Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu Negara dalam hubungannya
dengan lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba
Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (khlifatullah) di bumi yang menerima
amanatnya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan mempunyai kewajiban
untuk beribadah dan menyembah Tuhan sang pencipta dengan penuh ketulusan. Adapun
sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan
memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan
hidupnya. Kedudukan manusia tersebut mencakup tiga segi hubungan, yaitu: Hubungan
antara manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia, dan hubungan antara manusia
dengan makhluk lainnya. Bangsa Indonesia sebagai umat manusia religious dengan
sendirinya harus dapat berperan sesuai dengan kedudukan tersebut.

Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakatnya yang beraneka ragam, Negara Indonesia
memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi
dan keadaan geografi yang strategi dan kaya akan sumber daya alam. Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para
pendiri Negara.

Dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi
dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun internasional. Dalam hal ini
bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak
terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita
dan tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara.

 
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik?


2. Apa sajakah unsur utama yang ada dalam geopolitik?
3. Bagaimana geopolitik yang ada di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah?
5. Bagaimanakah perkembangan geopolitik Indonesia di era globalisasi?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian geopolitik.


2. Untuk mengetahui unsur-unsur geopolitik.
3. Untuk mengetahui geopolitik yang ada di Indonesia.
4. Untuk mengetahui maksud dari otonomi daerah.
5. Untuk mengetahui perkembangan geopolitik Indonesia di era globalisasi.

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geopolitik

Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa yunani) yang berarti
bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi
wilayah hidup. Sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri atau negara; dan teia yang berrti urusan (politik)
bermakna  kepentingan umum warga negara suatu bangsa (sunarso, 2006: 195).
Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip),
keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu.
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip,
keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita
kehendaki. Maka dari itu makna geopolitik sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang
setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa.

Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang


menganalisa masalah  geografi, sejarah, dan ilmu sosial di dalam  hubungan
internasional. Geopolitik mengkaji mengenai tentang kestrategisan suatu wilayah  dan
nilai politiknya, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut.
Geopolitik mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan
strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.

Dalam perkembangannya, istilah geopolitik diartikan Frederich Ratzel sebagai ilmu


bumi politik (political geography), yang kemudian diperluas oleh Rudolf kjellen
menjadi geographical politic  dan disingkat gepolitik. Adapun perbedaan istilah
tersebut yaitu terletak pada tititk perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang
geografi atau bidang politik. Ilmu bumi politik mempelajari fenomena geografi dari
aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Selain itu, Haushofer disamping berisi paham Ekspansionisme juga mengandung ajaran
Rasialisme, ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia terbagi dalam empat benua
(Pan Region) dan dipimpin oleh negara unggul.

2.1 Unsur Utama Geopolitik

Geopolitik menjadi prasarat doktrin dari suatu negara, bila telah disepakati oleh bangsa.
Sebagai doktrin dasar negara, geopolitik mengandung empat unsur utama, yakni konsepsi
ruang, konsepsi frontier, politik kekuatan, dan keamanan negara dan bangsa (Sunardi, 2004).

1. Konsepsi Ruang

Konsepsi ini diperkenalkan oleh Karl Haushofer yang menyimpulkan bahwa ruang
merupakan wadah dinamika politik dan militer. Teori ini disebut pula sebagai teori kombinasi
ruang dan kekuatan.  Realitanya kekuatan politik menghendaki penguasaan ruang dan
sebaliknya penguasaan secara de facto dan de jure  akan memberikan legitimasi kekuasaan
politik.

2. Konsepsi Frontier

Frontier merupakan batas imajiner dari dua negara. Frontier terjadi karena pengaruh dari
negara di luar boundary (batas resmi dua negara). Sifatnya sangat dinamis dan dapat digeser-
geser dan berada diantara masyarakat bangsa. Secara politis pengaruh efektif dari pemerintah
pusat tidak lagi  mencakup seluruh wilayah kedaulatan tetapi dikurangi luas wilayah sampai
dengan batas frontier yang sudah dipengaruhi kekuasaan asing dari sebrang boundary.

3. Konsepsi politik kekuatan

Politik kekuatan menjadi salah satu faktor dalam melaksanakan konsepsi geopolitik yang
terkait langsung dengan kepentingan nasiional. Sedangkan kepentingan nasioal. Sedangkan
kepentingan nasional harus kita pertahankan demi tercapainya cita-cita bangsa dan negara,
dan hendaknya dilandasi atas kekuatan politik, ekonomi dan militer.

