Anda di halaman 1dari 5

BAB I

1.1 Latar Belakang Masalah

Pola makan adalah cara seseorang dalam memilih makanan dan

memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis budaya

dan sosial. Makanan berperan sangat penting dalam pertumbuhan fisik dan

kecerdasan anak. Pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini.

Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan, maka

kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat

penting ( Ghinanda, Mauliza, & Khairunnisa, 2022).

Untuk mengatasi kesalahan dalam praktik pemberian makan, maka Chatoor

mencetuskan suatu aturan dasar pemberian makan yang disebut sebagai basic

Feeding rules. Basic Feeding rules merupakan aturan makan terstruktur yang

meliputi tiga aspek yaitu jadwal, lingkungan, dan prosedur pemberian makan. Basic

Feeding rules ini kemudian mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi

pemberian makan anak di Indonesia dan kemudian dijadikan rekomendasi bagi ibu

dalam memberikan makan kepada anak oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

(Rizkia H, Sriwijaya U, 2019).

Adapun hal - hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makan pada bayi

dan anak yang meliputi usia anak, frekuensi pemberian makanan dalam sehari,

jumlah pemberian makanan atau porsi untuk sekali makan, tekstur makanan, variasi

makanan, memberikan makanan secara aktif / responsif pada anak dan selalu

menjaga kebersihan (Sakti, dkk., 2013).

Gerakan Tutup Mulut atau lebih dikenal dengan istilah GTM yaitu kesulitan

makan atau menolak makan yang sering kali dialami anak pada tahun pertama. Usia

6 – 9 bulan merupakan masa kritis dalam memperkenalkan makanan padat secara

bertahap (Sjarif et al. 2015). Penyebab GTM yang lain adalah komposisi yang

diberikan atau dikenalkan pada bayi tidak adekuat, tekstur yang tidak sesuai dan

cara pemberian MPASI yang tidak tepat (IDAI 2018). Samsudin (2006) menyebutkan

dalam bidang klinis anak, masalah makan dikaitkan dengan ketidakmampuan bayi
atau anak dalam mengkonsumsi sejumlah makanan yang dibutuhkan secara

alamiah atau sukarela menggunakan mulutnya.

Masa kritis pengenalan makanan padat secara bertahap merupakan bagian

stimulasi keterampilan psikomotor yaitu usia 6 – 9 bulan. Jika hal ini tidak

diperkenalkan dengan baik, masalah makan kemungkinan terjadi pada usia baduta.

Strategi pemberian MPASI yang pertama dimulai tepat waktu yaitu usia 6 bulan

dimana bayi tidak cukup hanya menerima ASI untuk memenuhi kebutuhannya.

Strategi kedua MPASI adekuat yaitu memenuhi kebutuhan makronutrien dan

mikronutrien. Selanjutnya aman dan higienis saat proses persiapan dan pembuatan

MPASI. Strategi terakhir yaitu pemberian MPASI secara responsif (Sjarif et al. 2015).

Masalah makan pada anak memiliki beberapa istilah yang digunakan, seperti

picky eating adalah anak hanya memilih makanan tertentu yang disuka, hal ini

merupakan masalah yang normal dan tidak berlangsung lama. Negara Inggris

menyebut masalah makanan dengan faddiness dan pickiness pada Negara Amerika

Serikat yang keduanya memiliki arti memilih–milih makanan. Sudjatmoko (2011)

dalam penelitiannya menyebutkan terdapat 25% - 40% bayi dan balita mengalami

masalah makan, masalah ini dihubungkan dengan perilaku makan yang disamakan

dengan kebiasaan orangtua. Orangtua yang kesulitan saat memberikan MPASI yang

benar mengakibatkan anak menjadi sulit menerima beragam jenis makanan yang

dihidangkan. Sebanyak 1 – 2% bayi mengalami gerakan tutup mulut (GTM) yang

serius sehingga menyebabkan malnutrisi (Chatoor 2009).

Studi di Chicago melaporkan bahwa masalah perilaku makan yang

paling sering dijumpai pada bayi adalah tidak selalu lapar pada saat makan

sebesar 33%, sedangkan masalah perilaku makan pada batita meliputi tidak

selalu lapar saat jam makan sebesar 52%, mencoba mengakhiri makan

setelah beberapa suapan sebesar 42%,“pickyeating” sebesar 35%, dan

kuatnya preferensi makanan tertentu sebesar 33% (Riswan, Yunitasari, 2020).

Penelitian di Jakarta, pada tahun 2011 menunjukkan bahwa inappropriate

feeding practice merupakan salah satu penyebab masalah makan yang bermakna

(30%) pada anak usia 1-3 tahun. Inappropriate feeding practicedidefinisikan sebagai

perilaku makan yang salah, yaitu tidak mengikuti Feeding rules atau pemberian
makanan yang tidak sesuai usia. Praktek pemberian makan yang salah,

meliputi jenis makanan dan perilaku makan juga berkontribusi besar

terhadap terjadinya inappropriate feeding practice. Penelitian di Jakarta

menunjukkan prevalensi gangguan makan anak usia 4-6 tahun sebesar 33,6%;

44,5% diantaranya menderita malnutrisi ringan hingga sedang dan 79,2%

mengalami malnutrisi yang telah berlangsung lebih dari 3 bulan ( Chumairoh,

Suryaningsih, 2021). Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti ingin meneliti

pola penerapan feeding rules dengan kejadian GTM pada balita usia 6-24 bulan

yang dapat menjadi referensi baru terhadap pencegahan terjadinya gerakan tutup

mulut pada balita yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.


1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara Pola Penerapan Feeding Rules dengan Kejadian

GTM (Gerakan Tutup Mulut) pada balita usia 6 bulan sd 2 tahun di Desa Kedawung

Kabupaten Pasuruan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Pola

Penerapan Feeding Rules dengan Kejadian GTM (Gerakan Tutup

Mulut) pada balita usia 6 bulan sd 2 tahun di Desa Kedawung

Kabupaten Pasuruan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Pola penerapan Feeding Rules pada balita usia

6 bulan sd 2 tahun di Desa Kedawung Kabupaten Pasuruan

2. Mengidentifikasi kejadian GTM ( Gerakan Tutup Mulut ) pada

balita usia 6 bulan sd 2 tahun di Desa Kedawung Kabupaten

Pasuruan

3. Menganalisis hubungan Pola Penerapan Feeding Rules dengan

Kejadian GTM (Gerakan Tutup Mulut) pada balita usia 6 bulan

sd 2 tahun di Desa Kedawung Kabupaten Pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Institusi

Sebagai bahan pertimbangan untuk menambah ilmu Keperawatan

di stikes hafshawaty probolinggo

1.4.2 Manfaat untuk Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai feeding rules

untuk mencegah anak mengalami GTM


1.4.3 Manfaat Untuk Peneliti

Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya

melakukan penelitian hubungan antara Pola Penerapan Feeding

Rules dengan Kejadian GTM (Gerakan Tutup Mulut) pada balita

usia 6 bulan sd 2 tahun di Desa Kedawung Kabupaten Pasuruan.

Anda mungkin juga menyukai