Anda di halaman 1dari 22

Geopolitik

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Bangsa Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus
1945, telah menentukan cita-cita tujuan nasionalnya yang menjadi sasaran yang harus dicapai
oleh seluruh bangsa Indonesia. Cita-cita dan tujuan nasional tersebut hanya dapat dicapai dengan
melaksanakan pembangunan di segala bidang kehidupan sedangkan pelaksanaan pembangunan
untuk mencapai tujuan nasionl, dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya geografi, manusia
dan lingkungannya. Kondisi Indonesia seperti ini, dapat merupakan kerawanan dalam
pelaksanaan pembangunan untuk mencapai tujuan nasional, karena apabila tidak dibina dengan
baik kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memecah belah persatuan,
kesatuan, serta integrasi nasional Indonesia.Untuk dapat melaksanakan pembangunan nasional
dengan sebaik-baiknya, maka kerawanan yang berupa perbedaan-perbedaan tersebut harus dapat
dinetralisir dengan melakukan pembinaan jiwa persatuan, kesatuan, serta integrasi nasional
Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia untuk mencapai persatuan dan kesatuan bangsa yang mantap
diperlukan wawasan nasional dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya, karena untuk
mencapai tujuan nasional diperlukan suatu cara pandang yang sama dari bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang memandang bangsa
dan Negara Indonesia sebagai kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Cara pandang tersebut
dikenal sebagai wawasan dan bagi bangsa Indonesia yang mempunyai Nusantara sebagai tanah
air dan tanah tumpah darah. Maka wawasan tersebut disebut Wawasan Nusantara.

1.2 Latar Belakang Masalah

Negara bagaikan suatu organisme. Ia tidak bisa hidup sendiri. Keberlangsungan hidupnya
ikut dipengaruhi oleh negara-negara lain, terutama Negara-negara tetangga atau negara yang
berada dalam satu kawasan dengannya. Untuk itulah diperlukan satu sistem perpolitikan yang
mengatur hubungan antar negara-negara yang letaknya berdekatan diatas permukaan bumi ini.
Sistem politik tersebut dinamakan Geopolitik yang mutlak dimiliki dan diterapkan oleh setiap
Negara di sekitanya tak terkecuali Indonesia. Indonesia pun harus memiliki sistem Geopolitik
yang cocok diterapkan dengan kondisi kepulauannya yang unik dan letak geografis negara
Indonesia diatas permukaan planet bumi.

Geopolitik Indonesia tiada lain adalah wawasan nusantara. Wawasan nusantara tidak
mengandung unsur-unsur kekerasan, cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi pancasila dan UUD 1945 yang
merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat serta menjiwai
tata hidup dan tindak kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara juga
sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bertindak, berfikir
dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses psikologis.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian geopolitik itu sendiri dari beberapa teori geopolitik ?
2. Bagaimana wawasan nusantara sebagai landasan geopolitik ?
3. Faktor factor yang mempengaruhi wawasan nusantara
1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dan mengetahui lebih dalam tentang Geopolitik Indonesia.















BAB II. PEMBAHASAN
Geopolitik Indonesisa
1. Teori-Teori Geopolitik
Geopolitik berasal dari katageo atau bumi dan politik berarti kekuatan yang didasarkan
pada pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk
mewujudkan tujuan nasional.
Geopolitik diartikan sebagai system politik atau peraturan peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik ( kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah territorial dalam arti luas ) suatu
negara, apabila dilaksanakan akan berhasil akan berdampak langsung ataupun tidak langsung
pada system politik suatu Negara. Sebaliknya politik Negara itu secara langsung akan berdampak
pada geografi Negara bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi social ( hokum geografi
), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang di anggap relevan
dengan karakteristik geografi suatu negara.

Beberapa pendapat dari pakar-pakar Geopolitik antara lain sebagai berikut:

a. Pandangan Ajaran Frederich Ratzel

Pada abad ke-19 Frederich Ratzel merumuskan untuk pertama kalinya Ilmu Bumi Politik sebagai
hasil penelitiannyayang ilmiah dan universal.Pokok-pokok ajaran Frederich Ratzel adalah:
1. Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan
organism yang memerlukan ruang lingkup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati.
2. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan. Makin luas potensi ruang tersebut,makin besar kemungkinan kelompok politik
itu tumbuh.
3. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum
alam.Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng.
4. Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber daya
alam. Apabila wilayah hidup tidak mendukung bangsa tersebut akan mencari pemenuhan
kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi).
5. Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan atau dinamika budaya
dalam bentuk gagasan,kegiatan(ekonomi,perdagangan, perindustrian) harus diimbangi
oleh pemekaran wilayah,batas-batas suatu Negara pada hakikatnya bersifat sementara.
Apabila ruang hidup Negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu dapat
diperluas dengan mengubah batas-batas Negara baik secara damai maupun melalui jalan
kekerasan atau perang.
Ilmu bumi politik berdasarkan ajaran Ratzel tersebut justru menimbulkan dua aliran, dimana
yang satu berfokus pada kekuatan di darat, sementara yang lainnya berfokus pada kekuatan di
laut. Ratzel melihat adanya persaingan antara kedua aliran itu,sehingga ia mengemukakan
pemikiran yang baru,yaitu dasar-dasar suprastruktur geopolitik kekuatan total/ menyeluruh suatu
negara harus mampu mewadahi pertumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya. Pemikiran
Ratzel menyatakan bahwa ada kaitan antara struktur atau kekuatan politik serta geografi dan
tuntutan perkembangan atau pertumbuhan Negara yang dianalogikan dengan organisme.


b. Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen

Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Kjellen menegaskan bahwa Negara
adalah suatu organisme yang dianggap sebagai prinsip dasar. Pokok ajaran Kjellen adalah :
1. Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup yang memiliki intelektual.
Negara di mungkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luas agar kemampuan dan
kekuatan rakyatnya dapat berkembang secara bebas.
2. Negara merupakan suatu system politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang
geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik dan politik memerintah.
3. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar. Ia harus mampu
berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk
meningkatkan kekuatan nasionalnya: ke dalam, untuk memperoleh batas-batas Negara
yang lebih baik. Sementara itu, kekuasaan imperium kontinental dapat mengontrol
kekuatan di laut.
c. Pandangan Ajaran Karl Haushofer

Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika Negara ini berada di bawah kekuasaan
Adolf Hitler. Pandangan ini juga dikembangkan di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang
dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Pokok-pokok teori Haushofer pada dasarnya
menganut ajaran Kjellen,yaitu:
1. Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengajar kekuasaan imperium
maritim untuk menguasai pengawasan di laut.
2. Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa,Afrika, Asia
Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.
3. Rumusan ajaran Haushofer lainnya adalah sebagai berikut: Geopolitik adalah doktrin
Negara yang menitikberatkan soal-soal strategi perbatasan. Ruang hidup bangsa dan
tekanan-tekanan kekuasaan dan social yang rasial mengharuskan pembagian baru
kekayaan alam di dunia. Pokok-pokok teori Karl Haushofer pada dasarnya menganut
teori Rudolf Kjellen dan bersifat ekspansif.
d. Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder

Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya menganut konsep kekuatan dan mencetuskan wawasan
benua, yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan barang siapa dapat menguasai
Daerah Jantung yaitu Eurasia (Eropa dan Asia) ia akan dapat menguasai Pulau Dunia yaitu
Eropa, Asia, dan Afrika. Selanjutnya barang siapa dapat menguasai pulau dunia akhirnya dapat
menguasai dunia.


e. Pandangan Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan

Kedua ahli ini mempunyai gagasan Wawasan Bahari yaitu kekuatan di lautan. Ajarannya
mengatakan bahwa barang siapa menguasai lautan akan menguasai perdagangan. Menguasai
perdagangan berarti menguasai Kekayaan Dunia sehingga pada akhirnya menguasai dunia.

f. Pandangan Ajaran W.Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederik Charles Fuller.

Keempat ahli geopolitik ini berpendapat bahwa kekuatan di udara justru yang paling
menentukan. Mereka melahirkan teori Wawasan Dirgantara yaitu konsep kekuatan di udara.
Kekuatan di udara hendaknya mempunyai daya yang dapat diandalkan untuk menangkis
ancaman dan melumpuhkan kekuatan lawan dengan menghancurkannya dikandangnya sendiri
agar lawan tidak mampu lagi menyerang.

g. Ajaran Nicholas J. Spykman

Ajaran ini menghasilkan teori yang dinamakan teori Daerah Batas (rimland) yaitu teori wawasan
kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut dan udara. Dalam pelaksanaanya, teori ini
disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.
2.2 PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA
Istilah wawasan berasal dari kata wawas yang berarti pandangan, tinjuan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata mawas yang berarti memandang,
meninjau, atau melihat. Sedangkan istilah nusantara berasal dari nusa yang berarti pulau
pulau, dan antara berarti diapit di atara dua hal. Nusantara dipakai untuk menggambarkan letak
geografis Indonesia yang terdiri banyak pulau dan diapit samudra pasifik dan samudra Indonesia
dan terletak di antara benua Asia dan Australia.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkunganya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan
kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan dan cita cita nasionalnya. Sedangkan
wawasan nusantara Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945
(Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bermartabat serta menjiawai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.
Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang termaktub / tercantum dalam dasar-dasar berikut ini :
- Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973
- TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978 tentang GBHN
- TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983
Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR '83 dalam mencapat
tujuan pembangunan nasionsal :
-Kesatuan Politik
-Kesatuan Ekonomi
-Kesatuan Sosial Budaya
- Kesatuan Pertahanan Keamanan
2.3 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAWASAN NUSANTARA
2.3.1 WILAYAH ( GEOGRAFI )
Adapun meliputi hal hal sebagai berikut
a. Asas kepulauan ( archipelagic Principle )
Berasal dari bahasa Italia yaitu archi yang berarti terpenting, terutama, dan pelagos
adalah laut, berarti archipelago artinya ialah lautan terpenting.
Asas archipelagi mengandung pengertian bahwa pulau pulau tersebut dalam kesatuan
utuh, sementara tempat unsure perairan atau lautan antara pulau berfungsi sebagai penghubung
bukan sebagai pemisah. ( the Indian Archipelago )
b. Kepulauan Indonesia
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belaanda dinamakan Nederlandsch Oost
Indische archipelago, itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah Negara
Republik Indonesia.
c. konsepsi tentang wilayah kelautan
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi ( pemikiran )
sebagai berikut.
1. res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tiadak ada yang memiliki
2. res Cimmunis, menyatakan bahwa laut adalah milik masyarakat dunia karena itu tidak
dapat dimiliki oleh masing masing Negara.
3. mare Liberum, menyatakan bahwa eilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.
4. Mare Clausum ( the right and dominion of the sea , hanya laut sepanjang pantai saja
yang dapat dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat ( kira kira 3 mil )
5. Archipelagic State Pinciples ( asas Negara Kepulauan ) yang menjadikan dasar dalam
Konvensi PBB tentang hokum laut.
d. karakteristik wilayah nusantara
Nusantara berarti kepulauan Indonesia yang terletak diantara benua Asia dan benua
Australia dan diantara samudra Pasifik dan Samudra hindia, terdiri dari 17.508 pulau besar
maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama 6.044 buah. Kepulauan tersebut terletak
pada batas batas astronomi sebagai berikut:
Utara : +- 6o 08 LU
Selatan: +- 11o 15 LS
Barat : +- 94o 45 BT
Timur: +- 141o 05 BT
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2. Terdiri dari daratan seluas
2.027.087 km2 dan perairan dan sisanya adalah perairan. Artinya luas perairan lebih luas
daripada luas daratan.

2.3.2 PERKEMBANGAN WILAYAH INDONESIA DAN DASAR HUKUMNYA
a. Sejak 17-08-1945
wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hidia
Belanda berdasarkan ketentuan dalam teritorialle zee en maritieme ordonatie tahun 1939
tentang batas wilayah laut territorial Indonesia. Menetapkan wilayah laut territorial sejauh 3 mil
dari garis pantai.
b. Dari Deklarasi Juanda ( 13 -12 1957) sampai dengan 17 02 1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai
pengganti ordonasi 1939 dengan tujuan sebagai berikut:
1. Perwujudan bentuk wilayah Negara kesatuan republic Indonesia yang utuh dan bulat.
2. penentuan batas batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas kepulauan.
3. pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan keamanan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Deklarasi juanda kemudian dikukuhkan dengan undang undang No. 4/Prp/1960 tanggal 18
februari 1960. yang isinya laut territorial diukur 12 mil dari titik titik pulau terluar yagn saling
dihubungkan.



c. Dari 17 02 -1969 (Deklarasi landas Kontinen ) sampai sekarang.
Asas asas pokok yang termuat didalam Deklarasi tentang landas kontinen adalah sebagai
berikut:
1. sebagai sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah
milik ekslusif Negara RI.
2. Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal batas landas kontinen dengan Negara
Negara tetangga melalaui perundingan.
3. Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang ditarik di tengah
tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara tetangga.
4. Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas kontinen
Indonesia maupun udara diatasnya.
Hal tersebut dituangkan dalam Undang Undang Nomer 1 tahun 1973 tentang landas kontinen
Indonesia, disamping itu juga UU no. 1/1973 juga memberi dasar bagi pengaturan eksplorasi
serta penyelidikan ilmiah serta kekayaan alam dilandas kontinen dan masalah masalah yang
ditimbulkanya.
d. Zona Ekonomi Eksklusif
zona Ekonomi Eklusif adalah zona yang luasnya 200 mil dari garis dasar pantai, yang mana
dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di dalamnya, dan
berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di atasnya, ataupun
melakukan penanaman kabel dan pipa. Konsep dari ZEE muncul dari kebutuhan yang mendesak.
Sementara akar sejarahnya berdasarkan pada kebutuhan yang berkembang semenjak tahun 1945
untuk memperluas batas jurisdiksi negara pantai atas lautnya, sumbernya mengacu pada
persiapan untuk UNCLOS III.
Konsep dari ZEE telah jauh diletakan di depan untuk pertama kalinya oleh Kenya pada
Asian-African Legal Constitutive Committee pada Januari 1971, dan pada Sea Bed Committee
PBB di tahun berikutnya. Proposal Kenya menerima support aktif dari banyak Negara Asia dan
Afrika. Dan sekitar waktu yang sama banyak Negara Amerika Latin mulai membangun sebuah
konsep serupa atas laut patrimonial. Dua hal tersebut telah muncul secara efektif pada saat
UNCLOS dimulai, dan sebuah konsep baru yang disebut ZEE telah dimulai.


Ketentuan utama dalam Konvensi Hukum Laut yang berkaitan dengan ZEE terdapat dalam
bagian ke-5 konvensi tersebut. Sekitar tahun 1976 ide dari ZEE diterima dengan antusias oleh
sebagian besar anggota UNCLOS, mereka telah secara universal mengakui adanya ZEE tanpa
perlu menunggu UNCLOS untuk mengakhiri atau memaksakan konvensi.
Penetapan universal wilayah ZEE seluas 200 mil akan memberikan setidaknya 36% dari
seluruh total area laut. Walaupun ini porsi yang relatif kecil, di dalam area 200 mil yang
diberikan menampilkan sekitar 90% dari seluruh simpanan ikan komersial, 87% dari simpanan
minyak dunia, dan 10% simpanan mangan.

Lebih jauhnya, sebuah porsi besar dari penelitian scientific kelautan mengambil tempat di jarak
200 mil dari pantai, dan hampir seluruh dari rute utama perkapalan di dunia melalui ZEE negara
pantai lain untuk mencapai tujuannya. Melihat begitu banyaknya aktifitas di zona ZEE,
keberadaan rezim legal dari ZEE dalam Konvensi Hukm Laut sangat penting adanya.
Delimitasi dari ZEE;

Batas luar.
Batas dalam ZEE adalah batas luar dari laut territorial. Zona batas luas tidak boleh melebihi
kelautan 200 mil dari garis dasar dimana luas pantai territorial telah ditentukan. Kata-kata dalam
ketentuan ini menyarankan bahwa 200 mil adalah batas maksimum dari ZEE, sehingga jika ada
suatu negara pantai yang menginginkan wilayahnya ZEE-nya kurang dari itu, negara itu dapat
mengajukannya. Di banyak daerah tentu saja negara-negara pantai tidak akan memilih
mengurangi wilayahnya ZEE kurang dari 200 mil, karena kehadiran wilayah ZEE negara
tetangga. Kemudian timbul pertanyaan mengapa luas 200 mil menjadi pilihan maksimum untuk
ZEE. Alasannya adalah berdasarkan sejarah dan politik : 200 mil tidak memiliki geographis
umum, ekologis dan biologis nyata. Pada awal UNCLOS zona yang paling banyak di klaim oleh
negara pantai adalah 200 mil, diklaim negara-negara amerika latin dan Afrika. Lalu untuk
mempermudah persetujuan penentuan batas luar ZEE maka dipilihlah figur yang paling banyak
mewakili klaim yang telah ada. Tetapi tetap mengapa batas 200 mil dipilih sebagai batas luar jadi
pertanyaan. Menurut Prof. Hollick, figure 200 mil dipilih karena suatu ketidaksengajaan, dimulai
oleh negara Chili. Awalnya negara Chili mengaku termotifasi pada keinginan untuk melindungi
operasi paus lepas pantainya. Industri paus hanya menginginka zona seluas 50 mil, tapi
disarankan bahwa sebuah contoh diperlukan. Dan contoh yang paling menjanjikan muncul dalam
perlindungan zona diadopsi dari Deklarasi Panama 1939. Zona ini telah disalahpahami secara
luas bahwa luasnya adalah 200 mil, padahal faktanya luasnya beranekaragam dan tidak lebih dari
300 mil.

Batasan.
Dalam banyak wilayah negara banyak yang tidak bisa mengklaim 200 mil penuh, karena
kehadiran negara tetangga, dan itu menjadikan perlu menetapkan batasan ZEE dari negara-
negara tetangga, pembatasan ini diatur dalam hukum laut internasional.

Pulau-pulau
Pada dasarnya semua teritori pulau bisa menjadi ZEE. Namun, ada 3 kualifikasi yang
harus dibuat untuk pernyataan ini. Pertama, walau pulau-pulau normalnya bisa menjadi ZEE,
artikel 121(3) dari Konvensi

Hukum Laut mengatakan bahwa, " batu-batu yang tidak dapat membawa keuntungan dalam
kehidupan manusia atau kehidupan ekonomi mereka, tidak boleh menjadi ZEE."

Wilayah yang tidak berdiri sendiri
Kualifikasi kedua berkaitan dengan wilayah yang tidak meraih baik kemerdekaan sendiri
atau pemerintahan mandiri lain yang statusnya dikenal PBB, dan pada wilayah yang berada
dalam dominasi colonial. Resolusi III, diadopsi oleh UNCLOS III pada saat yang sama pada teks
Konvensi, menyatakan bahwa dalam kasus tersebut ketentuan yang berkaitan dengan hak dan
kewajiban berdasarkan Konvensi harus diimplementasikan untuk keuntungan masyarakat
wilayah tersebut, dengan pandangan untuk mempromosikan keamanan dan perkembangan
mereka.

Antartika
Akhirnya, ini harus dicatat bahwa efek dari artikel IV dari Traktat Antartika 1959
nampaknya menunjukan ZEE tidak dapat diklaim oleh wilayah yang berada di dalam area di
mana traktat tersebut dibuat, yang dinamakan sebagai area selatan dari Selatan 60 derajat.

2.4. UNSUR UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA
A. Wadah
.a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnyaterdapat
gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena ituNusantara dibatasi
oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairandidalamnya. Setelah bernegara dalam
negara kesatuan Republik Indonesia, bangsaindonesia memiliki organisasi kenegaraan yang
merupakan wadah berbagi kegiatnkenegaraan dalam wujud suprastruktur politik. Sementara itu,
wadah dalam kehidupanbermasyarakat adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik. Letak
geografisnegara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan
SamudraHindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua Australia.
Perwujudanwilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial-budaya,
danpertahanan keamanan.

b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yangmenyangkut
bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistempemerintahan, dan sistem
perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yangberbentuk republik. Kedaulatan di
tangan rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya olehMajelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Sistem pemerintahan, menganut sistempresidensial. Presiden memegang kekuasaan bersadarkan
UUD 1945. Indonesiaadalah Negara hukum( Rechtsstaat ) bukan Negara kekuasaan (
Machtsstaat ).

c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaranbernegara
yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik,golongan dan organisasi
masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara. Yangdapat diwujudkan demokrasi yang
secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dansecara ideal berdasarkan dasar filsafat
pancasila.

B. Isi Wawasan Nusantara
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita sertatujuan
nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasiyang berkembang
di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebutdi atas, bangsa Indonesia
harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalamkebhinekaan dalam kehidupan nasional.
Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-cita dan
tujuan nasional
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia meliputi :
a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan :
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruhtumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh
menyeluruh meliputi :
1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan dirgantara
secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideologi dan identitas nasional.
3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas
dasar Bhinneka Tunggal Ika, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu sistem
pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional

C. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri dari tatalaku
tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa,semangat, dan mentalitas
yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriahtercermin dalam tindakan , perbuatan,
dan perilaku dari bangsa idonesia. Tata lakulahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti
kemanunggalan. Meliputiperencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsaindonesia
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dancinta kepada bangga
dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggidalm segala aspek kehidupan
nasional.

2.5. Implementasi wawasan nusantara
Penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara. Dengan kata lain, wawasan nusantara
menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi
berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi
wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara
utuh dan menyeluruh sebagai berikut
1. Implementasi sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan
aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal
proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian
wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan
nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia

2. Implementasi dalam Pembangunan Nasional
a) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara
dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang
dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
b) PerwujudanKepulauan Nusantara sebagai SatuKesatuan Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi
yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan
tanggung jawab pengelolaa sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar
daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.

1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha
bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
c) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai SatuK esatuan SosialBudaya
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan
sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup
sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau
kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia pada hakikatnya
adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya
bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
d) Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai SatuKesatuan Pertahanan dan keamanan
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap
bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa
serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga
negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
3) Penerapan Wawasan Nusantara
a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara.
Khususnya di bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum internasional.
Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial Indonesia. Laut nusantara yang semula
dianggap laut bebas menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia.
b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut menghasilkan sumber daya
alam yang mencakup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.
c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional terutama
negara tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai.
d. Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai bidang tampak
pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, komunikasi dan transportasi.
e. Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan
bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air, senasib
sepenanggungan dengan asas pancasila.
f. Penerapan wawasan nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat pada
kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa danmNegara.
3.Implementasi dalam kehidupan politik
adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan dapat dipercaya.
4. Implementasi dalam kehidupan ekonomi
adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
5.Implementasi dalam kehidupan sosial budaya
adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya dan
merupakan karunia sang pencipta.
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
1. Geopolitik secara umum dapat diartikan sebagai penentuan kebijaksanaan (politik yang
berdasar kepada konstelasi (letak dan posisi) geografi yang ditempati oleh suatu bangsa.

2. Beberapa tokoh-tokoh pakar Geopolitik di dunia adalah:
Frederich Ratzel ( abad XIX )
Rudolf Kjellen ( Sarjana Politik Swedia )
Karl Haushofer ( Sarjana Jerman )
Sir Halford Mackinder (1861-1947 )
Sir Walter Raleigh ( 1554-1618) dan Alfred Thyer Mahan (1840-1914)
W. Mitchel (1887-1896), A. Saversky (1894), Giulio Douhet (1869-1930), dan John
Frederik Charles Fuller (1876)
Nicholas J. Spykman (1893-1943).

3. Wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang, cara memahami, cara menghayati,
cara bersikap, bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalisnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang
merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bermartabat serta menjiwai
tata hidup dan tindak kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan nasional.

4. Wawasan nusantara secara ilmiah dirumuskan dalam bentuk konsepsi tentang kesatuan yang
meliputi:
a) Kesatuan Politik
b) Kesatuan Ekonomi
c) Kesatuan Sosial Budaya
d) Kesatuan Hankam

5. Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

6. Bentuk dan susunan pemerintah daerah merupakan perangkat penyelenggara pemerintah di
daerah dalam rangka pembangunan daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Harun,Djaenuddin,dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
http://badry7.blogspot.com/2013/05/makalah-geopolitik-indonesia.html ( Diakses tanggal 26
Februari 2014)
Anonim. Introduction to Cnidaria. http://www.ucmp.berkey.edu/cnidaria/cnidaria.html. (Diakses
tanggal 26 Februari 2014)
Kusumatmadja, Prof . Dr . Motchar. 2003 . Konsep Hikim Negara Nusantara Pada Konvensi
Hukum Laut III . Bandung ; Alummni
file:///E:/%C2%A0/geopolitik/Geopolitik.html ( Diakses tanggal 26 Februari 2014 )












Makalah PKN
Geopolitik

Kelompok 9
Ayu Nurul F (230110130079)
Doni Arindi (230110130067)
Elisa Alexander(230110130100)
Guntur Nurhabibie(230110130060)
Guntur Tri (230210130043)
Puty Cikitha(230110130081)
Ynry Ani Simanungkalit (230210130038)

Universitas Padjadjaran
Tahun ajaran 2013 / 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dari pihak
penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan membahas
Geopolitik Indonesia dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan
oleh Ibu Dosen sebagai bahan pertimbangan nilai.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu khususnya dari rekan-rekan sekelompok kami sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik, walaupun ada beberapa hambatan yang kami alami dalam penyusunan
makalah ini. Namun, berkat motivasi yang disertai kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
dapat teratasi.
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat memakluminya.
Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Sekian dan terima kasih.


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1.2 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Teori-teori Geopolitik
2.2 Pengertian Wawasan Nusantara
2.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
2.4. Unsur Unsur Dasar Wawasan Nusantara
2.5. Implementasi wawasan nusantara
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai