Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEWARGANEGARAAN

GEOPOLITIK INDONESIA DAN WAWASAN


NUSANTARA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Mifdal Zusron Alfaqi, M.Sc

Disusun Oleh:
Eka Prasetyo 145060200111016
Gregorius Dewangga K. P 145060200111021
Ghana Awiyakta Malid 145060201111071
Muhammad Reza F 145060200111032
Saut Julison Pasaribu 145060200111015
Yosephine Debora Linanda 145060201111044

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Negara kita adalah negara kepulauan yang di kelilingi oleh lautan dari
sabang sampai merauke.Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang
ber-bhinneka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan kelemahan.
Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan gegrafis yang strategis dan kaya
sumber daya alam. Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu
tanah air.
Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam
wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografik,
wilayah atau teritorial dalam arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan
dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kapada sistem
politik suatu negara. Sebaliknya politik negara itu secara langsung akan
berdampak langsung kepada geografi negara bersangkutan.
Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah kata yakni wawasan dan
nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas yang berarti pandangan, tinjauan
atau penglihatan indera. Akar kata ini membentuk kata mawas yang berarti
memandang, meninjau atau melihat. Sehingga wawasan dapat berarti cara
pandang, cara meninjau, atau cara melihat. Sedangkan Nusantara berasal dari kata
nusa yang berarti pulau-pulau, dan antara yang berarti diapit di antara dua hal
(dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudera yakni
samudera Pasifik dan samudera Hindia).
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.. (Prof. Dr. Wan Usman)
Konsepsi Wawasan Nusantara tidak hanya menopang keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, merekatkan persatuan dan kesatuan, tapi juga
secara tepat mengetengahkan jati diri bangsa. Dengan menerapkan konsep
Wawasan Nusantara, maka terbentuk dan terjalin kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan yang dijalin erat dari beragamnya kehidupan sosial, budaya, sejarah
dan cita-cita

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian geopolitik?
2. Apakah definisi dari wawasan nusantara?
3. Apakah fungsi wawasan nusantara?
4. Apakah dasar pemikiran wawasan nusantara?
5. Apa saja unsur-unsur wawasan nusantara?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami Geopolitik Indonesia dan Wawasan Nusantara.
2. Mengetahui, memahami, dan mampu menjelaskan peran hubungan
Geopolotik dan Wawasan Nusantara.
3. Mengetahui dan memahami unsur-unsur wawasan nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geopolitik


Geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan
dalam wujud kebijakan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik (pertimbangan geografi,wilayah teritorial) suatu negara, yang jika
dilaksanakan akan berdampak langsung atau tidak langsung pada sistem politik
suatu negara. Sebaliknya, politik negara tersebut secara langsung maupun tidak
langsung juga akan berdampak pada geografi negara yang bersangkutan (Kaelan,
2007,p.122).
Jika dirunut dari asal katanya, geopolitik berasal dari kata Ge/Geo berarti
bumi dan politik berarti pengaturan hidup bersama. Dengan sederhana, dapat
dikatakan bahwa geopolitik adalah pengaturan dan pengelolaan (politik) yang
berkenaan dan berlangsung diatas letak tanah wilayah geografis di bumi itu
sendiri (Tim, 1980,p.34).
Geopolitik merupakan dasar pertimbangan dalam menentukan kebijakan
nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip geopolitik selanjutnya
juga digunakan untuk membangun sebuah wawasan nasional. Pengertian
Geopolitik sudah dipraktikan sejak abad 19. Namun begitu, pengertiannya baru
tumbuh pada awal abad 20 sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang berkaitan
dengan kebijakan masalah-masalah geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal
suatu bangsa (Kaelan, 2007,p.129).
Istilah Geopolitik semula diartikan oleh Ratzel sebagai ilmu bumi politik
(Political Geography). Namun kemudian, istilah ini dikembangkan dan diperluas
oleh Haushofer (1869-1964) dari Jerman menjadi Geografical Politics dan
disingkat Geopolitik.
A) Pandangan Geopolitik Ratzel
Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan sebuah
konsepsi geopolitik yang berasumsi bahwa negara dari sudut ruang yang
ditempati oleh kelompok masyarakat politik (bangsa) sangat mirip dengan
sebuah organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu, ia sangat ditentukan dan
terikat dengan hukum alam. Sebagai konsekuensinya jika ingin tetap terus ada
(exist) dan berkembang, maka negara harus berusaha mengembangkan
dirinya (yakni melalui hukum ekspansi atau perluasan wilayah). Dari sinilah
maka kita mengenal konsep kolonialisme dan imperialisme.
B) Pandangan Geopolitik Haushofer
Pandangan haushofer tentang geopolitik berkembang di era pemerintahan
Nazi. Di bawah pimpinan Adolf Hitler, Geopolitik menekankan pentingnya
ekspansionisme yang dilandasi oleh ideologi fasisme yang saat itu sedang
berkembang. Oleh karena itu, pandangan tersebut juga diterapkan dan
dikembangkan di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh
semangat militerisme dan fasisme. Dalam rangka peneguhan semangat
fasisme itulah, pandangan Haushofer berkembang. Pokok-pokok ajaran
Haushofer tentang geopolitik adalah sebagai berikut (Soemarsono,2001,p.61
dan Kaelan,2007,p.130-131).
1. Suatu bangsa layaknya organisme untuk mempertahankan kehidupannya
perlu mengembangkan paham ekspansionisme, karena terikat dengan
hukum alam. Akibatnya secara logis diterima pandangan bahwa hanya
bangsa yang unggullah yang dapat terus bertahan hidup dan terus
berkembang.
2. Kekuasan Imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar
kekuasaan imperium maritim untuk menguasai kekuasaan laut.
3. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa,
Afrika, Asia Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.
4. Rumusan Haushofer lainnya adalah Geopolitik adalah doktrin negara
yang menitik beratkan negara soal strategi perbatasan. Ruang hidup
bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan bagi
tindakan politik dalam perjuangan mendapat ruang hidup.
2.2 Definisi Wawasan Nusantara
Wawasan berasal dari kata wawas atau awas (Bahasa Jawa) yang berarti
melihat atau memandang, dengan penambahan akhiran an yang secara
harafiah berarti cara memandang, cara penglihatan, atau cara tinjau atau cara
pandang (Soemarsono, dkk. ,2001,p.55).
wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada
Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
(ketetapan majelis permusyawarahan rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang
GBHN).
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam. Hal tersebut disampaikannya saat lokakarya wawsan nusantara dan
ketahanan nasional di Lemhanas pada Januari 2000. Ia juga menjelaskan bahwa
wawasan nusantara merupakan geopolitik indonesia. (Prof. Dr. Wan usman)

2.3 Fungsi Wawasan Nusantara


Fungsi wawasan nusantara dibedakan dalam beberapa pandangan antara lain
sebagai berikut:
1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan
nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan
keamanan, dan kewilayahan.
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan
kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan
sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air
Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara. Secara umum geopolitik di Indonesia didasarkan pada nilai-
nilai yang tercantum alam sila-sila Pancasila khususnya nilai ke-Tuhanan dan
kemanusiaan yang luhur. Dalam konteks Indonesia, geopolitik disebut dengan
wawasan nusantara. Pandangan geopolitik adalah dasar dari pendirian Bangsa
Indonesia dalam mendirikan Negara ini, serta mewujudkan cita-cita
kemerdekaan yang ingin diraih dengan konsep persatuan yang melandasinya.
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.

2.4 Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara


Dalam membina dan mengembangkan wawasan nasionalnya, Bangsa
Indonesia selalu berpijak pada kondisi nyata yang terdapat dalam
lingkungannya sendiri. Wawasan nusantara (nasional) dibentuk dan
dijiwai oleh pemahaman kekuasaan Bangsa Indonesia yang berlandaskan
Falsafah Pancasila dan oleh pandanga Geopolitik Indonesia yang
berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan Bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, berikut adalah dasar pemikiran yang melatarbelakangi
pengembangan wawasan nusantara.
1) Falsafah Pancasila
Nilai-nilai Pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara, antara
lain gotong royong yang merupakan suatu nilai khas dari suatu Bangsa
Indonesia. Gotong royong bukan hanya sekedar tolong menolong, peduli
atau empati. Gotong royong merupakan kerja kolektif dari berbagai
elemen masyarakat dalam membangung jalan, misalnya, yang bertujuan
untuk kebaikan bersama. Nilai-nilai ketuhanan juga mengarahkan kita
untuk memaham Tuhan bukan yang satu tetapi Tuhan dalam arti mutlak
yang harus diakui keberadaanya. Lebih dari sekedar itu, nilai-nilai
ketuhanan seperti kebaikan, kejujuran, kasih sayang, rahmat, dan
seterusnya hendaknya dapat di implementasikan dalam kehidupan
berbangsa. Antara agama tidak ada yang bertentangan sebab setiap agama
mengajarkan kebaikan dalam praktiknya. Nilai kemanusiaan Indonesia
juga menjadi dasar wawasan nusantara yang kemudian melahirkan HAM.
Filsafat Pancasila juga mengedepankan kepentingan masyarakat yang
lebih luas harus lebih diutamakan tanpa mematikan kepentingan golongan.
Pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama
diusahakan melalui musyawarah mufakat. Kemakmuran hendaknya
dicapai oleh masing masing warganya tanpa merugikan orang lain. Sikap
tersebut mewarnai wawasan nusantara yang dianut dan dikembangkan
Bangsa Indonesia. Semua nilai filsafat hidup dari Pancasila menjadi dasar
pijakan untuk setiap warga negara dalam melihat diri dan lingkungan.
2) Aspek Kewilayahan Nusantara
Kondisi objektif geografi Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau,
memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara lainnya. Pengaruh
geografi merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhitungkan karena
mengandung beranekaragam kekayaan alam (baik didalam maupun
dipermukaan bumi) dan jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian ,
secara kontekstual kondisi geografi Indonesia mengandung keunggulan
sekaligus kelemahan atau kerawanan. Kondisi ini perlu diperhitungkan dan
dicermati dalam perumusan geopolitik Indonesia.
3) Aspek Sosial Budaya
Tidak mungkin ada masyarakat apabila tidak ada kebudayaan, dan
sebaliknya. Kebudayaan hanya ada didalam masyarakat. Indonesia terdiri
atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat-istiadat,
bahasa, agama, dan kepercayaan. Oleh karena itu, Rata kehidupan nasional
yang berhubungan dengan interaksi antar golongan masyarakat
mengandung potensi konflik yang besar, terlebih lagi kesadaran nasional
masyarakat masih relatif rendah dan jumlah masyarakat yang terdidik
relatif terbatas (Srijanti,dkk.2011,p.142-143).
4) Aspek Kesejarahan Bangsa Indonesia
Perjuangan Bangsa Indonesia memerdekakan diri menjadi sebuah negara
berdaulat dari belenggu penjajahan tentu dibentuk dan terbentuk faktor-
faktor historis yang memicunya. Selain itu, perumusan cita-cita, tujuan,
dasar negara, dan falsafah hidup bangsa tumbuh dan berkembang dari latar
belakang sejarahnya.
Konsep bernegera kita yang di proklamirkan sejak 18 Agustus 1945 tidak
lahir begitu saja, melainkan tumbuh dan berevolusi dari bibit-bibit
kerajaan yang tersebar dalam wilayah nusantara. Negara Indonesia yang
berdaulat dan mempunyai akar persatuan dimasa lalu. Wawasan nusantara
(Nasional Indonesia) telah diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak
menginginkan terpecahnya lingkungan bangsa dan negara Indonesia yang
akan melemahkan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional (Soemarsono,2001,p.81).

Kita sebagai warga negara berhak mendapatkan Perlindungan Hukum


tetapi kenyataannya masih banyak dari kita yang belum mendapatkan
perlindungan hukum dengan baik. Contoh Kasus belakangan yang marak
terjadi yaitu begal. Dimana pemerintah (dalam hal ini di wakilkan oleh
aparat keamanan) lebih banyak bertindak setelah adanya kejadian bukan
sebelumnya kejadian.
2.5 Unsur-Unsur Wawasan Nusantara
1. Wadah
Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi 3 komponen yaitu wujud
wilayah, tata inti organisasi, dan tata kelengkapan organisasi.
a) Wujud wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang
didalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan
oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun selat serta diatasnya
merupakan satu kesatuan ruang wilayah. Oleh karena itu, Nusantara
dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan
didalamnya. Sementara itu, secara vertikal ia merupakan suatu bentuk
kerucut terbuka keatas dengan titik puncak kerucut dipusat bumi. Letak
geografis negara berada diposisi dunia antar 2 samudra dan 2 benua.
Letak geografis ini berpengaruh besar terhadap aspek-aspek kehidupan
nasional di Indonesia. Perwujudan wilayah nusantara ini menyatu
dalam kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.
b) Tata inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945
yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan
pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan
berada ditangan rakyat yang dilaksanakan menurut undang-undang.
Sistem pemerintahannya menganut sistem presidensial. Presiden
memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Indonesia
adalah negara hukum (Rechststaat) bukan negara kekuasaan
(Machsstaat). Dewan perwakilan rakyat (DPR) mempunyai kedudukan
kuat yang tidak dapat dibubarkan oleh presiden.
c) Tata Kelengkapan Organisasi
Tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran
bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup
partai politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers, serta
seluruh aparatur negara (Srijanti,dkk.,2011,p.150-151).
2. Isi Wawasan Nusantara
Isi wawasan nusantara tercermin dalam prospektif kehidupan
manusia Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita-cita
bangsa dan asas manungal yang terpadu. Berikut adalah
penjabarannya.
a) Cita-cita Bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 yang meliputi berikut.
- Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur
- Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan
yang bebas
- Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk menjalankan kesehjateraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial.
b) Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri
manungal, utuh menyeluruh yang meliputi berikut.
- Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup
daratan, perairan dan dirgantara secara terpadu.
- Satu kesatuan politik dalam arti UUD dan politik
pelaksanaanya dan ideologi identitas nasional.
- Satu kesatuan sosial budaya, dalam arti satu
perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar
Bhineka Tunggal Ika. Nilai filosofis dalam
Bhineka Tunggal Ika adalah bahwa meskipun pada
kenyataannya ada perbedaan diantara kita, namun
hakikatnya kita adalah satu. Dalam perspektif
ontologis ini merupakan pehaman plural-monisme,
keberagaman dalam kesatuan. Sementara dalam
konteks sosial dapat dipahami sebagai kesatuan
dalam satu tertib sosial dan satu tertib hukum. Satu
kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas
usaha bersama dan asas kekeluargaan dalam satu
sistem ekonomi kerakyatan.
- Satu kesatuan pertahanan dan keamanan rakyat
semesta (Sishankamrata).
- Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang
mencakup aspek kehidupan nasional.
c) Tata laku wawasan nusantara mencakup dua segi, batiniah
dan lahiriah
- Tata laku batiniah berdasarkan falsafah bangsa yang
membentuk sikap mental bangsa yang memiliki
kekuatan batin.
- Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh,
dalam arti kemanunggalan kata dan karya,
keterpaduan pembicaraan, pelaksanaan, pengawasan
dan pengadilan (Srijanti, dkk.,2011,p.152-153).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak
lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
2. Kewajiban adalah merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu
dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
3. Hak dan kewajiban warga negara memiliki hubungan kausalitas ( sebab
akibat). Artinya, seseorang akan mendapatkan haknya apabila orang tersebut
telah melakukan kewajibannya sebagai warga negara maupun kewajiban
asasi.

DAFTAR PUSTAKA

Al Hakim, Suparlan.2014. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks


Indonesia. Malang : Madani.
Eskridge, William N. 2001. Relationship between Obligations and Rights of
Citizens. Fordham Law Review Volume 69 Hal. 1722.
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2011. Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung : Alfabeta.
Undang Undang Dasar 1945.

Anda mungkin juga menyukai