PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tergolong negara dengan status kekurangamn gizi yang tinggi karena 5.119.935
(atau 28,47%) dari 17.983 balita Indonesia termasuk kelompok gizi kurang dan
gizi buruk. Adanya perbaikan status gizi pada balita di indonesia proporsi status
gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2 persen tahun 2013 mnenjadi 30,8
persen. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6
Pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk
melakukan kegiatan makan secara sehat, sedangkan yang dimaksud pola makan
sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah
kebiasaan makan setiap harinya. Untuk mencapai tujuan pola makan sehat tidak
1
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta
yang disediakan ibunya. Pola pemberian makanan yanng dilakukan oleh ibu baik
dari segi kualitas dan kuantitas akan mempengaruhi status gizi anak. Bahkan,
kematian akibat penyakit yang timbul karena pola makan yang salah/tidak sehat
belakangan ini cenderung meningkat. Penyakit akibat pola makan yang kurang
(Rusilanti, 2015).
Pada usia 3-5 tahun merupakan masa rawan terhadap masalah gizi dan
kekurangan vitamin. Pada umur ini anak sering terkena infeksi karena praktek
pemberian makanan dan kontak yang lebih luas dengan dunia luar serta stres
Status gizi adalah suatu keadaan yang didapatkan dari keseimbangan antara
asupan gizi dari makanan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Seseorang akan
mempunyai status gizi yang baik apabila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Asupan gizi yang kurang dalam makanan dapat menyebabkan kekurangan
gizi, sebaliknya oranng yanga asupan gizinya berlebih maka akan berakibat gizi
Sepanjang tahun 2015, kasus gizi buruk balita di Sulawesi Utara menurut
program Gizi Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara adalah sebanyak 39 kasus terjadi
2
jumlah status gizi buruk bayi di Sulawesi Utara yaitu masing-masing 13 kasus,
daerah di Provinsi Sulawesi Utara yang sepanjang tahun 2015 tidak ada kasus gizi
berjumlah 200 responden dan berdasarkan hasil wawancara yang saya dapatkan
saya hanya mengambil sampel sebanyak 10 orang diantaranya orang tua anak
berjumlah 4 orang mengatakan kalau anak mereka makan dengan baik tiga kali
sehari dengan memakan, nasi, ikan dan sayur dan tidak makan sembarangan
mengingatkan bahwa tidak boleh sembarangan jajan dipinggir jalan, dan 6 orang
tua anak mengatakan bahwa anak mereka dalam satu harinya makan tidak teratur
kadang mereka memakan nasi dan ikan untuk pagi hari dan malam hari,
sedangkan siang harinya mereka hanya mengkonsumsi singkong dan ikan dan
sering jajan dipinggir jalan dan dilingkungan sekolah, sehingga kadang mereka
sering merasakan sakit perut, sedangkan pada status gizi 4 orang tua anak
mengatakan bahwa anak mereka tidak ada masalah dalam gizinya karna mereka
dan untuk 6 orang tua anak mengatakan bahwa anak mereka dalam status gizinya
tidak baik karena cara mereka makan tidak teratur dan keadaan mereka juga tidak
bersih seperti saat sedang ingin makan mereka tidak mencuci tangan, dan tidak
3
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul hubungan pola makan dengan status gizi pada anak usia 3-5 Tahun
Talaud.
B. Rumusan Masalah
Apakah Ada Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Pada Anak Usia 3-5
Kepulauan Talaud ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diketahui Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Pada Anak Usia 3-5
Kepulauan Talaud.
2. Tujuan khusus :
a. Diketahui Pola Makan Anak Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
b. Diketahui Status Gizi pada Anak Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja
c. Teranalisis Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi pada Anak Usia 3-
4
D. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan dan dijadikan atau bahan bacaan, sebagai acuan
dengan masalah pola makan dan status gizi pada anak usia 3-5 tahun.
yang berkaitan dengan masalah pola makan dan status gizi pada anak usia 3-5
tahun
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pola makan
Makan adalah kebutuhan pokok manusia. Setiap hari kita harus makan
manusia perlu makan 3 kali sehari untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Bila
perubahan gaya hidup, manusia tidak hanya mengkonsumsi nasi selama makan.
energi bisa digantikan dengan sumber karbohidrat yang lain. Seperti kentang,
roti gandum, cereal. Makanan adalah keperluan asas bagi setiap makhluk yang
hidup di muka bumi ini. Makanan yang dimakan perlulah berkualitas dan
diambil dengan cara makan yang benar. Kita akan jadi tidak sehat jika kita
mempunyai pola makan yang tidak sehat. Jika kita biasakan pola makan yang
sehat dan mengikuti saran pakar nutrisi, kita akan jadi lebih sehat (Carapedia,
2012).
Pola makan yang kurang baik disebabkan karena kebiasaan makan anak
yang tidak teratur. Di mana pada masa ini anak sudah mulai memilih sendiri
makanan yang disenangi dan sudah mulai menyukai makanan di luar rumah
dari pada makanan di rumah. Oleh sebab itu dapat mengakibatkan terjadinya
6
protein, dan zat lemak yang menyebabkan tubuh akan menjadi lemah. Asupan
2013).
a. Kebiasaan kesenangan
b. Budaya
c. Agama
d. Taraf ekonomi
e. Lingkungan alam
dan zat-zat gizi dalam tubuh juga terpenuhi dengan baik. Makanan lengkap
harus dipenuhi karena akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan status gizi
seseorang, pola makan yang baik dicerminkan oleh konsumsi makanan yang
mengandung zat gizi dengan jenis yang beragam dan jumlah yang seimbang
a. Budaya
Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk
7
orang-orang Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan
b. Agama
dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas
makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan
d. Personal preference
8
sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka
makan ikan, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan
kerang, begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka
mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf
f. Kesehatan
makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih
Agar pola makan anak dapat terbentuk dengan baik, berikut ini
9
b. Jangan mulai membiasakan anak mengkonsumsi makanan pembuka atau
hari.
jajan.
i. Kalau tidak terpaksa, jangan membiasakan anak makan makanan siap saji
karena gizi makanan ini kurang seimbang (terlalu banyak lemak dan
kalori).
apa hari ini. Ini merupakan awal proses pendidikan agar anak dapat
bahan kimia berbahaya dan makanan yang diolah dengan baik sehingga
10
unsur gizi serta cita rasanya tidak rusak, merupakan makanan yang amat
m. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label pada makanan kemasan
harus berisikan tanggal kadaluwarsa, kandungan gizi dan bahan aktif yang
akan terhindar dari makanan rusak, tidak bergizi dan makanan berbahaya.
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh
secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial. Status gizi lebih
terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga
pada status gizi toksis membahayakan. Gangguan gizi terjadi baik pada status
gizi kurang, maupun status gizi lebih. Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh
cukup zat gizi dan digunakan secara efesien maka akan tercapai status gizi
11
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin
(Almatsier, 2009).
gizi adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang
paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi
Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung terbagi atas tiga yaitu
2015).
besar, jumlah, ukuran dan fungsi sel, jaringan, organ tingkat individu
12
yang diukur dengan dengan ukuran panjang, berat, umur tulang dan
1. Umur, yaitu bulan penuh untuk anak 0-2 tahun dan tahun penuh >2
tepat.
3. Tinggi badan diukur pada posisi lurus dengan cara yang tepat.
5. Lingkar kepala.
6. Lingkar dada.
13
a. Berat badan menurut umur (BB/U)
14
Tabel pengertian kategori status gizi.
Normal ≥-2,0 SD
Gemuk >2,0 SD
Menurut Jelliffe dan Jelliffe, tanda-tanda klinis dapat dikelompokan dalam tiga
malnutrisi. Baik itu kekurangan salah satu zat gizi atau kelebihan dari yang
dibutuhkan tubuh.
15
2. Kelompok 2, tanda-tanda yang membutuhkan infestigasi atau penyelidikan
lebih lanjut. Hal ini karena tanda yang mungkin saja merupakan tanda gizi
3. Tanda-tanda yang tidak berkaitan dengan gizi salah walaupun hampir mirip,
mengetahui tanda-tanda dan gejala akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi.
3. Penilaian status vitamin tergantung dari vitamin yang ingin kita ketahui
16
c. Biofisik ( Mardalena, 2017 )
1.Uji radiologi.
3.Sitologi (misalnya KEP dengan melihat noda pada epitel dari mukosa
oral).
zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-
17
langsung pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa stastik yang
Anak usia prasekolah termasuk golongan rawan gizi. Masalah gizi pada
anak usia prasekolah muncul karena perilaku makan anak yang kurang baik
dari orang tua. Perilaku orang tua dalam memberikan makanan akan
mempengaruhi sikap suka dan tidak suka seorang anak terhadap makanan.
Masalah gizi yang sering dihadapi anak usia prasekolah adalah kekurangan 2
(Sulistyoningsih, 2011).
18
1. Zat pembakaran atau zat tenaga, yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan
protein.
2. Zat pembangun atau zat pertumbuhan terdiri atas protein, garam, air, dan
mineral.
3. Zat pelindung atau zat pengatur, yang terdiri dari vitamin dan garam.
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak
di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi pada masa emas ini
a. Karbohidrat
sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka
b. Lemak
A,D,E,K yang larut dalam lemak. Lemak ini juga merupakan sumber yang
kaya akan energi, sebagai pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah,
19
c. Protein
proto plasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
d. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting. Air bagi tubuh
untuk ion, transport nutrient dan produk buangan dan pengaturan suhu
tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.
e. Vitamin
f. Mineral
20
C. Tinjauan Umum Anak Usia 3-5 Tahun
generasi penerus bangsa, anak harus dipersiapkan sejak dini dengan upaya
tumbuh kembang fisik, mental, sosial, dan spiritual tertinggi. Salah satu
norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang
pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang
mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang
mencapai kesehatan yang paripurna, yaitu sehat secara fisik, sehat secara
mental, dan sehat secara sosial. Oleh karena itu maka slogan umum bahwa
21
dilaksanakan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak (Anita N,
2011).
dimana seorang anak akan mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang
sangat pesat dibandingkan dengan ketika ia masih bayi. Kebutuhan zat gizi
akan meningkat. Sementara pemberian makanan juga akan lebih sering. Pada
usia ini, anak sudah mempunyai sifat konsumen aktif, yaitu mereka sudah
bisa memilih makanan yang disukainya. Seorang ibu yang telah menanamkan
kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini tentunya sangat mudah
mengarahkan makanan anak, karena dia telah mengenal makanan yang baik
pada usia sebelumnya. Oleh karena itu, pola pemberian makanan sangat
22
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
B. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Pada Anak Usia 3-
Kepulauan Talaud.
Ha : Ada Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Pada Anak Usia 3-5
Kepulauan Talaud.
23
C. Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional
Variabel Pola makan yang Kuesioner Ordinal Kategori
independen sehat sebagai suatu Pola Makan
cara Atau usaha Baik Jika ≥ 19
melakukan
Pola makan kegiatan makan
secara sehat Pola Makan
Kurang Baik
Jika < 19
Variable Suatu keadaan Lembar Ordinal Kategori
Dependen yang didapatkan Observasi Normal, jika Z-
dari keseimbangan Z-score Score -2 SD s.d
Status gizi antara asupan gizi 2 SD
dari makanan dan
kebutuhan zat gizi
oleh tubuh, dengan Kurus, jika Z-
mengukur BB/TB Score -3 SD s.d
<-2 SD
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Pada
Anak Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Lobbo Kecamatan Beo Utara
Kabupaten Kepulauan Talaud.
BAB IV
24
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
independen dan dependen dinilai simultan pada satu saat, jadi tidak ada
tindak lanjut.
1. Waktu
2. Tempat Penelitian
1. Populasi
anak usia 3-5 tahun di Wilayah kerja Puskesmas Lobbo Kecamatan Beo
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anak usia 3-5 Tahun di
n= N
25
1 + N (d²)
n= 200
1 + 200.(0,1²)
n= 200
1 + 200. 0,01
n = 200
1+2
n= 200 = 67
kriteria inklusi.
1. Kriteria inklusi
meliputi :
2. Kriteria eksklusi
26
D. Instrumen Penelitian
menilai pola makan dan status gizi dengan anak usia 3-5 tahun dengan semua
Score, timbangan injak untuk mengukur berat badan dengan satuan kilogram
(kg) dan microtoise untuk mengukur tinggi badan dengan satuan sentimeter
(cm).
1. Data primer
satuan kilogram (kg) dan microtoise untuk mengukur tinggi badan dengan
yaitu kuesioner dan wawancara pada orang tua yang mempunyai anak 3-5
tahun.
2. Data sekunder
27
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas Lobbo yang
Proses pengolahan data setelah data terkumpul, dalam penelitian ini yaitu :
3. Entri Data, memasukkan data untuk diolah secara manual atau memakai
Solution).
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
dan frekuensi dari variabel independen dan dependen dan disajikan dalam
masing-masing.
2. Analisa Bivariat
program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution). Uji ini
28
digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen yaitu pola
H. Etika Penelitian
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
29
BAB V
30
4) Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan.
Selain Visi dan Misi, Puskesmas Lobbo juga memiliki tujuan antara
lain :
rendah. Serta dibeberapa desa tertentu terdapat sungai kecil dan juga
sungai besar.
31
batas-batas wilayah meliputi :
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Jumlah 67 100.0
30 responden (44.8%).
32
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis
Kelamin Anak diWilayah Kerja Puskesmas Lobbo Kecamatan Beo
Utara Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2019
No Karakteristik Jenis Kelamin n %
Responden
1 Laki-laki 37 55.2
2 Perempuan 30 44.8
Jumlah 67 100.0
33
2. Analisa Univariat
a. Pola Makan
b. Status Gizi
34
3. Analisa Bivariat
Tabel 5.6 Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Pada Anak Usia 3-
5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Lobbo Kecamatan Beo Utara
Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2019
Status Gizi
Pola makan Normal Kurus Total P Nilai
Value OR
n % n % n %
Baik 26 57.8 19 42.2 45 100.0
Kurang baik 21 95.5 1 4.5 22 100.0 0.001 15.34
Total 47 70.1 20 29.9 67 100.0
responden (57.8%) pada kategori status gizi normal dan di status gizi
diperoleh nilai signifikan 0.001 atau lebih kecil dari nilai α 0.05, dengan
nilai OR 15.34 Jika pola makan baik akan mempengaruhi 15.34 kali lipat
terhadap pola makan dan jika pola makan kurang baik akan
hubungan pola makan dengan status gizi pada anak usia 3-5 tahun di
35
wilayah kerja Puskesmas Lobbo Kecamatan Beo Utara Kabupaten
Kepulauan Talaud.
C. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Pola Makan
jumlah yang cukup, sebab kekurangan 15% dari kalori yang ada
proto plasma sel, protein dalam jumlah yang cukup penting untuk
36
dan diambil dengan cara makan yang benar. Kita akan jadi tidak
sehat jika kita mempunyai pola makan yang tidak sehat. Jika kita
biasakan pola makan yang sehat dan mengikuti saran pakar nutrisi,
b. Status gizi
yang status gizinya berada pada kategori kurus yaitu dari total 67
status gizi kurus. Status gizi dapat pula diartikan sebagai gambaran
mengatakan, zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh
dalam tubuh, zat gizi yang berfungsi sebagai pembentuk sel-sel pada
37
mengatur proses-proses kehidupan merupakan fungsi dari kelompok
sayur, dan buah. Makanan dengan gizi yang seimbang akan membuat
anak menjadi sehat dan tumbuh dengan baik. Anak dengan status
dimana anak hanya mendapatkan asupan gizi berupa nasi dan lauk,
vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayur dan buah yang
yang mudah sakit akan menurunkan kondisi kesehatan dan status gizi
anak.
2. Analisa Bivariat
diambil dengan cara makan yang benar. Kita akan jadi tidak sehat
38
jika kita mempunyai pola makan yang tidak sehat. Jika kita biasakan
pola makan yang sehat dan mengikuti saran pakar nutrisi, kita akan
yakni lebih kecil dari nilai α 0.05. Hal ini berarti terdapat hubungan
gizinya normal dan jika seseorang yang pola makannya kurang baik
maka status gizinya kurus, presentase dari pola makan dengan status
39
gizi di dalam tubuh. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding
makan yang baik maka berada distatus gizi yang normal karena
konsumsi makanan yang tercukupi yaitu nasi, lauk, sayur dan buah.
Dan apabila responden yang berada di pola makan kurang baik maka
40
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pola Makan Anak usia 3-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Lobbo
memiliki pola makan yang baik dari pada pola makan kurang baik.
2. Status Gizi Anak usia 3-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Lobbo
3. Terdapat Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Pada Anak Usia
B. Saran
41
2. Bagi Lokasi Penelitian
yang status gizinya kurus harus di berikan makanan yang bergizi dan
42
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, 2012, BAB II Tinjauan Teoris 2.1 Perilaku Makan 2.1.1 Pengertian.
Diakses dari
repository.ukws.edu/bitstream/123456789/14274/3/Ti_462014701_BAB
% 211.pdf (9 Juli 2019; 18:15 WITA)
Mardalena, I, (2017). Dasar-Dasar ILMU GIZI Dalam Keperawatan.
Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS (13 Maret 2019; 14:25 WITA)
Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Diakses dari
Pustaka Pelajar. (8 Juli 2019; 17:05 WITA)
Marimbi. 2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita.
Yogyakarta : Diakses dari Nuha Medika (13 Maret 2019; 10:33 WITA)
43
Nursalam, (2012). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Diakses dari EGC. (18
Maret 2019; 16:20 WITA)
Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Diakses dari
Rineka Cipta. (5 Agustus 2019; 11:10 WITA)
Par’i, Holil Muhammad, 2016. Penelitian Status Gizi. Jakarta : Diakses dari EGC
(5 April 2019; 20:05 WITA)
Rusilanti, Dahlia, M. &Yulianti, Y, (2015). Gizi Dan Kesehatan Anak
Prasekolah. Bandung : Diakses dari Remaja Rosdakarya (14 April 2019;
19:38 WITA)
Riskesda, (2016). Laporan provinsi Sulawesi Utara (2016). Diakses dari Pusat
Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (10 Juli 2019; 19:00 WITA)
Spirit, 2010, (2019, 03 16). Gangguan Pola Makan. Diakses dari:
http://lekompress. Web (16 Maret 2019; 13:40 WITA)
Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Diakses dari Graha Ilmu. (13 April 2019; 17:50 WITA)
Sulistyoningsih. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Diakses
dari Graha Ilmu .(13 April 2019; 18:15 WITA)
Syifa. 2011. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pencemaran
Air dengan Menggunakan Guided Discovery. Bandung. Diakses dari
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0602790_chapter4.pdf
(14 Agustus 2012; 11:13 WITA)
WHO, 2013. Pola Pemberian makan Dengan Status Gizi Anak Usia. Diakses dari
https://jurnl.unimus.ac.id/index.php/SKA/article/download/903/957 (11
Juli 2019; 16:05 WITA)
44