Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN KONSUMSI FAST FOOD TERHADAP KEJADIAN MENARCHE DINI

DI SDN PANJANG I DAN SDN PANJANG 3 KECAMATAN


KEDUNGADEM KABUPATEN BOJONEGORO

Wina Fitriasari1 Evi Rosita2 Sri Sayekti3


123
STIKES Insan Cendekia Medika Jombang
1
email: wina, 2email : evi_icme@yahoo.com, 3email: sayektirafa@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan Pada era globalisasi sekarang, mengkonsumsi fast food menjadi kebiasaan
anak. Perilaku konsumtif fast food dapat mempengaruhi kerja hormon yang bisa
menyebabkan terjadinya pubertas dini. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan
konsumsi fast food terhadap kejadian menarche dini di SDN Panjang I dan SDN Panjang III
Kedungadem Bojonegoro. Desain penelitian ini adalah analitik korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasinya sejumlah 47 anak, dan sampelnya sejumlah 47
orang. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling. Variabel independent
penelitian ini konsumsi fast food dan variabel dependentnya kejadian menarche dini. Data
penelitian diambil dengan kuesioner, kemudian ditabulasi, dan dianalisis menggunakan uji
statistik Coefisient Contingensi dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian diketahui,
sebagian besar responden sering mengkonsumsi fast food yaitu sejumlah 34 anak (72,3%),
sebagian besar responden tidak terjadi menarche dini yaitu sejumlah 28 anak (59,6%). Hasil
analisis uji statistik Coefisient Contingensi didapatkan nilai p value = 0,005, sehingga H 0
ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan konsumsi fast food terhadap kejadian
menarche dini di SDN Panjang I dan SDN Panjang III Kecamatan Kedungadem Kabupaten
Bojonegoro. Kesimpulannya ada hubungan konsumsi fast food terhadap kejadian menarche
dini di SDN Panjang I dan SDN Panjang III Kedungadem Bojonegoro, diharapkan keluarga
atau orang tua lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan perilaku konsumsi
makanan di luar rumah.

Kata Kunci : Konsumsi Fast Food, Kejadian Menarche Dini.

ABSTRACT

Introduction In the current era of globalization, consuming fast food has become a habit for
children. Fast food consumptive behavior can affect the work of hormones which can cause
premature puberty. The purpose of this study was to analyze the relationship between fast
food consumption and the incidence of early menarche in SDN Panjang I and SDN Panjang
III, Kedungadem, Bojonegoro. The design of this research is correlational analytic with
cross sectional approach. The population is 47 children, and the sample is 47 people. The
sampling method used was total sampling. The independent variable of this study is
consumption of fast food and the dependent variable is the incidence of early menarche. The
research data were collected by means of a questionnaire, then tabulated, and analyzed
using the Coefficient Contingency statistical test with a significance level of 0.05. The
results showed that most respondents often consumed fast food, namely 34 children (72,3%),
most of the respondents did not experience early menarche, namely 28 children (59,6%). The
results of the analysis of the Coefisient Contingency statistical test obtained p value = 0.005,
so that H0 is rejected and H1 is accepted, which means that there is a relationship between
fast food consumption and the incidence of early menarche at SDN Panjang I and SDN
Panjang III, Kedungadem District, Bojonegoro Regency. In conclusion, there is a
relationship between fast food consumption and the incidence of early menarche in SDN
Panjang I and SDN Panjang III, Kedungadem, Bojonegoro, it is hoped that families or

1
parents pay more attention to meeting nutritional needs and food consumption behavior
outside the home.

Key Word : Fast Food Consumption, Early Menarche Occurrence

PENDAHULUAN anak perempuan di Indonesia telah


mengalami menarche di umur kurang dari
Pada era globalisasi sekarang ini semakin 12 tahun. Usia menarche yang terjadi lebih
beraneka ragam jenis makanan yang bisa dini dapat meningkatkan resiko terjadinya
dinikmati di Indonesia. Salah satunya penyakit kanker payudara, obesitas,
adalah mengkonsumsi makanan bergaya penyakit kardiovaskuler, gangguan
barat seperti fast food yang sudah menjadi metabolik dan gangguan psikologi.
kebiasaan anak pada umumnya. Kebiasaan Adapun faktor-faktor yang dapat
mengkonsumsi fast food ini berpengaruh mempengaruhi menarche dini yaitu status
terhadap peningkatan gizi anak. Perilaku gizi, genetik, konsumsi makanan tinggi
konsumtif anak-anak tanpa diimbangi kalori tinggi lemak, sosial ekonomi,
pengetahuan mengenai kandungan gizi keterpaparan media massa orang dewasa
dalam fast food dapat mempengaruhi kerja (pornografi), perilaku seksual dan gaya
hormon sehingga bisa menyebabkan hidup (Soetjiningsih, 2015).
terjadinya pubertas dini (Maditias, 2015).
Berdasarkan penelitian Niken (2013) 5 dari
Pada perempuan masa pubertas ditandai 21 siswi kelas lima dan enam pada dua
dengan menstruasi pertama (menarche), sekolah dasar di Surakarta telah
perubahan psikis dan timbulnya ciri-ciri mengalami menarche di usia 10-11 tahun.
kelamin sekunder seperti tumbuhnya Tiga siswi yang sudah mengalami
rambut pada daerah kemaluan dan menarche mengatakan menyukai makanan
pembesaran payudara. Menarche fast food dan mengalami pertumbuhan
merupakan perdarahan yang terjadi tubuh yang cepat daripada teman-
pertama kali dari uterus. Menarche pada temannya (Niken, 2013). Penelitian lain
perempuan terjadi pada masa pubertas yang dilakukan Nana Dwi Astuti tahun
sekitar dengan 11–14 tahun. Usia 2014, juga menyebutkan bahwa terdapat
menarche bervariasi pada setiap individu hubungan frekuensi konsumsi fast food
dan wilayah tempat tinggal. Usia menarche dan status gizi dengan usia menarche dini
dapat dikatakan normal apabila terjadi pada 53 siswi Sekolah Dasar di Surakarta
pada usia 11–14 tahun (Prawirohardjo, diketahui bahwa, sebagian besar responden
2018). yaitu sejumlah 42 siswi mengkonsumsi
fast food dalam kategori sering dan yang
Pubertas merupakan titik pencapaian dari mengalami menarche dini sejumlah 26
kematangan seksual pada anak perempuan siswa (61,9%), sedangkan dari 11 siswi
yaitu dengan terjadinya menarche. yang mengkonsumsi fast food dalam
Menarche merupakan perdarahan yang kategori kadang-kadang yang mengalami
terjadi pertama kali dari uterus. Menarche menarche dini sejumlah 6 siswi (54,5%).
pada perempuan terjadi pada masa
pubertas sekitar dengan 11–14 tahun. Usia Berdasarkan hasil survey pendahuluan
menarche bervariasi pada setiap individu yang dilakukan peneliti pada tanggal 10
dan wilayah tempat tinggal. Usia menarche Maret 2020 di SDN Panjang 1 Kecamatan
dapat dikatakan normal apabila terjadi Kedungadem Kabupaten Bojonegoro
pada usia 11–14 tahun (Prawirohardjo, untuk mendapatkan data yaitu dengan cara
2018). wawancara terhadap 2 murid perempuan
yang sudah mengalami menstruasi. Dari
Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar wawancara tersebut mereka mengalami
(Riskesdas) 2018 diketahui bahwa 20,9% menarche pada usia 10 tahun dan mereka

2
mengatakan mengatakan sering Dalam mempersiapkan anak menghadapi
mengkonsumsi makanan cepat saji karena menarche butuh dukungan juga dari orang
cepat dan rasanya lebih enak. Selama ini tua, lingkungan sekolah dan teman sebaya
siswi tidak mengetahui kalau makanan untuk memberikan informasi mengenai
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya menarche agar dapat mengurangi aspek
menarche dini. negatif dari menarche seperti kerepotan,
kekotoran, ketidaknyamanan fisik yang
Fast Food merupakan makanan yang dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan
disiapkan dan disajikan dengan cepat (Puspita et al. 2015). Orang tua juga harus
(Sulistijani, 2012). Makanan ini memiliki memperhatikan adanya perubahan gaya
kandungan gizi yang tidak seimbang yaitu hidup yang terjadi pada anak yang meliputi
mengandung kalori tinggi, lemak tinggi, pola makan dan pola hidupnya, sebab
rendah serat dan gula tinggi, bila makanan kondisi gaya kehidupan modern dengan
tersebut sering dikonsumsi secara terus- tersedianya banyak pilihan makanan siap
menerus dan berlebihan dapat saji, yang dapat menimbulkan percepatan
mengakibatkan gizi lebih (Mudjianto, menarche.
2014). Makanan yang tergolong Fast Food
antara lain kentang goreng, hamburger, Dari uraian di atas maka peneliti tertarik
soft drink, pizza, hotdog, donat dan lain- untuk meneliti tentang hubungan konsumsi
lain (Padmiari, 2012). Remaja yang fast food terhadap kejadian menarche dini
memiliki berat badan dan tinggi badan di SDN Panjang I dan SDN Panjang III
yang lebih tinggi dibandingkan remaja Kecamatan Kedungadem Kabupaten
pada umumnya serta memiliki status gizi Bojonegoro tahun 2020.
lebih atau obesitas berpotensi mengalami
menarche dini (Shinta, 2011). Tujuan Penelitian

Menarche dini diduga dapat menyebabkan 1. Mengidentifikasi konsumsi Fast Food


timbulnya sel kanker pada payudara karena di SDN Panjang I dan SDN Panjang III
adanya stimulus estrogen terhadap Kecamatan Kedungadem Kabupaten
pembelahan sel epitel atau karena estrogen Bojonegoro tahun 2020.
dan metabolitnya secara langsung
bertindak sebagai mutagen (Sandra, 2011). 2. Mengidentifikasi kejadian menarche
Menarche dini dapat menyebabkan masa dini di SDN Panjang I dan SDN
menapouse yang lebih dini pula. Hormon Panjang III Kecamatan Kedungadem
estrogen berfungsi untuk mencegah Kabupaten Bojonegoro tahun 2020
serangan jantung dan melindungi tulang
sehingga jika paparan hormon estrogen 3. Menganalisis hubungan konsumsi fast
yang berkurang pada usia relatif masih food terhadap kejadian menarche dini
muda dapat mengakibatkan resiko di SDN Panjang I dan SDN Panjang III
gangguan jantung dan tulang. Penelitian Kecamatan Kedungadem Kabupaten
yang dilakukan oleh Macsali et al. (2011) Bojonegoro tahun 2020.
di European Community Respirator Health
Survey II menunjukkan bahwa wanita
dengan menarche dini akan beresiko BAHAN DAN METODE PENELITIAN
menderita gejala asma, yaitu asma dengan
hiperreaktif bronchial. Menarche dini akan Desain penelitian ini adalah analitik
menyebabkan wanita mengalami korelasional dengan pendekatan cross
penurunan fungsi kerja paru ketika dewasa sectional. Populasinya sejumlah 47 anak,
disebabkan karena peranan metabolisme dan sampelnya sejumlah 47 orang. Metode
dan faktor hormonal pada kesehatan sampling yang digunakan adalah total
pernapasan wanita (Macsali et al. 2011). sampling. Variabel independent penelitian
ini konsumsi fast food dan variabel
dependentnya kejadian menarche dini.

