Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN


“GEOPOLITIK INDONESIA”

Dosen Pengampu :

Nur Cahyoko,S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH:
AGUS CAHYONO (0401191024)

MIFTAHUL KHUSNA (0401191023)

LISA SILVIANA (0401191020)

SEPTA MAULANA (0401191015)

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON
KBM BREBES
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat
dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.
Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan pada Program
Studi Sistem Informasi di Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon KBM Brebes dengan ini
penulis mengangkat judul “GEOPOLITIK INDONESI”.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….... i

DAFTAR ISI …………………………………………….....…………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………..……………….. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat ……………………………………………...……….……… 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geopolitik ............................................................................................. 2

2.2 Perkembangan Geopolitik Di Indonesia ................................................................. 4

2.3 Unsur – unsur Geopolitik Indonesia ....................................................................... 6

2.4 Arti Penting Geopolitik Bagi Bangsa Indonesia .................................................... 6

2.5 Implementasi Geopolitik Dalam Hukum Kewilayahan .......................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 10

3.2 Saran ..................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSAKA …………………………………………………......…………….. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad
terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah berbangsa
membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di kenal dengan
Negara. Dalam perkembangannya pengertian tidak saja diartikan sebagai intuisi
yang secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berkuasa.
Unsur rakyat suatu negara disamping warga negara juga meliputi bukan warga
negara. Agar negara mencapai tujuan nasional aman dan sejahtera (Pembukaan
UUD ’45 Alinea IV) perlu pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan yang dimaksud
agar warga negara Indonesia tahu tentang hak dan kewajiban, serta mampu berdiri
dan tetap menjaga dirinya di tengah arus globalisasi.
Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang
BPUPKI bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak dapat
dipisahkan dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh karena itu, setelah
membangsa orang menyatakan tempat tinggal sebagai negara. Dalam perkembangan
selanjutnya pengertian negara tidak hanya tempat tinggal, tetapi diartikan lebih luas
lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah, rakyat, kedaulatan, dan lain-lain.
Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang
menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat, dan
bangsa hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik maupun non fisik. Untuk
dapat mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai kesatuan
cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Para ilmuan politik dan militer
menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan kepanjangan dari geografi politik.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah makalah geopolitik indonesia atara lain sebagai berikut.
1) Apakah pengertian Geopolitik ?
2) Bagaimanakah perkembangan Geopolitik di Indonesia ?
3) Apa saja unsur-unsur Geopolitik Indonesia
4) Apakah arti penting Geopolitik bagi bangsa Indonesia ?
5) Bagaimana implementasi Geopolitik dalam hukum kewilayahan ?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat makalah geopolitik indonesia atara lain sebagai
berikut.
1) Untuk mengetahui pengertian Geopolitik.
2) Untuk mengetahui perkembangan Geopolitik di Indonesia.
3) Untuk mengetahui unsur-unsur Geopolitik Indonesia.
4) Untuk lebih memahami arti penting Geopolitik bagi bangsa Indonesia.
5) Untuk mengetahui implementasi Geopolitik dalam hukum kewilayahan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geopolitik


Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti
bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan teia yang berarti urusan
(politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006:
195). Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan
negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi
wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Dengan demikian geografi bersangkut-
paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya.
Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.
2.1.1. Teori geopolitik Kontinental
A. Asal Istilah Geopolitik
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederic Ratzel (1844-1904)
sebagai ilmu bumi politik (Political Geogrephy). Istilah ini kemudian
dikembangkan dan diperluas oleh sarjaan ilmu politik Swedia, Rudolph
Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964)dari Jerman menjadi
Geographical Politic dan disingkat Geopolitik. Perbedaan dari dau istilah di
atas terletak pada titik perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang geografi
ataukah politik. Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari
fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari
fenomena politik dari aspek geography.
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan
alternative kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu.
Prinsip-prinsip dalam heopolitik menjadi perkembangan suatu wawasan
nasional. Pengertian geopolitik telah dipraktekan sejak abad XIX, tetapi
pengertiannya baru tumbuh pada awal abad XX sebagai ilmu
penyelenggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-
masalah geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu bangsa.

B. Pandangan Ratzel dan Kjellen


Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian geografi
politik dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme atau
makhluk hidup. Dia memandang Negara dari sudut konsep ruang. Negara
adalah ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat politik (bangsa).
Bangsa dan Negara terikat hokum alam. Jika bangsa dan Negara ingin tetap
eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hokum ekspansi
(pemekaran wilayah).
2

Disamping itu Rudolph Kjellen berpendapat bahwa Negara adalah


organisme yang harus memiliki intelektual. Nagara merupakan system politik
yang mencakup geopolitik, ekonomi politik, kratopolitik, dan sosiopolitik.
Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dalam rangka untuk
mempertahankan Negara dan mengembangkannya. Selanjutnya dia
mengajukan langkah strategis untuk memperkuat negaradengan memulai
pembangunan kekuatan daratan (kontinental) dan diikuti dengan
pembangunan kekuasaan bahari (maritim).
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka memandang
pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup).
Oleh karena itu Negara memerlukan ruang hidup (lebensraum), serta
mengenal proses lahir, tumbuh, mempertahankan hidup, menyusut dan mati.
Mereka juga mengajukan paham ekspansionisme yang kemudian melahirkan
ajaran adu kekuatan (Power Politics atau Theory of Power).
Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme Social.

C. Pandangan Haushofer
Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran Karl
Haushofer yang pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman dibawah
pimpinan Hitler. Pemikiran Haushofer disamping berisi paham
ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme, yang menyatakan bahwa
ras Jerman adalah ras paling unggul yang harus dapat menguasai dunia.
Pandangan semacam ini juga berkembang di dunia, berupa ajaran Hako Ichiu
yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.
Kemudian ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia terbagi
dalam empat benua (Pan Region) dan dipimpin oleh negara unggul. Teori
Ruang dan Kekuatan merupakan hasil penelitiannya serta dikenal pula
sebagai teori Pan Regional, yaitu :
 Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”
 Autarki (swasembada)
Dunia dibagi empat Pan Region, tiap region dipimpin satu bangsa yang
unggul, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, dan Pan
Eropa Afrika. Dari pembagian daerah inilah dapat diketahui percaturan
politik masalah lalu dan masa depan.Adapun pokok-pokok pemikiran
Haushofer adalah sebagai berikut :
1) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak
terlepas dari hokum alam. Hanya bangsa yang unggul (berkualitas)
saja yang dapat bertahan hidup dan terus berkembangan, sehingga hal
ini menjurus ke arah rasialisme.
2) Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar
kekuasaan Imperium maritime untuk menguasai pengawasan di
lautan.

3) Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai


Eropa, Afrika, dan Asia Barat (yakni Jerman dan Italia). Sementara
Jepang akan menguasai wilayah Asia Timur Raya.
4) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa
dengan kekuasaan ekonomi dan social yang rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam dunia. Geopolitik adalah landasan
ilmiah bagi tindakan politik untuk memperjuangkan kelangsungan
hidupnya dan mendapatkan ruang hidupnya. Berdasarkan teori yang
bersifat ekspansionisme, wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-
region yang akan dikuasai oleh bangsa-bangsa yang unggul seperti
Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, dan Jepang.

2.2 Perkembangan Geopolitik Di Indonesia

Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri


bangsa melalui ikrar sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan wilayah
nusantara, satu bangsa yang merupakan landasan kebangsaan Indonesia, satu
bahasa yang merupakan faktor pemersatu seluruh wilayah nusantara beserta isinya.
Rasa kebangsaan merupakan perekat persatuan dan kesatuan, baik dalam makna
spirit maupun moral, sehingga membantu meniadakan adanya perbedaan fisik yang
disebabkan adanya perbedaan letak geografi.
Kondisi geografis suatu negara atau wilayah menjadi sangat penting dan
menjadi pertimbangan pokok berbagai kebijakan, termasuk juga dalam
merumuskan kebijakan keamanan nasional atau keamanan manusia. Berbagai
bencana alam yang terjadi seperti : angin puting beliung, gempa bumi, tsunami
adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang sebagian besar diantaranya
ditentukan oleh kondisi geografis. Penyebaran konflik komunal tampaknya sedikit
terbendung oleh faktor geografis, sebagaimana terjadi di Afrika, Balkan dan Asia
Tengah, dengan demikian posisi strategis Indonesia juga membawa implikasi
geopolitik dan geostrategi tertentu.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan geopolitik hanya efektif apabila dilandasi oleh wawasan kebangsaan
yang mantap. Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara dalam mencapai kesatuan dan
keserasian dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah, Satu kesatuan bangsa,
Satu kesatuan sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan menjadi
acuan dasar yang diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai berikut:

“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara


kepulauan yang dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan nasional dan cita-
cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional segenap potensi darat, laut
dan angkasa secara terpadu” .

Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya Globalisasi


dan kemajuan teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan suatu Negara
terutama Negara Indonesia menjadi semakin abstrak dan kurang pasti sehingga
dapat dengan mudah ditembus oleh para pelaku atau actor internasional. Kemudian
adanya proses politik dan demokratisasi. Akhir tahun 2004 juga ditandai dengan
keberhasilan bangsa Indonesia menyelenggarakan Pemilu dengan sistem pemilihan
langsung. Proses Pemilu yang sangat transparan merupakan kunci keberhasilan
KPU menyelenggarakan pesta demokrasi ini. Selanjutnya munculah tiga kasus
besar, yaitu :
➢ Pertama adalah gerakan separatis politik dan bersenjata yang kini mengarah
pada upaya pemisahan diri dari NKRI yakni, gerakan separatis bersenjata di
Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah sepakat untuk mengakui dan
bergabung kembali dalam NKRI), kelompok separatis politik (KSP) dan
kelompok separatis bersenjata (KSB/TPN) yang berinduk di bawah OPM di
Papua, serta upaya pembentukan kembali Republik Maluku Selatan (RMS)
melalui pembentukan organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan
Maluku (FKM).Hal tersebut tentu saja akan mengancam keutuhan wilayah
geografis dan persatuan NKRI sendiri.
➢ Kedua yaitu aksi kekerasan dan konflik komunal. Meski langkah-langkah
penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus-kasus kekerasan
dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara insidentil.
Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan kebangsaan, tanpa
mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat yang sama dilaksanakan
pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya peningkatan kualitas proses
politik dalam rangka normalisasi dan stabilisasi kehidupan masyarakat
disejumlah daerah konflik dan rawan konflik relatif berjalan Iambat, tetapi
perbaikan struktur dan proses politik menuju penyelesaian konflik secara
bertahap dapat berjalan dengan baik.
➢ Ketiga adalah isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar. Dalam
isu keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut, terdapat
sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang harus segera diatasi. Isu
keamanan perbatasan tersebut, juga meliputi adanya kondisi pulau-pulau
terluar yang berada dan berbatasan langsung dengan beberapa negara
tetangga yang sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari NKRI bila tidak
dapat dipelihara dan dijaga dengan baik
.

5
2.3 Unsur-Unsur Geopolitik Indonesia

Geopolitik memiliki unsur-unsur dasar konsepsi Geopolitik atau biasa


disebut sebagai Wawasan Nusantara ada tiga,yaitu :
2.3.1 Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat nusantara dengan kekayaan
alam dan penduduk serta keanekaragaman budaya. Bangsa Indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan
kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik dan wadah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur
politik.
2.3.2 Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita
serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk
mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan
tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan nasional yang berupa
politik, ekonomi, social, dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Isi
menyangkut dua hal, pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan
bersama (konsensus nasional) dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan
tujuan nasional, kedua persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka-an yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.
2.3.3 Tata laku (conduct)
Hasil dari interaksi antara sebuah wadah dengan isi maka akan
menghasilkan sebuah tata laku yang terdiri dari tata laku batiniah yaitu
mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia.Sedangkan tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan,
perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.Kedua tata laku tersebut akan
mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan asas
kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap
bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi
dalam semua aspek kehidupan nasional.

2.4 Arti Penting Geopolitik Bagi Bangsa Indonesia

Geopolitik memiliki arti yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia adalah
untuk dapat mempertahankan negara dan berperan penting dalam pembinaan
kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam
proses pencapaian tujuan. Bahwa kita sebagai masyarakat dan negara harus
memiliki hubungan spiritual yang mendalam dengan lingkungan tempat mereka
hidup dan tinggal. Dengan inilah yang diartikan sebagai kesadaran geopolitik.

6
Dengan kesadaran geopolitik seperti ini, sebuah masyarakat dan negara
akan hidup dalam harmoni erat dengan lingkungannya, baik itu lingkungan sosial
budaya, adat tradisi, maupun lingkungan geografis. Dengan inilah negara kita
semakin maju karena bisa berhubungan dengan negara lain secara erat.Geopolitik
juga memberi peluang bagi Negara Indonesia untuk bekerja sama dengan Negara
lain yang memiliki kemajuan teknologi dan transportasi yang lebih maju dengan
memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di wilayah Nusantara dengan
memberikan profit bagi bangsa Indonesia.

2.5 Implementasi Geopolitik Dalam Hukum Kewilayahan

2.5.1 Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13 Desember 1957.

Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi


wilayah bekas hindia belanda berdasarkan ketentuan dalam “Teritoriale
Zee en Maritieme Kringen Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah
laut territorial Indonesia. Ordonisasi tahun 1939 tersebut menetapkan
batas wilayah laut teritorialsejauh 3 mil dari garis pantai ketika surut,
dengan asas pulau demi pulau secara terpisah- pisah.
Pada masa tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu pada
wilayah daratan pulau-pulau yang terpisah-pisah oleh perairan atau selat
antara pulau-pulau itu. Wilayah laut territorial masih sangat sedikit karena
untuk setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh 3 mil disekelilingnya.
Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau- pulau merupakan perairan
bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan RI.

2.5.2 Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957) sampai dengan 17


Februari 1969.
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda
yang dinyatakan sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan
sebagai berikut :
• Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan RI yang utuh dan bulat.
• Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan
asas Negara kepulaauan (Archipelagic State Principles)
• Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keselamatan dan keamanan Negara Indonesia
Asas kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurespundensi Mahkamah
Internasional pada tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan
antara Inggris dengan Norwegia. Dengan berdasarkan asas kepulauan
maka wilayah Indonesia adalah satu kesatuan kepulauan nusantara
termasuk peraiarannyayang utuh dan bulat.

7
Disamping itu, berlaku pula ketentuan “point to point theory “ untuk
menetapkan garis besar wilayah antara titik-titik terluar dari pulau-pulau
terluar.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang- Undang No.
4/Prp1960 tanggal 18 Februari 1960 tentang Perairan Indonesia. Sejak itu
terjadi perubahan bentuk wialayh nasional dan cara perhitungannya. Laut
territorial diukur sejauh 12 mil dari titik- titik pulau terluar yang saling
dihubungkan, sehingga merupakan satu kesatuan wilayah yang utuh dan
bulat. Semua perairan diantara pulau- pulau nusantara menjadi laut
territorial Indonesia. Dengan demikian luas wilayah territorial Indonesia
yang semula hanya sekitar 2 juta km2 kemudian bertambah menjadi 5 juta
km2 lebih. Tiga per lima wilayah Indonesia berupa perairan atau lautan.
Oleh karena itu, Negara Indonesia dikenal sebagai Negara maritime.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan
Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai di
perairan pedalaman Indonesia, yang meliputi :
• Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,
• Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas,
• Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan
Indonesia.
• Pengaturan demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi
Juanda tersebut, sebagai upaya menjaga keselamatan dan keamanan
Negara.

2.5.3 Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang.


Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep
politik yang berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula
sebagai upaya untuk mengesahkan Wawasan Nusantara.
Disamping dipandang pula sebagai upaya untuk mewujudkan Pasal 33
ayat 3 UUD 1945. konsekuensinya bahwa sumber kekayaan alam dalam
landas kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara.
Asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas
kontinen adalah sebagai berikut :
➢ Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen
Indonesia adalah milik eksklusif Negara RI
➢ Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis
yang di tarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan
wilayah terluar Negara tetangga.
➢ Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan
diatas landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.

8
➢ Demi kepastian hokum dan untuk mendukung kebijaksanaan
Pemerintah, asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.
Disamping itu UU ini juga memberi dasar bagi pengaturan eksplorasi
serta penyidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan
masalah-masalah yang ditimbulkannya.

2.5.4 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pengumuman Pemerintah Negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif


terjadi pada 21 Maret 1980. Batas ZEE adalah sekitar 200 mil yang
dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan- alasan yang
mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah :
➢ Persediaan ikan yang semakin terbatas
➢ Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
➢ ZEE memiliki kekuatan hokum internasional
Melalui perjuangan panjang di forum Internasional, akhirnya
Konferensi PBB tentang Hukum Laut II di New York 30 April 1982
menerima “The United Nation Convention on the Law of the sea”
(UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10 Desember 1982 di
Montego Bay, Jamaica oleh 117 negara termasuk Indonesia. Konvensi
tersebut mengakui atas asas Negara Kepualauan serta menetapkan
asas-asas pengukuran ZEE. Pemerintah dan DPR RI kemudian
menetapkam UU No.5 tahun 1983 tentang ZEE, serta UU No. 17 tahun
1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986 indonesia telah
tercatat sebagai salah satu dari 25 negara yang telah meratifikasinya.
9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Geopolitik merupakan sebagai sistem politik atau peraturan – peraturan
dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi
nasional geografik. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dijadikan
sebagai pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Indonesia dalam berbangsa
dan bernegara.Kekuatan negara Indonesia terletak pada : posisi dan keadaan
geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara kelemahannya
terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan
oleh par pendiri negara ini dan diikrarkan dalam sebuah Sempah
Pemuda.Sehingga pandangan geopolitik bangsa Indonesia harus didasarkan pada
nilai – nilai Pancasila yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam
Pembukaan UUD 1945 agar tercipta suatu Persatuan dan Kesatuan Negara
Indonesia.

3.2 Saran
Sebagai warga negara yang baik, siapapun kita, baik pejabat,
konglomerat, masyarakat biasa maupun pengemis sekalipun sepatutnya
menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan perturan dan
hukum yang berlaku. Sehingga tercipta kehidupan yang teratur dan tertib di
segala aspek. Wawasan nusantara atau yang bisa juga disebut dengan geoplitik di
Indonesia ini bisa berguna dan berjalan dengan baik. Tiap individu pun
seharusnya paham bagaimana aplikasi geopolitik yang benar itu seperti apa dan
praktiknya dalam kehidupan nyata bisa dengan tepat.
10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi

Daerah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Ermanaya, Suradinata. 2001. Geopolitik dan Geostrategi Dalam Mewujudkan

Integritas Negara Kesatuan Indonesia. Jakarta: Lemhanas.

Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Mangindaan, Robert. 2012. Fondasi Geopolitik Negara Kepulauan. Jakarta Pusat.

Vol. 5, No. 16.

Sumarsono, S. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia.

http://windi-utari-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-91920Education-Makalah
%20Geopolitik%20Indonesia.html.

http://doudymalfoy.blogspot.com/2011/11/makalah-pendidikan-
kewarganegaraan_22.html.

http://rinastkip.wordpress.com/2012/11/21/makalah-pkn-geopolitik-indonesia/.
11

Anda mungkin juga menyukai