Konsep Penyakit
1) Definisi
3) Etiologi
5) Patofiosiologi
Hal ini menyebabkan diare berdarah dengan pasasi mucus dan nanah
(sering disebut disentri). Sekresi entero toksin bakterial menyebabkan sekresi air
dan elektrolit dengan diare berair yang banyak. Enterotoksin dapat dihasilkan
sesudah kolonisasi bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa inkubasi 6-24
jam). Enterotoksin ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang
terkontaminasi kurang dimasak terutama oleh pencemaran makanan stafilokoki.
6) Pathway
h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat
dan dalam.
8) Komplikasi
Menurut Dwienda (2014), komplikasi yang dapat diakibatkan oleh diare adalah
sebagai berikut:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik).
c. Hipoglikemi.
9) Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nuraarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada diagnos
medis diare adalah :
a. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis, Ph
dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan
asam basa.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na,K,kalsium dan Prosfat
1) Pengkajian
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari
(diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari
(diare kronis).
e. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa,
porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu.
kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan
makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci
tangan,
1. Pertumbuhan
• Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-
rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
• Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua
dan seterusnya.
• Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan
2. Perkembangan
• Fase anal : Keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan
tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan
bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna
interpersonal, bermain).
b. Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk
mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan,
berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut
harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri
anak.
c. Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan
mandiri : Umur 2-3 tahun :
• berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan
(GK)
• Meniru membuat garis lurus (GH)
c. Kepala: ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
umur 1 tahun lebih
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat >120x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang .
h. Sistem integumen: warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhu
meningkat >37,50C, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
time memajang >2 detik, kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan: urin produksi oliguria sampai anuria (200- 400 ml/ 24
jam), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
B. Rencana Keperawatan
4. longgarkan 4. Membantu
atau lepaskan menurunkan
pakaian demam pada
pasien
5. pemberian 5. membantu pasien
kompres proses konduksi
hangat panas dari tubuh
C. Implementasi Keperawatan
D. Evaluasi Keperawatan
Menurut Mufidaturrohmah (2017) evaluasi perkembangan
kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk
mengetahui perawatan yang diberikan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Evaluasi dapat berupa
evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif
adalah hasil dari umpan balik selama proses keperawatan berlangsung.
Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah proses
keperawatan selesai dilaksanakan dan memperoleh informasi efektifitas
pengambilan keputusan.
Tgl. Diagnosis SOAP Tanda-
Keperawatan tangan
16 Agustus 1 S : ayah pasien mengatakan anaknya
2022 BAB encer 4 kali konsistensi encer
warna kuning kecoklatan berlendir
O:
1. Feses tampak encer Berwarna
kuning kecoklatan dan berlendir
2. An. S tampak lesu dan lemah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitoring feses
2. Kolaborasi pemberian obat
3. Monitor iritasi di daerah
perineal
4. Menganjurkan makan sedikit
tapi sering
2 S : ayah pasien mengatakan anaknya
BAB encer 4 kali berwarna kuning
kecoklatan dan berlendir.
O:
1. BAB encer berwarna kuning
kecoklatan dan berlendir
2. Turgor kulit tidak elastis
3. Mukosa bibir kering
4. CRT < 2 detik
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Pemberian infus Kaen 3 B/ 24
Jam
2. Monitoring intake dan output
caira/24 jam
3 S : ayah pasien mengatakan demam
anaknya naik turun
O:
1. S: 37°C
2. Akral teraba hangat
3. Turgor kulit tidak elastis
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi Dilanjutkan
1. Monitor suhu
2. Sediakan lingkungan yang
dingin
17 Agustus 1 S : anak mengalami diare BAB encer
2022 3x
O:
1. Tidak ada muntah
2. Mukosa bibir tampak kering
3. Feses tampak encer berwarna
kuning kecoklatan dan
berampas
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan Intervensi
1. Monitoring feses
2. Kolaborasi pemberian obat
3. Monitor iritasi di daerah
perineal
4. Menganjurkan cairan peroral
2 S : ayah pasien mengatakan anaknya
BAB encer dari pagi sampai sekarang
jadi 3 kali berwarna kuning kecoklatan
O:
1. Mukosa bibir sudah tidak
kering
2. Turgor kulit kembali <2detik
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan Intervensi
1. Pemberian infus Kaen 3 B/ 24
Jam
2. Monitoring intake dan output
caira/24 jam
3 S : ayah pasien mengatakan demam nya
masih naik turun
O:
1. S : 36.5
2. Mukosa bibir tampak sudah
tidak kering
3. Pasien tidak rewel dan gelisah
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor suhu tubuh
2. Kolaborasi pemberian obat
3. Anjurkan longgarkan baju
4. Anjurkan minum air yang
cukup
18 Agustus 1 S : ayah pasien mengatakan BAB 1 kali
2022 O:
1. An.S tampak tidak rewel
2. Mukosa bibir tampak lembab
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 S : ayah pasien mengatakan BAB 1 kali
O:
1. N : 98 x/menit
2. S : 36.6 °C
3. RR : 22 x/menit
4. Mukosa bibir tampak lembab
5. Pasien tampak tidak rewel
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3 S : ayah pasien mengatakan kemerahan
sudah berkurang
O:
1. N : 98 x/menit
2. S : 36.6 °C
3. RR : 22 x/menit
4. Akral hangat
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan