Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geopolitik dan geostrategi merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad
terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karenamanusia yang telah berbangsa
membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudiandi kenal dengan Negara. Dalam
perkembangannya pengertian Negara tidak saja di arikan sebagai wilayah, tetapi di artikan lebih
luas, yaitu sebagai intitusi. Prasarat Negara sebagai initusi menurut Prof. DR. Sri
Soemantri(Dikti, 2001 : 36) secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan pemerintah yang
berkuasa. Unsur rakyat suatu Negara di samping warga Negara juga meliputi bukan warga
Negara. Agar Negara mencapai tujuan nasioal aman dan sejahtera (PembukaanUUD45 Alinea
IV) perlu pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan yang dimaksud agar warga Negara Indonesia
tahutentang hak dan kewajiban, serta mampu berdiri dan tetap menjaga jati dirinya di tengah arus
globalisasi.
Bertitik tolak dari amanat UU No. 20/2003 tentang sis diknas,khususnya penjelasan pasal
37,tujuan pendidikan kewarganegaraan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara terperinci visi dan misi bahan ajar adalah
agarpeserta didik mampu :
1.Menjelaskan landasan histories perkembangan pengetahuan tentang geopolitik yang kini
menjadi salah satu unsur dalam konsep perencanaan pembangunan bangsa dan Negara.agar
tecapai tujuan banga,
2.Menjelaskan konsepsi cara pandang wawasan nasional bangsa Indonesia yang didasari filsafat
pancasilayang padahakekatnya merupakan konsepsi geopolitik Indonesia,
3.Menguasai dan memahamiberbagai masalah dasar kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara
Indonesia dengan menerapkan pandangan babngsa Indonesia tentang diri meliputi:
2

sejarah,filsafat,kebhekaan etnik, budaya,agama,dan lingkungan geografiyang berbentuk Negara
kepulauan yang berada diposisi silang antaradua benua dan dua lautan: serta
4.Mengaplasikan cara pandang bangsa Indonesia dalam pembinaan dan pengendalian hidup
bangsa di NKRI.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah ada, penulis merumuskan beberapa permasalahan
diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan geopolitik Indonesia dan wawasan Nusantara?

2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi wawasan nusantara?

3. Apakah Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara?

4. Bagaimana hubungan wawasan nusantara dan ketahanan Nasional?

3

BAB II
PEMBAHASAN

A.Latar Belakang Geopolitik
Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan!Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang
ada di bawah kakinya. Demikian, kata Ir. Sukarnopada 1 juni 1945 dihadapan siding BPUPKI
(Setneg RI, tt: 66). Oleh karena itu, setelah membangsa orang menyatakan tempat tinggal
sebagai Negara. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian Negara tidak hanya tempat tinggal,
tetapi diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah, rakyat, kedaulatan, dan
lain - lain.
Karena orang dengan tempat tinggalnya dapat di pisahkan, perebutan ruang yang menjadi
hal yang menimbulkan konflik antar manusia _induvidu, keluarga, masyarakat dan bangsa
hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik ataupn nonfisik. Untuk dapat
mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang
dikenal sebagai wawasan nasional. Para ilmuwan politik dan militer menyebutnya sebagai
geopolitik yang merupakan kepanjangan dari geografi politik.
Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan dengan profil diri
bangsa sejarah, pandangan hidup, ideology, budaya dan sudah barang tentu ruang hidupnya,
yaitu geografi. Kedua unsure pokok profil bangsa dan geografi inilah yang harus diperhatikan
dalammembuat konsep geopolitik bangsa dan Negara. Geopolitik Indonesia dinamakan wawasan
nusantara, dengan alasan sebagai berikut :
1.Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara kepulauan (Setneg RI, tt: 66)
2.Indonesia berada di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan (Lautan India dan
Lautan pasifik) sehinngatepatlah jika di namakan nusa diantara laut/air yang selanjutnya
dinamakan Nusantara.
4

3.Keunikan lainnya adalah bahwa wilayah Nusantara berada di Garis Khatulistiwa dan diliwati
oleh Geostationery Satellite Orbit( GSO ).
Konsep wawasan bangsa tentang wilayah mulai dikembangkan sebagai ilmu pada akhir
abad XIX dan awal abad XX dan dikenal sebagai geopolitik, yang pada mulanya membahas
geografi dari segi politik negara (state). Selanjutnya, berkembang konsep politik dalam arti
distribusi kuatan_ pada hamparan geografi negara sehingga tidaklah berlebihan bahwa geopolitik
sebagai ilmu baru dicuragai sebagai pembenaran pada kosepsi ruang (Sunardi ,2004:157).
Oleh karena itu, dalam membahas masalah wawasan nasional bangsa, di samping membahas
sejarah terjadinya konsep wawasan nasional, akan dibahas pula teori geopolitik dan
implementasinya pada negara Indonesia.

1. Geomorfologi Negara
Sebelum membahas masalah geopolitik suatu negara, perlu didalami ciri khusus
Negara berdasarkan bentuk geomorfologinya (ciri fisik dan nonfisik). Setelah abad XIX,
perkembangan geopolitik dipengaruhi oleh orentasi manusia pada konstelasi wilayah. Pada
masa lalu _sebelum abad XIX, pengertian negara identik dengan tanah sehingga banyak
bangsa menamakan negaranya dengan unsur tanah, misalnya England, Holland, Poland,
Rusland, atau Thailand.
Negara berdasarkan bentuk geografinya dapat dibedakan dalam dua yaitu, pertama
dikelilingi daratan (land lock country); dan yang kedua berbatasan dengan laut, yang
kemudian dapat dibedakan menjadi:
a.negara pulau (oceanic archipelago)
b.negara pantai (coastal archipelago)
c.negara kepulauan (archipelago).
Adapun pengertian Asas Kepulauan berdasarkan UNCLOS 1982 adalah Kepulauan
sebagai suatu kesatuan utuh wilayah yang batas-batasannya ditentukan oleh laut, dalam
lingkungan terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau.Selain itu, kepulauan dapat
5

diartikan: gugusan pulau-palau ddengan perairan diantaranya dan angkasa di atasnya sebagai
kesatuan utuh, dengan unsur air senagai penghubung.
2. Perkembangan Teori Geopolitik
Istilah geopolitik semula sebagai ilmu politik, kemudian berkembang menjadi
pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasiciri _khas negara yang
berupa bentuk, Luas, letak, iklim, dan sumber daya alam_ sutau negara untuk membangun
dan membina negara. Para penyelenggara pemerintah nasional hendaknya menyusun
pembinaan politik nasional berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi secara ilmiah
berdasarkan cita-cita bangsa. Adapun geostrategi diartikan sebagai pelaksanaan geopolitik
dalam negara (Poernomo: 1972).
Kemudian, teori geopolitik berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa.
Oleh karena itu, wawasan nasional bangsa selalu mengacu pada geopolitik. Dengan wawasan
nasional suatu negara, dapat dipelajari kemana arah arah perkembangan sautu negara.

3. Beberapa Pandangan para pemikir geopolitik
Sebelum membahas wawasan nasional, terlebih dahulu perlu pembahasan tentang
beberapa pendapat dari para penulis geopolitik. Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik
yang membahas masalah politik dalam suatu negara, lalu berkembang menjadi ajaran yang
melegitimasi Hukum Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas sumbangsih pemikiran
dari pada penulis, diantaraya:
a. Teori Geopolitik Kontinental
Friedrich Ratzel (1844-1904).Teori yang dikemukakannya adalah teori ruangyang
dalam konsepsinya dipengaruhi oleh ahli biologi Charles Darwin. Ia menyamakan negara
sebagai makhluk hidup yang makin sempurna serta membutuhkan ruang hidup yang makin
meluas karena kebutuhan. Dalam teorinya, bahwa bangsa yang berbudaya tinggi akan
membutuhkan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang
primitif. Pendapat ini dipertegas Rudolf Kjellen(1864-1922) dengan teori kekuatan, yang
6

pada pokoknya menyatakan bahwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta
sebagai satuan biologis yang memiliki intelektual. Dengan kekuatannya, ia mampu
mengeksploitasi negara primitif agar negaranya dapat swasembada. Beberapa pemikir
sering menyebutnya sebagai Darwinismesocial.
Karl Haushofer (1869-1946).Haushoferyang pernah menjadi atase militer di Jepang
meramalkan bahwa Jepang akan menjadi negara yang jaya di dunia. Untuk menjadi jaya,
suatu bangsa harus mampu menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada
hakekatnyadunia dapat dibagi atas empat kawasan benua (Pan Region)dan dipimpin oleh
negara unggul. Teori Ruang dan Kekuatan merupakan hasil penelitiannya serta dikenal pula
sebagai teoriPan Regional,yaitu:
1)Lebensraum(ruang hidup) yang cukup;
2)Autarki(swasembada); serta
3)Dunia dibagi empat Pan Region, tiap region dipimpin satu bangsa (nation) yang unggul,
yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, serta Pan Eropa Afrika. Dari
pembagian daerah inilah, dapat diketahui percaturan politik masalah lalu dan masa depan.
Pengaruh Haushofer_menjelang Perang Dunia II_ sangat besar di Jerman ataupun di
Jepang. Semboyan Macht und Erdedi Jerman serta doktrin Fukoku Kyoheidi Jepang
melandasi pembangunan kekuatan angkatan perang kedua negara tersebut menjelang Perang
Dunia II.

B.Wawasan Geopolitik
Selanjutnya masih ada beberapa pandangan geopolitik lain, akan tetapi lebih cenderung
menunjukkan kepada suatu wawasan yaitu:
1. Wawasan Benua
Sir Halford Mackinder(1861-1947), Teori Daerah Jantung(dikenal pula sebagai
wawasan benua). Dalam teori ahli geografi ini, mungkin terkandung maksud agar negara lain
7

selalu berpaling pada pembentukan kekuatan darat. Dengan demikian, tidak mengganggu
pengembangan armada laut Inggris. Teorinya dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.Dunia terdiri atas 9/12 air, 2/12 pulau dunia (Eropa, Asia, Afrika), serta sisanya 1/12 pulau
lainnya.
b.Daerah terdiri atasDaerah Jantung (Heartland), terletak di pulau dunia, yaitu Rusia, Siberia,
sebagian Mongolia, Daerah Bulan Sabit Dalam (inner cresent) meliputi Eropa Barat, Eropa
Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, serta Bulan Sabit Luar (outer cresent)
meliputi Afrika, Australia, Amerika / Benua Baru.
c.Apabila suatu negara ingin menguasai dunia,harus menguasai Dunia Jantung, untuk itu
diperlukan kekuatan darat yang memadai.
Teori geopolitik Mackinderdapat disimpulkan sebagai berikut (Sunardi, 2004: 166):
Who rules East Europe commands the Heartland; who rules the Heartland commands the world;
Island, Who rules the world Island commands the World.
a. Wawasan Bahari
Sir Walter Raleigh(1554-1618) dan Alfred T. Mahan(1840-1914)Teori Kekuatan
Maritim yang direncanangkan oleh Raleigh,bertepatan dengan kebangkitan armada Inggris dan
belanda yang ditandai dengan kemajuan teknologi perkapalan dan pelabuhan, serta semangat
perdagangan yang tidak lagi mencari emas dan sutra di Timur (Simbolon,1995 : 425).
Pada masa ini pula, lahir pemikiran hukum laut internasional yang berlaku sampai tahun
1994 (setelah UNCLOS 1982 disetujui melalui SU PBB).
a.Sir W.Raleigh: Siapa yang kuasai laut akan menguasai perdagangan dunia/kekayaan dan
akhirnya menguasai dunia, karena itu iaharus memiliki armada laut yang kuat. Sebagai tindak
lanjut, maka Inggris berusaha menguasai pantai-pantai benua, paling tidak menyewanya.
b.Alfred T.Mahan: Laut untuk kehidupan, sumber dayaalam banyak terdapat di laut, maka
harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. Menurut Mahan, di samping hal
tersebut, juga perlu diperhatikan masalah akses ke laut dan jumlah penduduk karena faktor ini
juga akan memungkinkan kemampuan industri untuk kemandirian suatu bangsa dan negara.
8


b. Wawasan Dirgantara
Giulio Douhet(1869-1930) William Mitcel (1879-1936). Awal abad XX merupakan
kebangkitan ilm pengetahuan pener_bangan. Kedua orang ini mencita-citakan berdinya
Angkatan Udara. Dalam teorinya, disebutkan bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga
belakang lawan, serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.
c. Wawasan Kombinasi
Nicholas J. Spijkman(1893-1943). Teori Daerah Batas (Rimland theory). Teorinya
dipengaruhi oleh Mackinder dan Haushover, terutama dalam membagi daerah. Karena ia
adalah bangsa Belanda yang pada dasarnya bangsa maritim, makamenurutnya penguasa daerah
jantung harus ada akses ke laut hendaknya menguasai pantai Eurasia. Dalam teorinya tersirat:
a.Dunia menurunya terbagi empat daerah, yaitu daerah jantung (Hearland), Bulan Babit
Dalam(Rimland), Bulan Sabit Luar, dan Dunia Baru(Benua amerika);
b.Menggunakan kombinasi kekuatan darat,laut, udara untuk kuasai dunia;
c.Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik
dunia dari pada daerah jantung; serta
d.Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.

2. Bangsa Indonesia
Wawasan bangsa Indonesia dalam konteks geopolitik tersiratmelalui UUD 1945 antara
lain:
a.Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional;
b.Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian dunia; serta
c.Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat.
9


Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori geopolitik menjadi doktrin
dasar bagi terbentuknya Negara nasional yang kuat dan tangguh. Sebagai doktrin dasar, ada
empat unsur yang perlu diperhatikan, yaitu (Sunardi, 2004: hlm. 189 s.d. 177):
1.Konsepsi Ruang, yang merupakan aktualisasi dari pemikiran Negara sebagai organisasi hidup.
Ruang yang merupakan inti dari konsepsigeopolitik merupakan wadah dinamika politik dan
militer. Hal ini juga dapat dirasakan pada era Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur
ketika kedua kutub saling mencari pengaruh di dunia ketiga (Negara Sedang Berkembang).
2.Konsepsi Frontier, yang merupakan konsekuensi dari kebutuhan dan lingkungan. Frontier
merupakan batas imajiner di antara dua Negara yang saling mempengaruhi. Oleh karena itu,
batas resmi (boundary) dapat bergeser karena berbagai pengaruh, terutama masalah social,
budaya, ataupun ekonomi. Pengaruh negara asing/tetangga yang lebih maju apabila tidak
ditangani secara serius, akan menimbulkan gejolak politik yang melibatkan pemerintah.
3.Konsepsi Politik Kekuatan, yang ingin menjelaskan tentang kehidupan bernegara. Politik
kekuatan yang merupakan faktor dinamika kehidupan bangsa karena dinamika organisme
bangsa. Dunia yang meyempit dan percepatan jalannya sejarah (Wright, 1941: hlm. 5 s.d. 7)
sebagai akibat revolusi teknik. Dengan demikian dunia semakin terbuka dan cita-cita dunia tanpa
batas (Ohmae, 1990: 214) merupakan ciri globalisasi. Fenomena ini harus dapat ditangkal oleh
setiap Negara, lebih-lebih bagi negara sedang berkembang.
4.Konsepsi Keamanan Negara dan Bangsa, yang kemudian melahirkan konsepsi geostrategi.
Geopolitik akhirnya bertujuan untuk pengamanan negara, baik secara fisik maupun social
(ekonomi, budaya, dan kehidupan social lainnya). Untuk itu, perlu dipersiapkan daerah
penyangga yang dikenal sebagai daerah frontier yang berbatasan dengan Negara jira dan
dipersiapkan secara sistematis pembangunannya.

10

C.Geopolitik Indonesia
1. Wawasan Nasional
Wawasan berasal darai kata wawasyang berarti meninjau, memandang, atau mengamati.
Dengan demikian, wawasan dapat diartikan konsepsi cara pandang (KBBI, 2002: 1271). Pada
awal era revormasi, istilah ini menjadi kurang popular sehingga para politisi pun enggan
menggunakannya (tidak lagi tersuratdalm GBHN 19999 sebagai wawasan bangsa).
Wawasan nasional suatu bangsa terbentuk karena bangsa tersebut tinggal dalam suatu
wilayah yang diakui sebagai miliknya untuk kehidupannya. Oleh karena itu, apabila suatu bangsa
dibahas, akan terkait pula masalah sejarah diri dan budaya, falsafah hidup, serta tempat tinggal
dan lingkungan bangsa tersebut. Dari ketiga aspek itu, tercetus aspirasi bangsa yang kemudian
dituangkan dalam perjanjian tertulis konstitusi ataupun tidak tertulis. Perjanjian ini tetap menjadi
catatan hidup motivasi yang semuanya dituangkan menjadi ajaran doktrin dasar untuk
membanngun negara yang berupa wawasan nasional.
Wawasan nasioal bangsa Indonesia dinamakan wawasan nusantara yang merupakan
implementasi perjuangan pengakuan sebagai negara kepulauan yang disesuaikan dengan
kemajuan zaman. Pada masa lalu negara kepulauan yang meliputi kumpulan pulau-pulau
berdasarkan contouryang dipisahkan oleh laut. Paham Nusantara menunjukkan dua arah
pengaruh, yaitu :
1.ke dalam: berlaku asas kepulauan yang menuntut terpenuhnya unsur tanah dan air yang selaras
dan serasi untuk merealisasikan wujud tanah air;serta
2.ke luar: berlakunya asas posisi antara yang menuntut posisi kuat bagi Indonesia untuk dapat
berdiri tegak dari tarikan segala penjuru.

2. Wawasan Nusantara
Geopolitik Indonesia dinamakan wawasan nusantara, yang secara umum didefinisikan
sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka, serta lingkungan
geografinya yang berwuud negara kepulauan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Adapun
11

tujuannya adalah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional,
dan turut serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia. Kesemua itu dalam rangka
mencapai Tujuan Nasional. Oleh karena itu, hakikat tujuan Wawasan Nusantara adalah kesatuan
dan persatuan dalam kebhinekaan, yang mengandung arti sebagai berikut :
a.Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi, posisi dan potensi geografi,
serta kebhinekaan budaya.
b.Pedoman dan pola tindak serta polapikir kebiaksanaan nasional.
c.Hakekat Wawasan Nusantara dasar persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

3. Kedudukan Wawasan Nusantara
Dalam system kehidupan nasional Indonesia sebagai paradigma kehidupan nasional
Indonesia yang urutannya sebagai berikut :
a.Pancasila sebagai falsafah, ideology bangsa, dan dasar negara.
b.UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
c.Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia.
d.Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan Negara Indonesia.
e.Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pebangunan nasional.
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin dasar pengaturan
kehidupan nasional. Sementara itu, politik dan strategi nasional, sebagai kebijaksanaan dasar
nasional dalam bentuk GBHN- masa ORBA- yang dijabarkan lebih lanjut dalam kebijaksanaan
strategi pada strata di bawahnya.
Doktrin dasar adalah himpunan prinsip atauteori yang diajarkan, dianjurkan dan diterima
sebagai kebenaran, untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan, serta dalam usaha
mencapai tujuan. Doktrin dasar adalah doktrin yang timbul dari pemikiran yang bersifat falsafah.
12

4. Peranan Wawasan Nusantara
Dalam kehidupan kehidupan nasional,WawasanNusantara dijelaskan peranannya untuk :
a.Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan, yang serasi dan selaras pada segenap
aspek kehidupan nasional.
b.Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pamanfaatan lingkungannya. Peranan ini berkaitan
dengan adanya hubungan yang erat dan saling terkait dan ketergantungan antara bangsa dan
ruang hidupnya. Oleh karena itu, pemanfaatan lingkungan harus bertanggung jawab. Jika tidak,
maka akan menimbulkan kerusakan lingkugan yang pada akhirnya akan merugikan bangsa.
c.Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional. Kepentingan nasional menjadi
dasar hubungan antara bangsa. Apabila suatu bangsa kepentingan nasionalnya sejalan atau
parallel dengan kepentingan nasional bangsa lain, maka kedua bangsa itu akan mudah terjalin
hubungan persahabatan.
d.Merentang hubungan Internasional dalam upaya ikut menegakkan perdamaian.

5. Wajah Wawasan Nusantara
Pengertian istilah wajah adalah roman muka. Wajah manusia hanya satu, tetapi wajah itu
memiliki beberapa roman muka dan tiap roman muka berbeda satu dengan yang lain sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Dalam hubungan itu, dapat dikatakan bahwa geopolitik Indonesia hanya satu, yaitu
Wawasan Nusantara (Wasantara). Namun, wajahnyalebih dari satu, yaitu ada 4 wajah yang
meliputi :
a.Wajah Wasantara sebagai Wawasan Nasional yang melandasi konsepsi Ketahanan Nasional.
b.Wajah Wasantara sebagai wawasan pembangunan nasional.
c.Wajah Wasantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan.
d.Wajah Wasantara sebagai wawasan kewilayahan.
13

6. Wasantara Sebagai Landasan Konsepsi Ketahanan Nasional
Wajah Wasantara dalam pengembangannyadipandang sebagai konspsi politik
ketatanegaraan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional. Sebagai suatu konsepsi politik yang di
dasarkan pada pertimbangan konstelasi geografis, wawasan nusantara dapat di katakan
merupakan penerapan teori geopolitik dari bangsa Indonesia.
Dengan demikian, wawasan nusantara selanjutnya menjadi landasan penentuan
kebijaksanaan politik Negara. Dalam perjuangan mencapai tujuan nasional, akn banyak
menghadapi tantangan, hambatan dan gangguan baikyang datang dari luar negri maupun dari
dalam negri sendiri. Untuk menanggulanginya,dibutuhkan suatu kekuatan baik fisik maupun
mental. Semakin tinggi kekuatan itu makin tinggi pula kemampuannya. Kekuatan dan
kemampuan yang diistilahkan ketahanan nasional berdasarkan rangkaian pemikiran tersebut
maka ketahanan nasional diartikan sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan dalam
mencapai persatuan serta kesatuan nasional dalam rangka mencapai kesejahteraan dan keamanan
nasional. Bertolak dari pandangan ini maka ketahanan nasional merupakan geostrategi nasional
untuk mencapai sasaran yang telah ditegaskan dalam wawasan nusantara dan perlu ditingkatkan
dengan berpedoman pada wawasan nusantara.

7. Wasantara sebagai Wawasan Pembangunan Nasional
Menurut UUD 1945 MPR wajib membuat GBHN. GBHN_masa ORBA_ menegaskan
bahwa wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara
yang bersumber pada pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa. Di samping itu, dengan mengutamakan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini mencakup :
a.Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik dapat diartikan ke dalam
beberapa hal yakni :
14

1) bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa
2) bahwa bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan berbicara dalam berbagai
bahasa daerah, serta memeluk/menyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan suatu kesatuan bangsa yang bulat dalam artian
seluas-luasnya.
3) bahwa secara psikologis bangsa Indonesia harus merata satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satutekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
4) bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideology bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing dan menyerahkan bangsa menuju tujuannya.
5) bahwa kehidupan politik diseluruh wilayah Nusantara merupakan suatu kesatuan politik
yang diselenggarakan berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
6) bahwa seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan system hukum dalam arti
bahwa hanya ada satu hukun nasional yang mengabdi kepentingan nasional;serta
7) bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban nasional yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial melalui politik luar negri bebas dan aktif serta diabadikan pada kepentingan
nasional
b.Pewujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, yang berati:
1) bahwa kekayaan wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di
seluruh wilayah tanah air;
2) tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
kehidupan ekonominya; serta
3) kehiduan perekonomian di setiap wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi
yang diselenggarakan sebagai usaha bersama mendasar atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c.Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satukesatuan sosial dan budaya yang berarti:
15

1) bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, maka perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yang serasi dengan terdapat tingkat kemajuan masyarakat yang sama merata
dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan
bangsa; serta
2) bahwa budaya bangsa Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekanyaanbudaya bangsa. Kekayaan ini menjadi
modal dan landasan pengembagan budaya bangsa seluruhnya. Tentunya dengan tidak
menolak nilai-nilai budaya lain yang tidakbertentangan dengan nilai budaya bangsa, serta
hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
d.Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai kesatuan pertahanan dan keamanan, yang berarti:
1) bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan Negara; serta
2) bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
pembelaan negara dan bangsa.
Dari rangkaian uraian di atas, dapat di simpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1) Wawasan Nusantara merupakan penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan
dengan kondisi, posisi dan potensi geografi, serta kebhinnekaan bangsa dalam rangka
mewujudkan persatuan dan kesatuan.
2) Wawasan Nusantara merupakan pola tindak dan pola pikir dalam melaksanakan
pembangunan nasional.

8. Wasantara sebagai Wawasan Pertahanan dan Keamanan Negara.
Wawasan Nusantara adalah pandangan geopolitik Indonesia dalam mengartikan tanah air
Indonesia sebagai satu kesatuan yang me-liputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
Mengingat bentuk dan letak geografis Indonesia yang merupakan suata wilayah lautan
dengan pulau-pulau di dalamnya dan mempunyai letak ekuator besarta segala sifat dan corak
khasnya,maka implementasi nyata dari Wawasan Nusantara yang menjadi kepentingan-
16

kepentingan pertahanan keamanan negara harus ditegakkan. Realisasi penghayatan dan pengisian
Wawasan Nusantara di satu pihak menjamin keutuhan wilayah nasional dan melindungi sumber-
sumber kekayaan alam beserta penyelarasannya, sedangkan di lain pihak dapat menunjukkan
kedaulatan negara Republik Indonesia.
Untuk dapat memenuhi tuntutan itu dalam perkembangan dunia, maka seluruh potensi
pertahanan ke amanan Negara haruslah sedini mungkin ditata dan di atur menjadi suatu kekuatan
yang utuh dan menyeluruh. Kesatuan pertahanan dan keamanan negara mengandung arti bahwa
ancaman terhadap sebagian wilayah mana pun pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap
seluruh bangsa dan negara.

9. Wasantara sebagai Wawasan Kewilayahan
Sebagai faktor eksistensi suatu Negara, wilayah nasional perlu di tentukan batas-batasnya
agar tidak terjadi sengketa dengan Negara tetangga. Oleh karena itu, pada umumnya batas-batas
wilayah suatu negara dirumuskan konstitusi negara (baik tertulis maupun tidak tertulis). Namun,
UUD45 tidak memuat secara jelas ketentuan wilayah negara Republik Indonesia, baik dalam
Pembukaan maupun dalam pasal-pasalnya. Adapun pasal-pasal yang menyebut wilayah/daerah,
yaitu:
1.Pada pembukaan UUD45, alinea IV di sebutkan ...seluruh tumpa darah Indonesia...; serta
2.Pasal 18, UUD45: Pembagian daerah indnesia atas daerah besardan kecil....
Untuk dapat memahami manakah yang di maksudkan dengan wilayah atau tumpah darah
Indonesia itu, maka perlu ditelusuri pembahasan-pembahasan yang terjadi pada siding-sidang
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), pada Mei s.d. Juni 1945,
yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), sehari setelah
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Adapun pembahasan-pembahasan tersebut
bersumberkan pada Rancangan UUD dan Piagam Jakarta yang dihasilkan oleh BPUPKI. Dalam
rangkaian siding-sidang BPUPKI bulan Mei s.d. Juni 1945, telah dibahas masalah wilayah
Negara Indonesia merdeka yang lebih populer disebut tanah air atau juga tumpah darah
Indonesia.
17

Dalam sidang-sidang ini yang patut dicatat adalah pendapat Dr. Supomo, S.H. dan
Muh.Yamin,S.H. pada 31 Mei 1945, serta Ir.Sukarno pada 1 Juli 1945.
Supomomenyatakan,antara lain:
Tentang syarat mutlak lainlainnya, pertama tentang daerah, saya mufakat dengan pendapat
yang menga-takan: pada dasarnya Indonesia yang harus meliputi batas Hindia Belanda...
(Setneg RI, tt : 25).
Muh.Yamin menghendaki, antara lain:
..... bahwa Nusantara terang meliputi Sumatera, Jawa-Madura, Sunda Kecil, Borneo, Selebes,
Maluku-Ambon, dan Semenanjung Malaya, Timor dan Papua.....Daerah kedaulatan Negara
Republik Indonesia ialah daerah yang delapan yang menjadi wilayah pusaka bangsa Indonesia
(Setneg RI, tt : 49).
Sokarno dalam pidaonya, antara lain:
...Orang dan tempat tidak dapat dipisihkan. Tidak dapat di pisahkan rakyat dari bumi yang ada
di bawah kakinya. ... Tempat itu yaitutanah-air. Tanah-air itu adalah satu kesatuan. Allah SWT
membuat peta dunia, meyusun peta dunia, kita dapat menunjukkan di mana kesatuan-kesatuan
di situ. Seorang anak kecil pun, jikalau ia melihat dunia, ia dapat menunjukakan bahwa
kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan...(Setneg RI, tt: 66).
Adapun yang disepakati sebagai wilayah negara Indonesia adalah bekas wilayah Hindia
Belanda. Namun, dalam rancangan UUD atau pun dalam keputusan PPKI tentang UUD 1945
ketentuan tentang wilayah negara Indonesia itu tidakdicantumkan. Hal ini di jelaskan oleh ketua
PPKI Ir.Sukarno bahwa dalam UUD yang modern, daerah (Wilayah) tidak perlu masuk dalam
UUD (Setneg RI, tt: 347). Berdasarkan penjelasan dari Ketua PPKI tersebut, jelaslah bahwa
wilayah, tanah air, atau tumpah darah Indonesia meliputi batas bekas Wilayah Hindia Belanda.
Untuk menjamin pelestarian kedaulatan, serta melindungi unsur wilayah dan kepentingan
nasional, dibutuhkan ketegasan tentang batas wilayah. Ketegasan batas wilayah tidak saja untuk
mempertahankan wilayah, tetapi juga untuk menegaskan hak bangsa dan negara dalam pergaulan
internasional. Wujud geomorfologi Indonesia berdasarkan pancasila dalam arti persatuan dan
18

kesatuanmenuntut suatu konsep kewilayahan yang memandang daratan/pulau, lautan, serta udara
angkasa di atasnya sebagai satu kesatuan wilayah. Dari dasar inilah, laut bukan lagi sebagai alat
pemisah wilayah.
Dalam menentukan batas wilayah negara, Pemerintah RI meng-acu pada Aturan
Peralihan UUD45, Pasal II Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung
berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini yang
memberlakukan undang-undang sebelumnya. Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan
peraturan perundang-undangan wilayah dan termuat dalam Ordonantietahun 1939 yang
diundangkan pada 26 Agustus 1939 yang dimuat dalam Staatblad No. 422 tahun 1939, tentang
Territoriale Zee en Maritiem Kringen Ordonantie.
Berdasarkan ketentuan ordonansi ini, penentuan lebar laut wilayah sepanjang 3 mil laut
dengan cara penarikan garis pangkal berdasarkan garis pasang surut, yang dikenal pula
mengikuti contourpulau/darat. Ketentuan demikian itu mempunyai konsekuensi bahwa secara
hipotetis setiap pulau yang merupakan bagianwilayah negara Republik Indonesia mempunyai
laut territorial sendiri-sendiri.
Sementara itu, di sisi luar atau sisi laut (outer limits) dari tiap-tiap laut territorial dijumpai
laut bebas. Jarak antara satu pulau dengan pulau lain yang menjadi bagian wilayah negara
Republik Indonesia dipisahkan oleh adanya kantong-kantong laut yang berstatus sebagai laut
bebas yang berada di luar yuridiksi nasional. Dengan demikian, dalam kantong-kantong laut
nasional tidak berlaku hukum nasional.
Berdasarkan hal itulah, pada 13 Desember1957 dikeluarkan pengumuman Pemerintah
Republik Indonesia tentang wilayah perairan Negara Republik Indonesia yang dikenal sebagai
Deklarasi Juanda Ir. Juanda pada periodeitu sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia yang
pada hakikatnya melakukan perubahan terhadap ketentuan ordonansi pada lembaran negara
(staatblad) No. 442 tahun 1939. Isi pengumuman tersebut sebagai berikut:
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi didasarkan pada garis pasang surut (low water
line), tetapi didasarkan pada system penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari
garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar dari padapulau-pulau atau bagian pulau
yang termasuk ke dalam wilayah negara Republik Indonesia (point to point theory).
19

2. Penentuan lebar laut wilayah dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut. Deklarasi Juanda pada
hakikatnya adalah menerapkan asas archipelagoatau Nusantara. Di dalam deklarasi ini
terkandung kepentingan dan tujuan bangsa Indonesia, yaitu keutuhan wilayah negara di lautan.
Selanjutnya, deklarasi ini diakomodasikan dalam rangkaian peraturan perundang-
undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 4 PRP tahun 1960 tentang perairan Indonesia. Dalam UU ini, diberikan
penjelasan dan kejelasan sebagai berikut:
a. Alasan atau argumentasi perlunya meninjau kembali peraturan tentang penentuan batas
laut wilayah;
b. Makna dan pengertian perairan Indonesia, laut wilayah Indonesia, serta perairan
pedalaman Indonesia.
2. Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1960 tentang lalu-lintas laut damai perairan Indonesia.
Peraturan ini menentukan aturan-aturan, antara lain tentang lalu lintas laut damai kendaraan air
asing di perairan pedalaman, pengertian, dan makna lalu lintas damai kendaraan asing, serta
bentuk dan luas kedaulatan wilayah Nusantara sejak Deklarasi Juanda 1957.

10. Tantangan Bangsa Indonesia Akibat Deklarasi Juanda
Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal negara Indonesia menjadi utuh
tidak terpecah lagi. Hal ini menimbulkan reaksi beberapa negara yang beragam dan dapat
dikatagorikan menjadi 4 macam reaksi sebagai berikut (Kusumaatmaja, 2002: 26):
a. Negara-negara ASEAN termasuk Australia dan kini Timor Leste;
b. Negara-negara yang berkepentingan terhadap usaha perikanan laut;
c. Negara-negara maritim yang memiliki armada angkutan niaga besar; serta
d. Negara maritim besar terutama negara adidaya dalam rangka mencapai tujuan strategi
global.

20

Tidak kalah penting adalah tantangan kedalam, yakni memahami makna negara
kepulauan dan makna benua maritime (Zen, 2005). Selain itu, menghilangkan paham bahwa
batas wilayah tidak lagi berdasarkan garis pantai atau contour/coastline base, tetapi atas dasar
base line.
.
11. Geopolitik dan Hukum Kewilayahan
a. Hukum Laut dan Perkembangannya
Perkembangan Sejarah hukum laut tidak lepas dari kemajuan teknologi maritime
perkapalan dan kepelabuhanan Belanda dan Inggris, serta orientasi komoditi perdagangan dunia
(Simbolon, 1995). Setelah Perang Salib sampai dengan bagian akhir zaman pencerahan
(renaissance), laut praktis hanya menjadi milik Spanyol dan Portugal sehingga ada semacam
pembagian wilayah yuridiksi dari kedua Negaratersebut. Bagian akhir zaman pencerahan
(renaissance), teknologi maritime Belanda dan Inggris melampaui Spanyol dan Portugal. Oleh
Karena itu, hukum laut banyak ditentukan oleh polemik bangsa Belanda dan Inggris.
Namun, sebelum membahas polemik yang menghasilkan rezim hukum laut, ada baiknya
dibahas terlebih dahulu hakikat laut. Hakikat laut adalah:
1.bebas, merdeka dan bergerak, serta relatif tetap dan tidak mudah dirusak;
2.datar dan tebuka, serta tidak dapat dipakai sembunyi;
3.tidak dapat dikuasai secara mutlak (tidak dapat dikaveling, sulit diberi tanda); serta
4.media untuk bermacam-macam alat angkut, terutama yang bervolume besar.
Dari hakikat tersebut timbul, falsafah hukum laut yang berbuntut pada perebutan wilayah
laut yakni:
1.Res Nullius: Laut tidak ada yang memiliki, karena itu dapat diambil dan dimiliki setiap negara;
2.Res Communis: Laut milik masyarakat dunia, karena itu tidak dapat diambil/dimiliki oleh
setiap negara.
21

Belanda dan Inggris merasa bahwa mereka tidak harus tunduk pada negara yang lebih
primitif. Oleh karena itu, para ahli hukum dari kedua negara tersebut saling berpolemik
mengeluarkan argumentasi tentang hak atas laut.
1.Hugo Grotius, seorang ahli hukum internasional Belanda memberikan teori Mare Liberum
(laut bebas). Laut tidak dapat di kuasai suatu negara dengan jalan okupasi (menduduk), karena
itu laut menjadi bebas.
2.John Selden, seorang ahli hukum Inggris yang pada tahun 1635 menulis tentang hukum laut
dengan judul, Mare Clausum (hak kuasa laut), sebagai jawaban atas teori Grotius.
Menurutnya, setiap negara dapat menguasai laut.
Sebagai koreksi atas tulisan tersebut di atas, Grotius memuat argument bahwa, laut
wilayah dapat dimiliki sepanjang dapat dikuasai dari darat. Ini berarti laut hanya milik negara
pantai. Selanjutnya , Seldenmenginginkan adanya hak lintas damai bagi kapal-kapal dengan
alasan untuk membeli suplai segar dari negara pantai.
Cornelis Bijenkershoek (seorang Belanda) berpandapat bahwa laut wilayah adalah 3 mil
laut dari pantai pada saat pasang surut. Argumentasi ini didasari bahwa jangkauan meriam
kurang lebih 3 mil.Ketentuan ini berlaku hingga tahun 1994, yaitu dengan adanya pengesahan
melalui Sidang Umum PBB, yang merupakan tindak lanjut dari United Nations Convention on
the of the sea di kenal UNCLOS 1982 berdasarkan persetujuan 118 negara di Montego Bay,
Jamaica, tahun 1982.
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Dekla-rasi tanggal 13
Desember 1957 mengajukan NKRI perlu laut wilaya (territory water) selebar 12 mil laut dari
Garis Pangkal/Garis Dasar (baseline) atas dasar point to point theory. Dengan demikian, laut
antar pulau menjadi Perairan pedalaman (internal water) Selanjutnya, laut wilayah dan laut
pedalaman dikenalkan sebagai laut Nusantara.
Akibat konvensi hukum laut, timbul bermacam tipe perairan, hal ini tidakterlepas karena
perhatian orang yang besar pada laut. Untuk itu, dibahas beberapa masalah yang menyangkut
hukum laut:
22

1.Laut Teritorial/Laut Wilayah (Territorial Sea): wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12
mil dari garis pangkal/garis dasar (base line). Garis dasar adalah garis yang menghubungkan
titik-titik terluar pulau terluar.
2.Perairan Pedalaman (Internal Waters): wilayah laut sebelah dalam dari daratan/sebelah dalam
dari GP. Negara pantai mempunyai kedaulatan penuh.
3.Zona Tambahan (Contigous Zone): wilayah laut yang lebarnya tidak boleh melebihi 12 mil dari
Laut Teritorial, merupakan wilayah Negara Pantai untuk melakukan pengawasan pabean, fiskal,
imi-grasi, serta sanitasi dalam wilayah laut territorial.
4.Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone): wilayah laut yang tidak melebihi 200 mil
dari GP. Negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk kepentingan eksplorasi dan
eksploi-tasi, konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan hayati perairan.
5.Landas Kontinen (Continental Shelf): wilayah laut Negara Pantai meliputi dasar laut dan tanah
di bawahnya, terletak di luar laut teritorial sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah.
Jarak 200 mil GP atau maksimal 350 mil, atau tidak melebihi 100 mil dari kedalaman 2.500 m.
6.Laut Lepas (High Seas): dikenal pula sebagai laut bebas/laut Inter-nasional : Wilayah laut >200
mil dari Garis Pangkal.
Dengan adanya ketentuan di atas, Negara lain menuntut beberapa hak yang sebenarnya
adalah jaminan dari Negara ke pulauan,antara lain:
1.Lintas: berlayar/bernavigasi melalui laut territorial, termasuk masuk dan keluar perairan
pedalaman untuk singgah di salah satu pelabuhan;
2.Lintas damai: bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara sepanjng tidak merugikan
kedamaian, ketertiban,atau keamanan negara yang bersangkutan; serta
3.Lintas transit: bernavigasi melintasi pada selat ynag di gunakan untuk pelayaran internasional
antara laut lepas/ZEE yang lain.


23

4.Alur Laut Kepulauan:
a. alur laut ditentukan oleh Negara Kepulauan untuk alur laut dan jalur penerbangan di
atasnya yang cocok di gunakan untuk lintas kapal dan jalur pesawat terbang asing;
b. alur yang di tentukan dengan merangkai garis sumbuh pada peta,kapal dan pesawat
terbang tidak boleh melintas lebih dari 25 mil kiri/kanan dan garis sumbuh.
5.Laut Lepas:
a. semua bagian laut yang tak termaksud laut territorial baik perairan pedalam maupun
ZEE;
b. laut terbuka untuk semua negara, baik berpantai maupun tidak berpantai; serta
c. untuk laut lepas semua negara berhak berlayar, terbang riset ilmiah dan menangkap ikan.

12. Beberapa Perhatian Manusia Terhadap Laut
a.Perubahan peta bumi terjadi setelah perang dunia ke II karena telah lahir banyak Negara
nasional baru yang memiliki laut. Dengan demikian, perlu di perhatikan:
1) Laut untuk kelangsungan hidup bangsa dan kesejahteraan rakyat;
2) Perlu pengaturan bersama pemanfatan laut dan lingkungan untuk bangsa-bangsa.
b.Kemajuan teknologi berdampak pada meningkatnya kemampuan manusia dalam
memanfatakan laut.
c.Bertambahnya jumlah penduduk harus diimbangi dengan kenaikan produksi, khususnya dari
sumber kekayaan laut.
d.Bagi bangsa Indonesia, laut untuk menjamin integrasi, sarana perhu-bungan dan tersportasi,
serta menjadi salah satu penghidupan, selain itu ditinjau dari segi militer merupakan wahana
pertahanan.

24

13. Hukum Dirgantara dan Perkembangannya
Ruang digantara dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu Ruang Udara dan Ruang
Antariksa. Ruang Udara berada di atas suatu wilayah negara dan dikategorikan sebagai Ruang
Udara Nasional atau wilayah kedaulatan negara kolong, yang pemanfaatannya dikendalikan oleh
negara tersebut. Adapun Ruang Antariksa, pemanfaatannya diken-dalikan secara internasional
dan tidak boleh dijadikan subjek negara kolong.
Beberapa teori yang menjadi polemic para hukum di antaranya:
a.Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory): bahwa Ruang Udara Be-bas dapat digunakan siapa
saja, karena itu timbul perbedaan persepsi, pembebasan udaratanpabatas atau kebebasan udara
terbatas?;
b.Teori Negara berdaulat di Udara (Ari Sovereignty Theory ): behwa Negara kolong berdaulat
penuh tanpa batas ke atas. Hal ini juga menimbulkan perbedaan persepsi: kedaulatan negara
kolong berdaulat penuh tetapi dibatasi oleh hak lintas damai?;
c.Masalah Ketinggian. Sampai kini masih belum ada kesepakatan (tahun 1910 pernah di tentukan
batas ketinggian kurang lebih 500 km). Teori penguasaan Cooper menyatakan bahwa batas
ketinggian ditentukan kemampuan teknologi setiap Negara. Sementara itu, menurut Teori Udara
Schacter, bahwa batas ketinggian s.d. 30 km atau s.d. balon dan pesawat terbang dapat
mengapung dan diterbangkan;
d.Batas Wilayah Udara. Cara menentukan wilayah udara ada perbedaan, yaitu apabila ditarik
garis tegak lurus dari permukaan bumi ke atas, luas daratan dan lautan = luas udara, tetapi ada
daerah yang lowong dan dapat menimbulkan masalah. Kemudian, disepakati ditarik garis dari
pusat bumi sampai batas ruang angkasa/antariksa yang membentuk kerucut terbalik. Oleh
karena itu, luas daerah udara lebih luas dari pada luas daratan dan lautan.
e.Perjanjian Ruang Antariksa (Space Treaty):
f.Penggunaan damai bagi antariksa. Antariksa dan badan-badannya dianggap menjadi wilayah
internasional. Namun dalam perjanjian ini juga berlaku pemafaatan ruang antariksa berdasarkan
first come,first serve yang merugikan negara sedang berkembang. Indonesia memiliki ruang
25

digantara yang luas,apalagi di bawah khatulistiwa yang memiliki jalur GSO. Sementara itu, batas
ruang udara dan ruang antariksa di tetapkan 100/110 km.
Seperti halnya dengan hukum laut, Indonesia juga menuntut perlakuan yang sama
terhadap ukum udara. Dalamhalini, Indonesia menuntut berlakunya kedaulatan negara kolong
terhadap Ruang Digantara. Paling sedikit tujuan yang ingin di capai Indonesia ialah Ruang Udara
Indonesia sebagai wilayah udarah (air soverignty)nasional dan ruang antariksa Indonesia sebagai
wilayah kepentingan (air juridiction) ZEE atau landas kontinen, yang meliputi manfaatan
wilayah Geostationary Satellite Orbit(GSO), Medium Earth Orbit(MEO), Low Earth Orbit
(LEO).

14. Geostationery Satellite Orbit (GSO)
Geostationery Satellite Orbit adalah suatu orbit yang berbentuk cincin terletak pada enam
radian bumi di atas garis khatulistiwa. GSO untuk meletakkan satelit komunikasi agar satelit
tersebut berada padaposisi tetap di ruang angkasa terhadap bumi. Ketinggian GSO 36.000 km
di atas permukaan bumi. GSO mempunyai tiga keunikan, antara lain:
a.GSO hanya pada padang khatulistiwa, ruas GSO ada di negara khatulistiwa;
b.Ukuran terbatas, yaitu tebal 30 km lebar 150 km; serta
c.Satelit pada orbit ini akan mengelilingi bumi dari barat ke timurdengan masa orbit 24 jam
(23jam, 56 menit, 4 detik).
Panjang garis khatulistiwa Indonesia 6.110 km, GSO Indonesia 9.997 km atau 12,5%
keliling GSO. GSO menjadi sumberdaya alam terbatas.


26

15. Wilayah Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia
a.Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang).
Dasar: Ordonansi Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim No.422/1939 (territoralle Zee en
Maritiem Krigen OrdonantieNo.422/1939)
Ukuran: 3 mil dari garis pantai pada saat pasang surut (low water)
Luar Wilayah: 2 juta km
2

b.Setelah Proklamasi s.d. 13 Desember 1957.
Dasar: Ketentuan Peralihan UUD 1945, Konstitusi RIS, UUDS 1950, tetap berlaku Ordonansi
No. 442?1939.
c.Deklarasi Pemerintahan RI tanggal 13Desember 1957 ( Deklarasi Juanda).
Dasar: Pengumuman Pemerintahan RI tanggal 13 Desember 1957
PEPERPU No. 4/1960 tentang Pemerintahan Indonesia.
Ukuran: 12 mil dari garis pangkal (point to point theory)
Luas Wilayah: bertambah3,9 juta km
2

d. Deklarasi Pemerintahan RI tanggal 17 Februari 1969 (Landasan Kontinen).
Dasar: Deklarasi Pemerintahan RI tanggal 17 Februari 1969.
UU No. 1/1973 tentang Landasan Kontinen.
Luas Wilayah: Bertambah 0,8 juta km
2
, menjadi 6,7 km
2

e. Pengumuman Pemerintah tahun 1980 (Zone Ekonomi Eksklusif).
Dasar: Pengumuman Pemerintah tentang Zone Ekonomi Eksklusif
UU No. 5/1983 tentang Zone Ekonomi Eksklusif (Pembenahan Kekayaan Alam dan Potensi
Alam).
27

Luas Wilayah: Bertambah 2,5 juta km
2
, menjadi 9,2 juta km
2


16. Geopolitik dan Otonomi Daerah
Sentralisasi pelayanan dan pembinaan kepada rakyat tidak mungkin dilakukan dari pusat
saja. Oleh karena itu, wilayah negara dibagi atas daerah besar dan daerah kecil. Untuk keperluan
tersebut, diperlukan asa dalam mengelola daerah, yang meliputi:
a.Desentralisasi pelayanan rakyat/public. Adapun filsafat yang dianut adalah: Pemerintah Daerah
ada karena ada rakyat yang harus dilayani. Desentralisasi merupakan powersharing (otonomi
formal dan otonomi material). Otonomi daerah bertujuan memudahkan pelayanan kepada
rakyat/publik. Oleh karena itu, outputnya hendaknya berupa pemenuhan bahan kebutuhan pokok
rakyat public goods dan peraturan daerah public regulation agar rakyat tertib dan adanya
kepastian hukum. Kebijakan desentralisasi mempunyai tujuan politis dan tujuan administrasi,
tetapi tujuan utamanya adalah pelayanan kepada rakyat/publik.
b.Dekonsentrasi: diselenggarakan karena tidak semua tugas-tugas teknis pelayanan kepada
rakyat dapat diselenggarakan dengan baik oleh Pemerintah Daerah (kabupaten/kota).
Dekonsentrasi terdiri atas fungsional (kanwil/kandep) dan integrasi (kepala wilayah).
Pada kenyataanya, otonomi daerah di Indonesia secara luas tidak/belum pernah
terlaksana. Sejak masa masa penjajahan Belanda, Jepang, dan setelah kemerdekaan otonomi
masih dalam bentuk dekonsentrasi.

17. Pembagian Daerah
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi,serta
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai pemerintah
daerah (pasal 2 UU No. 32/2004). Pemerintah provinsi yang berbatasan dengan laut memiliki
kewenangan laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai kea rah laut lepas dan ke arah
perairan kepulauan (pasal18 ayat [4] UU No. 32/2004). Asas ini bertentangan dengan Deklarasi
28

Pemerintaan RI yang telah dilakukan melalui UNCLOS, serta telah diratifikasi dengan UU
No.6/1996 tentang perairan Indonesia.
Sehubungan dengan ini, ada yang patut diwaspadai bahwa semangat otonomi seharusnya
tidak menjurus pada semangat pembentukan daerah berdasarkan etnik atau subkultur. Pada masa
penjajahan Belanda, wilayah Indonesia terbagi berdasarkan subkultur dengan dibentuknya
daerah keresidenan. Selanjutnya, wilayah-wilayah tersebut terbagi habis menjadi provinsi,
keresidenan, kabupaten/kota, kewedaan, dan kecamatan.
Globalisasi yang menyebabkan adanya Global Parados (Naisbit, 1987: 55) jangan sampai
menyemangati pemekaran wilayah atas dasar pendekatan kebudayaan sehingga menimbulkan
benturan budaya yang berakibat pecahnya negara nasional (Huntington, 1996:100). Oleh karena
itu, perlu adanya perhatian khusus pada wilayah yang dilalui Alur Laut KepulauanRiau, Riau
Kepulauan, KalimantanBarat, Bangka-Belitung, Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Pulau
Lombok, serta Maluku dan Maluku Utara yang bebrapa saat lalu hingga kini tetap bergejolak,
baik yang berupa konflik fisik maupun konflik nonfisik (keinginan memisahkan diri dengan
membentuk provinsi baru).
Pembagian Kewenangan(UU No.32/2004 tentang Pemerintaan Daerah)
1.Kewenangan Pemerintah (Pasal 10 Ayat [3]):
a. politik luar negeri;
b. pertahanan;
c. keamanan;
d. yustisi;
e. moneter dan fiskal nasional; dan
f. agama.
2.Kewenangan Wajib Pemerintah Daerah Provinsi (Pasal 13)
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c. Penyelenggaraan ketertiban umumdan ketentraman masyarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
29

e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial;
g. penanggulangan masalah sosial llintas kabupaten/kota
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota
i. fsilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah, termasuk lintas
kabupaten/kota;
j. pengendalian lingkungan hidup;
k.pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota
l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil;
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota
o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh
kabupaten/kota;
p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
3. Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota (pada dasarnya sama, tetapi dalam skala
kabupaten/kota, Pasal 14):
a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masayarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan;
g. penanggulangan masalah sosial;
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;
i. fsilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;
j. pengendalian lingkungan hidup;
k. pelayanan pertanahan;
30

l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil;
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
n. pelayanan administrasi penanaman modal;
o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan
p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
4. Kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengelola sumber daya alam dan sumber daya lainnya
di wilayah laut (Pasal 18):
a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan laut;
b. pengaturan administrasi;
c. pengaturan tata ruang;
d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah;
e. ikut serta pemeliharaan keamanan; dan
f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.
Adapun batas wilayahnya adalah paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah
laut lepas dan 1/3-nya menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.

Sumber Penerimaan Pelaksanaan Desentralisasi
Untuk mendukung jalannya pemerintahan daerah, diperlukan dana yang tidak sedikit.
Akan tetapi, tidak semua daerah mampu mendanai sendiri jalannya roda pemerintahan. Oleh
karena itu, pemerintah harus mampu membagi adil dan merata hasil potensi masyarakat. Agar
adil dan merata, diperlukan aturan yang baku. Dari ketentuan tersebut, dikeluarkan beberapa
istilah tentang dana untuk keperluan pembinaan wilayah, antara lain:
1. Pendapatan Asli Daerah :
a. pajak daerah;
b. retribusi daerah;
c. hasil pengelolaan kekayaan daerah; dan
31

d. lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
2. Dana Perimbangan Daerah, terdiri atas:
a. dana bagi hasil dari pajak dan sumber daya alam;
b. dana alokasi umum; dan
c. dana alokasi khusus.
3. Pinjaman daerah: daerah dapat meminjam dari dalam negeri dan luar negeri (melalui
Pemerintah Pusat) dengan persetujuan DPR.
4. Lain-lain penerimaan yang sah termasuk Dana Darurat, berasal dari pinjaman APBN.

Daerah Frontier
Banyak pimpinan daerah politisi dan pejabat daerah yang tidak menyadari dan
mendalami makna filosofi otonomi daerah sehingga ada wilayah yang terpencil, bahkan
terisolasi pada era globalisasi. Mereka sering mengabaikan daerah "hinterland' (pedalaman),
tetapi apabila hinterlatid ini berada di tapal batas - batas resmi, yang dikukuhkan melalui
perjanjian internasional dengan negara jiran, daerah ini merupakan daerah "frontier". Daerah
frontier terbentuk karena sifat manusia yang saling bergantung, baik dengan manusia maupun
dengan alam sehingga terjadi simbiosis. Kehidupan masyarakat Indonesia dengan masyarakat
negara jiran menjadi saling mempengaruhi. Akibatnya, terjadi pergeseran batas negara secara
imajiner.
Daerah frontier (Sunardi, 2004:151) terjadi antara lain:
1.Dorongan ekonomi, berupa kemudahan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup;
2.Dorongan sosial budaya, berupa kesamaan subkultur (suku) dan kemudahan mendapatkan
fasilitas perlindungan masa depan (sekolah, kesehatan/socialsecurity, dan lain-lain); serta
3.Dorongan politik, antara lain adanya kepastian hukum dan tidak menutup kemungkinan adanya
tuntutan referendum.
32

Kemudian di negeri jiran dapat mendorong perbuatan kriminal yang berupa antara lain
pencurian kayu, penyelundupan barang dan orang, penggeseran patok batas, penjualan pasirdi
pulau terluar, dan lain-lain. Pembinaan wilayah frontier laut hendaknya mendapat prioritas,
mengingat banyak pulau-pulau sepanjang perbatasan yang rawan untuk dikuasai negara tetangga.
Dari 91 pulau yang menjadi titik batas (point) ada 12 pulau yang rawan diserobot oleh negara
lain, baik melalui okupasi diam-diam (silent occupation) maupun melalul penetrasi budaya dan
ekonomi. Untuk itu, perlu berdirinya jawatan pencatatan pulau/pantai yang dikenal sebagal
Marine Cadastre.

Rencana Tata Ruang Wilayah
Berkaitan dengan diundangkannya UU No. 32/2004, perlu ditinjau kembali rencana tata
ruang wilayah (RTRW), baik provinsi maupun kabupaten dan kota. Pada saat mengacu UU
No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, RTRW Provinsi sudah sesuai, dan telah menjadi
Perda. Namun, RTRW Kabupaten dan Kota masih di bawah 50%yang telah menjadi Perda
(dikukuhkan). Dengan diundangkannyaUU No. 32/2004, ternyata perlu mengubah RTRW.
Pengubahan RTRW hendaknya mengacu pada kepentingan nasional, tidak hanya mengacu pada
kepentingan daerah semata (UU No. 24/1992). Oleh karena itu, perlu standardisasi penataan
ruang dan sudah barang tentu mengacu pada asas negara kepulauan. Selama ini sering RTRW
lebih berorientasi pada negara kontinen sehingga upaya pembenahan pantai kurang berkaitan
dengan masalah lingkungan hidup. Kurangnya pemahaman akan makna hakikat Negara
Nusantara, menyebabkan meningkatnya kerusakan lingkungan tidak saja di darat, tetapi juga
didaerah maritim. Sebagai contoh, reklamasi pantai utara DKI Jakarta dengan menebang hutan
bakau menimbulkan banjir yang tidak saja menimpa DKI Jakarta, tetapi juga provinsi lain.
Kasus yang sekarang masih terkatung-katung hingga kini adalah masih adanya limbah B-
3 dari Singapura yang dionggokkan di pulau-pulau Provinsi Kepulauan Riau. Pulau-pulau tempat
teronggoknya limbah B-3 temyata belum terencana peruntukannya oleh Pemerintah, baik oleh
pusat maupun daerah. Masuknya limbah B-3 sebagai barang impor menandakan bahwa
Indonesia masih belum mungkin tidak tahu akan bahaya limbah B-3 yang dimasukkan sebagai
33

pupuk untuk pertanian. Kerusakan lingkungan pada pulau-pulau yang tidak berpenghuni seperti
halnya kasus di atas pada gilirannya akan merugikan masyarakat.
Dari gambaran tersebut, jelaslah bahwa masyarakat dan pemerintah sering mengabaikan
baku mutu lingkungan, yaitu dengan terabaikannya salah satu sektor. Kewajiban memiliki
analisis dampak lingkungan (amdal) sering terabaikan karena kurang disadari oleh para pejabat
di daerah. Padahal, semua komponen masyarakat hendaknya mengacu pada filsafat yang
mendasarinya, yaitu:
1.Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingm secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna,
serasi, selaras, dan berkelanjutan;
2.Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlinclungan hukum.
Dengan menyadari akan filsofi ini, maka akan didapat hal-hal berikut:
1.Tercapainya kelestarian, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan alam;
2. Terwujudnya manusia indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap untuk
melindungi dan membina lingkungan hidup;
3.Terjaminnya generasi masa kiniclan generasi masa depan;
4.Tercapainya kelestarian lingkungan hidup;
5.Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana; serta
6.Terlindungnya nkri dari dampak kegiatandi luar wilayah nkri yang menyebabkan pencemaran
dan atau perusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu, penyusunan rtrw perlu benar-benar
terpadu.

Pendaftaran Wilayah Maritim (Marine Cadastre)
Tanah Air Indonesia memiliki sebanyak 17.504 pulau dan yang bernama hanya 5.703
pulau dan sisanya sebanyak 11.801 belum bernama (Data Mabes TNI, 2005). Akibatnya,
dokumentasi nasional tentang konfigurasi kepulauan Indonesia tidak jelas, bahkan gelap. Ini juga
34

disebabkan kurangnya perhatian pengambil kebijakan negarawan, politisi, serta para pemimpin
nonformal di negeri ini. Walhasil, banyak pulau-pulau yang hilang dituntut kepemilikannya oleh
negara jiran ataupun menjadi rusak karena alam dan manusia Indonesia yang tidak diketahui.
Untuk itu, perlu berdirinya jawatan pencatatan pulau/pantai yang dikenal sebagai Marine
Cadastre. Dengan adanya Marine Cadastre, dengan upaya proaktif, diharapkan Indonesia mampu
menginventarisasi jumlah pulau, lengkap dengan tata letak (koordinat pada peta taut) dan
konfigurasinya luas, letak, serta ciri flora dan fauna sehingga akan mudah bagi Indonesia untuk
mendaftarkan diri ke PBB di New York. Adapun keuntungan yang didapat dari Marine Cadastre,
antara lain:
1.Dapat menuntut hak (claim) atas pulau tersebut di wilayah Indonesia apabila diduduki secara
diam-diam oleh negara tetangga;
2.Jangan sampai Indonesia kehilangan pulau, tetapi tidak tabu apa atau pulau mana yang hilang;
3.Memberikan batas wewenang pada daerah otonom tentang batas laut berdasarkan koordinat
tidak berdasarkan perkiraan, seperti sekarang ini yang berakibat pada konflik di kalangan
masyarakat.

Upaya Menghadapi Geopolitik dan Geostrategi Negara Jiran
Dalam menghadapi ASEAN dan Australia, tindakan Indonesia paling tidak :
1.Mewaspadai "silent occupation" dengan pemantapan pembinaan kekuatan maritim;
2.Dalam menghadapi australia dengan proyek australia maritimeidentification zone (amiz),
indonesia harus segera mengidentifikasikan pulau-pulau yang tersebar luas.
3.Dalam menghadapi malaysia dan singapura yang menggunakan kekerasan, perlu diwaspadai
adanya five power defence agreementyang masih berlaku; serta
4.Dengan adanya kunjungan presiden dan wakil presiden ke perbatasan diharapkan akan
meningkatkan rasa nasionalisme rakyat indonesia.
35

Apabila menghadapi negara yang berkepentingan dengan perikanan:
1.Meningkatkan kemampuan nelayan dari nelayan pantai menjadi nelayan laut, karena itu
nelayan harus belajar membaca peta laut dan menggunakan peralatan navigasi dengan lebih baik;
2.Pembangunan desa pantai, yang diisi oleh keluarga nelayan/pelaut, tidak seperti sekarang ini
yang masih dibangun oleh petani gunung; serta
3.Nelayan ikut memonitor para pengganggu negara yang melakukan pencurian ikan, pencemaran
lingkungan, dan perusakan alat navigasi laut.
Dalam menghadapi negara yang memiliki armada angkutan laut besar yang ingin tetap
berperan dalam era globalisasi:
1. Penambahan ALKI sesuai dengan permintaan International Maritime Organization harus tetap
ditolak karena pada hakikatnya akanmembuat wilayah Indonesia menjadi terbuka sehingga
kontraproduktif dibandingkan dengan Deklarasi Juanda.
2.ALKI perlu diinformasikan lebih intensif kepada masyarakat maritim Indonesia, dengan
ditindak lanjuti secara proaktif dalam bentuk pengawasan.
Dalam menghadapi negara adidaya yang sejak semula menentang negara Nusantara,
hendaknya Indonesia tetap menolak penambahan ALKI. Penambahan ALKI dapat
mengakibatkan wilayah Indonesia terbuka kembali. Dengan demikian, laut nusantara menjadi
high seas.

36

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut etimologi geopolitik berasal dari dua kata yaitu geo yangberarti bumi dan
politik yang berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan, sedangkan menurut istilah
geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu social,
dengan merujuk kepada percaturan politik internasional.
Geopolitik penting untuk dipelajari dan diketahui karena mengkaji makna strategis suatu
wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas, serta sumber daya alam wilayah Negara tersebut.
Geopolitik indonesia dinamakan wawasan nusantara, yang secara umum didefinisikan
sebagai cara pandang dan sikap bangsa indonesia tentang dirinya yang bhinneka, serta
lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Tujuan bangsa indonesia dilihat dari konsep geopolitknya adalah menjunjung tinggi
kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.(Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah)
Pelaksanaan otonomi daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi kemampuan si
pelaksana, kemampuan dalam keuangan, ketersediaan alat dan bahan, dan kemampuan dalam
berorganisasi.

37

B. Saran
Konsep geopolitik ini hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan agar dapat
mencapai tujuan-tujuan Wawasan Nusantara yang telah ditetapkan, yaitu mewujudkan
kesejahteraan, ketenteraman dan keamanan bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian ikut serta
juga dalam membina kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat manusia di dunia. 2.Dalam
penyusunan makalah ini kami yakin ada kesalahan dalam pembuatannya, maka dari itu kami
mengharapkan partisipasi dari teman-teman semua untuk memberikan kritik dan saran atas
makalah yang telah kami buat, dan kami akan sangat merasa senang apabila teman mahasiswa
sekalian bisa mengkritik atau memberi saran guna memperbaiki ketidak sempurnaan kami dalam
membuat malalah ini.

Anda mungkin juga menyukai