Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA

Dosen Pengampu : Muhammad Anwar Hidayat, M. H.

Kelompok 8

Disusun Oleh:

Hans Hosea Natanael 225160100111006

Christy Visara Bajenta 225160100111020

Almira Carissa Puspita Wijaya 225160100111030

Yolanda Hariyono 225160100111027

Karina Pradnya Paramitha 225160100111041

Program Studi Pendidikan Kedokteran Gigi


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Brawijaya September 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Wawasan
Nusantara” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kewarganegaraan. Selain


itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang lambang negara bagi
para pembaca dan penulis.

Kami selaku kelompok 8 ingin berterimakasih kepada dosen kami, yaitu Bapak
Muhammad Anwar Hidayat, M.H selaku pembimbing mata kuliah ini. Kami
menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
kami perkenankan.

Malang, 13 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................2


DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................4
I. Latar Belakang ..............................................................................................4
II. Rumusan Masalah .........................................................................................5
III. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................5
IV. Manfaat Penulisan Makalah ..........................................................................5
BAB II ......................................................................................................................6
A. Pandangan Geopolitik Ratzel dan Kjellen ....................................................6
B. Pandangan Haushofer....................................................................................7
C. Falsafah Pancasila .........................................................................................7
D. Aspek Kewilayahan Nusantara .....................................................................8
E. Aspek Sosial Budaya.....................................................................................8
F. Aspek Kesejarahan Bangsa Indonesia ..........................................................9
G. Unsur-Unsur Wawasan Nusantara................................................................9
1. Wadah (Contour) .......................................................................................9
2. Isi (Content) .............................................................................................10
3. Tata Laku (Conduct)................................................................................10
BAB III...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kehidupan suatu bangsa dalam pertumbuhan dan perkembangannya


dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat timbal balik, baik yang
bersifat fisik maupun nonfisik. Sehingga suatu bangsa berusaha
menempatkan dirinya agar dapat mencapai cita-cita nasional secara
maksimal. Oleh karena itu bangsa yang bersangkutan harus memiliki
pandangan tentang dirinya dalam hubungan dengan lingkungan yang
memungkinkan berlangsungnya berbangsa.

Bangsa Indonesia memiliki pandangan dalam kehidupannya yang


disebut wawasan nusantara, dengan wawasan nusantara mengajarkan
kepada kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap keberadaan negara
dan bangsa Indonesia. Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada
pandangan kewilayahan dan kehidupan bangsa.Sebagai Negara yang sangat
luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia memiliki
Wawasan Nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional.Tak
hanya faktor geografi, wawasan nusantara juga mengutamakan kepentingan
masyarakat dalam aspek lain seperti sosial budaya, politik, pertahanan dan
keamanan, dan ekonomi.

Kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bermartabat dengan


mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Pemahaman dan pelaksanaan
wawasan nusantara yang lebih baik dalam ranah kehidupan pribadi maupun
kolektif serta dalam wilayah publik sangat menentukan kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Dibutuhkan kesadaran warga negara dan penyelanggara
negara yang memadai didalam melaksanakan kewajiban dan tanggung
jawab.

Di tengah tekanan berbagai masalah yang menghimpit bangsa. Hal


ini merupakan bagian integral yang menjamin eksitensi bangsa dan negara
dalam mewujudkan cita-cita nasional sekaligus manifestasi cita-cita leluhur

4
kita, 5 dengan tetap menghargai kebhinekaan itu sebagai anugerah Tuhan
dan aset bangsa. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai keterkaitan antara
wawasan nusantara dan geopolitik, penulis mencoba membahasnya melalui
sebuah makalah yang berjudul “Wawasan Nusantara”.

II. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari wawasan nusantara


2. Apa saja unsur-unsur wawasan nusantara
3. Apa saja pandangan geopolitik menurut para ahli
4. Apa saja aspek-aspek dalan wawasan nusantara
5. Apakah ada falsafah pancasila dalam wawasan nusantara

III. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui definisi wawasan nusantara.


2. Mengetahui unsur-unsur wawasan nusantara.
3. Mengetahui pandangan geopolitik dari berbagai ahli.
4. Mengetahui aspek sosial budaya, aspek kesejarahan Indonesia,
dan aspek kewilayahan nusantara dalam wawasan nusantara.
5. Mengetahui adanya falsafah Pancasila dalam wawasan nusantara.

IV. Manfaat Penulisan Makalah

1. Menambah wawasan mengenai wawasan nusantara.


2. Mengetahui makna, unsur-unsur, dan pandangan geopolitik dari
berbagai ahli.
3. Meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Geopolitik Ratzel dan Kjellen

Frederich Razel pada akhir abad ke-19 mengembangkan sebuah konsepsi


geopolitik yang berasumsi bahwa negara dari sudut ruang yang ditempati oleh
kelompok masyarakat politik (bangsa) sangat mirip dengan sebuah organisme
(makhluk hidup). Oleh karena itu, ia sangat ditentukan dan terikat dengan hukum
alam. Sebagai konsekuensinya jika ingin tetap terus ada (exist) dan berkembang
maka negara harus berusaha mengembangkan dirinya (yakni melalui hukum
ekspansi/perluasan wilayah).

Dari sinilah maka kita mengenal konsep kolonialisme dan imperialisme.


Senada dengan Ratzel, Kjellen juga mengembangkan konsep bahwa negara adalah
satuan atau sudut ruang yang mirip organisme seturut dengan konsep
ekspansionismenya. Namun begitu, Kjellen sangat menekankan konsep
ekspansionisme yang didasarkan oleh intelektualisme. Konsep tersebut yakni
sebuah negara harus mempunyai kapasitas intelektual untuk mempertahankan dan
mengembangkan wilayahnya yang mencakup geopolitik, ekonomi politik,
kratopolitik, dan sosio politik. Dalam rangka mengajukan paham
ekspansionismenya (dalam mempertahankan dan mengembangkan wilayahnya),
lebih lanjut Kjellen menekankan sekaligus mengajukan langkah strategis untuk
memperkuat negara dengan cara membangun kekuatan daratan (kontinental) dan
kekuatan bahari (maritim).

Pandangan Ratzel dan Kjellen secara umum sama. Persamaannya yakni


mereka memandang bahwa pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan
organisme yang terikat dengan syarat-syarat: memerlukan ruang hidup
(lebensraum), mengenal proses lahir, tumbuh, mempertahankan hidup, menyusut,
dan mati. Dari prinsip ini, keduanya menyetujui paham ekspansionisme yang
kemudian melahirkan konsep "adu kekuatan" (Power Politics atau Theory of Power
(2007:129-130).

6
B. Pandangan Haushofer

Pandangan Haushofer tentang geopolitik berkembang di era pemerintahan


Nazi. Di bawah pimpinan Adolf Hitler, geopolitik menekankan pentingnya
ekspansionisme yang dilandasi oleh ideologi fasisme yang saat itu sedang
berkembang. Oleh karena itu, pandangan tersebut juga diterapkan dan
dikembangkan juga di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh
semangat militerisme dan fasisme. Dalam rangka peneguhan semangat fasisme
itulah, pandangan Haushofer berkembang.

Pokok-pokok ajaran Haushofer tentang geopolitik adalah sebagai berikut


(Soemarsono, 2001:61 dan Kaelan, 2007:130-1).

1. Suatu bangsa layaknya organisme untuk mempertahankan kehidupannya


perlu mengembangkan paham ekspansionisme, karena terikat dengan
hukum alam. Akibatnya secara logis diterima pandangan bahwa hanya
bangsa yang unggul lah yang dapat terus bertahan hidup dan terus
berkembang.

2. Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar


kekuasaan imperium Maritim untuk menguasai kekuasaan laut.

3. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa,
Afrika, Asia Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.

4. Rumusan Haushofer lainnya adalah geopolitik adalah doktrin negara


yang menitikberatkan soal strategi perbatasan. Ruang hidup bangsa dan
tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial rasial mengharuskan pembagian
baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan
politik dalam perjuangan mendapat ruang hidup.

C. Falsafah Pancasila

Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Hal


ini dikarenakan Falsafah Pancasila sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dapat
dibuktikan dalam peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai dari

7
awal pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia bahkan hingga sampai
saat ini. Wawasan nusantara merupakan pedoman bagi usaha mewujudkan kesatuan
aspek kehidupan nasional yang menjamin kesatuan, persatuan, keutuhan bangsa,
dan upaya mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia. Falsafah Pancasila
mengandung nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, keadilan, keberadaban, persatuan
kesatuan, musyawarah mufakat, dan kesejahteraan dalam rangka menciptakan
suasana tenteram dan damai untuk keberlangsungan hidup NKRI dari masa ke
masa.

D. Aspek Kewilayahan Nusantara

Kondisi objektif geografi Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak pada posisi
silang strategis dan memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan negara
lain. Hal ini menjadi aspek yang melatarbelakangi pengembangan wawasan
nusantara yang dimulai dari kondisi objektif geografi Indonesia yang mengandung
beragam kekayaan alam yang berada di dalam dan di atas permukaan bumi hingga
pada potensi di udara dan ruang antariksa. Selain itu juga terdapat aspek jumlah
penduduk yang besar yang terdiri dari beragam suku dengan budaya, adat istiadat,
tradisi, dan pola kehidupan yang beraneka ragam.

E. Aspek Sosial Budaya

Tidak mungkin ada masyarakat apabila tidak ada kebudayaan dan


sebaliknya. kebudayaan selalu ada dalam bermasyarakat. Tata kehidupan nasional
yang berhubungan dengan interaksi antargolongan masyarakat memiliki potensi
konflik yang besar, terlebih lagi kesadaran nasional masyarakat masih relatif rendah
dan jumlah masyarakat yang terdidik relatif terbatas (Srijanti, dkk., 2011).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak suku, ras, budaya
dan agama maka hal tersebut mengakibatkan kondisi masyarakat dengan multi
budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman.

Konflik antar budaya yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh banyak hal
seiring perubahan zaman, namun apabila kita cermati maka faktor utama dari
konflik budaya tersebut adalah rendahnya kesadaran masyarakat sebagai bagian
dari kesatuan Bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita dan mempertahankan
keutuhan Negara Indonesia (Annisa, 2021). Untuk itu, negara Indonesia
memerlukan suatu perangkat agar bangsa yang bersangkutan dapat bersatu guna

8
memelihara keutuhan negara yaitu wawasan nusantara itu sendiri.

F. Aspek Kesejarahan Bangsa Indonesia

Konsep persatuan di Indonesia sudah muncul saat zaman kerajaan Indonesia.


Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit adalah kerajaan yang mempersatukan wilayahnya
sehingga menjadi salah satu yang paling awal wujud persatuan di sejarah Indonesia.
Dengan adanya penjajahan di Indonesia muncullah konsep persatuan baru yang lebih
moderen dan lebih luas dari masa kerajaan. Tahun 1900-an muncullah Budi Utomo,
sumpah Pemuda, dan puncak persatuan adalah proklamasi kemerdekaan RI.

Salah satu titik sejarah yang krusial dalam lahirnya wawasan nusantara adalah
Deklarasi Djuanda. Pada tahun 1939, menurut ketentuan ordonasi, batas laut teritorial
hanya 3 mil. Hal tersebut merugikan negara RI yang memiliki wilayah perairan luas
sebagai satu keutuhan. Setelah perjuangan selama 28 tahun, Deklarasi Djuanda diakui
dunia pada Konferensi PBB tentang hukum laut tahun 1982. Deklarasi Djuanda
mengubah batas laut teritorial menjadi 12 mil sehingga batas laut Indonesia menjadi
bersatu. Deklarasi Djuanda disebut juga dengan “Konsepsi Nusantara” yang lebih
mengokohkan konsep persatuan

Konsepsi Nusantara tersebut menghasilkan wawasan baru di dalam


pertahanan RI. Wawasan Benua AD, Wawasan Bahari AL, dan Wawasan Dirgantara
AU. Demi mencaga keutuhan ABRI, disusunlah Wawasan Nusantara Bahari yang
merupakan hasil seminak hankam 1 tahun 1966. Wawasan Nusantara Bahari ini yang
menjadi tonggak utama dari Wawasan Nusantara.

G. Unsur-Unsur Wawasan Nusantara

1. Wadah (Contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi


seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan
kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan
kenegaraan dalam wujud supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan

9
bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur
politik.

2. Isi (Content)

Aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan


nasional terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang
berkembang di masyarakat tersebut, bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Isi menyangkut dua hal
pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan, kedua
persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.

3. Tata Laku (Conduct)

Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :
• Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia.
• Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku
dari bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang
tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia adalah sebuah bangsa beraneka ragam yang memiliki


sejarah kejayaan. Dari sejarah Indonesia sebagai kerajaan-kerajaan
penguasa maritim terbesar di dunia yang ditandai oleh kerajaan Majapahit
dan Sriwijaya. Kita sebagai generasi penerus harus dapat membangun dan
menjayakan Indonesia. Indonesia memiliki prinsip dan visi kebangsaan
yang kuat sebagai wadah untuk kita mempersatukan keberagaman bahkan
tanpa harus meninggalkan budaya dan tradisi. Dengan adanya globalisasi,
Indonesia menghadapi tantangan yang terbesar dalam menjaga
keutuhannya. Tidak hanya harus menghadapi tantangan internal antar
keberagaman, namun juga external dari keberagaman yang berasal dari
luar.

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah sehingga


globalisasi dapat dengan mudah menembus budaya di Indonesia dan
menyebabkan perpecahan. Karena itu, kita harus memiliki alat pemersatu
bangsa agar keutuhan Indonesia terjaga. Semangat nasionalisme, dan
pendidikan mengenai Wawasan Nusantara sebagai pemersatu bangsa
sangat krusial untuk dipahami oleh seluruh masyarakat. Dengan Wawasan
Nusantara, kita dapat menjaga keutuhan negara, sehingga tidak ada lagi
kehilangan wilayah, perpecahan gerakan separatisme, dan sebagainya.
Untuk mewujudkan masa kejayaan Indonesia, kita generasi penerus harus
memegang teguh Wawasan Nusantara dan rasa nasionalisme.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anas, M., Damayanti, G., Rahmawan, T., Setyaningsih, E., & Wulandari, P.
(2017). Kewarganegaraan: Identitas, Kebangsaan, dan Nilai
Keindonesiaan. Malang: Wisma Kalimetro.

Kuncoro. 2011. Pemanasan Global, Pangan, dan Air: Masalah, Solusi, dan
Perubahan Konstelasi Geopolitik Dunia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualias


Pancasila. Jakarta. Gramedia Pustaka.

Siti Mahfiroh, U. P. (2018). Latar Belakang Pemikiran, Landasan, dan Unsur


Dasar Wawasan Nusantara. 8-9.

12

Anda mungkin juga menyukai