Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN POLA MAKAN DALAM KEJADIAN GASTRITIS

PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 SEKAYAM

KABUPATEN SANGGAU

HOSANA SISKA

NIM I32112042

NASKAH PUBLIKASI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017
GAMBARAN POLA MAKAN DALAM KEJADIAN GASTRITIS
PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 SEKAYAM
KABUPATEN SANGGAU

ABSTRAK

Latar Belakang: Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak baik sehingga lambung
menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan terdiri dari jenis makanan, frekuensi
makan, jadwal makan dan porsi makan. Dengan menerapkan pola makan yang baik, penderita
gastritis dapat menjalani aktivitas dengan baik dan tidak memperparah gastritis yang dideritanya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makan remaja dalam kejadian
gastritis di SMP Negeri 1 Sekayam Kabupaten Sanggau.
Metodologi Penelitian: Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan
sampel dengan cara total sampling, sampel berjumlah 60 responden.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan gastritis terjadi pada usia 14-15 tahun dengan frekuensi 39
orang (65%) berusia 14 tahun dan 21 orang (35%) berusia 15 tahun. Frekuensi jenis kelamin 22
orang (36,7%) laki-laki dan 38 orang (68,3%) perempuan. Pola makan menunjukkan 57 responden
(95%) kurang baik dan 3 responden (5%) memiliki pola makan yang baik dengan sub kategori jenis
makanan 56 orang (93,3%) jenis makanan kurang baik, dan 4 orang (6,7%) jenis makanan baik,
frekuensi makan 59 orang (98,3%) kurang baik dan 1 orang (1,7%) frekuensi makan baik, jadwal
makan 54 orang (90%) tidak teratur dan 6 orang (10%) jadwal makan yang teratur, dan porsi makan
31 orang (51,7%) baik dan 29 orang (48,3%) kurang baik.
Kesimpulan: Gambaran pola makan dalam kejadian gastritis pada remaja di SMP Negeri 1
Sekayam kurang baik. Pihak puskesmas harus bekerja sama dengan pihak sekolah dalam pemberian
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pola makan yang baik bagi remaja yang terkena gastritis
di SMP Negeri 1 Sekayam.

Kata Kunci : Pola Makan, Gastritis

ABSTRACT

Background: Gastritis is usually preceded by food pattern its hull being so sensitive when stomach
acid increasing. Diet consists from operating seafood, frequency spot, schedule and portions spot. A
good food pattern, gastritis patients undergoing activities with can be good and not to aggravate
gastritis that suffered.
Objective: The study aims to review determine overview eating teen hearts genesis gastritis in
Public Junior High School of 1 Sekayam.
Research Methodology: Quantitative research with cross-sectional design. Mechanical sampling
with ways total sampling, a sample of 60 respondents.
Results: Results showed gastritis age 14-15 years occurs on with frequency 39 peoples (65%) aged
14 years and 21 (35%) aged 15 years . Frequency of Sex 22 peoples (36.7%) male and 38 (68.3%)
female. Food pattern showed 57 respondents (95%) are less good and 3 respondents (5%) had a
good diet with sub categories of types of food 56 (93.3%) type of food is not good, and 4 (6.7%)
kind of good food, the frequency of eating 59 peoples (98.3%) were poor and 1 (1.7%) frequency of
eating well, eating schedule 54 peoples (90%) irregular and 6 (10%) schedule regular meals, and
eating 31 (51.7%) was good and 29 people (48.3%) less than good.
Conclusion: Overview food pattern on teenagers in SMP Negeri 1 Sekayam less good. Parties
health centers should work closely with school parties hearts providing health education to improve
the review eating good for teenagers who were hit gastritis in SMP Negeri 1 Sekayam.

Keywords : Food Pattern, Gastritis

1
2

PENDAHULUAN Pola makan adalah berbagai


Masalah kesehatan remaja informasi yang memberikan
merupakan suatu hal yang makin gambaran macam dan model bahan
menonjol pada saat ini, dimana makanan yang dikonsumsi setiap
terdapat kecenderungan peningkatan hari. Pola makan terdiri dari jenis
yang pesat dari penyalahgunaan obat, makanan, frekuensi makan, jadwal
pergaulan bebas dan perubahan pola makan dan porsi makan. Pola makan
makan.(1) Pola makan yang baik pada yang baik dan teratur merupakan satu
remaja seharusnya adalah dengan diantara penatalaksanaan gastritis.
makan sesuai waktunya, makan Pola makan remaja yang buruk
dengan nutrisi yang cukup dan adalah seperti jadwal makan yang
seimbang, mengkonsumsi buah dan tidak teratur, mengkonsumsi
sayuran yang sehat dan bergizi, makanan yang memiliki nilai gizi
memilih makanan yang direbus rendah dan meningkatkan produksi
bukan digoreng, mengurangi asam lambung, serta jumlah makanan
makanan cepat saji atau makanan yang terlalu banyak dan juga terlalu
instan dan menghindari minuman sedikit. (11)
bersoda. Berdasarkan data dari Dinas
Remaja sering terjebak Kesehatan Kabupaten Sanggau tahun
dengan pola makan yang tidak sehat, 2014 ada sebanyak 4.310 (6,38%)
bahkan sampai gangguan pola makan kasus gastritis. Jumlah ini meningkat
yaitu dapat menyebabkan gastritis. pada tahun 2015 menjadi 5.173
Gastritis merupakan suatu (7,4%) kasus.(2) Selanjutnya,
peradangan mukosa lambung yang berdasarkan data yang diperoleh dari
paling sering terjadi akibat Puskesmas Kecamatan Sekayam,
ketidakteraturan makan. Gastritis angka kejadian gastritis di Puskesmas
biasanya diawali oleh pola makan Sekayam pada tahun 2014 ada
yang tidak teratur sehingga lambung sebanyak 348 (5,34%) kasus yang
menjadi sensitif bila asam lambung mana penderita yang berusia 10-14
meningkat. tahun sebanyak 116 orang, usia 15-19
tahun sebanyak 93 orang, usia 20-44
3

sebanyak 88 orang, usia 45-54 Sekayam dengan gastritis sebanyak


sebanyak 51 orang, dan meningkat 60 orang. Pengambilan sampel dalam
pada tahun 2015 menjadi 656 penelitian ini menggunakan Total
(6,02%) kasus yang mana penderita Sampling yaitu semua anggota
usia 10-14 tahun sebanyak 221 orang, populasi terjangkau digunakan
usia 15-19 sebanyak 183 orang, usia sebagai sampel penelitian.(6)
20-44 sebanyak 156 orang dan usia Instrumen penelitian yang
45-54 sebanyak 96 orang. (3) digunakan adalah kuesioner tentang
Berdasarkan data UKS SMP pola makan yang terdiri dari 20
Negeri 1 Sekayam pada tahun 2014, pertanyaan. Bentuk pertanyaan
ada sebanyak 109 kasus gastritis positif, dengan jawaban Tidak Pernah
(51,9%) yang kemudian pada tahun (TP) = 1, Kadang-kadang (KK) = 2,
2015 meningkat menjadi 132 kasus Sering (SR) = 3, Selalu (SL) = 4 dan
gastritis (60,27%) dengan keterangan pertanyaan negatif Tidak Pernah (TP)
kelas VII 33 orang, kelas VIII 60 = 4, Kadang-kadang (KK) = 3, Sering
(4)
orang dan kelas IX 33 orang. (SR) = 2, Selalu (SL) = 1. Skor
tertinggi pola makan 80 dikurang
METODE skor terendah 20 dibagi menjadi dua
Jenis penelitian ini bersifat kriteria berdasarkan skor kategori
kuantitatif dengan menggunakan yaitu : dikatakan baik jika skor 50-80
desain penelitian deskriptif, yang dan kurang jika skor 20-49.
mana dalam penelitian ini akan
mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena yang
terjadi pada responden penelitian, dan
kemudian pemeriksaan atau
penelitian ini diambil dalam satu
waktu sehingga menggunakan
(5)
pendekatan cross sectional.
Sampel pada penelitian adalah siswa-
siswi kelas VIII di SMP Negeri 1
4

HASIL DAN PEMBAHASAN orang (95%) memiliki pola makan


Hasil yang kurang baik.
Karakteristik Responden Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan
Berdasarkan Umur Persentase Kategori Sub Pola Makan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Responden
Persentase Karakteristik Responden Kategori Frekuensi Persentase

Karakteristik Frekuensi Persentase Jenis

Umur Makanan 4 6,7%

- 14 39 65% - Baik 56 93,3%

- 15 21 35% - Kurang

Jenis Kelamin Baik 1 1,7%

- Laki-laki 22 36,7% Frekuensi 59 98,3%

- Perempuan 38 63,3% Makan


- Baik 6 10%
- Kurang 54 90%
Dari table didapatkan bahwa
Baik
mayoritas responden berumur 14 Jadwal 29 48,3%
tahun (65%) dan berumur 15 tahun Makan 31 51,7%
(35%). Responden yang berjenis - Teratur
- Kurang
kelamin laki-laki sebanyak 22 orang
Teratur
(36,7%) dan perempuan sebanyak 38
Porsi
orang (63,3%). Makan
Pola Makan - Baik
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan - Kurang
Baik
Persentase Kategori Pola Makan
Dari tabel didapatkan bahwa 56
Responden
Kategori Frekuensi Persentase
orang (93,3%) jenis makanannya
Pola kurang baik, 59 orang (98,3%)
Makan 3 5% frekuensi makannya kurang baik, 54
- Baik 57 95% orang (90%) jadwal makannya tidak
- Kurang
teratur, dan 29 orang (48,3%) dengan
Dari tabel didapatkan bahwa
porsi makan yang kurang baik.
dari 60 responden, ada sebanyak 57
5

PEMBAHASAN Dari tabel 4.2 diperoleh data


Dari tabel 4.1 menunjukan 57 orang (95%) responden dengan
bahwa berdasarkan data demografi, pola makan yang kurang baik dan 3
remaja usia 14 dan 15 tahun orang (5%) responden dengan pola
merupakan usia yang rentan terkena makan yang baik. Hal ini disebabkan
penyakit gastritis. Pada umumnya, karena remaja cenderung memiliki
gastritis lebih mudah menyerang usia kebiasaan makan yang tidak teratur,
lanjut karena seiring dengan belum bisa mengatur pola makannya
bertambahnya usia mukosa gaster dengan baik, dan mengkonsumsi
cenderung memiliki infeksi banyak makanan yang meningkatkan
Helicobacter pylory atau gangguan asam lambung. Pola yang dianut oleh
autoimun daripada yang lebih muda. remaja dimiliki melalui proses belajar
Sebaliknya dalam penelitian ini, yang menghasilkan kebiasaan makan
gastritis mengenai usia remaja karena yang terjadi sejak dini sampai dewasa
remaja memiliki pola makan yang dan akan berlangsung selama
kurang sehat. hidupnya, hingga kebiasaan makan
Dari tabel 4.1 diperoleh data dan susunan hidangan masih bertahan
39 orang (65%) remaja perempuan sampai ada pengaruh yang dapat
mengalami gastritis dan remaja laki- mengubahnya seperti lingkungan
laki yang mengalami gastritis keluarga teman-temannya.
sebanyak 21 orang (35%). Hal ini Pola makan sehari-hari setiap
disebabkan karena jenis makanan individu berbeda-beda, ada yang
yang disukai dan dikonsumsi oleh melakukan pola makan secara sehat
remaja perempuan merupakan dan ada pula yang melakukan pola
makanan yang pedas dan asam serta makan yang salah. Kebiasaan makan
makanan siap saji, keinginan untuk yang tidak teratur bisa menyebabkan
memiliki tubuh yang ideal sehingga terganggunya keseimbangan enzim
mereka lebih memilih untuk makan pencernaan di lambung.(7) Hal yang
dengan porsi yang lebih sedikit dari perlu di lakukan dalam mengatasi
porsi yang seharusnya dikonsumsi gangguan yang paling utama adalah
oleh remaja seusianya. mengubah pola makan dengan makan
6

yang secukupnya sesuai dengan Mengkonsumsi makanan dan


kebutuhan tubuh dan istrahat yang minuman tersebut secara berlebihan
memadai.(8) Pola makan yang sehat akan merangsang sistem pencernaan,
tentunya akan mempertahankan terutama lambung dan usus untuk
kesehatan dan mencegah timbulnya berkontraksi. Hal ini akan
penyakit, sedangkan pola makan mengakibatkan rasa panas dan nyeri
yang salah memiliki dampak yang di ulu hati yang disertai dengan mual
sangat merugikan bagi kesehatan dan muntah. Gejala tersebut membuat
salah satunya adalah gastritis seperti penderita makin berkurang nafsu
yang terjadi pada remaja di SMP makannya.(39)
Negeri 1 Sekayam.(9) Hasil penelitian menunjukkan
Dari tabel 4.2 diperoleh data bahwa dari 60 responden, hanya ada
56 orang (93,3%) responden 1 orang (1,7%) responden yang
mengkonsumsi makanan yang tidak memiliki frekuensi makan yang baik
sesuai atau kurang baik dan 4 orang dan 59 orang (98,3%) lainnya
(6,7%) responden mengkonsumsi memiliki frekuensi makan yang
makanan yang sesuai. Hal ini kurang baik. Pada saat perut harus
disebabkan karena responden tidak diisi, tetapi dibiarkan kosong atau
memperhatikan makanan yang ditunda pengisiannya, asam lambung
dikonsumsinya, faktor kesibukan, akan mencerna lapisan mukosa
mengkonsumsi makanan yang instan, lambung, sehingga timbul rasa
pedas, makanan yang keasamannya nyeri.(32) Secara alami lambung akan
tinggi, makanan yang banyak terus memproduksi asam lambung
mengandung lemak/goreng- setiap waktu dalam jumlah yang
gorengan, minuman yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan
mengandung soda yang dapat biasanya kadar glukosa dalam darah
meningkatkan produksi asam telah banyak terserap dan terpakai
lambung dan pada akhirnya kekuatan sehingga tubuh akan merasakan lapar
dinding lambung menurun serta dan pada saat itu jumlah asam
menimbulkan luka pada dinding lambung terstimulasi. Bila seseorang
lambung dan menyebabkan gastritis. terlambat makan sampai 2-3 jam,
7

maka asam lambung yang diproduksi (90%) responden. Hasil penelitian


semakin banyak dan berlebih menunjukkan bahwa penderita
sehingga dapat mengiritasi mukosa gastritis masih banyak yang tidak
lambung serta menimbulkan rasa sarapan pagi dan terlambat makan.
nyeri di seitar epigastrium.(10) Dalam sehari responden hanya
Penelitian ini sejalan dengan makan dua kali dan tidak pernah
penelitian Rahma, dkk (2013) yang mengkonsumsi makanan selingan
menunjukkan bahwa lebih banyak sehingga keadaan lambung yang
responden dengan frekuensi makan seharusnya hanya kosong antara 3-4
yang tidak tepat seperti tidak pernah jam menjadi 5-6 jam. Gastritis sering
sarapan, makan hanya dua kali sehari, disebabkan jadwal makan yang tidak
tidak mengkonsumsi makanan teratur yang dapat meningkatkan
selingan sebanyak (58,7%) produksi asam lambung secara
dibandingkan dengan frekuensi berlebihan. Jadwal yang baik adalah
makan yang tepat/sesuai, ini teratur makan pagi, selingan pagi,
disebabkan karena kebanyakan makan siang, selingan siang dan
responden hanya makan makanan makan malam. Jadwal makan harus
lengkap dua kali yaitu siang dan teratur, lebih baik makan dalam
malam, padahal yang tepat adalah jumlah sedikit tapi sering dan teratur
makan makanan yang lengkap daripada makan dalam porsi banyak
sebanyak tiga kali sehari sedangkan tapi tidak teratur. Untuk mendapatkan
untuk makanan selingan, beberapa cukup energi, makanan harus
responden tidak dapat memenuhi menempuh waktu 3-4 jam tergantung
makanan selingan minimal tiga kali dari banyaknya makanan yang
sehari. dimakan.(12)
Dari tabel 4.2 diketahui Dari tabel 4.2 dapat dilihat
bahwa jadwal makan untuk bahwa hasil penelitian menunjukkan
responden dikategorikan teratur ada 6 ada 29 orang (48,3%) responden
orang (10%) responden sedangkan dengan porsi makan baik dan 31
untuk responden yang jadwal orang (51,7%) dengan porsi makan
makannya tidak teratur ada 54 orang kurang. Hasil penelitian
8

menunjukkan porsi makan dapat mengkonsumsi makanan pedas,


mempengaruhi terjadinya gastritis asam-asaman, makanan mengandung
bagi responden. Porsi makan perlu gas, makanan siap saji, minum-
diperhatikan oleh responden yang minuman bersoda, melewatkan waktu
mengalami gastritis untuk makan karena sibuk, dan frekuensi
meringankan pekerjaan saluran makan yang sedikit yang dilakukan
pencernaan dimana sebaiknya makan oleh remaja mulai dari usia dini. Hal
dalam porsi kecil tapi sering. ini tentu menyebabkan masalah dari
Porsi makan yang kurang baik apa yang mereka konsumsi, karena
juga disebabkan karena mereka mereka tidak memperhatikan jenis
mengkonsumsi makanan terkadang makanan, frekuensi makan, jadwal
dalam porsi kecil, menunggu makan makan dan porsi makan yang
saat lapar dan seringkali makan seharusnya sesuai dengan kebutuhan
tergesa-gesa. Pola makan sehari-hari pertumbuhan dan perkembangannya
setiap individu berbeda-beda, ada saat ini. (13)
yang melakukan pola makan secara
sehat dan ada pula yang melakukan KESIMPULAN DAN SARAN
pola makan yang salah. Porsi makan Berdasarkan pembahasan
yang baik tentunya akan bahwa di SMP Negeri 1 Sekayam
mempertahankan kesehatan dan sebagian besar responden memiliki
mencegah timbulnya penyakit, pola makan yang kurang baik.
sedangkan pola makan yang salah Responden cenderung lebih
memiliki dampak yang sangat menyukai makanan yang pedas,
merugikan bagi kesehatan salah bersifat asam, goreng-gorengan,
satunya gastritis. makanan yang mengandung gas dan
Pola makan yang kurang baik juga minuman bersoda yang dapat
pada remaja di SMP Negeri 1 meningkatkan asam lambung. Selain
Sekayam ini disebabkan karena pada dari jenis makanan yang dikonsumsi,
usia yang masih muda, banyak frekuensi dan jadwal makan
remaja yang memiliki pola makan responden juga tidak teratur akibat
tidak sehat seperti halnya penyesuaian terhadap tugas-tugas
9

sekolahnya sehingga mempengaruhi Sanggau Tahun 2013, 2014,


ketepatan waktu makan dan juga 2015. Dinas Kesehatan : Sanggau
kesesuaian porsi makan yang 3. Puskesmas Kecamatan Sekayam.
seharusnya dikonsumsi dalam sehari. 2016. Data Puskesmas
Saran yang dapat diberikan Kecamatan Sekayam Tahun
yaitu perlu dilakukan penelitian lebih 2013, 2014, 2015. Puskesmas :
lanjut untuk mengetahui faktor-faktor Sekayam
yang mempengaruhi pola makan 4. Data Usaha Kesehatan Sekolah
yang dapat menimbulkan gastritis. SMP Negeri 1 Sekayam Tahun
Studi penelitian kualitatif juga perlu 2013, 2014, 2015
dilakukan untuk menggali informasi 5. Dahlan, S. 2013. Statistik untuk
yang lebih banyak guna memberi Kedokteran dan Kesehatan.
gambaran pola makan dalam Jakarta : Salemba Medika
terjadinya gastritis. 6. Syaifuddin, H. 2007. Buku Ajar
Riset Keperawatan. Jakarta : EGC
DAFTAR PUSTAKA 7. Fitri, dkk. 2013. Deskripsi Pola

1. Pratiwi, W. 2013. Hubungan Pola Makan Penderita Maag pada

Makan dengan Gastritis pada Mahasiswa Jurusan

Remaja di Pondok Pesantren Kesejahteraan Keluarga Fakultas

Daar El-Qolam Gintung Jayanti Teknik Universitas Negeri

Tangerang, Universitas Islam Padang. Jurnal Universitas Negeri

Negeri Syarif Hidayatullah, Padang Vol.2 No.1

Fakultas Kedokteran dan Ilmu http://ejournal.unp.ac.id/index.ph

Kesehatan, Jakarta, (Skripsi) p.gkre/article/view

http://repository.uinjkt.ac.id/dspa 8. Hartiyanti dan Triyanti. 2007.

ce/bitstream/123456789/25709/1/ Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

Wahyu%20Pratiwi%20- Jakarta : PT. Raja Grafindo

%20fkik.pdf Persada.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten 9. Saydam. 2011. Memahami

Sanggau. 2016. Profil Kesehatan Berbagai Penyakit (Penyakit

Dinas Kesehatan Kabupaten


10

Pernapasan dan Gangguan 13. Oktaviani WD, Saraswati LD,


Pencernaan). Bandung : Alfabeta Rahfiludin MZ. Hubungan
10. Sitorus, R. 2009. Makanan Sehat Kebiasaan Konsumsi Fastfood,
dan Bergizi. Bandung : Aktivitas fisik, Pola Konsumsi,
CV.Yrama Widya Karakteristik Remaja dan Orang
11. Hidayah. 2012. Kesalahan- Tua dengan Indeks Massa Tubuh
kesalahan Pola Makan Pemicu (IMT) (Studi Kasus Pada Siswa
Seabrek Penyakit Mematikan. SMA Negeri 9 Semarang Tahun
Jogjakarta : Buku Biru 2012). Jurnal Kesehatan
12. Puspadewi, V.A dan Endang L. Masyarakat
2012. Penyakit Maag dan http://ejournal-s1.undip.ac.id/
Gangguan Pencernaan. index.php/jkm/article/view/1152
Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai