Anda di halaman 1dari 23

Logbook DK 2 SK 5

Nama : Almira Carissa Puspita Wijaya

NIM : 225160100111030
Kelompok : E/5
Fasilitator : drg. Viranda Sutanti, M. Si.

Skenario

Tetap Bugar Meski Lansia


Laki-laki, usia 64 tahun bekerja di perkebunan kelapa sawit. Laki-laki tersebut masih
tampak energik dalam bekerja. Hal tersebut dikarenakan perilaku hidup sehat melalui
kebiasaan rutin berjalan setiap hari dari rumah hingga perkebunan sejauh 10 Km. Laki-laki
tersebut mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan selalu mengkonsumsi air putih
yang cukup setiap hari. Sampai saat ini tidak pernah ada keluhan pada pencernaannya.

A. Learning Issues
1. Sistem Pencernaan
a. Definisi
b. Anatomi
c. Fisiologi
d. Proses Biokimia
e. Mekanisme (Pencernaan dan metabolisme karbohidrat, lemak, asam amino, dan
vitamin).

B. Learning Outcomes
1. Sistem Pencernaan
a. Definisi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan


menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna
oleh tubuh. Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem
pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan
kotorannya melewati anus. Sistem pencernaan pada manusia meliputi:
pengambilan makanan (prehensi), memamah (mastikasi), penelanan (deglutisi),
pencernaan (digesti), dan pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti)

b. Anatomi
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran
pencernaan terdiri dari rongga mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, dan
usus besar. Organ aksesori adalah gigi, lidah, dan organ kelenjar seperti kelenjar
ludah, hati, kandung empedu, dan pankreas.
1) Rongga Mulut (Cavitas oris)
Mulut adalah rongga yang diikat secara eksternal oleh bibir dan pipi dan
mengarah ke dalam faring. Rongga mulut dilapisi membran mukosa yang
terdiri atas epitelium skuamosa berlapis yang berisi sedikit kelenjar
penyekresi mukus. Bagian atasnya dibentuk oleh palatum durum dan mole,
2/3 bag anterior lidah mengisi dasar mulut. Organorgan yang terlibat dalam
proses pencernaan di rongga mulut: lidah, gigi, dan kelenjar saliva.
Lidah adalah struktur muskular yang berada di dasar mulut. Bagian dasar
lidah melekat pada tulang hioid dan frenulum pada dasar mulut. Permukaan
superior berisi epitelium skuamosa berlapis dengan banyak papila (tonjolan
kecil). Papila berisi reseptor sensori (ujung syaraf khusus) yang berfungsi
sebagai indera pengecap. Lidah berperan penting dalam mengunyah,
menelan, bicara dan mengecap.
2) Faring
Faring dibagi menjadi 3 area: nasofaring, orofaring dan laringofaring.
Nasofaring berperan penting dalam respirasi, orofaring dan laringofaring
merupakan saluran utama baik bagi sistem respirasi maupun pencernaan.
Makanan melalui rongga mulut ke faring, kemudian ke esofagus yang berada
di bawahnya. Dinding faring terdiri atsa 3 lapisan:
• Lapisan dalam dilapisi oleh membran mukosa yg berupa epitelium
skuamosa berlapis, terus melapisi faring hingga ke pangkal mulut dan
esofagus.
• Lapisan tengah terdiri atas jaringan fibrosa dan mengandung pembuluh
limfe dan saraf.
• Lapisan luar terdiri atas sejumlah otot involuntir yg terlibat dalam proses
menelan.
3) Esofagus / kerongkongan
Panjang Esofagus ± 20 cm dan lebar ± 2 cm. Berada di bidang median
toraks didepan kolum vertebra yg berada di belakang trakea. Esofagus
adalah organ yang menghubungkan mulut dan lambung. Makanan berjalan
di kerongkongan melalui proses peristaltik sehingga makanan dapat
terdorong ke lambung. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6
tulang belakang. Menurut histologi, Esofagus dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah
(campuran otot rangka dan otot halus), dan bagian inferior (terutama terdiri
dari otot halus).

4) Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk huruf
J melebar. Lambung terletak diantara ujung esofagus dan pangkal usus
halus. Berada di kuadran kiri atas abdomen p=25cm, L=10cm. Kapasitas
lambung pada orang dewasa ± 15.000 ml. Lambung dibagi menjadi tiga
daerah:
• Kardiak, yaitu bagian lambung yang paling pertama untuk tempat
masuknya makanan dari kerongkongan (esofagus).
• Fundus, yaitu bagian lambung tengah yang berfungsi sebagai
penampung makanan serta proses pencernaan secara kimiawi dengan
bantuan enzim.
• Pilorus, yaitu bagian lambung terakhir yang berfungsi sebagai jalan
keluar makanan menuju usus halus

Dinding lambung tersusun dari 4 lapis jaringan:

• Serosa
Merupakan lapisan terluar. Pada thoraks, lapisan ini berupa jaringan
fibrosa longgar. Di dalam abdomen, Peritonium : Membran serosa
terbesar di tubuh. Peritonium tersusun dari kantong berisi sedikit cairan
serosa yang menutupi rongga abdomen.
• Lapisan Otot
Saluran cerna dilapisi otot polos. Jenis kontraksi otot polos disebut
peristalsis. Lapisan longitudinal yang bersambung dengan esofagus.
Lapisan sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorik membentuk
spinkter.
• Submukosa
Lapisan ini terdir atas kolagen jaringan ikat longgar dan sebagian serat
elastis. terdiri dari jaringan areola yang banyak mengandung pembuluh
darah dan limfe.
• Mukosa
Berbentuk rugae (kerutan), dilapisi epitelium silindris yang mensekresi
mukus. “Pada lapisan mukosa lambung terdapat lipatan-lipatan disebut
Rugae yang dapat meregang pada saat terjadi penambahan volume atau
isi lambung. Mukosa lambung juga mengandung banyak kelenjar yang
mensekresi enzim-enzim pencernaan (getah lambung, yang membuat
makanan lebih cair dan asam).”
Fungsi lambung yaitu berperan dalam mengaduk makanan, memecahnya
lebih lanjut dan mencampurnya dengan sekresi dr kel lambung,
melanjutkan pencernaan makanan dengan bantuan getah lambung serta
mensekresi faktor intrinsik.

5) Usus Halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zatzat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Usus halus merupakan sebuah saluran mulai dari sfingter
pilorus ke usus besar. Panjang usus halus sekitar 6m, berada di tengah dan
bagian bawah rongga abdomen. Terdapat 3 bagian: duodenum, jejunum,
dan ileum. Fungsi usus kecil yaitu untuk mencerna dan mengabsorsi
makanan. Membran mukosa usus kecil terdapat tonjolan seperti rambut
yang disebut “villi”. Setiap villi mengandung pembuluh limfe dan
pembuluh darah.
• Duodenum
Usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus.
Panjang duodenum ±25cm, berbentuk huruf “C” yang kasar dan
melingkari kepala pankreas. Makanan dilepaskan lambung masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan
• Jejunum
Usus kosong atau jejunum (yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
m, 1-2 m jejenum.
• Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

6) Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri ini penting
untuk fungsi normal dari usus. Panjang Usus Besar sekitar 13 m. Fungsi
Usus besar yaiti menyerap air dan elektrolit serta menyimpan bahan feses
saat defekasi. Bagian-bagian usus besar: appendiks, sekum, kolon
asendens, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoid, rektum dan
kanal anal yang dilengkapi sfingter anus interna.
7) Rektum
Rektum merupakan struktur lanjutan dari sigmoid, panjangnya sekitar
12cm. Kanal anal berjalan ke arah bawah dan ke belakang ke ujung anus.
Rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu
pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh maka dinding rektum
mengembang karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu
sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi
(BAB). Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan
ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan untuk
periode yang lama disebut konstipasi.

8) Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus
diatur oleh otot sphingter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

9) 3 Pasang kelenjar saliva


Saliva (ludah) merupakan sekresi dari kelenjar ludah dan sebagian kecil
kelenjar penyekresi mukus dari mukosa oral. Fungsi Saliva yaitu membantu
pencernaan polisakarida secara kimia, lubrikasi makanan, membersihkan
dan melubrikasi mulut, sebagai pertahanan tubuh non-spesifik. Sekitar 1,5
liter saliva dihasilkan setiap hari dan terdiri atas air, gram, mineral, enzim
(amilase salivarious), mukus, lisozim, imunoglobulin dan faktor pembeku
darah). Kelenjar ludah (saliva) melepaskan sekresinya ke saluran (duktus)
yang mengarah ke mulut. Tiga pasang duktus utama ini adalah kelenjar
parotis, kelenjar submandibula dan kelenjar sublingual.

Kelenjar parotis, berada di sisi kiri dan kanan wajah tepat di bawah meatus
akustik eksternal. Tiap kelenjar memiliki satu duktus parotis yang
bersambung ke mulut yang berada sejajar dengan gigi geraham atas kedua.
Kelenjar submandibula, berada di sisi kiri dan kanan wajah di bawah sudut
rahang. Dua duktus submandibula bersambung dgn dasar mulut, satu di tiap
sisi frenulum. Kelenjar sublingual, semua kelenjar diselubungi kapsul
fibrosa. Kelenjar ini terdiri atas sejumlah lobulus yang disusun oleh
kantong-kantong kecil (acini) yang dilapisi sel sekresi.

10) Pankreas
Pankreas adalah kelenjar berwarna abu-abu yg beratnya sekitar 60 gr.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari). Pankraes memiliki kelenjar eksokrin dan
Endokrin. Fungsi kelenjar eksokrin adalah menghasilkan getah pankreas
yang mengandung enzim yang memecah karbohidrat, protein dan lemak.
Kelenjar pankreas yang tersebar berada dalam kelompok sel-sel khusus
yang disebut pulau pankreas (pulau Langerhans). Kelenjar pankreas
menyekresi hormon insulin dan glukagon, yang berhubungan dgn
pengendalian gula darah.

c. Fisiologi
Sistem pencernaan berfungsi untuk menyediakan pemrosesan mekanis,
pencernaan, penyerapan makanan, sekresi air, asam, enzim, buffer, garam,
dan ekskresi produk limbah dengan bantuan hati, kantong empedu, pankreas,
usus kecil, usus besar, dan rektum. Masing-masing organ ini memainkan
peran tertentu dalam sistem pencernaan.
➢ Rongga Mulut
Rongga mulut berfungsi untuk menyediakan:
• Analisis sensori bahan makanan sebelum ditelan
• Pemrosesan mekanis melalui aksi gigi, lidah, dan permukaan palatal
• Lubrikasi dengan cara mencampurkan bahan makanan dengan mukus
dan sekresi kelenjar ludah
• Pencernaan karbohidrat dan lipid yang terbatas
➢ Lidah
Fungsi lidah termasuk pemrosesan mekanis dengan kompresi, abrasi,
dan distorsi; manipulasi untuk membantu mengunyah dan menyiapkan
bahan untuk ditelan; analisis sensorik dengan sentuhan, suhu, dan
reseptor rasa; dan sekresi lendir dan lipase lingual. Lipase lingual
memiliki pH yang luas dan memecah lipid (terutama trigliserida). PH 3,5
hingga 6 memungkinkan lipase lingual bekerja bahkan di lingkungan
asam lambung.
➢ Kelenjar Saliva
Di dalam rongga mulut terdapat tiga pasang kelenjar ludah. Pasangan
pertama adalah kelenjar ludah parotid yang terletak di bawah
lengkungan zygomatic dan posterolateral mandibula. Kelenjar parotid
menghasilkan sekresi serosa yang mengandung amilase saliva dalam
jumlah besar, yang memecah kompleks karbohidrat. Berikutnya adalah
kelenjar ludah sublingual yang terletak di dasar mulut. Kelenjar
sublingual menghasilkan sekresi mukus yang berfungsi sebagai
penyangga dan pelumas. Yang ketiga adalah kelenjar ludah
submandibular, terletak di dasar mulut di dalam alur mandibula. Mereka
berfungsi dengan mengeluarkan campuran buffer, glikoprotein yang
disebut musin, dan amilase saliva.
➢ Gigi
Gigi memberikan kerusakan mekanis pada bahan makanan; misalnya,
jaringan ikat daging dan serat tumbuhan pada sayuran. Proses ini juga
menjenuhkan sekresi saliva dan enzim dalam bahan makanan untuk
pencernaan yang lebih baik.
➢ Faring
Faring berfungsi sebagai saluran bahan makanan ke kerongkongan
meskipun juga memiliki fungsi pernapasan untuk pergerakan udara ke
paru-paru. Selama menelan, penutupan nasofaring dan laring terjadi
untuk mempertahankan arah makanan yang benar. Proses ini dicapai
oleh saraf kranial IX dan X. Dari faring, bahan makanan masuk ke
kerongkongan.
➢ Esofagus
Fungsi utama esofagus adalah mengosongkan bahan makanan ke
dalam lambung melalui gelombang kontraksi otot longitudinal dan
sirkular yang dikenal sebagai peristaltik. Sepertiga bagian atas
esofagus didominasi oleh otot rangka. Sepertiga tengah adalah
campuran dari otot rangka dan otot polos. Sepertiga bagian bawah
sebagian besar terdiri dari otot polos. Namun, selama tindakan
penelanan, fase bukal adalah satu-satunya fase volunter dimana
seseorang masih dapat mengontrol proses menelan. Otot rangka yang
ditemukan di faring dan kerongkongan bagian atas semuanya berada di
bawah kendali refleks menelan; karenanya fase menelan faring dan
esofagus berada di bawah kendali tak sadar bantuan serat aferen dan
eferen saraf glosofaringeal dan vagus. Otot polos esofagus tersusun
secara melingkar dan membujur dan membantu gerakan peristaltik
selama menelan.
Begitu bahan makanan tiba di lambung, ia dapat disimpan sementara
dan dipecah secara mekanis dan kimiawi oleh aksi asam lambung dan
enzim. Sekresi faktor intrinsik yang diproduksi oleh lambung
membantu penyerapan vitamin B12 yang tepat. Fungsi lambung dalam
memecah bahan makanan secara mekanis adalah karena dimensi
ototnya yang canggih.

d. Biokimia
Proses pencernaan didefinisikan sebagai suatu proses yang terjadi dalam
saluran pencernaan utuk mengubah makanan menjadi bentuk atau molekul
yang lebih kecil sehingga mudah diserap oleh tubuh. Perubahan menjadi
molekul yang lebih kecil serta dengan bantuan enzim pencernaan. Hidrolisis
perubahan kimia yang berhubungan dengan pencernaan di lakukan dengan
benturan enzim hidrolase saluran pencernaan. Fungsi hidrolase yaitu
menghidrolisis protein menjadi asam amino; pati menjadi monosakarida;
triasilgliserol menjadi monoasilgliserol, gliserol, asam lemak; dan
diasimilasi vitamin dan mineral.
➢ Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan dalam mulut merupakan proses pencernaan karbohidrat di
mulai dalam mulut. Makanan mengalami penguyahan oleh gigi
makanan lebih halus permukaan makanan menjadi luas kontak enzim
lebih banyak mudah dicerna. Pencernaan dalam mulut melalui proses
pencernaan karbohidrat di mulai dalam mulut. Makanan mengalami
penguyahan oleh gigi menjadi makanan lebih halus menyebabkan
permukaan makanan menjadi luas sehingga kontak enzim lebih banyak
serta mudah dicerna. Saliva di produksi oleh3 Pasang Kelenjar besar
(glandula salivarius/kelenjar liur) yaitu kelenjar parotis, kelenjar
submaxilaris dan kelenjar sublingualis. Kelenjar kecil (dalam mukosa
mulut) yaitu terdapat lingualis, Buccalis, Palatum. Gerakan mengunyah
berfungsi memecah makanan dengan meningkatkan kelarutannya dan
memperluas bidang permukaan untuk aktivitas enzim. Dalam saliva
terdapat amilase dan lipase. Stimulasi sekresi saliva melalui stimulasi
saraf simpatis (mencium bau dan melihat makanan), adanya
makanan/zat dalam mulut; rasa asam/pahit (makanan yang ditolak) dan
mucin.
➢ Pencernaan Protein
Pencernaan dalam lambung melalui perangsangan sekresi getah
lambung, psychic phase/cephalic phase yaitu rangsangan susunan saraf
bila melihat, merasakan, mencium makanan, Gastric phase bila adanya
makanan dalam lambung oleh hormon gastrin (gastric secretin). Zat-
zat luar tubuh yang merangsang getah lambung (gastric secretagogue).
Pada sel kelenjar dalam lambung pada chief cells (satu baris sel) pleh
pepsin dan parietal cells (sel berlapis) oleh HCl.
Tugas HCl mengaktifkan pepsinogen oleh pepsin, denaturasi protein
dalam hal ini protein mudah dihidrolisis dan di cerna. HCl membunuh
mikroorganisme yang masuk bersama makanan karena bersifat asam.
Mucin bergabung dan konyugated dengan protein, sifat tidak dicerna
oleh pepsin. Hasil hidrolisis menghasilkan asam sulfat, asam asetat,
glukosamin, glukoronat. HCL berfungsi melindungi sel mukosa
lambung dari keaktifan pepsin, pepsin dapat menyebabkan kerusakan
sel-sel mukosa lambung. HCl mengurangi kelarutan dari asam kuat
HCl. Enzim pencernaan dalam lambung antara lain pepsin,
rennin/chymosin dan lipase. Pepsin dikeluarkan oleh sel-sel mukosa
lambung (Chief cells) dalam bentuk pepsinogen (tidak aktif).
Pengaktifan pepsinogen melalui HCl dan pepsin sendiri (autokatalisis).
Pepsin memecah protein proteosa dan pepton (molekul besar).
➢ Pencernaan dalam Usus
Chyme atau kimus merupakan bahan makan dari lambung konsistensi
padat dan asam di usus bertahap sedikit demi sedikit dinetralkan oleh
getah pankreas dan empedu alkalis. Rangsangan pada sekresi getah
pancreas. Hormon sekretin akan dihasilkan oleh duodenum dan
jejenum akibat rangsang HCl, fat, protein, karbohidrat, chime.
Pengangkutan melaui darah, pancreas, hati, kandung empedu dan usus
halus.
➢ Pencernaan Lemak
Enzim getah pankreas, terdiri atas peptidase yaitu karboksipeptidase
(dari pankreas), aminopeptidase (dari usus halus) dan dipeptidase (dari
usus halus). Produk akhir asam amino bebas sehingga mudah diserap
mukosa usus. Enzim getah pankreas terdiri atas amilase, pH optimum
7,1; menghidrolisis amilum, glikogen atau dekstrin menjadi maltosa,
matotriosa, oligosakarida bercabang, glukosa. Lipase pankreas
(steapsin) menghirolisis ikatan ester dari triasilgliserol menjadi asam
lemak bebas, gliserol, monoasilgliserl dan diasilgliserol. Penting bila
terganggu lipid akan membungkus makanan lain sehingga sulit dicerna
enzim pencernaan lain. Getah empedu dihasilkan oleh hati, kandung
empedu/fesica felea/gall bladder suatu kantong yg melekat pada duktus
hepatikus berfungsi menampung getah empedu dari hati antara 2 waktu
makan yang akan berkontraksi dan mengalirkan empedu ke usus halus.
Fungsi sistem empedu mengemusikan lemak, garam empedu akan
menurunkan tegangan permukaan air serta membantu pencernaan &
absorpsi lemak serta vitamin larut lemak, menetralkan asam yaitu
menetralkan kimus yang bersifat asam. Ekskresi obat-obatan, toxin,
pigmen empedu & zat anorganik (Cu, Zn, Hg) serta melarutkan dan
mengeluarkan kolesterol.

e. Mekanisme
a) Mekanisme Pencernaan
Setiap bagian dari sistem pencernaan akan membantu memindahkan
makanan dan cairan melalui saluran pencernaan atau gastrointestinal tract
dengan memecah makanan dan cairan menjadi bagian yang lebih kecil,
atau keduanya. Setelah makanan dipecah menjadi bagian-bagian yang
cukup kecil, tubuh dapat menyerap dan memindahkan nutrisi ke tempat
yang dibutuhkan. Usus besar akan menyerap air, dan produk limbah
pencernaan menjadi tinja. Saraf dan hormon membantu mengontrol
proses pencernaan.

Proses pencernaan dimulai saat Anda


memasukkan makanan ke dalam mulut.

Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut, di mulut dilakukan


pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi
dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim
ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat
karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah
dicerna oleh organ pencernaan. Selanjutnya, enzim ptialin bekerja dengan
baik pada pH antara 6,8 sampai 7 dan suhu 37 o C. Makanan selanjutnya
dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun
ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di
lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi
menggunakan enzim sebagai berikut:

1) Renin
Renin berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air
susu (ASI), hanya dimiliki oleh bayi.
2) Pepsin
Pepsin berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
3) HCl (Asam Klorida)
HCl (asam klorida) berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin, sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran
hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
4) Lipase
Lipase berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit. Setelah
makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3
- 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada
usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari
pankreas, yaitu:
• Amilase
Amilase yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum)
menjadi gula lebih sederhana (maltose).
• Lipase
Lipase yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.
• Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin,
yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton rmenjadi
dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus
halus. Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan
oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu.
Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran em pedu ke
usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam
pedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu
berfungsi uisikan lemak. Zat warna empedu berwarna
kecoklatan, dan dihasilkan mengem dengan cara
merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu
merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu
memberikan ciri warna cokelat pada feses Selanjutnya
makanan dibawa menuju usus halus.
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi
dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan.
Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna
menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna
menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh
proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein
diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi)
akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus
penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa,
lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol serta
protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung
diserap oleh usus halus. Makanan yang tidak dicerna di
usus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan
menuju ke usus besar menjadi feses.
Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa
makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa
makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan
darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak
mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka
sebagian besar air diserap kembali ke usus besar.
Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus
besar. Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui
anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan
dilakukan dengan sadar

b) Metabolisme
• Metabolisme Karbohidrat
Penjelasan Singkat langkah-langkah dalam metabolisme karbohidrat
1. Glikolisis
Proses dimana glukosa dimetabolisme menjadi piruvat (aerob)
menghasilkan energi (8 ATP) atau laktat (anerob)menghasilkan
(2 ATP).
2. Glikogenesis
Proses perubahan glukosa menjadi glikogen. Di hepar/hati
berfungsi untuk mempertahankan kadar gula darah. sedangkan
di otot bertujuan untuk kepentingan otot sendiri dalam
membutuhkan energi.
3. Glikogenolisis
Proses perubahan glikogen menjadi glukosa atau kebalikan dari
glikogenesis.
4. Jalur pentosa fosfat
Hasil ribosa untuk sintesis nukleotida, asam nukleat dan
equivalent pereduksi (NADPH) (biosintesis asam lemak dan
lainnya.)
5. Glukoneogenesis
Senyawa non-karbohidrat (piruvat, asam laktat, gliserol, asam
amino glukogenik) menjadi glukosa.
6. Triosa fosfat
Bagian gliseol dari TAG (lemak)
7. Piruvat & senyawa antara siklus krebs
Untuk sintesis asam amino --> Asetil-KoA --> untuk sintesis
asam lemak &kolesterol --> steroid.

• Metabolisme Lemak
Metabolisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup atau sel, metabolisme disebut juga reaksi
enzimatis karena metabolisme terjadi selalu menggunakan
katalisator enzim. Oleh karena itu, metabolisme lipida/lemak berarti
proses pembakaran lipid atau lemak, ataupun proses penguraian atau
perombakan lemak di dalam tubuh (Anonim, 2011). Ditegaskan oleh
(Hermawaty, 2014) bawa metabolisme lemak merupakan proses
tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah masuk
menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. dalam memetabolisme
lemak menjadi energi kita membutuhkan bantuan glukosa dari
karbohidrat. Karena itu, tubuh kita cenderung menuntut makan yang
manis-manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak. lemak
dalam tubuh kita akan masuk ke dalam proses metabolisme setelah
melewati tahapan penyerapan, sehingga bentukan lemak yang
memasuki jalur metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida
(trigliserida adalah bentuk simpanan lemak tubuh). Dalam bentuk
trigliserida, lemak disintesis menjadi asam lemak dan gliserol.

• Metabolisme Asam Amino


Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama,
produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti
protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan
nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme
asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea
sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino.
Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.

Katabolisme Asam Amino


Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah
asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain
(karbohidrat dan protei n), tubuh akan menggunakan asam amino
sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam
amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini
kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-
ketoglutarat menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat
menghasilkan aspartate.
2. Deaminasi oksidatif
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion Ammonium.

Sintesis asam amino


Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam
amino non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta
mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam amino
dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati
merupakan tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi
surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino
dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan
urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat
melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui
jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino
glukogenik, ketogenik serta glukogenik dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat
masuk ke jalur produksi piruvat atau intermediat siklus asam
sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua asam
amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur
glukoneogenesis. Dari 20 jenis asam amino, ada yang tidak dapat
disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada di dalam makanan
yang kita makan. Asam amino ini dinamakan asam amino
esensial. Selebihnya adalah asam amino yang dapat disintesis
dari asam amino lain. Asam amino ini dinamakan asam amino
non-esensial.

• Metabolisme Vitamin
Vitamin yanng larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak
dikeluarkan oleh tubuh, melanikan akan disimpan. Sebaliknya,
vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan
tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut tiap
hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah, dan produk
hewani, seringkali vitain yang terkandung dalam makanan atau
minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik
secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik
didalam lambung maupun usus halus akan membantu meelepaskan
vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut
lemak diserap didalam usus bersama dengan lemak atau minyak
yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang
berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara
vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan
diserap secara difusi pasif dan kemudian didalam dinding usus
digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian
diserap sistem limfatik, kemudian bergabung dengan saluran udara
untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air
langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke
hati.
Daftar Pustaka

Kharisma, R. Z. (2018). Modul Pembelajaran Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.

Universitas Esa Unggul

Ogobuiro, I., Gonzales, J., & Tuma, F. (2022). Physiology, gastrointestinal. NCBI Bookshelf.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537103/

Widowati H., Rinata E. (2020). Buku Ajar Anatomi. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Wulandari E., Hendarmin L. A. (2019). Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran.

Universitas Islam Negeri Jakarta.

Your Digestive System & How it Works. (2022). NIDDK (National Institute of Diabetes

and Digestive and Kidney Diseases). https://www.niddk.nih.gov/health-

information/digestive-diseases/digestive-system-how-it-works

Anda mungkin juga menyukai