Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh :
FAKHRINUL RAMADHAN
FD219023

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,karena telah melahirkan konsep
Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia
Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa
nusantara dan penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa Indonesia di
tennngah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wawasan
nusantara itu adalah:wadah,isi,dan tata laku. Sebagai negara kepulauan dengan
masyarakatnya yang berbhineka,negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus
kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya
akan sumber daya manusia(SDM). Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara dan satu
tanah air.Dalam kehidupannya,bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitar(regional atau internasional). Salah satu pedoman bangsa
Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut WAWASAN
NUSANTARA. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan
dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang adil,makmur dan sentosa.
B. Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:

1. Pengertian dari Wawasan Nusantara


2. Pengertian Teori Geopolitik
3. Asas dan Arah Pandang dari Wawasan Nusantara
4. Kedudukan,Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
5. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara
C. Tujuan
Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian dari wawasan nusantara


2. Untuk mengetahui pengertian teori geopolitik
3. Untuk mengetahui asas dan arah pandang dari wawasan nusantara
4. Untuk mengetahui kedudukan,fungsi dan tujuan wawasan nusantara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Wawasan Nusantara
Istilah Wawasan Nusantara dapat diartikan secara etimologis dan terminologis. Secara
etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal
dari kata wawas (bhs. Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indriawi.
Selanjutnya, muncul kata wawas yang berarti, memandang, meninjau atau melihat. Wawasan
artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indriawi. Wawasan berarti pula cara
pandang , cara melihat. Secara etimologi, kata nusantara tersusun dari dua kata, nusa dan
antara. Kata nusa dalam bahasa Sansakerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam
bahasa Latin, kata nusa berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan
suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan tersebut maka kata nusa juga mempunyai kesamaan
arti kata dengan nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan
bahwa kata nusa dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.
Kata kedua yaitu antara memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti
antara atau dalam suatu kelompok. Antara juga mempunyai makna yang sama dalam kata
inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa
Sansakerta, kata antara dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Bisa ditafsirkan
bahwa kata antara mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang, atau laut. Dari
penjabaran di atas, penggabungan kata nusa dan antara menjadi kata nusantara dapat
diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atauu bangsa bangsa yang dipisahkan
oleh laut
Perkataan nusantara pertama kali kita ketahui dari bunyi Sumpah Palapa dari Patuh
Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih di Kerajaan
Majapahit tahun 1336 M, tertulis dalam Kitab Pararaton (Kitab Raja Raja). Selanjutnya, kata
sebutan nusantara pernah coba dihidupkan oleh Ki Hajar Dewantara untuk menggantikan
sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie), namun setelah disetujuinya penggunaan
sebutan Indonesia oleh Kongres Pemuda Indonesia (dalam Sumpah Pemuda) tahun 1928,
sebutan nusantara digunakan sebagai sinonim untuk menyebut kepulauan Indonesia, Nama
Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu indo/ indu yang berarti Hindu/ Hindia
dan nesia/ nesos yang berarti pulau. Dengan demikian kata nusantara bisa dipakai sebagai
sinonim kata Indonesia, yang menunjuk pada wilayah (sebaran pulau pulau) yang berada di
antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut beberapa pendapat.
Menurut Prof. Dr. Wan Usman :
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
a. Pengertia Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuann bangsa, serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Berikut ini menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi Tap.
MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999.
Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Berdasarkan pendapat pendapat di atas, secara sedeerhana Wawasan Nusantara berarti cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang dimaksud adalah diri
bangsa Indonesia sendiri, serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya.
B. Teori Geopolitik
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor faktor geografi,
strategi, dan politik suatu negara. Berdasarkan hal ini maka kebijakan penyelenggaraan
bernegara didasarkan atas keadaan atau lingkungan tempat tinggal negara itu. Berikut
beberapa teori yang mengemukakan tentang Teori Geopolitik :
Teori Geopolitik Frederich Ratzel
Frederich Ratzel (1844 1904) berpendapat, negara itu seperti organisme yang hidup. Negara
identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa). Pertumbuhan
negara mirip dengan pertumbuhan organism yang memerlukan ruang hidup (lebensraum)
yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur, Makin luas ruang hidup maka negara akan
semakin maju. Teori ini dikenal sebagai teori organism atau teori biologis.
Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen (1864 1922), melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Berbeda
dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti organisme maka ia menyatakan dengan tegas
bahwa negara adalah suatu organisme bukan hanya mirip. Menurutnya, Negara sebagai
organisme yang hidup harus mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan
melakukan ekspansi.
Teori Geopolitik Karl Haushofer
Karl Haushofer (1869 1946) melanjutkan pendangan Ratzel dan Kjellen, terutama pandangan
tentang lebensraum (ruang hidup) dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu
wilayah negara semakin banyak, tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka. Negara
tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai lebensraum bagi warga negara.
Dalam mencapai maksud tersebut, negara harus mengusahakan Autarki, yaitu cita cita
untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada negara lain.
Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium maritim
untuk menguasai pengawasan dilaut. Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai
Eropa, Afrika, dan Asia barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia timur raya.
Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan. dan
landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan
ruang hidup (wilayah).
Teori Geopolitik Harold Mackinder
Harold Mackinder (1861 1947) merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan
wawasan benua sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyatakan bahwa
barang siapa menguasai daerah jantung (haertland) yaitu Eropa-Asia akan dapat menguasai
pulau-pulau dunia dan akhirnya akan menjadi penguasa dunia.
Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan (1840 1914) mengembangkan teori kekuatan lautan/bahari.
Mengatakan bahwa siapa yang menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia,
yang berarti menguasai kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat menguasai dunia.
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai perdagangan. Menguasai perdagangan
berarti menguasai kekayaan dunia sehinga pada akhirnya menguasai dunia.
Teori Geopolitik William Michel dan John Frederick Charles Fuller
Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan yang paling
menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki dirgantara adalah pengembangan
kekuatan di udara, memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai ancaman lawan dalam
tempo cepat, dahsyat dan dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga tidak ada
kesempatan bagi lawan untuk bergerak. Kekuatan di udara justru yang paling menentukan.
Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan
kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi
bergerak menyerang.
Nicholas J. Spykman
Teori Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori menghubungkan kekuatan darat,
laut dan udara, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan kondisi dan kebutuhan. Nicholas
mengatakan bahwa siapa yang mampu mengkombinasi kekuatan darat, laut dan udara akan
menguasai daerah batas antar bangsa secara permanen dan abadi. Teori daerah batas
(rimland) yaitu teori wawasan kombinasi,yang menggabungkan kekuatan darat, laut, udara
dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.
C. Asas dan Arah Pandang Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara
Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati,dipelihara dan
diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa
Indonesia (suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.
Asas Wawasan Nusantara terdiri dari:
1. Kepentingan/Tujuan yang sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerjasama
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan
D. Arah Pandang Wawasan Nusantara
Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan nusantara
meliputi :
Ke dalam
Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin
faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan tetap terbina dan
terpeliharanya persatuan dan kesatuan. Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun
aspek sosial.
Ke luar
Mengandung makna bahwa dalam kehidupan internasional bangsa indonesia harus
berusaha dalam menjaga kepentingan nasional untuk semua aspek kehidupan agar dapat
menciptakan tujuan nasional yang tertera dalam pembukaan UUD 1945.
Dalam arah pandang keluar memiliki tujuan untuk menjaga dan menjaminnya
kepentingan nasional didalam dunia ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia, yang
didasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan adanya
kerjasama dan sikap yang saling menghormati. Dalam hal ini bahwa kehidupan bangsa
indonesia harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasionalnya dalam aspek
ekonomi, politik, sosial budaya untuk mempertahankan dan menciptakan suatu tujuan
nasional yang sesuai dengan pembukaan UUD 1945.
E. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
Kedudukan
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia merupakan ajaran
yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita cita dan tujuan nasional.
Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi landasan Visional dalam menyelenggarakan
kehidupan Nasional.
Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai
berikut :
Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan
idiil.
Undang Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.
Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan Visional.
Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
GBHN sebgai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijaksanaan dasar Nasional,
berkedudukan sebagai landasan operasional.

Paradigma di atas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang


undangan. Paradigma nasional ini secara structural dan fungsional mewujudkan keterkaitan
hierarkis pyramidal dan secara instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan
berarti menghilangkan kepentingan kepentingan individu, kelompok, suku bangsa atau
daerah. Kepntingan kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak.
Nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan demi tercapainya tujuan nasional
tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat
kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan
Wawasan Nusantara.
F. Tantangan dan Implementasi Wawasan Nusantara
Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola
tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara. Implementasi dalam kehidupan
politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis,
mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya. Implementasi dalam kehidupan
ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai
kenyataan yang hidup di sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta. Implementasi
dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah
air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.
Dengan pemahaman wawasan nusantara, peserta didik memiliki pandangannya sendiri
tentang bangsanya. Selain itu juga dengan pemahaman wawasan nusantara peserta didik
akan lebih merasa bangga akan bangsa dan negara tempat tinggalnya. Rasa memiliki inilah
yang nantinya akan tumbuh dan berkembang menjadi sikap atau rasa cinta terhadap
bangsanya.
Rasa memiliki tersebut akan tumbuh sesuai dengan apa yang dia pamahi. Selanjutnya
setiap individu diharapakan akan lebih memiliki rasa untuk mencintai, memiliki kesadaran,
keyakinan, memiliki rasa untuk bersatu dan memiliki kerelaan untuk menjaga apa yang
menjadi kepunyaanya dan tidak akan muncul sikap intoleransi di dalam diri setiap individu.
B. Penjelasan Tentang Devide et Impera
Divide et impera (Politik pecah belah) adalah kombinasi strategi politik, militer, dan
ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah
kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan. Dalam
konteks lain, politik pecah belah juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk
bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat, Politik Devide et Impera ini
diterapkan oleh penjajah saat berada di Indonesia terpatnya VOC dan pemerintah Belanda.
Dengan jalan Devide et Impera mereka berhasil mengalahkan banyak kerajaan dan
perlawanan tokoh-tokoh masyarakat di nusantara. Melalui politik devide et impera ini pula
banyak penguasa di daerah-daerah nusantara yang lebih memihak ke penjajah ketimbang
bangsanya sendiri.
Mereka yang memihak pada Belanda ini kemudian tunduk atas perintah Belanda dan ikut
memusuhi pihak-pihak dari bangsa sendiri yang tidak memihak Belanda.
1. B.J Habibie, dunia gempar akan kecerdasan beliau. Koalisi pejabat-pejabat Indonesia yang
memaksa untuk menurunkan Habibie sebagai kepala pemerintahan. Habibie memimpin
Indonesia kurang lebih hanya selama 512 hari tapi mampu membawa Indonesia keluar dari
krisis moneter, cerdas! kini kecerdasan beliau dimanfaatkan negara lain, dan kita hanya dapat
menyesalinya.
2. Sri Mulyani, Prestasinya membawa Indonesia keluar krisis finansial pada tahun 2008,
sekali lagi dunia gempar akan hal ini. Dengan dimasukkannya aktor ketiga "Bank Dunia", Sri
Mulyani pun hengkang dari negara kita sendiri.
3. Konfrontasi Politik Indonesia - Malaysia, dunia gempar mendengar Indonesia akan
menargetkan 5,5% pertumbuhan ekonomi. Dunia ingin Indonesia kembali di tidurkan dengan
konfrontasi politik. Bagi saya, tidak perlu perang. Karena perang hanya memancing bantuan
yang berujung utang dan menguras keuangan negara. Cukup tindakan yang tegas dari
Pemerintah sudah menunjukkan kepada dunia bahwa Devide et impera itu tidak berlaku di
Indonesia. Jangan perang, negara ini sudah ada di jalur yang tepat, jalur kesuksesan.
4. Perang Agama, Suku dan Ras. 10 tahun belakangan ini banyak terjadi perang saudara.
Seperti Tragedi Sampit, Mbah Priuk, Poso dan lain-lain. Tanpa perlu di jelaskan kembali
kalian pasti sudah tahu apa maksud di balik ini semua? Ditambah dengan oknum ormas yang
berkedok agama. Saya pribadi gak habis fikir, agama mana yang mengajarkan kekerasan?
Justru ormas-ormas anarkis tersebut yang mencederai imej agama yang di belanya itu. Ini
Indonesia bukan negara Islam, hukum Indonesia harus tetap paling tinggi, jangan lihat kuasa,
mayoritas ataupun minoritasnya. "fiat justitia ruat coelum"
5. Majalah Tempo vs Polisi. Dunia tahu kini Indonesia adalah negara yang Demokrasi, untuk
menghindari hal ini diciptakan kasus antara aparat dengan media. Ini membuktikkan
gagalnya Demokrasi di negara kita, khususnya di kebebasan pers.
6. Tawuran antar pelajar dan atau mahasiswa. Kita ini tunas bangsa, calon penerus bangsa.
Apa untungnya dari tawuran? mati konyol.
7. Contoh The Jak vs Viking. Berselimut antar club sepakbola, tapi didalamnya terdapat
dendam antar suku yang berakhir dengan pertumpahan darah bahkan hilangnya nyawa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wawasan Nusantara sebagai pandangan bangsa Indonesia yang dibangun atas
pandangan geopolitik bangsa terhadap lingkungan tempat tinggalnya secara keseluruhan.
Konsep Wawasan Nusantara yang berdasarkan segi historis dan geografis sosial budaya
menegaskan bahwa Indonesia dengan kebhinekaannya adalah satu kesatuan yang saling
terpaut. Sebagai landasan Visional, Wawasan Nusantara berperan penting dalam mewujudkan
tujuan bangsa dalam pembangunan Nasional

B. Saran
Kita sebagai masyarakat Nusantara harus senantiasa menjujung tinggi derajat dan
kedaulatan negara dengan banyak cara¸ seperti melalui politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Wawasan nusantara merupakan hal yang penting bagi membangun mental masyarakat
bangsa, dengan wawasan itu mungkin masyarakat dapat lebih sadar terhadap lingkungan
sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Atieqfauziati.blogspot.com
https://omgeboy.wordpress.com/2013/10/28/teori-teori-geopolitik/
http://chubhichubhi.blogspot.co.id/2011/04/asas-wawasan-nusantara-kedudukan-
fungsi.html
Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/12664399#readmore

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/2822131#readmore

Anda mungkin juga menyukai