2
Data penelitian diambil dengan kuesioner,
kemudian ditabulasi, dan dianalisis Tabel 3 Distribusi Frekuensi
menggunakan uji statistik Coefisient Berdasarkan Konsumsi Fast
Contingensi dengan tingkat kemaknaan Food Responden.
0,05.
Konsumsi Fast Frekuensi (%)
Food
HASIL PENELITIAN Sering 34 72,3
Jarang 13 27,7
Data Umum Tidak pernah 0 0,00
1. Karakteristik Berdasarkan Umur Jumlah 47 100
Sumber : data primer bulan Juli 2020
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Umur Pada tabel 3 menunjukkan bahwa
Responden. konsumsi fast food sebagian besar dari
responden adalah sering mengkonsumsi
Umur Frekuensi (%) fast food yaitu sejumlah 34 anak
10 tahun 10 21,3 (72,3%).
11 tahun 20 42,6
12 tahun 15 31,9 2. Identifikasi kejadian Menarche dini
13 tahun 2 4,3
Jumlah 47 100 Tabel 4 Distribusi Frekuensi
Sumber : data primer bulan Juli 2020 Berdasarkan Kejadian
Menarche.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa hampir setengah dari responden Kejadian
Frekuensi (%)
berusia 11 tahun yaitu sejumlah 20 Menarche dini
anak (42,6%). Terjadi Menarche 19 40,4
dini
2. Karakteristik Berdasarkan Kelas Tidak terjadi 28 59,6
Menarche dini
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jumlah 47 100
Berdasarkan Umur Sumber : data primer bulan Juli 2020
Responden.
Berdasarkan tabel 4 di atas
Kelas Frekuensi (%) menunjukkan kejadian menarche
sebagian besar dari responden tidak
Kelas IV 15 31,9
terjadi menarche dini yaitu sejumlah 28
Kelas V 16 34,0
anak (59,6%).
Kelas VI 16 34,0
Jumlah 47 100 3. Tabel Silang Hubungan Konsumsi Fast
Sumber : data primer bulan Juli 2020
Food Terhadap Kejadian Menarche
Dini
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa hampir setengah dari responden
Tabel 5 Distribusi Hubungan
kelas V dan kelas VI yang masing-
Konsumsi Fast Food
masing sejumlah 16 anak (34,0%).
Terhadap Kejadian Menarche
Dini

Data Khusus Kejadian Menarche


Konsumsi Dini
Jumlah
1. Identifikasi konsumsi fast food fast food
Terjadi
Tidak
terjadi

