Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Di Susun Oleh :

Nama : Klaudia Betrix Loke

NIM : 2108008

DPL : Menik Kustriyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

PROFESI NERS

2021
Laporan Pendahuluan

Diare

I. Konsep Kebutuhan

I.1 Definisi Diare

Diare saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada masyarakat.

Diare juga merupakn penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di berbagai Negara

(widoyon, 2011)

Diare dapat manyerang semua kelompok usia terutama pada anak. Anak lebih rentan

mengalami diare, karna sistem pertahanan tubuh anak belum sempurna (seodjas, 2011)

Diare merupakan 10 penyakit penyebab kematian. Tahun 2012, terdapat sekitar 5 juta bayi

meninggal pada tahun pertama kematian. Kematian tersebut di sebab kan karna pneumonia

(18%), komplikasi kalahiran praternum (14%) dan diare (12%) (WHO 2012)

Diare adalah pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk (SDKI PPNI, 2016)

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas maka dapat di tari kesimpulan bahwa diare

merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada masyarakat yang dapat menyerang

semua kelompok usia terutama pada anak


I.2 Anatomi Fisiologi sistem pencernaan

Anatomi fisiologi pencernaan manusia diawali dari mulut sampai anus, menurut Pearce

(2009), anatomi fisiologi sistem pencernaan manusia yaitu:

a. Mulut

merupakan bagai awal dari sistem pencernaan yang terdiri atas dua bagian

luar yang sempit (vestibula) yaitu ruangan diantara gusi dengan bibir dan

pipi.Bagian dalam yang tediri terdiri atas rongga mulut.Didalam mulut

terdapat lidah yang merupakan organ otot yang dilapisi mukosa,

merupakan alat bantu pada proses mengunyah (mastikasi), menelan

(deglution), bicara (spech) dan pengecap, kemudian terdapat kelenjar air

utama yaitu :glandula parotis, glandula sublingualis, glandula submaksilaris.

Selain lidah terdapat pula gigi yang merupakan salah satu alat bantu sistem

pencernaan karena berperan sebagai alat pengunyah dan bicara.

b. Pharing

Pharing atau tekak merupakan suatu saluran muskulo fibrosa, panjang kira-

kira 12 cm, terbentang tegak lurus antara basis cranii yaitu setinggi vertebra

cervikalis VI hingga kebawah setinggi tulang rawan cricoidea. Jadi pharing

penting untuk lalunya bolus (makanan yang sedang dicerna mulut) dan

lalunya udara.

c. Esophagus

merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri dari jaringan otot yang

terbentang mulai setinggi kartilago cricoidea dan bermuara pada lambung

yang merupakan lanjutan lambung.

d. Lambung
Lambung yang merupakan bagian terlebar dari Tractus Gastrointestinal dan

merupakan lanjutan dari esofagus, bentuknya seperti huruf “ J “ terletak

dibagian atas agak kekiri sedikit pada rongga abdomen dibawah diafragma.

Fungsi lambung sebagai pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi,

sebagai bacterisidolehasam lambung HCL dan membantuproses

penyembuhan eritrosid.

e. Usus halus

merupakan lanjutan lambung terbentang mulai pylorus sampai muara

ileocaecalis dan menempati bagian terbesar rongga abdomen terletak sebelah

bawah lambung dan hati, panjang kurang lebih 7 meter. Usus halus dibagi

menjadi :

1) Duodenum

Disebut juga usus dua belas jari.Panjang kira-kira 20 cm, berbentuk

sepatu kuda melengkung kekiri.Pada lengkungan ini terdapat

pankreas.Bagian kanan terdapat selaput lendir yaitu papila vateri.

Dinding duodenum mempunyai lapisan yang banyak mengandung

kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi getah intestinum yang

disebut kelenjar brunner.

2) Yeyenum dan Ileum

Panjangnya sekitar 6 cm. Lekukan Yeyenum dan Ileum merekat pada

dinding abdomen posterior lipatan peritonium yang dikenal sebagai

mesentrum.Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan

perantara lubang orifisium ileosinkalis.Didalam tunica propria

(bagian dalam tunica mukosa) terdapat jaringan-jaringan limfoid,

noduli lymphatici yang ada sendiri-sendiri atau


berkelompok.Sementara di ileum plicae cirkulares dan

villiakan berkurang, sedangkan kelompok noduli lympathici

akan menjadi banyak, tiap kelompok berkisar antara 20

noduli lympathici. Kumpulan kelompok ini disebut Plaque

Payeri, yang menjadi tanda khas ileum.Fungsi dari usus

halus antara lain menerima zat-zat makanan yang sudah

dicerna, menyerap protein dalam bentuk asam amino,

menyerap karbohidrat dalam bentuk emulasi lemak.

f. Usus besar

merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seolah-olah

seperti huruf “ U “ terbalik dan mengelilingi usus halus,

panjangnya kurang lebih 140 cm terbentang dari valvula

ileocaecalis sampai anus. Usus besar terdiri dari colon asendens,

colon transversum, colon desenden dan sigmoideum.Fungsi usus

besar adalah untuk absorbsi air untuk kemudian sisa masa

membentuk masa yang semisolid (lembek) disebut feses.

g. Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang

menghubungkan rektum dengan dunia luar, terletak didasar pelvis

dindingnya diperkuat oleh tiga spinter yaitu :

1) Spinter ani intermus, bekerja tidak menurut kehendak

2) Spinter levator ani, bekerja tidak menurut kehendaki

3) Spinter ani ekstermus, bekerja menurut kehendak

I.3 Patofisiologi diare

mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah sebagai berikut :

gangguan osmotik merupakan akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga meninggi

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus

yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul

diare. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding

usus atau terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan

selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Gangguan

motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan selanjutnya timbul diare

pula. Vivian (2010)

menurut Hidayat (2006) proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai

macam kemungkinan faktor diantaranya :

a. Faktor infeksi

Proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk

kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan

merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus,

selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya menyebabkan

gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga

dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan sistem transport aktif

dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi

cairan dan elektrolit akan meningkat

b. Faktor malasorpsi

Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbs yang menyebabkan tekanan

osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kerongga

usus yang dapat isi meningkatkan rongga usus sehingga terjadilah diare.
c. Faktor makanan

Ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan

baik.Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan

penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian

menyebabkan diare.

d. Faktor pisikologis

Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang

akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang menyebabkan diare

I.4 Etiologi diare

Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi malabsorbsi

makanan dan psikologi. Infeksi ada dua macam yaitu enternal dan parental.

Enternal adalah infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan

penyebab utamanya terjadinya diare sedangkan parental adalah infeksi dibagian

tubuh lain diluar alat pencernaan misalnya otitis media akut (OMA)

tansilofaringitis bronkopnemonia dan ensefalitis. Malabsorbsi meliputi

karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa ) dan

monosakrida (intoleransi glukosa,fruktosa dan galaktosa), pada anak dan bayi

yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa lemak dan protein. Makanan

meliputi makanan basi beracun dan alergi.Psikologi meliputi rasa takut dan cemas.

( Yulianti 2010)

Penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi

(disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan,

imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya.Penyebab yang sering ditemukan di

lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan

keracunan” (Depkes RI, 2011, hal.2).


penyebab diare diantaranya terjadi karena infeksi bakteri, virus dan parasit.

Contoh bakteri yaitu Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus,

Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromona.Virus

yaitu Rotavirus Adenovirus, Cytomegalovirus.Parasit yaitu diantaranya seperti

Protozoa (Giardia, Entamoeba histolytica,Trichuris trichiura, Cryptosporidium

huminis, Strongyloides stercoralis, Isospora Belii). Cacing ( Strogyloides

strercoralis, Schistosomal) (Depkes RI 2011 hal 2)

II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Diare

II.1 Pengkajian

II.1.1 Data umum

a. Identitas mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, suku/bangsa, alamat, diagnosa medis, tanggal dan jam

b. Status Kesehatan saat ini

c. Riwayat kesehatan masalalu

d. Riwayat Kesehatan keluarga

e. Riwayat kesehatan lingkungan

II.1.2 kebutuhan dasar

a. Kebutuhan Nutrisi

b. Kebutuhan eliminasi

c. Kebutuhan mobilisasi dan body mekanik

d. Kebutuhan Istirahat dan Tidur

e. Kebutuhan rasa nyaman nyeri

f. Kebutuhan oksigenasi
g. Kebutuhan cairan

h. Kebutuhan personal hygiene

2.1.3 Pemeriksaan Fisik: Head To Toe

- Kepala : Bentuk, rambut: warna, kebersihan, rontok, ketombe, dll

- Mata : Kemampuan penglihatan, ukuran pupil, reaksi terhadap cahaya,

konjungtiva anemis/tidak, sklera ikterik/tidak, alat bantu, adanya sekret.

- Hidung : Bagaimana kebersihannya, adakah secret, epistaksis, adakah polip,

adakah nafas cuping hidung, pemakaian oksigen.

- Telinga : Bentuk, hilang pendengaran, alat bantu dengar, serumen, infeksi,

tinnitus

- Mulut dan tenggorokan : Kesulitan/ gangguan bicara, pemeriksaan gigi,

warna, bau, nyeri, Kesulitan mengunyah/ menelan, posisi trakea, benjolan di

leher, pembesaran tonsil, bagaimana keadaan vena jugularis.

o Dada

-Jantung : Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi

- Paru- paru : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi

- Abdomen : inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi

- Genetalia : kebersihan daerah genital, adanya luka, tanda infeksi, bila

terpasang kateter kaji kebersihan kateter dan adanya tanda infeksi pada area

pemasangan kateter, adanya hemoroid

- Ekstremitas atas dan bawah

a. Inspeksi kuku, kulit (warna, kebersihan, turgor, adanya edema, keutuhan

dll)

b. Capilarry refill
c. Kemampuan berfungsi (mobilitas dan keamanan) untuk semua

ekstrimitas yaitu kekuatan otot, koordinasi gerak dan keseimbangan,

penggunaan alat bantu.

d. Bila terpasang infus : kaji daerah tusukan infus, kaji tanda-tanda infeksi

pada daerah tusukan infus, adanya nyeri tekan yang berlebihan pada

daerah tusukan infus.

- Kulit : Kaji k ebersihan, warna, kelembaban, turgor, adanya edema Bila

terdapat luka maka kaji keadaan luka (kebersihan luka, adanya jahitan,

ukuran luka, adanya tanda infeksi pada luka, keadaan balutan luka).

2.1.4 Pemeriksaan Penunjang diare

Pemeriksaan penunjang terhadap penyakit diare yaitu dengan pemeriksaan

darahyang meliputi darah perifer lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit (Na+, K+,

C_).Analisa gas darah (bila dicurigai ada gangguan keseimbangan asam basa),

pemeriksaan toksik (C. Difficile), antigen (E. Hystolitica).Fesesmeliputi

analisa feses (rutin: leukosit difeses. Pemeriksaan parasit :amoeba,hif).

Pemeriksaaan kultur.Pada kasus ringan, diare bisa teratasi dalam waktu <24

jam. Nelwan (2014)

2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa : 1. Diare

2.2.1 Definisi

Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk

2.2.2 Batasan karakteristik

Kriteria mayor:

Subjektif :

- ( tidak tersedia)
Objektif :

- Defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam

- Feses lembek atau cair

Kriteria minor

Subjektif :

1. Urgency

2. Nyeri/kram abdomen

Objektif :

- Frekuensi paristatik meningkat

- Bising usus hiperaktif

2.2.4 Faktor yang berhubungan

1. Fisiologis

- Inflamasi gastrointestinal

- Iritasi gastrointestinal

- Proses infeksi

- Malabsorpsi

2. Psikologis

- Kecemasan

- Tingkat stress tinggi

Diagnose ke 2 : Hipovolemi

2.2.5 Definisi

Penurunan volume cairan intravascular, interstisial, dan/atau intraselular

2.2.6 batasan karakteristik

gejala dan tanda mayor


subjektif :

- (tidak tersedia)

Objektif :

- Frekuensi nadi meningkat

- Nadi teraba lemah

- Tekanan darah menurun

- Tekanan nadi menyempit

- Turgor kulit menurun

- Membran mukosa kering

- Volume urin menurun

- Hematocrit meningkat

Gejala tanda minor

Subjektif:

- Merasa lemah

- Mengeluh haus

Objektif:

- Pengisian vena menurun

- Status mental berubah

- Suhu tubuh meningkat

- Konsentrasi urin meningkat

- Berat badan turun tiba-tiba

2.2.7 Faktor yang berhubungan

- Kehilangan cairan aktif

- Kegagalan mekanisme regulasi


- Peningkatan permeabilitas kapiler

- Kekurangan intake cairan

- Evaporasi

2.3 interfensi

No Diagnos ( SDKI ) Tujuan dan kriteria Intervensi

hasil (SLKI) (SIKI)


1. Diare b.d infeksi Setelah di lakukan Manejemen diare

Gejala dan tanda tindakan keperawatan di Obserfasi:

mayor harapkan eliminasi fekal - indentifikasi

Subjektif: (tidak membaik penyebab diare

tersedia) Kriteria hasil: - identifikasi

Objektif: - kontrol riwayat

1. defekasi lebih pengeluaran feses pemberian makan

dari tiga kali meningkat - monitoring

2. feses lembek - keluhan defekasi warna, volume,

atau cair lama dan sulit frekuensi,dan

gejala dan tanda menurun konsistensi tinja

minor - mengejan saat - monitoring tanda

subjektif: defekasi menurun dan gejala

1. urgency - distensi abdomen hypovolemia

2. nyeri/kram menurun - monitoring

abdomen - teraba massa pada jumblah

objektif: rektal menurun pengeluaran diare

1. frekuensi - urgency menurun - monitoring

peristaltik - nyeri abdomen keamaan


meningkat menurun penyiapan

2. bising usus - kram abdomen makanan

hiperaktif menurun terapiotik:

- konsistensi feses - berikan asukan

membaik cairan oral (mis

- frekuensi defekasi larutan garam

membaik gula, oralit,

- peristaltic usus pedialyte,renalyte

membaik edukasi:

- anjurkan makan

porsi kecildan

sering secara

bertahap

- ajurkan

menghindari

makanan

pembentuk gas,

pedas dan

mengndung

lakosa

kolaborasi:

- kolaborasi

pemberian obat

antimotilitas (mis

loperamide,
difenoksilat)

- kolaborasi obat

pengeras feses

(mis atapulgin,

smektit, kaolin-

pektin.
2 Hipovolemia b.d Setelah di lakukan Pemantauan cairan

kehilangan cairan tindakan keperawatan di Obserfasi:

efektif harapkan status cairan - Monitoring

Grjala dan tanda membaik frekuensi dan

mayor Kriteria hasil: kekuatan nadi

Subjektik: - Kekuatan nadi - Monitoring berat

- (tidak meningkat badan

tersedia) - Turgorkulit - Monitoring

Objektif: meningkat pengisian kapiler

- Frekuensi dani - Output urine - Monitoring

meningkat meningkat elastisitas atau

- Nadi teraba - Pengisian vena turgor kulit

lemah meningkat - Monitor jumblah

- Tekanan darah - Ortopnea menurun warna dan berat

menurun - Paroxysmal jenis urine

- Tekanan nadi nocturnal dyspnea - Monitor intake

menyempit (PND) menurun dan 0utput cairan

- Turgor kulit - Edema anasarka - Indentivikasi

menurun menurun tanda-tanda

- Membran - Edema parifer hopovolemia


mukosa kering menurun ( mis frekuensi

- Volume urine - Berat badan nadi meningkat,

menurun menurun nadi terabah

- Hematocrit - Distensi vena lemah, tekanan

meningkat jugularis menurun darah menurun,

Gejala dan tanda - Perasaan lemah tekanan nadi

minor menurun menyempit,

Subjektif: - Konsentrasi urune turgor kulit

- Merasa lemah menurun menurun,

- Mengeluh - Frekuensi nadi membrane

haus membaik mukosa kering,

Objektif: - Tekanan darah volum urin

- Pengisian membaik menurun,

vena menurun - Tekanan nadi hematocrit

- Status mental membaik meningkat, haus

berubah - Membrane mukosa lemah

- Suhu tubuh membaik konsentrasi urine

meningkat - Kadar hb membaik meningkat, berat

- Konsentrasi - Berat badan badan menurun

urine membaik dalam waktu

meningkat - Oliguria mrmbaik singkat)

- Berat badan - Intake cairan Terapiotik:

turun tiba-tiba membaik - Atur interval

- Status mental waktu

membaik pemantauan
- Suhu tubuh sesuai dengan

membaik kondisi pasien

- Dokumentasi

hasil pemantoan

Edukasi:

- Jelaskan tujuan

dan prosedur

- Informasikan

hasil pemantoan

jika perlu.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2011) hal 2 Rosa india sari BAB II.pdf diakses 6 oktober 2021 jam 20.30

darihttp://repository.ump.ac.id/1478/3/ROSA%20INDRA%20SARI

%20BAB%20II.pdf

Hidayat (2006) Rosa india sari BAB II.pdf diakses 6 oktober 2021 jam 20.30 dari

http://repository.ump.ac.id/1478/3/ROSA%20INDRA%20SARI

%20BAB%20II.pdf
Nelwan (2014) Rosa india sari BAB II.pdf diakses 6 oktober 2021 jam 20.30 dari

http://repository.ump.ac.id/1478/3/ROSA%20INDRA%20SARI

%20BAB%20II.pdf

Pearce, (2009) Rosa india sari BAB II.pdf diakses 6 oktober 2021 jam 20.30 dari

http://repository.ump.ac.id/1478/3/ROSA%20INDRA%20SARI

%20BAB%20II.pdf

Soedjas, (2011) asuhan keperawatan pada nn.a dengan diare di ruangan diakses tanggal 6

oktober 2021 jam 15.10 dari http://repository.poltekkes-

kdi.ac.id/529/1/KTI%20YUNIARTI.pdf

Vivian (2010) Rosa india sari BAB II.pdf diakses 6 oktober 2021 jam 20.45 dari

http://repository.ump.ac.id/1478/3/ROSA%20INDRA%20SARI

%20BAB%20II.pdf

Widoyon, (2011) asuhan keperawatan pada nn.a dengan diare di ruangan, diakses

tanggal 6 oktober 2021 jam 15.08 dari http://repository.poltekkes-

kdi.ac.id/529/1/KTI%20YUNIARTI.pdf

Who, (2012) asuhan keperawatan pada nn.a dengan diare di ruangan diakses tanggal 6

oktober 2021 jam 15.15 dari http://repository.poltekkes-

kdi.ac.id/529/1/KTI%20YUNIARTI.pdf

Yulianti (2010) Rosa india sari BAB II.pdf diakses 6 oktober 2021 jam 20.30 dari

http://repository.ump.ac.id/1478/3/ROSA%20INDRA%20SARI

%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai