WAWASAN NUSANTARA
Di
S
U
S
U
N
Oleh :
Yusrizal (210405035)
Nurul A’la Salna (210405022)
2021
KATA PEGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan dan
Kewarganegaraan. Kami berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan pemabaca dan
pengetahuan kami juga tentang Geopolitik Indonesia dan Wawasan Nusantara.
Bagi kami penyusun makalah ini merasa bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami punya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN……………………………..………………………………….……...2
2.1 Pengertian Geopilitik Indonesia ……………………………………………………...2
2.2 Teori-Teori Geopolitik Indonesia……………………………….……………………3
2.3 Pengertian Wawasan Nusantara……………………...……………………………....4
2.4 Kedudukan Wawasan Nusantara di Indonesia...……………………………….....…4
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara………………………...…5
BAB III PENUTUP…………………………………….……………………………………....8
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..……….....8
DAFTAR PUSTAKA………………………………….………………………..….…………..9
ii.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ir.Soekarno dalam pada 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI berkata, “Orang dan tempat
tidak dapat dipisahkan, tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh
karena itu, setelah membangsa rakyat mengatakan tempat tinggal sebagai Negara.
Geopolitik secara luas merujuk pada hubungan politik dan teritori dalam skala lokal dan
internasional. Secara khusus geopolitik diartikan sebagai system politik atau peraturan-peraturan
yang berbentuk kebijakan nasional yang didukung oleh aspirasi nasional geografik.
Geopolitik juga merupakan penyelenggara Negara yang setiap kebijakannya berkatan
dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.
2.2 Teori-Teori Geopolitik Indonesia
Ada beberapa teori geopolitik yang ditemukan oleh para ahli, yaitu :
1. Teori Geopolitik Friedrich Ratzel
Teori ratzel disebut teori ruang, yang menyebutkan bahwa :
a. Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan orgnisme ata makhluk hidup yang
memerlukan ruang hidup cukup agar dapat tumbuh dengan subur melalui proses lahir,
tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, menyusut, dan mati
b. Kekuatan suatu Negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya
c. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam dimana bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup
d. Apabila ruang hidup Negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu dapat
diperluas dengan mengubah batas-batas Negara baik secara damai maupun melalui
jalan kekerasan atau sebuah perang.
4. Teori Geopolitik William Mitchell, Albert Saversky, John Frederick Charles dan
Giulio Douhet
Keempat ahli geopolitik ini melahirkan teori wawasan Dirgantara yaitu kekuatan di
udara
Istilah wawasan nusantara berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti cara pandang, tinjauan
atau penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata ‘wawasan’. Sedangkan istilah Nusantara
berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau-pulau, dan kata ‘antara’ yang berarti diapit diantara
dua hal.
Istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gagasan
pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara samudera pasifik dan samudera hindia dan diantara
benua Asia dan benua Australia.
-Pengertianwawasannusantaramenurut para ahli:
a) Menurut Prof. Dr. Wan Usman
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam
b) MenurutKel. Kerja LEMHANAS 1999
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai suatu tujuan.
c) MenurutKetetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 TentangGBHN
Wawasan adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
2.4 Kedudukan, Fungsi dan TujuanWawasan Nusantara
a. Kedudukan
1) Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran
yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan
dalam upaya mencapai serata mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
2) Wawasan nusantara dalam paradigm nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai
berikut :
∙Pancasila sebagaifalsafah, ideology bangsa dandasar Negara
berkedudukansebagailandasanidiil
∙Undang-Undang Dasar 1945 sebagailandasankonstitusi Negara,
berkedudukansebagailandasankonstitusional
4.
∙Wawasannusantarasebagai visinasional, berkedudukan sebagai landasan visional
∙Ketahanannasionalsebagaikonsepsinasionalatausebagaikebijaksanaannasional,
berkedudukansebagailandasanoperasional.
b. Fungsi
Wawasannusantaraberfungsisebagaipedoman,motivasi, dorongansertarambu-rambu
dalam menentukansegalajeniskebijaksanaan, keputusan, tindakan
danperbuatanbagipenyelenggaraan Negara di tingkatpusat dandaerahmaupunbagiseluruhrakyat
Indonesia dalamkehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Tujuan
Wawasannusantarabertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segalaaspekkehidupanrakyatIndonesia yang lebihmementingkankepentingannasionaldari pada
kepentinganindividu, kelompok, golongan, suku bangsaatau daerah. Hal tersebut bukan berarti
menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku bangsa atau daerah.
5.
Setelah cukup lama istilah itu dipakai hanya sebagai nama keilmuan, pada awalabad ke-20
perhimpunan paramahasiswa Indonesia di Belanda menyebutkan dirinya dengan “perhimpunan
Indonesia” dan membiasakan pemakaian kata ‘Indonesia’.
Berikutnya pada peristwaSumpahPemudatahun 1928, kata Indonesia dipakai sebagai sebutan
bagi bangsa, tanah air dan Bahasa sekaligusmenggantikan sebutan Nederlandsch OostIndie.
Kemudiansejakproklamasikemerdekaan RI padatahun 1945, Indonesia menjadinama
resmi Negara dan bangsa Indonesia sampaisekarang.
c. Konsepsi Tentang Wilayah Lautan
Dalamperkembanganhukum lain
internasionaldikenalbeberapakonsepsimengenaipemilikan dan
penggunaanwilayahlautsebagaiberikut:
● Res Nullis, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya
● Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena tidak
dapat dimiliki oleh masing-masing Negara
● Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah untuk semua bangsa
● Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat dikuasai
dari darat (waktu itu kira-kira sejauh 3mil)
● Archipelagic State Pinciples (asas Negara kepulauan yang menjadikan dasar dalam
Konvensi PBB tentang hukum laut)
d. Karakteristik Wilayah Nusantara
7.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesmpulan
Sebagai wawasan nasional dari bangsa Indonesia maka wilayah Indonesia yang
terdiri dari daratan, laut, dan udara di atasnya dipandang sebagai aspek penting dalam
Wawasan Nasional dan Geopolitik Indonesia. Wawasan nusantara bangsa Indonesia
didasarkan pada keadaan lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi
wawasan nusantara. Jadi, wawasan nusantara merupakan penerapan dari teori
geopolitik bangsa Indonesia.
8.
DAFTAR PUSTAKA
Herdianto, Heri dan Jumata Hamdayama, 2010, Cerdas,
Kritis dan Aktif berwarganegara, Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta: Erlangga.
Juliarti, Budi, 2014, Pendidikan Kewraganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kaelan, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi, Yogyakarta: Paradigma
Koento Wibisono, 2006, Demokrasi Sebagai Sarana kehidupan
Berbangsa dan bernegara. Makalah
Winarno, 2007,Paradigma Baru Pendidikan Kewaganegaraan,
cet ke-dua, Jakarta: Bina Aksara.
--------------, 2011, Paradigama Terbaru untuk Mahasiswa ,
Bandung: Alfabeta
Soemarsono, et all, 2005, Pendidikan kewarganegaraan,
Jakarta: Gramedia.
9.