Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsumsi makanan cepat saji menjadi kebiasaan saat ini
dikalangan remaja. Remaja adalah masa peralihan antara kehidupan anak-
anak dan masa kehidupan orang dewasa (Bariyyah & Farid, 2016). Pada
masa remaja terdapat ciri khusus yang membedakan masa remaja dengan
masa yang lainnya yaitu remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman
sebayanya selain itu, remaja memiliki tingkat ingin tahu yang tinggi
sehingga sering mencoba hal-hal baru. Meningkatnya konsumsi makanan
cepat saji disebabkan oleh pilihan menu yang menarik, harga, dan rasa
makanan yang lebih digemari remaja dibandingan cita rasa masakan
tradisional. Selain itu tempat yang nyaman menjadi daya tarik remaja
untuk mengkonsumsi makanan cepat saji.
Makanan cepat saji adalah makanan yang mengandung sedikit
protein,vitamin,atau mineral namun banyak mengandung
garam,gula,lemak, dan kalori yang tinggi.Tingkat konsumsi makanan
cepat saji pada remaja sebanyak 30% sampai 50% sehari – hari ( Asgarian,
et al., 2018). Prevalensi konsumsi makanan cepat saji di Turkey 67,2%,
remaja mengkonsumsi makanan cepat saji dengan proporsi sebanyak
15,1% mengunjungi restoran makanan cepat saji setiap hari, 19,6%
seminggu sekali, 31,7% dua kali seminggu, dan 17,7% tiga kali
seminggu(Neslihan & Onurlubas, 2014).
Di Indonesia didapatkan data bahwa 69% remaja mengkonsumsi
makanan cepat saji dengan komposisi sebanyak 33% menyatakan sebagai
makan siang, 25% sebagai makan malam, 9% sebagai selingan dan 2%
untuk makan pagi(Hanum, Dewi, & Erwin, 2015). Menurut data dari
Riskesdas (2013) konsumsi makanan cepat saji pada remaja di Jawa Timur
sebanyak 49,5%. Kota Malang memiliki tingkat konsumsi makanan cepat

1
2

dengan kelebihan berat badan mengalami sindrom pra metabolik (Ali &
Nuryani, 2018).

Sebuah penelitian yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran di


Bangalore, sebanyak 55,2% mahasiswa perempuan dan 44,8% mahasiswa
laki-laki mengkonsumsi makanan cepat saji dengan rincian, sebanyak 47%
mengatakan ice cream dan coklat menjadi makanan paling digemari,
sedangkan sebanyak 52% mengatakan fried chicken sebagai makanan
yang digemari. Tingkat konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa
kedokteran di Bangalore tergolong tinggi walaupun mahasiswa kedokteran
telah memiliki pengetahuan tentang pilihan makanan sehat dan dampak
negatif dari konsumsi makanan yang tidak sehat (Veena, 2018).
Penelitian tersebut sejalan dengan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti terhadap mahasiswa D3 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Malang yang dilakukan pada 4 Oktober 2019. Sebanyak
79% mahasiswa mengatakan mengkonsumsi makanan siap saji dengan
rincian 45% mahasiswa perempuan dan 34% mahasiswa laki-laki.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut tentang “ Gambaran Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada
Mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang”.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran konsumsi makanan cepat saji pada
mahasiswa keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam studi kasus ini adalah ingin mengetahui atau mengkaji
tentang gambaran konsumsi makanan cepat saji pada mahasiswa
keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi Responden
Bagi responden dapat mengetahui akibat dari
mengkonsumsi makanan cepat saji bagi kesehatan.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan informasi mengenai konsumsi makanan cepat
saji pada mahasiswa keperawatan Universitas Muhammadiyah
Malang.
1.4.3. Bagi Peneliti lain
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
gambaran konsumsi makanan cepat saji pada mahasiswa
keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai