Anda di halaman 1dari 26

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI

GEOPOLITIK INDONESIA

DI S US UN OL E H :
1. I ZZAT TA HBI S M U HA M M AD [ F 3 5 1 9030]
2. MUHA MMAD A RG A M A HE NDRA [ F 3 5 1 9040]
3. CHUSA I NI S E PTIANTO N [ F 3 5 1 9012]
POKOK PEMBAHASAN:
 Pengertian, Hakikat dan Kedudukan Wawasan Nusantara
 Latar belakang konsepsi Wawasan Nusantara
 Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia
 Perwujudan Wawasan Nusantara
 Otonomi Daerah di Indonesia
Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan
penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi.
Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan
antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara
dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu
benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan
pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.
Secara terminologis, Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli, secara sederhana
wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hakikat Wawasan Nusantara
Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi,
hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain,
hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.”
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan
menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya, dan
pertahanan keamanan.
Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan
visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan
konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan
utuh pula.
LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA
Latar belakang atau faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh-nya konsepsi Wawasan
Nusantara adalah sebagai berikut:
1. Aspek Historis
2. Aspek Geografis dan Sosial Budaya
3. Aspek Geopolitis dan kepentingan Nasional
Aspek historis atau sejarah
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal, yaitu:
a. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah;
b. Kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah-pisah.
Aspek geografis dan sosial budaya
Dari segi geografis dan sosial budaya, Indonesia merupakan negara bangsa dengan
wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan heterogenitas
bangsa menjadikan bangsa Indonesia perlu memiliki visi untuk menjadi bangsa yang bersatu dan
utuh.
Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa tersebut, antara lain sebagai berikut:
a) Indonesia bercirikan negara kepualauan/maritim (Archipelago State) dengan jumlah kurang
lebih17.504 pulau.
b) Luas wilayah 5.180.053 km2 dengan perincian daratan seluas 3.257.483 km2. Negara kita
terdiri 2/3 lautan atau perairan.
c. Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera (posisi silang).
d. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa. (etc)
Posisi Indonesia yang demikian ini sering dinyatakan memiliki posisi yang strategis.
Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa membuka dua peluang. Secara positif dapat
dijadikan modal memperkuat bangsa menuju cita-cita. Secara negatif dapat mudah menimbulkan
perpecahan serta infiltrasi pihak luar.
Aspek geopolitis dan kepentingan nasional
Geopolitik adalah istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Frederich Ratzel sebagai
Ilmu Bumi Politik. Sebagai ilmu, geopolitik mempelajari fenomena dari aspek geografi. Bahwa
politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi geografi negara yang bersangkutan.
Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan bangsa dan
wilayah ini senantisa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-
cita nasional.
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa yunani) yang berarti bumi dan
tidak lepas dari pengaruh serta letak kondisi geografis bumi yang menjadi wilyah hidup.
Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelengaraan yang setiap kebijakan nya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara faktor-faktor geografis, strategi, dan politik suatu Negara.
sedangkan untuk impementasinya diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional (Ermaya
Suradinata,2001). Berdasarkan hal ini maka kebijakan penyelengaraan negara berdasarkan atas
keadaan atau lingkungan tempat tinggal negara itu.
Teori-Teori Geopolitik

Teori Geopolitik Frederich Ratzel: negara seperti organisme yang hidup.


Teori Geopolitik Rudolf Kjellen: negara adalah suatu organisme bukan hanya mirip. Pandangan Ratzel
dan Kjellen hampir sama. Keduanya mengajukan paham ekspansionisme yang melahirkan ajaran adu
kekuatan (power politics atau theory of power).
Teori Geopolitik Karl Haushofer: melanjutkan teori Ratzel dan Kjellen. Jika jml penduduk suatu negara
bertambah maka negara hrs memperluas wilayah.
Teori Geopolitik Halford Mackinder: Dikenal teori daerah jantung. Barang siapa menguasai ‘daerah
jantung’ (eropa timur dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia (eropa, asia, dan afrika) yg
pada akhirnya akan menguasai dunia
Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan: perlu memanfaatkan dan mempertahankan sumberdaya
laut, juga akses laut.
Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, dan JFC Fuller: kekuatan dirgantara lebih
berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh.
Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman: Spijkman memandang perlu kekuatan kombinasi dari
angkatan-angkatan perang untuk menguasai wilayah-wilayah dimaksud. Pandangan ini menghasilkan
Teori Garis Batas (Rimland) yang dinamakan Wawasan Kombinasi
Paham Geopolitik Indonesia
Paham Geopolitik Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara. Bagi
bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor-
faktor geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Bagi bangsa Indonesia,
geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan
keuntungan letak geografis negara berdasarkan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.
PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA
Perumusan wawasan nusantara
Konsepsi wawasan nusantara dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu
dalam ketetapan MPR mengenai GBHN. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa wawasan
dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dalam mencapai tujuan pembangunan nasional
adalah wawasan nusantara.
Cara pandang bangsa Indonesia tersebut mencakup:
A. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik
B. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi
C. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya
D. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuanpertahanan keamanan
TUJUAN WAWASAN NUSANTARA
1. Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional, yaitu politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
2. Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah, dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling menghormati.
MANFAAT WAWASAN NUSANTARA
1. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional. Hal ini dibuktikan dengan
penerimaan asas negara kepulauan berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai
negara kepulauan diakui oleh dunia internasional.
2. Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia. Berdasarkan Ordonansi 1939, wilayah teritorial
Indonesia hanya seluas 2 juta km2. Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara maka luas wilayah
Indonesia menjadi 5 juta km2 sebagai satu kesatuan wilayah.
3. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber daya yang besar bagi
peningkatan kesejahteraan. Sumber daya tersebut terutama sumber minyak yang ditemukan di
wilayah teritorial dan landas kontinen Indonesia.
4. Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan wilayah nusantara
yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
5. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya tercermin dalam
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Masalah yang muncul saat Wawasan Nusantara
1. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara lain yaitu batas darat, laut, dan
udara. Persoalan penarikan garis batas dapat menimbulkan konflik dengan negara lain, oleh karena
negara akan saling klaim mengenai pemilikan suatu wilayah.
2. Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yuridikasi Indonesia yang tidak terkendali dan
terawasi. Misalnya, masuknya nelayan asing ke wilayah perairan Indonesia, kasus perompakan di laut,
keluarnya nelayan Indonesia ke wilayah negara tetangga dan melintasnya pesawat perang negara lain
di wilayah udara Indonesia.
3. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terluar Indonesia. Pulau-pulau ini potensial
untuk dimanfaatkan sebagai daerah pencarian ikan secara ilegal, tempat/transit kejahatan lintas
negara, daerah pendudukan asing, keterbatasan komunikasi dan transportasi, serta rawan kemiskinan
dan ketidakadilan.
4. Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang dan dapat melemahkan pembangunan
berwawasan nusantara. Misal, suatu daerah tertutup bagi pendatang, penolakan warga transmigran
oleh penduduk lokal, pejabat publik daerah haruslah putra daerah yang bersangkutan, dan lain-lain.
OTONOMI DAERAH
Otonomi daerah memberikan keleluasaan pada daerah untuk mengelola dan
mendapatkan potensi sumber-sumber daya alamnya sesuai dengan proporsi daya dukung yang
dimiliki oleh daerahnya. Dengan demikian, tidak ada kecemburuan dan ketidakadilan yang
terjadi antara pemerintah pusat dengan daerah. Sedangkan Wawasan Nusantara menghendaki
adanya persatuan bangsa dan keutuhan wilayah nasional.
Oleh karena itu, tidak ada yang salah dengan otonomi daerah atau dengan kata lain
otonomi daerah tidak bertentangan dengan prinsip wawasan nusantara. Otonomi dan
desentralisasi adalah cara atau strategi yang dipilih agar penyelenggaraan Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini bisa menciptakan pembangunan yang berkeadilan dan merata di seluruh
wilayah tanah air. Pengalaman penyelenggaraan bernegara yang dilakukan secara tersentralisasi
justru banyak menimbulkan ketidakadilan di daerah.
Otonomi Daerah di Indonesia
Menurut Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945 Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia memilih cara desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahannya, bukan sentralisasi. Hal ini disebabkan :
a. wilayah Indonesia yang sangat luas, dan
b. daerah-daerah di Indonesia memiliki kondisi geografi dan budaya yang berlainan.
Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah yang bersifat otonom
atau daerah otonom meliputi 3 daerah, yaitu
a. Daerah Provinsi
b. Daerah Kabupaten, dan
c. Daerah Kota.
Daerah otonom menganut asas desentralisasi, yaitu asas yang menyatakan adanya
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI.
Selain asas desentralisasi, daerah otonom dalam hal ini daerah provinsi, menganut pula asas
dekonsentrasi. Asas dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan adanya pelimpahan wewenang
pemerintahan dari pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu.
Dengan demikian, kewenangan daerah otonom sangat luas. Pemerintah daerah
berwenang mengurus sendiri kepentingannya, meliputi:
Pendidikan
Kesejahteraan
Kesehatan
Perumahan
Pertanian
Perdagangan. Dan lain-lain
Sedangkan pemerintah pusat hanya menangani 6 urusan saja:
a. Politik luarnegeri
b. pertahanan
c. keamanan
d. yustisi
e. moneter dan fiskal
f. agama
Terima Kasih.
REFERENSI
Winarno, S.PD, M.Si, Paradigma Baru : Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara. Jakarta :
2007

Anda mungkin juga menyukai