LANDASAN TEORI
Menurut Saferi dan Mariza (2013: 173) usus halus atau usus kecil adalah bagian
dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar Usus
halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus 12 jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus 12 jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Usus halus merupakan saluran
lipatan yang di sebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas.
8
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah
dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati
molekul-molekul protein dicerna yang berperan di usus halus ini berupa cairan
empedu, getah pankreas, dan menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua
molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak. Pencernaan
1) Mulut
Mulut merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ
(1) Bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir
dan pipi.
(2) Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi
2) Faring
terhadap infeksi. Di sini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
9
makanan, yang letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan
Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara
masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan
masuk ke belakang dari jalan nafas dan di depan dari ruas tulang belakang.
masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup
bersamaan.
3) Esofagus
faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Esofagus berawal pada
4) Lambung (gaster)
terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
10
5) Usus
Adalah saluran pencernaan di antara lambung dan usus besar, yang merupakan
tuba terlilit yang merentang dari sfringter pylorus sampai katup ileosekal,
(1) Duodenum
Organ ini disebut juga usus 12 jari panjangnya 25-30 cm, berbentuk sepatu
(2) Yeyenum
1, 5 m.
(3) Ileum
Ileum merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjang 2-2, 5
macam seperti:
11
6) Defekasi : pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh
melalui anus
1) Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai
di cerna secara mekanis dan kimiawi. Alat yang berperan dalam proses
(1) Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Disini gigi
makanan.
12
(2) Lidah
gigi atas dan bawah saat makanan di kunyah serta sebagai alat perasa.
Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara
mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses
2) Kerongkongan (esofagus)
makanan dari esofagus melalui orifisium kardiak dan bekerja sebagai penimbun
4) Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6-8 cm,
lebar 25 mm dengan banyak lipatan. Fungsi dari usus halus adalah mencerna dan
5) Usus besar atau kolon memiliki panjang kurang lebih 1 cm dan terdiri atas kolon
besar ini di dorong ke bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa
13
ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang di perlukan oleh
tubuh. Fungsi dari usus besar tidak ikut serta dalam pencernaan atau absorpsi
makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum, semua zat makanan telah
diabsorpsi dan isinya cair. Selama perjalanan di dalam kolon isinya menjadi
makin padat karena air absorpsi dan ketika rektum dicapai maka feses berdifat
kira enam belas sampai dua puluh jan bagi isinya untuk mencapai fleksura
sigmoid.
terjadinya defekasi. Di dalam usu besar ini semua proses pencernaan telah
infeksi Salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman
yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella (Padila, 2013: 186). Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
236).
mengenai saluran pencernaan, dengan gejala demam lebih dari 1 minggu yang di
2.1.4 Etiologi
2.1.5 Patofisiologi
(muntah), Fly (lalat), dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita thypoid
dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat, di mana lalat akan hinggap di makanan yang akan
dikomsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman
masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung
dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.
Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah
selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu Padila (2013: 187).
thypoid adalah:
2) Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu, minggu
pada malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh
terus meningkat, dan pada minggu ketiga suhu berangsur angsur turun dan
kembali normal.
3) Gangguan pada saluran cerna; halitosis, bibir kering dan pecah-pecah, lidah di
tutup selaput putih kotor (coated tongue), meteorismus, mual, tidak nafsu
Menurut Padila (2013: 190) pemeriksaan penunjang pada klien dengan demam
thypoid adalah:
a. Pemeriksaan leukosit
Pada kebanyakan kasus demam thypoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi
walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu
SGOT dan SGPT pada demam thypoid seringkali meningkat tetapi dapat
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam thypoid, tetapi bila biakan
d. Uji widal
2.1.8 Penatalaksanaan
thypoid adalah:
1) Perawatan
(1) Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk
(2) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi
2) Diet
(3) Setelah bebas demam di beri bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
3) Obat-obatan
2.1.9 Komplikasi
bagian yaitu :
1) Komplikasi intestinal, antara lain perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik
2) Komplikasi ekstraintestinal
uremia hemolitik.
2.2.1 Pengkajian
2) Keluhan utama berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan
kurang bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama masa inkubasi)
3) Suhu tubuh pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu,
bersifat febris remiten dan suhu nya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama,
suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap harinya, biasanya menurun pada pagi
hari dan meningkat lagi pada malam hari. Dalam minggu kedua, pasien terus
berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu berangsur turun dan
4) Kesadaran pasien umumnya menurun walaupun tidak berada dalam, yaitu apatis
sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila
18
gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota
basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam.
5) Pemeriksaan fisik
(1) Mulut, terdapat nafas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan pecah-
tremor.
(3) Hati dan limfa membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.
6) Pemeriksaan laboratorium
(3) Biakan empedu basil salmonella thyposa dapat ditemukan dalam darah
Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer zat anti
a. Titer O yang tinggi (lebih dari 160) menunjukkan adanya infeksi akut
Pada tahap phalic, fokus utama adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga
menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa
anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya.
Bila pada masa ini anak mendapatkan pola asuh yang salah, mereka
cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri. sikap maupun
perbuatan.
20
8) Penyimpangan KDM
Salmonella typhosa
yang menjelaskan respons manusian (status kesehatan atau resiko perubahan pola)
menjadi 5 kategori:
1) Aktual menjelaskan masalah yang sudah terjadi saat ini dan harus sesuai dengan
intervensi keperawatan.
yang potensial.
klinik tentang status kesehatan klien, keluarga, dan atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5) Sindrom diagnosis yang terdiri atas beberapa diagnosis keperawatan aktual dan
tertentu.
kelemahan fisik
(2005) yaitu:
3) Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan adanya batuk, nyeri dada
sebaya
(2008) yaitu:
2.2.3 Perencanaan
Tujuan intervensi adalah mengatasi masalah yang terjadi pada manusia. Intervensi
tujuan, dilakukan intervensi yang tepat sesuai dengan masalah, serta tetap
2001).
tujuan, intervensi keperawatan, dan hasil akhir yang diharapkan pada rencana
keperawatan, dan mengkomunikasikan pada personil lain yang sesuai tentang data
pengkajian yang mengarah pada kebutuhan kesehatan yang dapat dipenuhi dengan
2013):
Tujuan :
Kriteria hasil :
Membran mukosa bibir lembab, tanda-tanda vital (TD, S N dan RR) dalam batas
Intervensi :
a. Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit tidak
b. Pantau intake dan output cairan dalam 24 jam, ukur BB tiap hari pada waktu
indikasi
Rasional :
Tujuan :
Kriteria hasil :
usus/peristaltik usus normal (6-12 kali per menit) nilai laboratorium normal,
Intervensi :
Rasional :
Tujuan :
Hipertermia teratasi
Kriteria hasil :
Suhu, nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari kedinginan dan tidak
masalah typoid
Intervensi :
c. Beri kompres dengan air dingin pada daerah axilla, lipat paha, temporal bila
terjadi panas
Rasional :
kelemahan fisik
Tujuan :
Kriteria hasil :
otot.
Intervensi :
Rasional :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Bebas dari eritema, bengkak, tanda-tanda infeksi dan bebas dari sekresi
Intervensi :
indikasi
Rasional :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
anaknya
c. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti
Rasional :
tanda dan gejala, serta perawatan dan pengobatan penyakit demam typoid
2.2.4 Implementasi
kolaboratif.
tanpa pesanan dokter. Tetapan ini telah ditetapkan oleh standar praktik
keperawatan.
29
bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya untuk mengatasi masalah
2.2.5 Evaluasi
keperawatan.
direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria
respons segera dan evaluasi sumatif yang merupakan rekapitulasi dari hasil
keterampilan dan pengetahuan aplikasi prinsip ukuran dan proses evaluasi. Proses
ini kemungkinan hanya dipakai juka tujuan dapat diukur, kepekaan pada pasien
sosial dan sistem pendukung memadai. Di samping itu, evaluasi juga digunakan
sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tertentu yang membuktikan
apakah tujuan tercapai, tidak tercapai, atau tercapai sebagian (Hidayat; 2001).