1. Pengertian
tinja dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal
dimana buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang
encer/cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang
suatu keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (> 3
2. Etiologi
7
8
tahun.
d. Faktor Risiko
susu.
Gambar 2.1
Anatomo Fisiologi Pencernaan
Sumber : (Syaifuddin, 2016)
usus halus dan usus besar. Fungsi utama system pencernaan adalah
(air, elektrolit, dan zat gizi). Sebelum zat ini diperoleh tubuh makanan
a. Mulut
1) Vestibulum oris
Bagian diantara bibir dan pipi di luar, gusi dan gigi bagian
mulut sebagian besar dibentuk oleh anterior lidah dan lipatan balik
1) Gigi
2) Lidah
b. Faring
c. Esofagus
Panjangnya kira kira 25 cm. posisi vertical dimulai dari bagian tengah
leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada dibelakang trakea.
d. Lambung
Fungsi lambung :
lambung.
hati.
e. Usus halus
f. Usus besar
1,5- 1,7 meter dan penampang 5-5cm. Lanjutan dari usus harus yang
Lapisan usus besar dari dalam keluar terdiri dari lapisan selaput
dan lapisan jaringan ikat. Bagian dari usus besar terdiri dari sekum,
4. Patofisiologi
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan usus.
menyebabkan
15
dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak diserap dengan baik sehingga
5. Manifestasi Klinis
sebagai berikut :
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
dengan empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
hipovokanik.
a. Diare Akut
2) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas- gas dalam
3) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
4) Demam
b. Diare Kronik
Tabel 2.1
Bentuk klinis diare
Diagnosa Didasarkan pada keadaan
Diare cair akut - Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang
dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
17
Tabel 2.2
Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare
6. Pemeriksaan Penunjang
Ph dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
7. Penatalaksanaan
klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta
dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting
terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita
diare.
sampai 33%.
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kgbb dan
dehidrasi.
diberikan
20
besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan
Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk
kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan
menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc
yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap
sehat. Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk
kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan
menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc
yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap
sehat.
c. Pemberian Makan
atas) penderita diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta
diare jika tidak diberikan asupan makanan yang sesuai umur dan bergizi
akan menyebabkan anak kurang gizi. Bila anak kurang gizi akan
diperhatikan:
1) Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui
d. Antibiotik Selektif
atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Efek
timbulnya gangguan fungsi ginjal, hati dan diare yang disebabkan oleh
antibiotik.
2) Muntah berulang-ulang
5) Demam
6) Tinjanya berdarah
B. Masalah Keperawatan
a. Masalah (Problem)
b. Indikator Diagnostik
validasi diagnosis.
diagnosia.
3. Pathway Diare
Sesak
Dehidrasi
Gangguan pertukaran gas (D0003)
1) Definisi
alveolus-kapiler
2) Penyebab
Ketidakseimbangan ventliasi-perfusi
Kriteria Mayor :
a) Subjektif : Dispnea
b) Objektif :
(1)
Penurunan/Peningkatan PCO2
(2)
PO2 menurun
(3)
Takikardia
(4)
pH arteri meningkat/menurun
(5)
Bunyi napas tambahan
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(1) Pusing
27
b) Objektif :
(1) Sianosis
(2) Diaforesis
(3) Gelisah
b. Diare (D.0020)
1) Pengertian
tidak berbentuk
2) Penyebab
Kriteria Mayor
a) Subjektif : -
b) Objektif :
(1)
Defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam
(2)
Feses lembek atau
a) Subjektif :
(1) Urgency
b) Objektif :
c. Hipovolemia (D.0023)
1) Pengertian
2) Penyebab
Kriteria Mayor
a) Subjektif: -
29
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
b) Objektif :
1) Pengertian
kornea,
30
ligamen)
2) Penyebab
a) Perubahan sirkulasi
b) Penurunan mobilitas
Kriteria Mayor
a) Subjektif :-
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :-
b) Objektif :
(1) Nyeri
(2) Perdarahan
(3) Kemerahan
(4) Hematoma
31
1) Pengertian
2) Penyebab
Kriteria Mayor
a) Subjektif :-
b) Objektif :
ideal
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
b) Objektif :
(5) Sariawan
(8) Diare
1) Pengertian
2) Faktor Risiko
a) Hipotensi
g. Ansietas (D.0080)
1) Pengertian
2) Penyebab
lain- lain)
Kriteria Mayor
a) Subjektif :
dihadapi
b) Objektif :
Kriteria Minor :
a) Subjektif :
(2) Anoreksia
(3) Palpitasi
b) Objektif :
(4) Diaforesisi
(5) Tremor
5. Diagnosa Keperawatan
b. Diare
c. Hipovolemi
e. Defisit nutrisi
f. Risiko syok
g. Ansietas
6. Intervensi Keperawatan
35
Menurut PPNI (2018) Intervensi keperawatan adalah segala
c) Sianosis membaik
d) Takikardia membaik
2) Intervens
Obsevasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
2) Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
mengandung laktosa
Kolaborasi
hasil :
2) Intervensi
Obsevasi
cairan Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
untuk anak.
kriteria hasil :
b) Nyeri menurun
c) Kemerahan menurun
d) Tekstur membaik
2) Intervensi
Observas
kulit Terapeutik
periode diare
40
kulit kering
Edukasi
Kolaborasi
hasil :
b) Diare menurun
2) Intervensi
Observasi
laboratorium Terapeutik
protein Edukasi
Kolaborasi
f. Risiko Syok
2) Intervensi
Observas
urine Terapeutik
>94%
Edukasi
oral Kolaborasi
d) Pucat menurun
2) Intervensi
Obsevasi
b) Monitor tanda-tanda
ansietas Terapeutik
Edukasi
pasien Kolaborasi
7. Implementasi Keperawatan
dan
sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data yang baru. Faktor-faktor
efektivitas tindakan.
8. Evaluasi Keperawatan
psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik ( Olfah &
Ghofur, 2016).
44
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.R
DENGAN DIARE DI RSU BRAWIJAYA SAWANGAN DEPOK
I. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan diare sudah lebih dari 10x
45
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Nn.R mengatakan ia tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya tidak memiliki
penyakit yang menular maupun tidak menular
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Nn.R mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
b. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit
1) Frekuensi : 3x / hari
2) Jenis : Sayur, lauk pauk, buah-buahan
3) Porsi : 1 porsi
4) Keluhan : tidak ada keluhan
Sakit Selama
46
1) Frekuensi : 3x / hari
2) Jenis : sayur, lauk pauk, buah
1) Porsi : 1 porsi. (habis ½ porsi)
2) Keluhan : terkadang Ny.R merasa mual.
5. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAB : 1 x / hari
2) Konsistensi : lembek
3) Warna : kuning
4) Keluhan Dan Kesulitan BAB : tidak ada
5) Penggunaan Obat Pencahar : tidak ada
Selama Sakit
1) Frekuensi BAB : 1 x / 2 hari
2) Konsistensi : lembek
3) Warna : kuning
4) Keluhan Dan Kesulitan BAB :-
5) Penggunaan Obat Pencahar :-
b. BAK
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAK : 5-6 x / hari
2) Jumlah Urine : ±500cc/hari
3) Warna : kuning jernih
4) Keluhan/ Kesulitan BAK :-
Selama Sakit
1) Frekuensi BAK : 2-3x / hari
2) Jumlah Urine : ±300
3) Warna : kuning
4) Keluhan/ Kesulitan BAK :-
8. Pola koping
a. Masalah utama selama masuk RS ( keuangan, dll)
b. Kehilangan/ perubahan yang terjadi sebelumnya
Pasien mengatakan banyak hal berubah dan banyak yang harus dibantu oleh keluarganya.
c. Pandangan terhadap masa depan
Pasien mengatakan selalu memotivasi diri untuk sembuh dan hidup sehat, masih banyak
teman-teman dan keluarga yang selalu mendukungnya.