 
4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa

Pada konsep ini pada umumnya adalah konsep ketahanan nasional. Kini dikembangkan
pula konsep daerah penyangga (buffer zone) yang dapat digunakan untuk menghadapi
ancaman fisik dari luar.

2.3 Geopolitik Indonesia (Wawasan Nusantara)

Bangsa Indonesia tidak dapat menerima rumusan Karl Haushofer dan rumusan-
rumusan lain yang pada prinsipnya sama karena bertentangan dengan pancasila. Bagi bangsa
Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan factor-faktor
geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Geopolitik bangsa Indonesia,
adalah kebijakan dalamrangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan
letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.

Secara geografis Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra (India dan Pasifik)
dan dua benua (Asia dan Australia), dibawah orbit Geostationary Satelite Orbit (GSO).
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang disebut nusantara (nusa diantara air), sehingga
bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia. Berdasarkan itulah Indonesia
mengembangkan geopolitik nasionalnya, yaitu Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai dengan pancasila,


oleh sebab itu Wawasan Nusantara tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun
kekerasan. Geopolitik bagi bangsa Indonesia, hanya merupakan pembenaran dari
kepentingan-kepentingan dan cita-cita nasional. Agar berhasil guna, bangsa Indonesia harus
memiliki kemampuan-kemampuan statis maupun dinamis dibidang kesejahteraan dan
keamanan.

Wawasan Nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan artinya pandangan,
tinjauan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Selain menunjukan kegiatan untuk
mengetahui serta arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa juga
menggambarkan cara pandang, cara tinjau, cara lihat atau cara tanggap inderawi.

Nasional merupakan kata sifat, ruang lingkup, bentuk yang berasal dari kata nation yang
berarti bangsa yang telah mengidentikkan diri dalam kehidupan menegara atau secara ringkas
padat, dikatakan bangsa yang telah menegara.
Nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan
pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara Samudra Pasifik dan Saamudra Indonesia serta
antara Benua Asia dan Benua Australia.

Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang Bangsa indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi pancasila dan
UUD 1945, yang merupakan aspirasi Bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan
bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan
nasional. Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami,
cara menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai
hasil interaksi proses psikologis, sosiokultural, dengan aspek-aspek Astragatra (lihat pada
uraian geostrategi)

Wawasan nusantara memiliki asas keterpaduan yang berciri manunggal, utuh dan
menyeluruh, meliputi :

1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang meencakup dataran, perairan dan dirgantara
secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideologi dan identitas nasional.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :

1. Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah. Ruang hiddup dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta
menjadi modal dan milik berssama bangsa.
2. Bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti yang seluas-luasnya.
3. Bahwa secara psikologis, Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad didalam
mencapai cita-cita bangsa.
4. Bahwa pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan Negara, yang
melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
5. Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti bahwa
hanya ada satu hokum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
6. Satu kesatuan sosial budaya atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam arti :

1. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan


kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata, dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
kemajuan bangsa.
2. Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasn.
Pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh
seluruh bangsa Indonesia.
3. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti :

1. Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensi maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata
diseluruh wilayah tanah air.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi ddan seimbang diseluruh daerah, tanpa
meninggalkan cirri-ciri khas yang dimilikioleh daerah-daerah dalam mengembangkan
ekonominya.
3. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu (sishankamrata).

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan, dalam arti:

1. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman bagi
seluruh bangsa dan Negara.
2. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama didalam
pembelaan Negara.
3. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.
Wawasan nusantara sebagai cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
merupakan fenomena (gejala) social yang dinamis memiliki 3 unsur dasar, yaitu : wadah, isi
dan tata laku.

1. Wadah

Untuk memahami wadah kita perlu meninjau arti dari “asas archipelago” yaitu kumpulan
pulau-pulau dan lautan sebagai kesatuan archipelago yang menunjukan satu kesatuan
wilayah, yang batas-batasnya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan tersebut terdapat pulau-
pulau dan gugusan pulau-pulau. 

2. Bentuk wujud

Bentuk wujudnya adalah berupa kepulauan nusantara, yang mempunyai kedudukan


geografis yang khas yaitu berada pada posisi silang dunia serta mempunyai pengaruh besar
dalam tata kehidupan dan sifat perikehidupan nasional. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut
diantaranya :

 Menjadi lalu lintas aspek-aspekkehidupan sosial dunia.


 Hubungan antar bangsa akan lancar, apabila kepentingan nasionalnya terpenuhi atau
minimal tidak dirugikan.
 Wilayah nusantara mempunyai kekayaan alam yang melimpah, tenaga manusia
banyak serta murah. Hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi Negara-negara
yang tidak memiliki unsu-unsur dimaksud, sehingga merupakan sumber yang tidak
menguntungkan bagi nusantara.

Bentuk wujud nusantara memiliki sifat yang manunggal, utuh dan menyeluruh, meliputi :
manunggal bidang wilayah, bangsa, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam,
psikologi, kehidupan.

Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat
gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun
selat serta dirgantara diatasnya, yang merupakan satu kesatuan ruang wilayah. Oleh
karenanya, nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan
dalamnya.
Letak geografis Negara, berada diposisi dunia antara dua samudera yakni samudera pasifik
dan samudera hindia, sertadua benua yakni benua asia dan benua Australia. letak

Geografis Negara, berada diposisi dunia ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek
kehidupan nasional Indonesia. Perwujudan wilayah nusantara ini menyatu dalam kesatuan
politik, ekonomi, social-budaya dan pertahanan keamanan.

Undang-undang Dasar 1945 tidak menentukan batas wilayah Republik Indonesia, hanya
tercantum segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam
pengumuman pemerintah tanggal 13 Desember 1957, telah ditetapkan Asas Nusantara yang
memandang nusantara sebagai suatu kesatuan bulat. Asas Nusantara ini, sesuai dengan
archiplegic principle yang mulai diterima berlakunya, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah
Internasional Tahun 1951. Pada Tahun 1969, Pemerintah Indonesia mengeluarkan
pengumuman tentang landas kontinen Indonesia sampai kedalam laut 200 meter, yang
memuat pokok-pokok sebagai berikut :

 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat kontinen Indonesia, adalah milik
eksklusif Negara RI.
 Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan dari gaaris batas landas kontinen
dengan Negara-negara tetangga melalui perundingan.
 Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landasan kontinen Indonesia ialah
satu garis yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dan titik terluar
wilayah Negara tetangga.
 Tuntutan (claim) tersebut, tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas
landas kontinen serta udara diatas perairan itu.

Demi kepastian hukum dan untuk mendukung kebijakan pemerintah, asas-asas pokok diatas,
dituangkan dalam Undang-undang nomor 1 Tahun 1973, tentang Landas Kontinental
Indonesia. Disamping itu UU Nomor 1 tahun 1973, juga member dasar bagi pengaturan serta
penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan masalah-masalah yang
ditimbulkannya.
Tanggal 21 Maret 1980, pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang Zona
Ekonomi Eklusif (ZEE). Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut
wilayah Indonesia. Adanya batas ZEE ini, dikuatkan dengan ditandatanganinya Konvensi
“The United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS), yang mengakui asas
Negara kepulauan (Archipelagic State Principle) dengan menetapkan asas-asas pengukuran
ZEE selanjutnya, dikeluarkanlah Undang-udang nomor 5 Tahun 1983 tentang ZEE dan
Undang-undang nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi (UNCLOS).

1. Tatanan susunan pokok\tata inti organisasi.

Sarana untuk mengetahui organisasi suatu negara ialah dengan mempelajari Undang-
Undang Dasarnya.  Demikian halnya untuk negara indonesia harus dilihat pada UUD 1945,
tata inti organisasi yang dimaksud menyangkut :

1. Bentuk kedaulatan

Negara kesatuan yang berbentuk republik, kedaulatan ada ditangan rakyat.

2. Kekuasaan pemerintahan negara

Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Udang dasar.

3. Sistem pemerintahan negara


4. Sistem perwakilan

Bagi Indonesia tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut
bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem
perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan
berada ditangan rakyat, sistem pemerintahannya dengan sistem presidensial.

2. Tata susunan pelengkap/kelengkapan organisasi

wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang
harus dimiliki oleh organisasi masyarakat, antara lain:
 Aparatur negara, aparatur negara harus mampu mendorong menggerakkan serta
mengarahkan usaha-usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan untuk
kepentingan rakyat banyak berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
 Kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari masyarakat, organisasi negara harus
mampu untuk meningkatkan kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari
masyarakat, serta mampu menampung aspirasi politik masyarakat, baik sebagai
perseorangan maupun organisasi politik/organisasi masyarakat dalam rangka
meningkatkan stabilitas politik.

3. Isi

Aspirasi bangsa Indonesia sebagai “isi” dari wawasan nusantara dapat dirinci menjadi: cita-
cita proklamasi, asas/sifat dan ciri-ciri serta cara kerja.

4. Tata laku

Tata laku sebagai unsur dari wawasan nusantara adalah tindakan prilaku Bangsa Indonesia
dalam melaksanakan aspirasinya guna mewujudkan Indonesia sebagai satu kesatuan yang
utuh menyeluruh dalam mencapai tujuan nasional.

Tata laku terdiri dari lata laku batiniah (yang berwujud pengalaman falsafah Pancasila) dan
tata laku lahiriah (yang berupa tata perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata pengawasan)

Dari uraian di atas maka unsur-unsur Wawasan Nusantara dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Wadah dari wawasan nusantara adalah wilayah negara kesatuan RI yang berupa
nusantara dan organisasi negara RI sebagai satu kesatuan yang utuh.
2. Isi dari wawasan nusantara adalah aspirasi bangsa indonesia berupa cita-cita nasional
berdasarkan pancasila UUD 1945.
3. Tata laku dari wawasan nusantara adalah kegiatan\tindakan perilaku bangsa indonesia
untuk melaksanakan falsafah pancasila dan UUD 1945 yang apabila dilaksanakan
berdasarkan wawasan nusantara dapat menghabiskan ketahanan Nasional Indonesia.

2.4 Otonomi Daerah


Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem otonomi daerah dalam
pelaksanaan pemerintahannya. Pelaksanaan otonomi daerah mulai di berlakukan sejak tahun
1999 yang diharapkan dapat membantu dan mempermudah penyelengaraan negara. Dengan
adanya otonomi daerah, memiliki hak untuk mengatur daerahnya sendiri namun tetap
dikontrol oleh pemerintah pusat dan undang-undang.

Secara umum pengertian otonomi daerah adalah hak,wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan praturan perundang-undangan. Istilah otonomi daerah
bukan hal yang baru bagi bangsa dan negara RI sebab sejak Indonesia merdeka sudah dikenal
dengan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan
pemerintahan daerah dan melaksanakan tugas mengatur rumah tangga daerahnya.

1. Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi

Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto, dan nomous. Auto
berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau peraturan. Jadi pengertian otonomi
daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri.

2. Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian otonomi darah. Macam-macam
pendapat para ahli tersebut adalah sebagai berikut:

 Menurut Undang-Undang Daerah nomor 32 Tahun 2004

Pengertian otonomi daerah menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004 adalah


hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan praturan
perundang-undangan yang berlaku.

 Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah

Pengertian otonomi daerah menurut kamus hukum dan glosarium otonomi


darah adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan asfirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

 Menurut Encyclopedia of Social Scince

Pengertian otonimi daerah menurut encyclopedia of social scince adalah hak


sebuah organisasi sosial untuk mencukupi diri sendiri dan kebebasan aktulalnya

 Menurut Pendapat Para Ahli

Pengertian otonomi daerah menurut pendapat para ahli adalah kesatuan


masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
asfirasi masyarakat dalam ikatan NKRI.

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pengertian otonomi daerah menurut kamus besar bahasa indonesia adalah


hak,wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri dengan praturan prundang-undangan yang berlaku.

3. Hakikat Otonomi Daerah

Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah tersebut dapat disimpulkan bahwa


hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut:

 Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahan
sendiri, baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan masyarakat yang sesuai
kebutuhan darah masing-masing.
 Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
baik kewenangan mengatur maupun mengurus rumah tangga pemerintahan sendiri
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
 Tujuan Otonomi Daerah

Maksud dan tujuan otonomi daerah adalah sebagai berikut:


1. Agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada tingkat pusat
sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan berjalan lancar
2. Agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintahan pusat, tetapi daerahpun
tetap diberi hak mengurus sendiri kebutuhannya
3. Agar kepertingan umum sutau daerah dapat diurus lebih baik dengan memperhatikan
sifat dan keadaan daerah yang mempunyai kekuasaan sendiri.
4. Perinsip Otonomi Daerah

Perinsip otonomi daerah menggunakn perinsip otonomi seluas-luasnya, perinsip otonomi


yang nyata, dan berperinsip otonomi yang bertanggung jawab. Jadi, kewenangan otonomi
yang di berikan terhadap daerah adalah kewenangan otonomi luas, nyata dan bertanggung
jawab, berikut prinsip-prinsip otonomi daerah:

Prinsip otonomi daerah seluas-luasnya, artinya daerah diberikan kewenangan


mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang mencakup kewenangan
semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan terhadap bidang polotik luar negri,
keamanan, moneter, agama, peradilan dan keamanan serta fisikal nasional.
Perinsip otonomi nyata, artinya daerah diberikan kewenangan untuk menangani
urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya
telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi
kekhasan daerah.
Perinsip otonomi yang bertanggung jawab adaah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus bener-bener sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian
otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

4. Asas Otonomi Daerah

Pedoman pemerintahan di atur dalam pasal 20 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004.


Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum penyelenggaraan negara yang
terdiri atas sebagi berikut
1. Asas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaran
negara.
2. Asas tertib penyelenggara adalah asas menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
3. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang asfiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaran negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas proporsinalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
6. Asas profesionaliats adalah asas yang mengutamakan keadilan yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perumdang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabulitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat mempertanggungjawabkan
kedapa masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Asas efisiensi dan efektifitas adalah asas yang menjamin terselenggaranya kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab (efisiensi/ketepatgunaan, kedayagunaan, efektivitas/berhasil guna)

Adapun penyelengaraan otonomi daerah menggunakan tiga asas antara lain sebagai berikut :

1. Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah


kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI
2. Asas dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah.
3. Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa,
dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan,
sarana, dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.

 
2.5 Geopolitik Indonesia di Era Globalisasi

1. Makna Globalisasi bagi Wawancara Nasional

Globalisasi yang melahirkan neoliberalisme dan kapitalisme menciptakan keterkaitan dan


juga saling berkepentingan yang menembus batas-batas geografis negara.

Bagi Indonesia, globalisasi memberikan masalah tersendiri yang membutuhkan pengelolaan


total dan menyeluruh atas wawasan nusantara sebagai geopolitik kita. Hal itu sangat
beralasan sebab globalisasi memang melahirkan interdependesi namun ternyata tidak
menciptakan integasi dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain. Oleh karenanya
dalam penerapannya, wawasan nusantara haruslah mampu memberikan daya tahan namun
lentur menghadapi globalisasi.

2. Tantangan Wawancara Nasional di Era Globalisasi

Sebagai pengaruh dari luar, globalisasi memeberikan nial pengukuran yang objektif atas
kekuatan dan kelemahan Indonesia dalam menerapkan wawasan nusantara. Karenanya
wawasan nusantara dipergunakan melalui strategi (geostrategi) mempertahankan dan
mengembangkannya terhadap pengaruh globalisasi. untuk itu diperlukan pengenalan dan
pemahaman yang memadai terhadap proses globlisasi yang juga telah dirasakan pengaruhnya
di Indonesia.

1. Dibidang ekonomi

Pengaruh  gobalisasi terhadap  ekonomi antara lain dalam bentuk semakin tumbuhnya
perusahan-perusahan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara serta
semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas.

Secara spesifik pengaruh globalisasi bagi Indonesia, antara lain:

 Moneter, bahwa dibidang moneter menghadapi kendala terutama dalam kur


valuta. Terbukti saat terjadi krisis ekonomi bangsa Indonesia selalu menghadapi
gejolak dengan keterpurukan rupiah terhadap dollar.
 Perdagangan dunia :  bahwa yang dihadapi adalah dengan masuknya produk-produk
negara besar, maka produk dalam negeri semakin terpuruk dan tertinggi.
 Embargo :  bahwa dengan globalisasi  maka kemungkinan besar negara-negara
berkembang seperti  Indonesia kena embargo oleh negara-negara yang menguasai
dunia.
 Neraca Pembayaran Internasional : bahwa dengan globalisasi maka neraca
pembayaran Internasinal akan mengalami defisit karena negara akan lebih banyak
mengimport dari pada mengeksport.
 Inflasi yang tinggi : dengn pengaruh dollar yang selalu melambung tinggi dan tidak
bisa didevaluasi akan menyebabkan inlasi dalam negeri semakin tinggi sehingga
menurunkan daya beli masyarakat, sehingga pendapatan nasional semakin kecil.

2. Dibidang Ideologi-Politik

semakin kuatnya pengaruh liberalisme didalam perpolitikan di Indonesia ditandai dengan


menguatnya kapitalisme. Ciri khas kapitalisme adalah bersifat sangat pragamatis dan
imperialis dalam arti ingin menguasai pihak lain. Implikasi ini mau tidak mau harus
membuka komunikasi serta sistem politik baru yang terbuka supaya tidak melemahkan
paham nasionalisme.

3. Dibidang Sosial dan Budaya

Dengan majunya Iptek, seseorang dapat dengan mudah memindahkan ribuan maupun
jutaan dollar melintasi batas negara dalam hitungan detik dengan hanya menekan-nekan
tombol personal computer (PC)ndirumah atau menggunakan telepon seluler.

Pengaruh globalisasi terhadap  sosial budaya adalah menyebabkan terjadinya ke merosotan


nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa. Pengaruh Liberalisme membuat masyarakat bebas di
dalam menentukan kehidupannya,  menimbulkan akulturasi kebudayaan.

Perasaan sebagai satu bangsa yang menjunjung tinggi nilai budaya juga diterpa gelombang
era globalisasi. Misalnya,lahirnya RUU APP yang sampai saat ini masih membawa pro-
kontrak dalam masyarakat Indonesia.
4. Dibidang Pertahanan dan Keamanan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu:

1)  Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus harus memberikan


kesempatan kepada setiap warga negara untuk berpikir aktif, karena kegiatan
tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan
tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang
mengganggu keamanan kepada yang berwenang.

2)  Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga yang berbeda daerah
dengan kekuatan keamanan.

3)  Membangun Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik


Indonesia (Polri) yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai bagi kegiatan pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia, terutama
pulau dan wilayah terluar Indonesia.

 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud


kebijaksanaan dan strateginasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik
(kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau
teritorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu
secaralangsung akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik
bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau
konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggaprelevan dengan karakteristik
geografi suatu Negara.

Kami mengaharapkan agar pemerintah Indonesia dapat lebih tegas dalam menyegerakan
penyelesaian permasalahan Geopolitik yang ada di Indonesia. Karena hal ini dapat
menunjukkan Sistem Geopolitik Indonesia yang kuat kepada seluruh dunia. Supaya
mereka tidak dengan mudah meremehkan martabat bangsa Indonesia. Indonesia telah
merdeka, maka sepatutnya kita menghapuskan segala praktek yang bertautan dengan asas
kemerdekaan yang telah direnggut bangsa Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia sendiri,
jangan mudah terpengaruh untuk melakukan aksi kekerasan dan takberetika demi
mengungkapkan aspirasinya terhadap permasalahan yang dimaksud. Kita harus tetap
berkepala dingin dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, bukankah itu adalah hal
yang paling baik untuk tidak menebar kebencian dan kerusakan di muka bumi ini. Untuk
itu selesaikanlah kasus ini dengan cara damai mencapai jalan keluar yang saling
menguntungkan Indonesia dengan negara serumpunnya.

3.2 Saran

1. Konsep geopolitik ini hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan agar dapat
mencapai tujuan-tujuan wawasan nusantara yang telah ditetapkan, yaitu mewujudkan
kesejahteraan, ketenteraman dan keamanan bagi Bangsa Indonesia, dengan demikian
ikut serta juga dalam membina kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat
manusia di dunia.
2. Dalam penyusunan makalah ini kami yakin ada kesalahan dalam pembuatannya,
maka dari itu kami mengharapkan partisipasi dari teman-teman semua untuk
memberikan kritik dan saran atas makalah yang telah kami buat, dan kami akan
sangat merasa senang apabila teman mahasiswa sekalian bisa mengkritik atau
memberi saran guna memperbaiki ketidak sempurnaan kami dalam membuat malalah
ini.

 
DAFTAR PUSTAKA

Cecep Dudi Muklis Sabigin 2015. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:


CV.Insan Mandiri.

http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-geopolitik-dan-
wawasan.html#

http://vilotion.blogspot.co.id/2014/06/geopolitik.html

http://www.smansax1-edu.com/2014/10/5-permasalahan-yang-melibatkan .html

http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2009/06/geopolitik-indonesia.html

http://www.academia.edu/4717154/Makalah_GEOPOLITIK_INDONESIA

http://niswanfiqih.blogspot.co.id/2011/12/makalah-negara-dan-konstitusi.html

http://www.smansax1-edu.com/2014/10/5-permasalahan-yang-melibatkan.html

Anda mungkin juga menyukai