi square. Pendapat
berasal dari populasi yang karakteristiknya lain menurut (Sopiyudin, 2009) mengatakan
sama dengan kasus dan hanya berbeda semua hipotesis untuk kategorik yang
dalam hal terdapatnya penyakit atau berskala nominal dan ordinal tidak
kelainan (Nursalam, 2013). berpasangan menggunakan analisa data uji
Teknik sampling yang digunakan chi square dengan taraf signifikannya yaitu
dalam penelitian ini adalah purposive α (0,05).
sampling. Porposive sampling disebut juga
judgement sampling. Adalah suatu teknik HASIL DAN PEMBAHASAN
penetapan sampel dengan cara memilih Tabel 1 Distribusi Karakteristik
sampel di antara populasi sesuai dengan Responden
yang dikehendaki peneliti dan sesuai dengan No. Karakteristik Kasus Kontrol
kriteria penelitian (tujuan/masalah dalam N % N %
Responden
penelitian), sehingga sampel tersebut dapat 1 Jenis Kelamin
Laki-laki 12 35.2 26 52.0
mewakili karakteristik populasi yang telah Perempuan 22 64.7 24 48.0
dikenal sebelumnya. (Nursalam, 2013). 2 Pola makan
Sehat 12 35.2 28 56.0
Populasi dalam penelitian ini adalah rerata Tidak sehat 22 64.7 22 44.0
jumlah kunjungan pasien remaja dalam satu 3 Gastritis
Ya 22 64.7 23 46.0
bulan yang berobat ke Puskesmas Abeli Tidak 12 35.2 27 54.0
sebanyak 153 remaja dengan rincian 101
pasien non gastritis dan 52 pasien dengan Data umum terdiri dari karakteristik
gastritis. responden di daerah tersebut meliputi : umur
Setelah dilakukan penghitungan, dan jenis kelamin, setelah data umum
didapatkan sample kasus sebanyak 34 dipaparkan dilanjutkan dengan data khusus
responden dan sample kontrol sebanyak 50 yang di dasarkan pada variabel yang diukur,
responden. Analisis bivariat yaitu analisis yaitu pola makan responden.
pokok berfungsi sebagai sumber energi/
Pola Makan kalori dalam tubuh dan memberikan rasa
Berdasarkan hasil penelitian pola kenyang (Sediaoetama, 2004).
makan pada remaja di puskesmas Abeli kota Dapat dijelaskan bahwa responden di
Kendari pada kelompok kasus (gastritis) Puskesmas Abeli Kota Kendari yang
sejumlah 22 orang (64,7%) mengalami pola menderita gastritis khususnya remaja
makan yang tidak sehat dan 12 orang mengalami pola makan yang tidak sehat.
(35,2%) mengalami pola makan yang sehat. Hal itu dipicu dari kebiasaan responden
Sedangkan dari kelompok kontrol yang tidak teratur dalam pola makan, sering
(nongastritis) sejumlah 22 orang (44,0 %) terlambat makan, suka mengkonsumsi
mengalami pola makan yang tidak sehat dan makanan pedas dan mudah tertarik dengan
sebanyak 28 orang (56,0%) mengalami pola hal-hal baru termasuk produk makanan yang
makan yang sehat. Menurut Hudha (2006), diiklankan dan seringnya mengkonsumsi
pola makan mempunyai 3 komponen makanan siap saji, padahal makanan tersebut
karakteristik yaitu frekuensi makan, jenis belum tentu memiliki kandungan gizi yang
makanan dan porsi makan, dimana frekuensi baik.
makan dikatakan baik bila frekuensi makan Tabel 2.Distribusi Karakteristik
setiap harinya 3 kali makanan utama atau 2 Kelomp Mea Medi Mod Min- SD
kali makanan utama dengan 1 kali makanan ok n an us Max
selingan, dan dinilai kurang bila frekuensi Kasus 16,1 16,00 16,0 14,0 1,25