DENGAN GASTRITIS
Di susun Oleh :
Nama : KLAUDIA BETRIX LOKE
Nim : 2108008
1. KONSEP DASAR :
A. Pengertian
Penyakit gastritis biasa dikenal dengan penyakit maag. Gastritis ini merupakan
suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor
iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan
terlalu banyak, makan cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu pedas,
minum kopi terlalu berlebihan (Huzaifah, 2017 dalam Muhammad S, dkk tahun
2019).
dapat bersifat akut, kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang sering terjadi
adalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis (Hardi. K & Huda. A.N,
2015).
B. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus atau parasit
lainnya juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut adalah meminum
alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan
C. Patofisiologi
a.Gastritis akut
Gastritis akut dicirikan dengan kerusakan sawar mukosa oleh iritan lokal.
dengan jaringan lambung, yang menyebabkan iritasi, inflamasi dan erosi superfisial.
sehingga gastritis akut mereda sendiri, dengan penyembuhan yang biasanya muncul
Minum aspirin atau agen NSAID, kortikosteroid, alkohol dan kafein biasanya
dikaitkan dengan gastritis akut. Ingesti alkali korosif tak sengaja atau yang
disengaja (seperti amonia, iye (larutan alkali/air sabun) lysol. Dan agens pembersi
lain) atau asam yang menyebabkan peradangan berat dan kemungkinan nekrosis
iatragonik dari gastritis akut meliputi terapi radiasi dan pemberian agens
kemoterapeutik lain.
b. Gastritis Erosif
Bentuk parah dari gastritis akut, gastritis erosif (yang diinduksi oleh stres)
terjadi sebagai komplikasi dari kondisi yang mengancam hidup seperti syock,
trauma berat, pembedahan mayor, sepsis, luka bakar, erosi ini disebut dengan ulkus
Curling (yang ditemukan oleh Harvey Cushing, seorang dokter bedah AS).
Mekanisme utama yang mengarah kepada gastritis erosif muncul dalam bentuk
iskemia mukosa lambung yang diakibatkan oleh vasokonstriksi simpatis, dan cedera
ringan karena asam lambung. Akibatnya erosi supervisial multipel dari mukosa
lambung pun muncul. Dengan mempertahankan pH lambung lebih dari 3,5 dan
menghambat sekresi asam lambung melalui terapi, gastritis erosif dapat dicegah
D. Pathways
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, meliputi
berhubungandengan jari tangan serta aliran energy didalam tubuh kita. Teknik
ini dilakukan dengan cara menggenggam jari sambil menarik napas dalam-
energy pada meridian (energy channel) yang terletak pada jari tangan kita.
diproses dengan cepat oleh otak, lalu diteruskan menuju saraf organ tubuh
yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan dijalur energy menjadi lancar
mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap
nyeri yang dialami. Dalam teori Gate Control menjelaskan distraksi dapat
mengurangi nyeri dengan cara pada spina cord sel-sel reseptor yang menerima
stimulus nyeri peripheral dihambat oleh stimulus dari serabut – serabut saraf
yang lain. Maka, pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan
diversional sehingga pintu spina cord yang mengontrol jumlah input ke otak
menutup dan perasaan nyeri klien akan berkurang. Beberapa teknik distraksi
c. Relaksasi, merupakan kebiasaan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Ada tiga hal utama yang
leher), persendian fleksi dan otot-otot tidak tertarik (misal tangan dan kaki
sebagai berikut :
Bila nyeri hebat, anjurkan klien bernapas dangkal dan cepat. (Purba dan
Trafina, 2017)
sugesti positif. Hipnosis diri menggunakan sugesti diri dan kesan tentang
perasaan yang rileks dan damai. Individu memasuki keadaan rileks dengan
respons tertentu. Hipnosis diri sama dengan melamun konsentrasi yang intensif
kompres hangat atau panas, massage dan stimulasi saraf elektrik transkutan
otot-otot pada area nyeri. Kompres dingin dan panas dapat menghilangkan nyeri
a. Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Ada
oral), Colchicine 1,0 – 3,000 mg (dalam NaCl intravena) tiap 8 jam sekali untuk
mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri
mengontrol tingkat asam urat dan mencegah serangan. (Purba dan Trafina,
2017)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H Pilory dalam darah.
Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri
pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia
2. Pemerikasaan feses
Ini dilakukan apakah terdapat H.Pilory dalam feses atau tidak. Hasil yang
terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukka adanya perdarahan pada
lambung.
mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan memasukkan
sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam
esophagus lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu
pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna
yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari
diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 - 30 menit. Pasien biasanya
tidak disuruh langsung pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu
sampai anestasi menghilang kurang ebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada
resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman
Tes ini akan melihat adanya tanda - tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasa akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna bagian dan akan
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
b. Kecelakaan
c. Pernah dirawat
e. Imunisasi
Menjelaskan tentang pola yang dipahami pasien tentang kesehatan & bagaimana
kesehatannya dikelola
a. Pola makan (frekwensi, porsi makan, jenis makanan yang biasa dimakan)
c. Makanan yang disukai pasien, adakah mkanan pantangan/ makanan tertentu yang
g. Adakah penurunan berat berat badan dalam 6 bulan terakhir (bagaimana BB dan
h. Pola minum (frekwensi dan jumlah cairan yang dikonsumsi, jenis minuman yang
biasa diminum)
i. Bila pasien terpasang infuse berapa cairan yang masuk dalam sehari
3. Pola eliminasi
a. Eliminasi feses
1) Pergerakan tubuh
3) Berhajat (BAK/BAB)
c. Kesulitan yang dialami (sering pusing, menurunnya sensitifitas terhadap nyeri dan
panas/dingin)
sifat nyeri
a. Persepsi diri (hal yang dipikirkan saat ini, harapan setelah menjalani perawatan,
b. Status emosi: bagaimana perasaan klien saat ini, apakah perilaku non verbal sesuai
c. Konsep diri:
terhadap dirinya.
Menjelaskan tentang pola koping, toleransi terhadap stress dan support sistem
d. Menurut klien apa yang dapat dilakukan perawat agar pasien merasa nyaman
9. Pola Seksual-Reproduksi
d. Pengkajian pada perempuan terutama pada klien dengan masalah tumor atau
Mengkaji bagaimana hubungan pasien dengan orang lain (keluarga, tenaga kesehatan,
d. Adakah kesulitan dalam keluarga (hubungan dengan orang tua, hubungan dengan
dengan kesehatan.
dijalani.
1. Kesadaran
2. Penampilan
3. Vital sign
a. Suhu Tubuh
b. Tekanan Darah
4. Kepala
5. Mata
Kemampuan penglihatan, ukuran pupil, reaksi terhadap cahaya, konjungtiva
6. Hidung
7. Telinga
9. Dada
11. Genetalia : kebersihan daerah genital, adanya luka, tanda infeksi, bila terpasang
kateter kaji kebersihan kateter dan adanya tanda infeksi pada area pemasangan
a. Inspeksi kuku, kulit (warna, kebersihan, turgor, adanya edema, keutuhan dll)
b. Capilarry refill
bantu.
d. Bila terpasang infus : kaji daerah tusukan infus, kaji tanda-tanda infeksi pada
daerah tusukan infus, adanya nyeri tekan yang berlebihan pada daerah tusukan
infus.
13. Kulit
Bila terdapat luka maka kaji keadaan luka (kebersihan luka, adanya jahitan,
ukuran luka, adanya tanda infeksi pada luka, keadaan balutan luka).
c. Therapy
B. Diagnosa Keperawatan
Berikut ini diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI tahun
2018 :
1. Defisit nutrisi
Definisi
Batasan Karakteristik
DS:
- Kram/nyeri abdomen
DO:
- Sariawan
- Diare
2. Intoleransi aktivias
Definisi
Batasan karakteristik
DS :
- Mengeluh lelah
- Merasa lemah
DO :
- Sianosis
Faktor penyebab
- Tirah baring
- Kelemahan
- Imobilitas
3. Nyeri akut
Definisi
jaringan aktual dan fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
Batasan karakteristik
DS :
- Mengeluh nyeri
DO :
- Tampak meringis
- Gelisah
- Sulit tidur
- Menarik diri
- Diaforesis
Faktor penyebab
berlebihan)
4. Defisit pengetahuan
Definisi
tertentu.
Batasan karakteristik
DS :
DO :
histeria
Faktor penyebab
- Keterbatasan kognitif
5. Resiko hipovolemia
Definisi
dan/atau intraseluler.
Faktor resiko
- Usia lanjut
- Status hipermetabolik
- Evaporasi
6. Rencana Tindakan
Berikut ini adalah tujuan dan kriteria hasil serta intervensi keperawatan menurut
tindakan Observasi
pengunyah - Identifikasi
meningkat makanan
- Verbalisasi pemeriksaan
meningkatkan Teraupetik
makanan/minuma mampu
meningkat Kolaborasi
membaik perlu
membaik Badan
membaik - Identifikasi
membaik penyebab BB
- Monitor jumlah
kalori yang
dikonsumsi sehari-
hari
- Monitor berat
badan
-Monitor albumin,
limfosit, dan
elektrolit serum
Teraupetik
- Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan,
jika perlu
- Sediakan makanan
Makanan dengan
tekstur halus,
makanan yang
diblender, makanan
gastrostomy, total
parenteral nutrition
sesuai indikasi)
- Hidangkan makanan
secara menarik
- Berikan suplemen,
jika perlu
- Berikan pujian pada
pasien/keluarga
untuk peningkatan
yang dicapai
Edukasi
- Jelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi,
namun tetap
terjangkau
- Jelaskan
peningkatan asupan
kalori yang
dibutuhkan.
(Kode I.03119)
Promosi Berat
Badan
Observasi
- Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB
kurang
- Monitir adanya
mual muntah
- Monitor jumlah
kalori yang
dikonsumsi sehari
- hari
- Monitor berat
badan
- Monitor albumim,
limfosit dan
elektrolit, serum
Terapeutik
- Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan,
jika perlu
- Sediakan makanan
kondisi pasien
(misalnya,
makanan dengan
tekstur halus,
makanan yang
diblender,
diberikan melalui
NGT atau
gastrostomi, total
perenteral nutrion
sesuai indikasi)
- Hidangkan
makanan secara
menarik
- Berikan suplemen,
jika perlu
- Berikan pujian
pada
pasien/keluarga
untuk peningkatan
yang dicapai
- Edukasi
- Jelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi,
namun tetap
terjangkau
- Jelaskan
peningkatan
dibutuhkan
(Kode I.03136)
- Kecepatan - Sediakan
menurun melakukan
beraktivitas bertahap
menurun - Anjurkan
membaik berkurang
membaik kelelahan
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan
(Kode I.05178)
tindakan Observasi
- Kemampuan nyeri
- Meringis nyeri
menurun - Identifikasi
menurun nyeri
- Diaforesis - Monitor
mengalami penggunaan
menurun Terapeutik
menurun nonfarmakologis
menurun musik,
menurun terbimbing,
- Muntah menurun kompres
membaik pencahayaan,
membaik Edukasi
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian analgetik,
pengetahuan menerima
menjelaskan Terapeutik
dengan kesehatan
pengetahuan - Jadwalkan
meningkat pendindikan
menurun Edukasi
sehat
dapat digunakan
untuk meningkatkan
meningkat menurun,
menurun - Anjurkan
menurun - Kolaborasi
membaik - Kolaborasi
membaik IV hipotonis
membaik plasmanate)
- Kadar Hb - Kolaborasi
membaik Observasi
- Monitor kadar
albumim dan
protein total
- Monitor hasil
pemeriksaan
serum (osmolaritas
serum, hematokrit,
natrium, kalium,
BUN)
output cairan
- Identivikasi tanda -
tanda hipovolemia
(misalnya
frekuensi nadi
meningkat, nadi
teraba lemah,
tekanan darah
menurun, tekanan
nadi menyempit,
turgor kulit
menurun,
membran mukosa
kering, volume
urine menurun,
hematokrit
meningkat, haus,
lemah, kosentrasi
urin meningkat,
berat badan
menurun dalam
waktu singkat)
- Identifikasi tanda -
tanda hipervolemia
(dispnea, edema
perifer, edema
anasarka, CVP
meningkat, refleks
hepatojugularis
menurun dalam
waktu singkat)
- Identifikasi faktor
resiko
ketidakseimbangan
cairan (misalnya
prosedur
pembedahan
mayor, trauma
atau pendarahan,
luka bakar,
aferesis, obstruksi
intestinal,
peradangan
pankreas, penyakit
disfungsi
intestinal)
Terapeutik
- Atur interval
waktu pemantauan
sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil
pemantaun, jika
perlu (I.03121)
DAFTAR PUSTAKA
Dewit, S. C., Stromberg, H., & Dallred, C. 2016. Medical Surgical Nursing : Concept and
Gomez-Mejja, Luis R and David B. Balkin and Robert L. Cardy. 2012. Managing Human
Laode Darfin 2019, Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. H Dengan
%20ilmiah%20laode%20arfin.pdf.
Muhammad Syafi’i, Dina Andriani 2019. Jurnal Penelitian Faktor – Faktor yang
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF/article/view/281.
Nuari, N.A (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Utami, adinna dwi, & Kartika, Imelda rahmayunia. ( 2018 ). Terapi komplementer guna
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1,
Cetakan 3. PPNI. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesa.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1,
Cetakan II. PPNI. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesa.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1,
Cetakan II. PPNI. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesa.
A. Riwayat Klien
Nama : Tn P
Alamat : sedangmulyo Rt 01 Rw 07 semarang
Telp. :-
Tempat, tanggal, lahir/ umur : Kendal, 13 mei 1930
Jenis kelamin : laki-laki
Suku : jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : duda
Pendidikan : SD
Orang yang paling dekat dihubungin : anak
B. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Garis Menikah
: Garis Tinggal serumah
: klien
: Meninggal
C. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : tidak bejerja
Pekerjaan sebelumnya : wirausaha
Sumber – sumber : konpensasi veteran
Pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : cukup
kamar
wc
R tamu Kamar
Analisis Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
STATUS KOGNITIF/ AFEKTIF
Short Portable Mental Status Questionare
( SPMSQ ) :.................................................................
Benar Salah Nome Pertanyaan
r
√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Nemer berapa rumah anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ?
√ 7 Siapa presiden indonesia sekarang ?
√ 8 Siapa nama presiden sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ?
Jumlah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun
Analisi hasil :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Analis hasil :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : probbable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Difinitif gangguan
N. DATA PENUNJANG
O. Analisa data
Tgl / jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
Q. Intervensi
R. Implementasi
Tgl / Diagnosa Implementasi Respon TTD
jam keperawatan
Nyeri akut b.d 1. Mengidentifikasi Ds: klien mengatakan nyeri
agen pencedera lokasi, karakteristik, pada perut
fisiologis durasi, frekuensi, P: peradangan lambung Q :
kualitas, intensitas nyeri terasa senut-senut, R :
nyeri Nyeri dirasakan di perut S:
Skala 5 T : hilang timbul
Do:-
S. Evaluasi
Tgl / jam Diagnosa Kep Catatan Perkembangan TTD
Nyeri akut b.d S : Tn P mengatakan nyerinya berkurang
agen pencedera O : Tidak tampak meringis , skala 3
fisiologis A : masalah teratasi sebagian.
P : ulangi intervensi
Nausea b.d S: Tn P mengatakan masih terasa mual
iritasi lambung O: klien tampak lemas
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Nyeri akut b.d S : Tn P mengatakan nyerinya berkurang
agen pencedera O : tampak rileks , skala 2
fisiologis A : masalah teratasi
P : ulangi jika nyeri muncul
Nusea S:Tn P mengetakan mual berkurang
O:tampak lemas
A:masalah teratasi sebagian
P:ulangi intervensi
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP HIPERTENSI
Disusun oleh :
Klaudia Betrix Loke
2108008
A. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan eukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian / mortalitas (Trianto, 2014).
B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan eurah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada
beberapa faetor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
1. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
2. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress karena lingkungan Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang
tua serta pelebaran pembuluh darah (Aspiani, 20l6)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
1. Hipertensi primer (esensial) Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
1) Faktor keturunan Dari data statistie terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi.
Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika
umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi
dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan berlebih,stress,
merokok, minum aleohol,minum obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu eontoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vaseular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II seeara
langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan seeara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan
perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah
akan kembali ke normal. Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain
ferokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang
menyebabkan peningkatan keeepatan denyut jantung dan volume sekuneup, dan
penyakit eushing, yang menyebabkan peningkatan volume sekuneup akibat retensi
garam dan peningkatan CTR karena hipersensitivitas system saraf simpatis
aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan
hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi
sekunder (Aspiani, 2016).
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
implus yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron pre- ganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasea
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faetor, seperti keeemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume instravaskuler. Semua faetor tersebut
eenderung menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)
D. Pathways
E. Manisfestasi klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan yang dapat
muneul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur,
nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat,
dengan eiri khas nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor
risiko penyakit jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya
hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi dibutuhkan untuk
mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan berat
badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan
di luar rumah), penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke hipertensi
esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot, kelemahan, penurunan
berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan berkemih, riwayat perbaikan
koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah memar, penggunaan obat- obatan atau
zat terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi
sekunder (Johanes, 2019)
F. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal Kreatinin serum dan BUN
meningkat pada hipertensi karena parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
Darah perifer lengkap
Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
EKG
Hipertrofi ventrikel kiri
Iskemia atau infark mioeard
Peninggian gelombang P
Gangguan konduksi
Foto rontgen
Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
Pembendungan, lebar paru
Hipertrofi parenkim ginjal
Hipertrofi vaseular ginjal
(Aspiani, 2016)
Komplikasi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014)
Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina peetoris, dan gagal jantung.
Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-
kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional
ginjal dan nefron akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya
membrane glomerulus , protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotie koloid
plasma berkurang dan menyebabkan edema.
Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik
apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal sehingga
aliran darah ke daerah- daerah yang diperdarahi berkurang.
Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga kebutaan.
Kerusaka pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri atau , yang
sering, disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
Komplikasi berupa kasus perdarahan meluas sampai Ke intraventrikuler (Intra Ventrieuler
Haemorrhage) atau IVH yang menimbulkan hidrosefalus obstruktif sehingga memperburuk
luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH timbul primer dari peeahnya pembuluh darah otak yang
sebagian besar akibat hipertensi kronik (65-70%) dan angiopathy amyloid.
Sedangkan penyebab sekunder timbulnya ICH dan IVH biasa karena berbagai hal yaitu
gangguan pembekuan darah, trauma, malformasi arteriovenous, neoplasma intrakranial,
thrombosis atau angioma vena. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh berbagai faktor,
sebagian besar berupa hipertensi, kenaikan tekanan intrakranial, luas dan lokasi perdarahan,
usia, serta gangguan metabolism serta pembekuan darah
(Jasa, Saleh, & Rahardjo, n.d.)
Pengkajian fokus
Pengkajian keperawatan
Identitas klien
Identitas klienMeliputi :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama,
status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan
pasien
Keluhan Utama
Keluhan yang dapat muneul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku,
penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi.
Intervensi
Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah meneapai
dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan distolik dibawah 90
mmHg dan mengontrol faetor risiko. Hal ini dapat dieapai melalui modifikasi gaya hidup
saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan eara pengobatan setara non-farmakologis,
antara lain:
Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-obatan
yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel
kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi.
Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan
50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum jelas.
Pemberian kalium seeara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipereaya
dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vaseular.
Diet kaya buah dan sayur
Diet rendah kolestrol sebagai peneegah terjadinya jantung koroner
Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan eara menurunkan berat badan mengurangi
tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuneup.
Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi
dan , hipertrofi ventrikel .kiri Jadi, penurunan 'erat badan adalah hal yang sangat efektif untuk
menurunkan tekanan darah.
Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi aleohol, penting untuk mengurangi efek jangka
panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung.
(Aspiani, 2016)
Daftar pustaka
Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Garis Menikah
: Garis Tinggal serumah
: klien
: Meninggal
Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : driver
Pekerjaan sebelumnya : pegawai suwasta
Sumber – sumber : tidak ada
Pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : cukup
Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal :
R keluarga R. Makan WC
R tamu
Kamar dapur
Analisis Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
STATUS KOGNITIF/ AFEKTIF
Short Portable Mental Status Questionare
( SPMSQ ) :.................................................................
Benar Salah Nome Pertanyaan
r
√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Nemer berapa rumah anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ?
√ 7 Siapa presiden indonesia sekarang ?
√ 8 Siapa nama presiden sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ?
Jumlah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun
Analisi hasil :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Analis hasil :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : probbable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Difinitif gangguan
DATA PENUNJANG
Tekanan darah : 150/90
Analisa data
Diagnosa Keperawatan & Prioritas Diagnosa: sesuai dengan Diagnosa Keperawatan SDKI
edisi terbaru.
Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
Resiko tinggin penurunan curah jantung b.d perubahan afterload (tekanan darah)
Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
Intervensi
Tgl Diagnosa Tujuan & Planning TTD
/ keperawata Kriteria Hasil
jam n
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Menejemen nyeri klaudia
02- b.d agen keperawatan diharpakan Observasi
03- pencedera tingkat nyeri menurun Identifikasi lokasi, karakteristik
22 fisiologis dengan kriteria hasil durasi , frekuensi kualitas dan
Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
Meringis menurun Identifikasi reaksi verbal dan
Ketegangan otot menurun nonverbal nyeri
Frekuensi nadi membaik Identifikasi faktor yang
Tekanan darah membaik memperingan nyeri
Terapiutik
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Tingkatkan istirahat dan beri
lingkungan yang nyaman
Edukasi
Ajarkan teknik non farmakologi
: napas dalam, relaksasi,
distraksi.
Implementasi
Tgl / Diagnosa Implementasi Respon TTD
jam keperawatan
02-03- Nyeri akut b.d Identifikasi lokasi, Ds: klien mengatakn nyeri di
22 agen pencedera karakteristik durasi , kepala
fisiologis frekuensi kualitas dan TD: 150/90
intensitas nyeri P : akibat adanya tekanan
darah tinggi Q : nyeri terasa
02-03- senut-senut, R : Nyeri
22 dirasakan di kepala S : Skala
4 T : hilang timbul
Do: klien tampak menahan
sakit
02-03- Mengidentifikasi factor Ds:klien mengatakan jika
22 yang membuat nyeri nyeri berlangsung ketika
berlangsung dan kecapekan dan mereda ketika
membuat nyeri klien beristirahat
berkurang Do: -
02-03- Mendiskusikan cara
22 mengatasi pusing Ds: klien dan keluarga
sesuai keadaan yang mengatakan jika bersedia
ada di keluarga. untuk di ajarkan carta
mengatasi pusing dan nyeri
Mengajarkan teknik Do:-
relaksasi, napas dalam, Ds: klien mengatakan nyeri
dan distraksi berkurang skala 3
Do:klien tampak masih
kesakitan
02-03- Resiko tinggin Memonior tekanan Ds:
22 penurunan darah Do: Td; 150/90 N: 90
curah jantung suhu :36,10C RR: 24x/menit
03-03- b.d perubahan Menonitor berat badan Ds: -
22 afterload Do: 56
Memberikan terapi
02-03- releksasi nafas dalam Ds: klien mengatan bersedia
22 di berikan terapi rileksasi
nafas dalam
Menganjurkan aktifitas Do: klien rileks
02-03- fisik sesai kemampuan
22 Ds: klien mentakan bersedia
Menganjurkan terapi berolahraga
03-03- rendam kaki air hangat Do:-
22
Ds: klien brsedia di rendam
kakinya
Do: klien tampak rileks
03-03- Defisit Menggali kebutuhan Ds: -
22 pengetahuan dan kesiapan keluarga Do: klien tampak siap
b.d kurang untuk memulai menerima informasi
terpapar pembelajaran dengan
informasi kontrak waktu,
kesiapan menerima
materi dengan
lingkungan yang
tenang.
Mengidentifikasi
03-03- tingkat pengetahuan Ds: -
22 klien dan keluarga, Do:klien menjawab apa yang
serta hal-hal yang di tanyakan
sudah diketahui
tentang penyakitnya.
Menjelaskan
pengertian, factor Ds:
03-03- penyebab, dan Do: klien memperharikan
22 perawatan hipertensi, Ds: -
serta komplikasi. Do: klien dan keluarga
Mendemonstrasikan memperhatikan
teknik relaksasi, dan
contoh diet hipertensi
03-03- Menganjurkan
22 memakan mentimun Ds: klien mengatakan mau
untuk mengontrol mendemonstrasikann teknik
tekanan darah nafas dalam
03-03- Do: klien mengikuti arahan
22 Ds: klien mengatakan akan
mengkonsumsi mentimun
Do: -
03-03- Nyeri akut b.d Mengidentifikasi Ds: klien mengatakan nyeri
22 agen pencedera intensitas nyeri/pusing dengan skala 3
fisiologis Do: klien tampak menahan
Mengidentifikasi sakit
tindakan penyebab Ds:klien mengatakan jika
03-03- memperberat nyeri dan lingkungan berisik
22 memperingan nyeri menambah parah nyeri
Do: -
Mengontrol
lingkungan penyebab
nyeri Ds: keluarga mengatakan
bersedia menjaga lingkungan
03-03- agar tetap tenang jika nyeri
22 terjadi
Mengajarkan teknik Do: -
relaksasi, napas dalam,
dan distraksi Ds: keluarga
03-03- mendemonstrasikan kembali
22 perawatan yang diajarkan
Memberikan teknik perawat
non farmakogik Do:-
kompres air hangat di Ds: klien mengtakan bersedia
03-03- leher meredakan nyeri dilakukan kompres leher
22 (skala :2)
Do; klien rileks
Evaluasi
Tgl / jam Diagnosa Kep Catatan Perkembangan TTD
Nyeri akut b.d S : Tn s mengatakan pusingnya sudah
agen pencedera mereda
fisiologis O : Tidak tampak meringis , skala 3
A : masalah teratasi sebagian.
P : ulangi intervensi
Resiko tinggin S: tn S mengatakan tekanan darahnya masih
penurunan curah tinggi
jantung b.d O: TD : 150/90
perubahan A: masalah belum teratasi
afterload P : lanjutkan intervensi
(tekanan darah)