3
f % f % f % sekolah juga membuat anak menjadi lebih
Sering 18 52,9 16 47,1 34 100,0 sering mengkonsumsi makanan fast food.
Jarang 1 7,7 12 92,3 13 100,0
Pengamatan peneliti di lingkungan sekitar
Tidak 0 0,0 0 0,0 0 100,0
pernah kedua sekolah dasar negeri tersebut
Total 19 40,4 28 59,6 47 100,0 terdapat beberapa penjual tempat yang
Hasil uji statistik Coefisient Contingensi P value = menjual makanan fast food lokal, misalnya
0,005 (p value ≤ α = 0,05) baso, mie ayam, nasi goreng, sosis, dan
Sumber : data primer bulan Juli 2020 tela-tela dengan harga terjangkau.
Kemudahan tempat dan harga yang murah
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui menjadi faktor pendorong untuk
bahwa sebagian besar dari responden mengkonsumsi fast food. Fast food yang
yang sering mengkonsumsi fast food paling sering dikonsumsi subjek yaitu
terjadi menaeche dini yaitu sejumlah 18 bakso, sosis, dan tela-tela. Sedangkan jenis
anak (52,9%). Hasil analisis uji statistik fast food modern jarang dikonsumsi
Coefisient Contingensi (α =0,05) responden adalah fried chicken (ayam
dengan software komputer pada taraf goreng) dan french friesh (kentang
kesalahan 5%, didapatkan nilai p value goreng), dan fast food yang tidak pernah
= 0,005, sehingga H0 ditolak dan H1 dikonsumsi adalah pizza, hamburger dan
diterima yang artinya hubungan chinese food. Mengkonsumsi makanan fast
konsumsi fast food terhadap kejadian food yang dilakukan dalam frekuensi
menarche dini di SDN Panjang I dan sering akan dapat mengakibatkan berbagai
SDN Panjang III Kecamatan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan
Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. kandungan nutrisi dalam makanan fast
food dan bahan pengawet yang digunakan
dalam pembuatan fast food, sehingga
PEMBAHASAN dengan seringnya mengkonsumsi makanan
fast food maka akan membuat berat badan
Konsumsi Fast Food anak menjadi meningkat dan resiko
terkena masalah kesehatanpun menjadi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 lebih tinggi.
diketahui bahwa sebagian besar dari
responden sering mengkonsumsi fast food Fast food adalah suatu makanan cepat saji
yaitu sejumlah 34 anak (72,3%). Hal ini ditandai dengan biaya rendah, ukuran porsi
menunjukkan bahwa bahwa siswi di SDN yang besar dan makanan padat energi yang
Panjang I dan SDN Panjang III semuanya mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak
mengkonsumsi fast food, namun terdapat (Sharkey dkk., 2011). Secara umum
perbedaan pada frekuensi konsumsi fast produk fast food dapat dibedakan menjadi
food, yang kemungkinan disebabkan uang dua, yaitu produk fast food yang berasal
saku pada masing-masing murid. dari barat dan lokal (Hayati, 2010).
Kebiasaan mengkonsumsi makan makanan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui yang memiliki kandungan gizi yang tidak
faktor yang menyebabkan responden seimbang bila terlanjur menjadi pola
sering mengkonsumsi fast food, makan maka akan berdampak negatif pada
dikarenakan adanya pedagang keliling keadaan gizi remaja. Dampak negatif
yang menjual jenis makanan fast food yang tersebut yaitu membuat ketagihan
sering melewati depan rumah pagi sampai mengkonsumsi fast food lebih sering lagi,
dengan sore hari sehingga memudahkan meningkatkan berat badan, meningkatkan
anak mendapatkan makanan fast food, resiko kanker, memicu diabetes dan
sebagian besar orang tua yang membeli memicu tekanan darah tinggi (Khomsan,
makanan fast food dari pasar berdampak 2014). Kebiasaan mengkonsumsi makanan
pada kebiasaan anak mengkonsumsi fast tersebut pada akhirnya menjadi kebiasaan
food. Selain itu banyaknya jajanan fast atau gaya hidup pada anak yang menginjak
food yang dijual di dalam lingkungan remaja. Hal ini sejalan dengan pendapat

4
Zulfa (2011) yang menyatakan fast food Human Chorionic Gonadotropin (HCG).
merupakan makanan siap saji yang Menurut Putri dan Melaniani (2013),
mengandung tinggi kalori, tinggi lemak faktor yang yang dapat mempengaruhi usia
dan rendah serat. Konsumsi yang tinggi menarche dini selain status gizi dan
terhadap fast food (makanan siap saji) makanan tinggi kalori dan tinggi lemak
dapat menyebabkan terjadinya gizi lebih yaitu dapat berupa faktor genetik, hormon
atau kegemukan karena kandungan dari dan keterpaparan media massa orang
fast food tersebut. dewasa. Faktor genetik berperan
mempengaruhi percepatan dan
Kejadian Menarche Dini perlambatan menarche yaitu antara usia
menarche ibu dengan usia menarche
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 putrinya. Keterpaparan media massa orang
diketahui bahwa sebagian besar dari dewasa yang meliputi media cetak,
responden tidak terjadi menarche dini elektronik dapat mempengaruhi timbulnya
yaitu sejumlah 28 anak (59,6%). menarche dini karena dapat memacu organ
reproduksi dan genital lebih cepat matang.
Menurut asumsi peneliti sebagian besar Media tersebut menjadikan remaja putri
responden tidak terjadi Menarche dini lebih cepat dewasa dan apabila remaja
karena pada umumnya, masa pubertas tersebut tidak mendapatkan pendidikan
remaja di Indonesia yang salah satunya seks yang baik maka bisa disalahkan pada
adalah menarche terjadi pada umur 11-14 hal negatif seperti seks bebas. Perilaku
tahun. Pada hampir setengah responden seksual berbentuk mulai dari ketertarikan
yang mengalami menarche dini, hal ini dengan lawan jenis. Perilaku seksual juga
dapat sebabkan responden mengikuti mempengaruhi lebih cepat remaja putri
menstruasi pertama ibunya. Umur pada hasrat seksualnya yang menyebabkan
menarche ibu ini dapat mempengaruhi menarche dini.
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan
badan anak sehingga mempengaruhi waktu Kejadian menarche dini pada penelitian ini
terjadinya menarche. Adanya teknologi kemungkinan juga disebabkan mayoritas
yang canggih membuat responden dengan orangtua menerapkan pola asuh otoritatif.
mudahnya mengakses informasi dalam Gaya pola asuh yang diberikan orang tua
media massa yang berkonten dewasa dan akan berdampak pada pembentukan
di saat waktu senggang membicarakan kepribadian anak. Anak yang dididik
tentang sinetron, film FTV saat adegan dengan pola asuh otoritatif akan
berpacaran, hal ini dapat merangsang berpeluang memiliki pribadi yang mudah
sistem reproduksi untuk cepat matang dan beradaptasi dengan perubahan yang akan
menyebabkan menarche dini pada terjadi. Salah satu perubahan tersebut
responden. Menarche adalah haid pertama adalah saat remaja putri mengalami
kali yang dialami oleh perempuan, yang menarche dini. Hal ini sesuai dengan
pada umumnya terjadi pada usia 14 tahun Berbagai macam gaya pengasuhan
(Prawirohardjo, 2018). Menarche juga menurut Lutfiya (2018) akan memberikan
merupakan puncak dari rangkaian pengaruh terhadap perkembangan
peristiwa yang kompleks yang kepribadian anak. Salah satu
hipotalamushipofisis-ovarium (H-H-O) perkembangan anak adalah ketika dia
untuk memproduksi ovum atau memasuki usia pubertas. Menurut
endometrium matang sehingga dapat Proverawati (2014), keluarga seharusnya
menunjang zigot jika terjadi pembuahan merupakan wadah pertama dalam
(Wahyuni D, 2011). Menurut memberikan pendidikan kesehatan
Prawirohardjo (2018), menarche dini reproduksi bagi anak. Hal ini disebabkan
(menarche prekoks) adalah menarche yang waktu terbanyak yang dimiliki remaja putri
disebabkan karena kelainan di sekitar pra-pubertas sejak dirinya belum
hipotalamus dan hipofisis serta tumbuhnya menginjak usia pubertas adalah di
karsinoma ovarii yang mengeluarkan lingkungan keluarga. Menurut Saputri

5
(2012), seharusnya keluarga menjadi mengandung tinggi lemak. Berkaitan
sumber informasi terdekat dan utama bagi dengan hal tersebut, maka upaya menjaga
perkembangan remaja. Oleh karena itu asupan gizi yang baik pada anak
diperlukan upaya untuk meyakinkan orang perempuan adalah hal yang penting.
tua agar lebih peduli terhadap Asupan gizi yang baik akan berpengaruh
perkembangan anaknya. terhadap kejadian menarche karena
pengaruh dari zat-zat yang dikonsumsi
Hubungan Konsumsi Fast Food setiap hari, terutama karbohidrat, protein,
Terhadap Kejadian Menarche Dini dan lemak. Status gizi yang baik akan
membuat pertumbuhan seorang remaja
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 menjadi sesuai dengan yang seharusnya
diketahui bahwa sebagian besar dari atau dalam kategori normal.
responden yang sering mengkonsumsi fast
food terjadi menaeche dini yaitu sejumlah Faktor yang yang dapat mempengaruhi
18 anak (52,9%), dan hampir seluruh dari usia menarche dini selain status gizi dan
responden yang jarang mengkonsumsi fast makanan tinggi kalori dan tinggi lemak
food tidak terjadi menarche dini yaitu yaitu dapat berupa faktor genetik, hormon
sejumlah 12 anak (92,3%). Hasil analisis dan keterpaparan media massa orang
uji statistik Coefisient Contingensi (α dewasa. Faktor genetik berperan
=0,05) dengan software komputer pada mempengaruhi percepatan dan
taraf kesalahan 5%, didapatkan nilai p perlambatan menarche yaitu antara usia
value = 0,005, sehingga H0 ditolak dan H1 menarche ibu dengan usia menarche
diterima yang artinya hubungan konsumsi putrinya. Keterpaparan media massa orang
fast food terhadap kejadian menarche dini dewasa yang meliputi media cetak,
di SDN Panjang I dan SDN Panjang III elektronik dapat mempengaruhi timbulnya
Kecamatan Kedungadem Kabupaten menarche dini karena dapat memacu organ
Bojonegoro, dengan tingkat keeratan reproduksi dan genital lebih cepat matang.
hubungan yang rendah. Media tersebut menjadikan remaja putri
lebih cepat dewasa dan apabila remaja
Hasil penelitian ini menunjukkan ada tersebut tidak mendapatkan pendidikan
hubungan antara konsumsi fast food seks yang baik maka bisa disalahkan pada
terhadap kejadian menarche dini di SDN hal negatif seperti seks bebas. Perilaku
Panjang I dan SDN Panjang III seksual berbentuk mulai dari ketertarikan
Kecamatan Kedungadem Kabupaten dengan lawan jenis. Perilaku seksual juga
Bojonegoro dikarenakan frekuensi makan mempengaruhi lebih cepat remaja putri
fast food pada anak yang sering sehingga pada hasrat seksualnya yang menyebabkan
kandungan energi dan karbohidrat yang menarche dini (Fajriyanti, 2008).
terkandung dalam makanan menjadi
menumpuk pada tubuh anak. Jika hal ini
tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang SIMPULAN DAN SARAN
mencukupi maka lemak pada tubuh anak
tidak dapat termetabolisme secara Simpulan
maksimal sehingga membuat berat badan
anak menjadi lebih tinggi dan 1. Konsumsi fast food di SDN Panjang I
meningkatkan resiko gizi lebih pada anak dan SDN Panjang III Kecamatan
yang menyebabkan anak mengalami Kedungadem Kabupaten Bojonegoro
menarche dini. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari responden sering
anak sering mengkonsumsi fast food yang mengkonsumsi fast food.
menyebabkan status gizi cenderung lebih 2. Kejadian menarche dini di SDN
atau overweight sehingga mempengaruhi Panjang I dan SDN Panjang III
paparan hormon estrogen dan progesteron Kecamatan Kedungadem Kabupaten
yang tinggi sebagai akibat sering Bojonegoro sebagian besar dari
mengkonsumsi fast food yang responden tidak terjadi menarche dini.

6
makanan siap saji lebih banyak dan
3. Ada hubungan konsumsi fast food bervariasi sehingga mendapatkan hasil
terhadap kejadian menarche dini di yang lebih baik. Penelitian lebih lanjut
SDN Panjang I dan SDN Panjang III juga bertujuan untuk mengetahui faktor
Kecamatan Kedungadem Kabupaten lain yang dapat mempengaruhi kejadian
Bojonegoro tahun 2020. menarche dini, seperti faktor hormon
dan faktor genetik. Faktor genetik dapat
Saran dilihat dari keturunan ibu yang dulu
pernah mengalami menarche dini.
1. Bagi Orangtua
Keluarga atau orang tua harus
memperhatikan pemenuhan kebutuhan KEPUSTAKAAN
nutrisi dan gaya hidup sehari-hari yang
dilakukan oleh anak. Orangtua dapat Khomsan, A. 2014. Pangan dan Gizi untuk
memberikan asupan gizi yang sesuai Kesehatan. Jakarta : PT Raja
dengan prinsip gizi seimbang, selain itu Grafindo Persada.
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
seperti konsumsi makanan di luar Lutfiya. 2018. Analisis Kesiapan Siswi
rumah, aktivitas fisik, serta istirahat Sekolah Dasar dalam Menghadapi
tidur harus diperhatikan. Menarche.Jurnal Biometrika dan
Kependudukan, Vol. 5, No. 2
2. Bagi Petugas Kesehatan (Bidan) Desember 2016: 135–145
Bekerja sama dengan sekolah sehingga
dapat memberikan himbauan kepada Macsali, F. et al., 2011. Early age at
siswa ataupun orang tua agar dapat menarche, lung function, and adult
lebih memperhatikan jenis makanan asthma. American Journal of
yang dikonsumsi setiap hari supaya Respiratory and Critical Care
anak mendapatkan nutrisi yang Medicine, 183(1), pp.8-14.
seimbang dan menunjang dalam proses Available at: www.atsjournals.org.
perkembangan anak.
Maditias. 2015. Konsumsi Junk Food dan
3. Bagi Guru SDN Panjang I dan SDN Pubertas Dini. Majority | Volume 4 |
Panjang III Nomor 8 | November 2015
Pihak sekolah diharapkan dapat
memberikan KIE dan mensosialisasi Mudjianto. 2014. Kebiasaan Makan
program konseling tentang kesehatan Golongan Remaja di 6 Kota Besar
reproduksi remaja melalui UKS atau di Indonesia dalam Penelitian Gizi
dapat disisipkan dalam kelompok dan Makanan. Bogor : Publisting
ekstrakurikuler yang terdapat di setiap Gizi.
SD. Misalnya, guru memberikan materi
keputrian melalui kegiatan Niken. 2013. Hubungan Konsumsi Junk
ekstrakurikuler. Selain itu, kepala Food Dan Media Informasi
sekolah dapat bekerja sama dengan Terhadap Menarche Dini Pada
POM (Persatuan Orang Tua Murid) Siswi Sekolah Dasar Di Surakarta
untuk mempersiapkan mental anak
dalam menghadapi masa puber. Padmiari, EIA. 2012. Konsumsi Fast Food
Sebagai Faktor Resiko Obesitas
pada Anak SD. Medika. Jurnal
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Kedokteran Indonesia.
Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
kebiasaan konsumsi makanan siap saji Prawirohardjo. 2018. Ilmu Kandungan.
(fast food) dengan menanyakan Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
minimal tiga bulan terakhir agar Sarwono Prawirohardjo.

7
Proverawati dan Misaroh. 2018.
Menarche. Yogyakarta : Mulia
Medika.

Puspita, I. 2015. Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kesiapan Remaja
Putri Menghadapi Menarche Di
SDN 02 Sukorejo Semarang. The
Indonesian Journal of Public Health,
Volume 1 N0. 2 hal 4.96-104.

Sandra, Y. 2011. Melatonin dan Kanker


Payudara. Majalah Kesehatan
Pharmamedika, (Vol 3, No 2 (2011):
VOL 3 No 2 tahun 2011), pp.286–
291.

Shinta, JF. 2011. Kebiasaan Fast Food


Pada Siswa Yang Berstatus Gizi
Lebih di SMA Kartini Batam.
Departemen Gizi Masyarakat.
Fakultas Ekologi Manusia. IPB.
Bogor.

Soetjiningsih. 2015. Tumbuh Kembang


Anak. Jakarta : EGC.

Sulistijani. D.A. 2012. Sehat dengan Menu


Berserat. Jakarta: Trubus
Agriwidya.

Wahyuni, D. 2011. Tingkat Pengetahuan


Remaja Putri Tentang Menstruasi.
http://digilib.
stikeskusumahusada.ac.id/ Diakses
03 April 2020.

Zulfa, F. 2011. Hubungan Kebiasaan


Konsumsi Fast Food Modern
Dengan Status Gizi (BB/TB Z-Score)
Di SD Al-Muttaqin Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai