Anda di halaman 1dari 6

Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No.

2, Agustus 2019:41-46 ISSN Print : 2442-5885


Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392

Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Status Gizi Siswa di SMP Negeri 1 Limboto Barat

Relationship of Fast Food Consumption with Student Nutrition Status At SMP 1 West Limboto

Herman Hatta
Program Studi Ilmu Gizi, Universitas Gorontalo
email : hattaherman.1988@gmail.com
Abstrak
Fast food merupakan jenis makanan yang dikemas, Kata Kunci : Jenis Fast Food, Porsi Fast Food, Frekuensi Fast
mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Food
Fast food biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie
instan, nugget, dan corn flake. Penelitian ini bertujuan Untuk Abstract
mengetahui hubungan konsusmsi fast food dengan status gizi Fast food is a type of food that is packaged, easily served,
pada siswa di SMPN 1 Limboto Barat. Jenis penelitian suvey practical, or processed in a simple way. Fast food is usually in
analitik dengan rancangan Cross Sectional Study dengan the form of side dishes in packaging, instant noodles, nuggets,
tujuan mengetahui hubungan konsumsi fast food dengan status and corn flakes. This study aims to determine the relationship
gizi pada siswa. Sampel pada penelitian ini sebanyak 79 siswa of fast food consumption with nutritional status in students at
dengan pengumpulan data mengunakan lembar Kowsioner. West Limboto 1 Middle School. This type of analytic survey
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan konsumsi research with Cross Sectional Study design with the aim of
fast food dengan status gizi tidak normal siswa di SMPN 1 knowing the relationship of fast food consumption with
Limboto Barat diperoleh nilai dengan nilai p (0,000) < 0,05. nutritional status in students. Samples in this study were 79
Ditemukan ada hubungan antara Porsi konsumsi Fast Food students with data collection using questionnaires. The results
Dengan status Gizi tidak normal Di SMPN 1 Limboto barat of this study indicate that there is a relationship between fast
dengan nilai p (0,000) < 0,05. Ditemukan tidak ada hubungan food consumption and the abnormal nutritional status of
antara Frekuensi konsumsi Fast Food Dengan status Gizi tidak students at SMPN 1 West Limboto obtained a value of p
normal di SMPN 1 Limboto Barat dengan nilai p (0,833) > 0,05. (0,000) <0.05. It is expected that students pay more attention to
Diharapkan kepada siswa agar lebih memperhatikan their food consumption by knowing that excessive consumption
komsusmsi makanannya dengan mengetahui bahwa dari of fast food is not good for health, and is smarter in choosing
komsumsi fast food yang berlebihan tidaklah baik untuk foods to consume.
kesehatan, dan lebih cerdas dalam memilih makanan yang
akan dikonsumsi. Keywords :Types of Fast Food, Fast food portions, Fast Food
Frequency
Pendahuluan rentan usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kehadiran fast food dalam industri Kependudukan dan Keluarga Berencana
makanan di Indonesia mempengaruhi pola (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
makan. Selain dari pola makan, remaja masa tahun dan belum menikah. Di dunia
kini jarang melakukan aktivitas fisik seperti diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2
berolahraga. Kesadaran yang seperti inilah yang Milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia.
perlu ditumbuhkan pada remaja masa kini, Berdasarkan proyeksi penduduk pada tahun
supaya mereka dapat terhindar dari berbagai 2015 menunjukan bahwa jumlah remaja (usia
penyakit yang tidak diharapkan.Pada umumnya 10-24 tahun) indonesia mencapai lebih dari
menu fast food mengandung lebih tinggi kalori, 66,0 juta atau 25 % dari jumlah Penduduk
garam dan lemak termasuk kolesterol, dan Indonesia 255 juta.2
menu tipe western umumnya hanya sedikit Masa remaja merupakan masa transisi
mengandung serat 1. perkembangan yaitu masa kanak-kanak dan
Menurut WHO, remaja merupakan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No.25 belasan tahun atau awal dua puluhan.3
tahun 2014 remaja adalah penduduk dalam

41
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 2, Agustus 2019:41-46 ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392

Remaja sering mengonsumsi makanan lokasi ini karena akses dari sekolah ke restoran
siap saji karena kesibukan orang tua, terutama fast food sangat mudah terjangkau karena
ibu yang tidak sempat menyiapkan makanan di berada di tengah Kota Kabupaten Gorontalo,
rumah, sehingga makanan siap saji dimana pada keadaan ini mulai timbul
menjadi alternatif yang ditunjang oleh kondisi kebiasaan atau gaya hidup makan bersama di
sosial ekonomi dan kepraktisan penyajian restoran fast food.
makanan dan waktu.4 Adapun sampel dalam penelitian ini
Makanan cepat saji atau yang lebih adalah siswa (i) kelas VIII. Cara pengambilan
dikenal dengan fast food mengandung asam sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara
jenuh yang tinggi dan omega 6 asam lemek, Simple random sampling adalah teknik
dan asupan omega 3 lemak yang kurang dan pengambilan sampel yang dilakukan secara
garam serta gula yang berlebihan, makanan acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam
tersebut dapat merusak jantung, ginjal dan populasi memiliki kesemptan yang sama besar
lingkar pinggang. Namun hal ini semakin jelas untuk dipilih menjadi sampel penelitian.
terlihat bahwa fast food juga merusak sistem Diperoleh jumlah sampel yang akan di ambil
kekebalan tubuh.5 dalam penelitian ini sebanyak 79 siswa.
Pola makan yang tidak sehat pada remaja
dapat berdampak pada masalah gizi. Masalah Hasil Penelitian
gizi yang dialami remaja umumnya seperti A. Analisis Univariat
kelebihan berat badan/obesitas atau kekurangan 1. Karakteristik Siswa Menurut Jenis
zat gizi. Usia remaja memerlukan asupan gizi Kelamin
yang seimbang untuk masa pertumbuhannya 6. Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Siswa
Menurut penelitian Nanik Keisianti, SMP Negeri 1 Limboto Barat Kabupaten
menunjukkan tingkat siswa SMAN 4 Surakarta Gorontalo Tahun 2018
yang sering mengkomsumsi fast food lebih Jenis Kelamin n Persentase
banyak dibandingkan yang jarang Laki-laki 46 58,2
mengomsumsi fast food. Hal ini memberikan Perempuan 33 41,8
berbagai alasan banyak yang membuat Jumlah 79 100
responden memilih mengomsumsi fast food Sumber : Data Primer 2018
antara lain dengan alasan malas makan dan Berdasarkan tabel 1, menunjukan
alasan rasa enak. bahwa dari 79 siswa terdapat jenis kelamin
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin laki-laki sebanyak 58,2% dan perempuan
meneliti apakah terdapat hubungan antara sebanyak 41,8%.
komsumsi fast food dengan status gizi siswa di
SMP Negeri 1 Limboto Barat. 2. Status Gizi Siswa
Tabel 2. Distribusi Status Gizi Siswa Siswa
Metode Penelitian SMP Negeri 1 Limboto Barat Kabupaten
Penelitian ini merupakan peneitian suvey Gorontalo Tahun 2018
analitik dengan rancangan Cross Sectional Status Gizi n Persentase
Study dengan tujuan untuk mempelajari Obesitas 3 3,8
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko Overweight 13 16,5
dengan efek, dengan cara pendekatan Normal 61 77,2
observasional atau pengumpulan data sekaligus Kurus 2 2,5
pada waktu yang sama. Penelitian ini berlokasi Jumlah 79 100
di SMP Negeri 1 Limboto Barat. Terpilihnya Sumber : Data Primer 2018

42
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 2, Agustus 2019:41-46 ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392

Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa Berdasarkan tabel 4, menunjukan bahwa


dari 79 siswa terdapat status gizi tertinggi yaitu dari 79 siswa terdapat porsi konsumsi fast food
normal sebanyak 77,2% dan yang terendah tidak normal sebanyak 30,4% dan normal
yaitu kurus sebanyak 2,5%. sebanyak 69,6%
5. Frekuensi konsumsi Fast Food
3. Jenis Fast Food Tabel 5. Distribusi Frekuensi konsumsi Fast
Tabel 3. Distribusi konsumsi Jenis Fast Food pada Siswa SMP Negeri 1 Limboto
Food pada Siswa SMP Negeri 1 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Tahun 2018
Barat Kabupaten Gorontalo Tahun 2018 Frekuensi Makanan n Persetase
Jenis Fast Food n Persetase Fast Food
Tidak Normal 61 77.2 Tidak Normal 31 39,2
Normal 18 22.8 Normal 48 60,8
Jumlah 79 100 Jumlah 79 100
Sumber : Data Primer 2018 Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 3, menunjukan bahwa Berdasarkan tabel 5, menunjukan bahwa
dari 79 siswa terdapat yang mengkonsumsi dari 79 siswa terdapat frekuensi konsumsi fast
jenis fast food yang tidak normal sebanyak food tidak normal sebanyak 39,2% dan
77,2% dan normal sebanyak 22,8%. frekuensi normal 60,8%
4. Porsi Fast Food
Tabel 4. Distribusi Porsi konsumsi Fast
Food pada Siswa SMP Negeri 1 Limboto
Barat Kabupaten Gorontalo Tahun 2018
Porsi Fast Food n Persetase
Tidak Normal 24 30,4
Normal 55 69,6
Jumlah 79 100
Sumber : Data Primer 2018

B. Analisis Bivariat
1. Hubungan konsumsi Jenis Fast Food Dengan Status Gizi
Tabel 6. Hubungan konsumsi jenis Fast Food dengan Status Gizi Siswa SMP Negeri 1
Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Tahun 2018
Status Gizi
Jenis Fast Food Tidak Normal Normal Jumlah X2
(p)
n Persen n Persen n Persen
Tidak Normal 61 77,2 0 0 61 77,2 43,308
Normal 7 8,9 11 13,9 18 22,8 (0,000)

Jumlah 68 86,1 11 13,9 79 100

Sumber : Data Primer, 2018


Berdasarkan tabel 6, menunjukkan normal mengkomsi Fast Food terdapat
bahwa dari 61 siswa yang tidak normal yang menderita sebanyak 8,9%.
mengkonsumsi jenis Fast Food sebanyak Berdasarkan hasil analisis statistik
77,2 % sedangkan dari 18 siswa yang pada tabel 8 diperoleh nilai X² hitung
43
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 2, Agustus 2019:41-46 ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392

(43,308) > X² tabel (3,841) dan nilai p Limboto Barat Kabupaten Gorontalo
(0,000) < 0,05, ini berarti ada hubungan Tahun 2018, dengan demikian hipotesis nol
antara Jenis kosumsi Fast Food dengan ditolak
status Gizi tidak normal di SMP Negeri 1

2. Hubungan konsumsi Porsi Fast Food Dengan Status Gizi


Tabel 7. Hubungan konsumsi Porsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMP Negeri 1
Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Tahun 2018
Status Gizi
Porsi Fast Food Tidak Normal Normal Jumlah X2
(p)
n Persen n Persen n Persen
Tidak Normal 15 19,0 9 11,4 24 30,4 15,987
Normal 53 67,1 2 2,5 55 69,6 (0,000)

Jumlah 68 86,1 11 13,9 79 100

Sumber : Data Primer, 2018


Berdasarkan tabel 7, menunjukkan bahwa tabel (3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, ini
dari 24 siswa yang tidak normal berarti ada hubungan antara porsi kosumsi Fast
mengkonsumsi porsi Fast Food sebanyak Food dengan status Gizi tidak normal di SMP
19,0% sedangkan dari 55 siswa yang normal Negeri 1 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo
mengkomsi Fast Food terdapat yang menderita Tahun 2018, dengan demikian hipotesis nol
sebanyak 67,1%. ditolak
Berdasarkan hasil analisis statistik pada
tabel 9 diperoleh nilai X² hitung (15,987) > X²
Hubungan Frekuensi Makanan Fast Food Dengan Status Gizi
Tabel 8. Hubungan Porsi konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi SMP Negeri 1 Limboto
Barat Kabupaten Gorontalo Tahun 2018
Status Gizi
Frekuensi Fast Tidak Normal Normal Jumlah X2
Food (p)
n Persen n Persen n Persen
Tidak Normal 27 34,2 4 5,1 31 39,2 0,044
Normal 41 51,9 7 8,9 48 60,8 (0,833)

Jumlah 68 86,1 11 13,9 79 100

Sumber : Data Primer, 2018


Berdasarkan tabel 8, menunjukkan bahwa tabel (3,841) dan nilai p (0,833) > 0,05, ini
dari 31 siswa yang tidak normal frekuensi berarti tidak ada hubungan antara frekuensi
konsumsi Fast Food sebanyak 34,2% kosumsi Fast Food dengan status Gizi tidak
sedangkan dari 48 siswa yang normal frekuensi normal di SMP Negeri 1 Limboto Barat
konsumsi Fast Food terdapat yang menderita Kabupaten Gorontalo Tahun 2018, dengan
sebanyak 51,9%. demikian hipotesis nol diterima.
Berdasarkan hasil analisis statistik pada
tabel. 9 diperoleh nilai X² hitung (0,044) < X²

44
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 2, Agustus 2019:41-46 ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392

Pembahasan
1. Hubungan Jenis Makanan Fast Food sehingga peluang terjadinya overweight dan
Dengan Status Gizi obesitas semakin besar 9.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel Asupan makanan yang melebihi
6 menunjukkan bahwa jenis makanan kebutuhan tubuh akan menyebabkan
yang dikosumsi siswa terdapat yang lebih kelebihan berat badan dan penyakit lain
(tinggi kalori, karbohidrat, lemak jenuh). yang disebakan karena kelebihan zat gizi.
Dikarenakan banyak konsumsi siswa yang Sebaliknya, asupan makanan kurang dari
tidak terkontrol dengan hanya yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh
mementingkan enak tidaknya makanan menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit.
yang dikonsumsi. Serta kurangnya Kedua keadaan tersebut sama tidak baiknya,
konsumsi makanan tinggi serat seperti buah sehingga disebut gizi salah 10.
dan sayuran, dan banyaknya konsumsi 3. Hubungan Frekuensi Makanan Fast
makanan cepat oleh siswa sehingga Food Dengan Status Gizi
menyebabkan overweight dan obesitas. Berdasarkan hasil analisis pada tabel
Padahal seringnya makan fast food 8 menunjukkan bahwa frekuensi makan
(makanan cepat saji), dan jarang siswa terdapat hubungan secara bermakna
mengkonsumsi sayur ataupun buah 7. antara frekuensi makan dengan status gizi.
Hal tersebut dapat mengakibatkan Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
asupan makanan yang tidak sesuai dengan Lusy bahwa ada hubungan yang signifikan
kebutuhan dan gizi seimbang akibatnya antara frekuensi makan dengan kejadian
dapat menyebabkan gizi kurang atau gizi obesitas 11. Frekuensi makan adalah
lebih 8. sejumlah pengulangan yang dilakukan
Secara umum dampak yang dalam hal mengkonsumsi makanan baik
ditimbulkan akibat gizi lebih, adalah kualitatif maupun kuantitatif yang terjadi
gangguan psiko-sosial, yang berakibat pada secara berkelanjutan 12.
rasa rendah diri, depresi dan menarik diri Menurut Sjarif, bahwa memperoleh
dari lingkungan, dan gangguan bahwa sebagian besar anak yang menderita
pertumbuhan fisik, gangguan pernafasan, obesitas/gizi lebih berasal dari orang tua
gangguan endokrin, obesitas yang menetap dengan pendidikan tamat perguruan tinggi
hingga dewasa dan penyakit degeneratif, (50,7%) dan terdapat hubungan signifikan
yang berakibat pada timbulnya hipertensi, antara pendidikan orang tua dengan
penyakit jantung koroner, diabetes mellitus kejadian obesitas pada anak (p<0,05), dan
dan lain sebagainya 6. anak yang banyak melebihi dari 4 jenis fast
2. Hubungan Porsi Makanan Fast Food food 12 kali berisiko terhadap kejadian
Dengan Status Gizi obesitas dari pada anak yang tidak
Berdasarkan hasil analisis pada tabel mengkonsumsi fast food. 13,14.
7 menunjukkan bahwa porsi makan siswa
uji menunjukkan bahwa ada hubungan Kesimpulan
secara bermakna antara porsi makan dengan 1. Ditemukan ada hubungan antara Jenis
status gizi. Hal ini dikarenakan konsumsi kosumsi Fast Food dengan status Gizi tidak
makan siswa bukan atas kebutuhan, yang normal di SMP Negeri 1 Limboto Barat
tetapi akas keinginan dimana konsumsi Kabupaten Gorontalo Tahun 2018 diperoleh
makan siswa melebihi kebutuhan porsi nilai X² hitung (43,308) > X² tabel (3,841)
dalam perharinya atau lebih dari 2475 kkal, dan nilai p (0,000) < 0,05, dengan demikian
hipotesis nol ditolak.
45
Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 2, Agustus 2019:41-46 ISSN Print : 2442-5885
Journal homepage: http://afiasi.unwir.ac.id ISSN Online : 2622-3392

2. Ditemukan ada hubungan antara porsi 5. Imam, Sukiman, 2012. Obesitas


kosumsi Fast Food dengan status Gizi tidak Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan.
normal di SMP Negeri 1 Limboto Barat Makalah Penetapan Guru Besar Fakultas
Kabupaten Gorontalo Tahun 2018, Kedokteran Bidang Bidang Ilmu Patologi
diperoleh nilai X² hitung (13,844) > X² tabel Klinik Universitas Sumatera Utara, Medan.
(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05 dengan 6. Manurung, Nelly. Pengaruh Karakteristik
demikian hipotesis nol ditolak. Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga,
3. Ditemukan tidak ada hubungan antara Pendidikan Ibu, Pola Makan, aktivitas Fisik
frekuensi kosumsi Fast Food dengan status Terhadap Kejadian Obesitas di SMU Rk Tri
Gizi tidak normal di SMP Negeri 1 Limboto Sakti Medan, 2008. Tesis. Universitas
Barat Kabupaten Gorontalo Tahun 2018, Sumatera Utara, 2009.
diperoleh nilai X² hitung (0,044) > X² tabel 7. Supriasa. I. D. N. Bachyar Bakri dan Ibnu
(3,841) dan nilai p (0,833) > 0,05 dengan Fajar. 2012. Jakarta: EGC
demikian hipotesis nol diterima 8. Yudesti, Ira dan Nanang Prayinto. 2013.
Perbedaan Status Gizi Anak SD Kelas IV
Saran dan V di SD Unggulan (06 Pagi Makassar)
1. Diharapkan kepada siswa agar lebih dan SD Non Unggulan (09 Pagi Pasar
membatasi jenis kosumsi fast food dengan Pinang Ranti) Kecamatan Makassar Jakarta
mengetahui bahwa dari komsumsi fast food Timur Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
yang berlebihan tidaklah baik untuk Kesehatan. Vol.5 (1) Januari, p.1-5
kesehatan, dan lebih cerdas dalam memilih 9. Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk
makanan yang akan dikonsumsi. Kesehatan. PT Raya Grafindo Persada.
2. Diharapkan kepada orang tua siswa agar Jakarta.
lebih inisiatif dalam memantau 10. Sukamadinata, 2005. Kegemukan, Obesitas
konsumsi makan anaknya, baik dalam dan Degeneratif : Epidemiologi dan
lingkungan sekolah maupun di rumah. Strategi Penanggulangan. Dalam Widya
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI.
agar memperhatikan penelitian ini agar Jakarta, LIPI.
menjadi informasi pendukung dalam 11. Lusy Nurdiani Putri. “Hubungan Konsumsi
penelitiannya. Fast Food Dengan Status Gizi Remaja Di
SMP 6 Makassar Tahun 2014”. Skripsi.
Daftar Pustaka Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam
1. Adriani, Merryana dan Bambang Alauddin Makassar.
Wirjamadi. 2012. Peranan Gizi Dalam 12. Purtiantini. 2010. “Hubungan Pengetahuan
Siklus Kehidupan. Jakarta. Prenda Media. dan Sikap Mengenai Pemilihan Makanan
2. WHO. 2014. Global Strategy on Diet, Jajanan Dengan Perilaku Anak Memilih
Physical Activity and Health Makanan Di SDIT Muhammadiyah Al
3. Departemen Gizi dan Kesehatan Kautsar Gumpang Kartasura:. Skripsi.
Masyarakat, Gizi dan Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Masyarakat. Jakarta : PT. Rajagafrindo Muhammadiya Surakarta.
Persada, 2011. 13. Sjarif, 2012. Pengkajian Status Gizi : Studi
4. Puspasari, Andri, 2017. Hubungan Epidemiologi. Fakultas Kedokteran
pendapatan keluarga dengan status gizi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Tersedia di http e-Jurnal Pustaka 14. Notoadmodjo. Soekodjo. 2010. Teori dan
Kesehatan. Aplikasi Promosi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: PT Rincka Cipta.
46

Anda mungkin juga menyukai