d. Koping makanisme yang digunakan saat terjadi masalah
e. Pasien mengatakan untuk pengambilan keputusan atau koping pasien dibantu suami
2) Hidung
a) Fungsi penghidu : dapat berfungsi dengan baik
b) Sekret : bersih tidak ada secret
c) Nyeri sinus : -
d) Polip : -
e) Napas Cuping Hidung : +
3) Mulut
a) Kemampuan bicara dapat berbicara dengan baik namun pelan
b) Keadaan bibir : kering
50
c) Selaput mukrosa : kering
d) Warna lidah : merah
e) Keadaan gigi : baik
f) Bau nafas : -
g) Dahak : -
4) Gigi
a) Jumlah : 33
b) Kebersihan : -
c) Masalah :-
5) Telinga
a) Fungsi pendengaran : normal
b) Bentuk : sedang
c) Kebersihan : bersih
d) Serumen : tidak ada serumen
e) Nyeri Telinga : tidak ada
c. Leher
1) Bentuk : normal
2) Pembesaran tyroid : tidak ada
3) Kelenjar getah bening : tidak ada
4) Nyeri waktu menelan : tidak ada
5) JVP : tidak ada
d. Dada (Thorax)
1) Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, irama napas cepat, pola napas abnormal, terdapat
pernapasan cuping hidung, terdapat otot bantu pernapasan,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : perkusi paru redup sebelah kanan
Auskultasi : terdengar suara napas tambahan (ronkhi)
2) Jantung
51
Inspeksi : CRT > 2 detik, tidak ada sianosis.
Palpasi : ktus kordis teraba hangat.
Perkusi : Perkusi batas jantung: Batas atas ICS V kanan linea parasternal kanan, batas
bawah ICS V kiri ke medial linea midklavikula kiri, batas kanan ICS IV kanan linea
parasternal dan batas kiri ICS III kiri linea paristernal.
Auskultasi : bunyi jantung normal dan regular, bunyi jantung II terdengar bunyi
jantung normal dan regular, tidak ada bunyi jantung tambahan dan tidak ada kelainan
e. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada bayangan vena, tidak ada benjolan/massa, tidak
bekas luka operasi, tidak terpasang drain,
Aukultusi : peristaltic usus 25x/menit
Perkusi : tidak ada asites, tidak ada nyeri ketuk pada ginjal
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada area abdomen
f. Genetalia : bersih , tidak ada kelainan
g. Anus dan rectum : tidak ada kelainan
h. Ekstremitas
1) Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : kekuatan otot kanan dan kiri 3/5
ROM kanan dan kiri : dapat bergerak namun lemah
Perubahan bentuk tulang : tidak ada perubahan bentuk tulang
Pergerakan sendi bahu : tidak ada perubahan sendi bahu
Perabaan Akral : hangat
Pitting edema : tidak ada pitting edema
Terpasang infus : vemplon
2) Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : kekuatan otot kanan dan kiri 3/5
ROM kanan dan kiri : dapat bergerak namun lemah
Perubahan bentuk tulang : tidak ada perubahan bentuk tulang
Varises : tidak ada varices
Perabaan Akral : hangat
Pitting edema : tidak ada pitting edema
i. Intergumen : kulit tampak lembab namun pucat , tidak terdapat lesi
52
53
54
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Aniq Noor Mutsaqof, Wiharto S.T M.Kom, Esti Suryani S.Si M.Kom
(2016). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Infeksi Menggunakan
Forward Chaining.
Amih Huda Nuraarif, S.Kep., Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep., Ns. (2015). Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.
Yogyakarta.
Andi Fatmawati. 2017. Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Kasus Diare
Pada Anak Di Ruang Madinah RSI Siti Khadijah Palembang.
( http://repository.stik-sitikhadijah.ac.id/241/1/41505001.pdf )
Esmi Sinaga. (2018). Asuhan keperawatan anak pada anak c pasien diare ruang
rawat nginap di puskesmas puuwatu tahun.
(https://www.scribd.com/document/394184751/KTI-ESMI-SINAGA)
Debby Daviani Prawati, Dani Nasirul Haqi. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Diare Di Tambak Sari, Kota Surabaya.
Dinar Nur Inten, Andalusia Neneng Permatasari. (2019). Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini Literasi Kesehatan pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan
Eating Clean.
M. Fadila Arie Novard, Netti Suharti, Roslaili Rasyid. (2019). Gambaran Bakteri
Penyebab Infeksi Pada Anak Berdasarkan Jenis Spesimen dan Pola
Resistensinya di Laboratorium RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-
2016.
55
Profil Kesehatan Indonesia. (2017).
Rospita, Teuku Tahlil, Mulyadi. (2017). Upaya Pencegahan Diare Pada Keluarga
Dengan Balita Berdasarkan Pendekatan Planned Behavior Theory.
Heri Saputro & Intan Fazrin . (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit.
Jakarta.
Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.
Wong, (2008). Wong, buku ajar keperawatan pediatrik (Vol 2). Jakarta: EGC.
Yustiana Olfah, APP., M.Kes & Abdul Ghofur, S.Kp, M. K. (2016). Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta.
56
57