Anda di halaman 1dari 32

Wawasan Nusantara

By Santoso, M.Pd
PGSD FKIP UMK

L/O/G/O
Pengertian

 Sedangkan “wawasan” mengandung arti:


cara pandang. Namun dimaksudkan adalah
cara pandang secara pikiran (cara melihat,
menganalisis dan memahami sesuatu
masalah).
 Perkataan wawasan Nusantara berasal dari dua
suku kata, yakni “Wawasan” (berasal dari bahasa
Jawa) dari akar kata “wawas” yang berarti :
pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap
indrawi .
Nusantara berasal dari kata :

 “nusa” yang artinya negara kepulauan


(archipelago state), suatu kesatuan wilayah laut
yang ditaburi oleh gugusan pulau-pulau

 “antara” yang artinya pembatas.

Dengan demikian, Nusantara dapat diartikan


dengan suatu negara kepulauan yg terletak
(dibatasi) antara/oleh dua benua besar, yakni
benua Asia dan Australia dan dua samudra,
yakni s. Hindia dan Pasifik.
Apa konsekuensi dari letak wilayah RI
pada posisi silang dunia?

Konsekuensi logisnya adalah menyebabkan


bangsa Indonesia menjadi bangsa yang heterogen
(majemuk), baik secara agama, suku, bahasa, budaya
daerah, dll.

Karena itu, kemajemukan (pluralisme) bangsa


Indonesia haruslah dipandang sebagai suatu realita
alamiah yang merupakan anugrah Allah SWT yang
perlu disyukuri dan dihadapi dengan sikap yang bijak
dan benar
Secara terminologi

Wawasan nusantara adalah cara pandang


bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
sesuai ideologi nasionalnya yaitu pancasila dan UUD
1945, sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat ditengah-tengah
lingkungannya yang menjiwai tindak kebijaksanaan
dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa.
Hakekat Wawasan Nusantara

Berkaitan dengan upaya bangsa Indonesia dalam


mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya sebagaimana yang
terdapat dalam pembukaan UUD 1945
Cita-cita nasional Indonesia (alinea 2 pembukaan UUD
1945), yaitu mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu,berdaulat, adil dan makmur.
Tujuan nasional (alinea ke 4 Pemb. UUD 1945), yakni
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut mewujudkan perdamaian dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Peta Dunia
Faktor-faktor yang berpengaruh:

Setidaknya ada 3 faktor penting yang dapat


mempengaruhi upaya bangsa Indonesia
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya :

a. faktor geografis negara :luas wilayah RI 8,5 jt


km2, terdiri atas ribuan pulau dan dikelilingi oleh
lautan dan benua-benua (faktor ini berpotensi
jadi modal tapi dapat pula menjadi ancaman),
b. faktor manusia : penduduknya 240 juta terdiri
dari bermacam-macam suku bangsa yang adat
istiadat/agamanya berbeda-beda,

c. faktor lingkungan : wilayah Indonesia dikelilingi


oleh lautan (perairan yang luas) yang dapat
menjadi titik rawan terutama ditinjau dari aspek
sosial budaya dan hankam.
Sehubungan dengan kondisi sebagaimana
digambarkan di atas, maka bangsa Indonesia harus
memiliki suatu wawasan yang tegas disebut dengan
Wawasan Nusantara yang dapat dijadikan sebagai
landasan dan pedoman dalam mewujudkan cita-cita
dan tujuan masionalnya.

Berdasarkan uraian dapat ditegaskan bahwa


pada dasarnya Wawasan Nusantara merupakan
perwujudan dari Pancasila yang mengandung arti
suatu kesatuan yang bulat dan utuh dan faham
keseimbangan.
Tujuan Wawasan Nusantara :

Dapat dibedakan sbb:

A. Ke dalam : untuk mewujudkan kesatuan dan


keutuhan (integrasi) dalam semua aspek
kehidupan bangsa dan negara, baik itu dalam
aspek alamiah begitu juga dalam Aspek sosial.

Aspek alamiah mencakup(tri gatra):

1) Gatra (aspek) geografis (posisi wilayah)

2) gatra keadaan dan kekayaan alam

3) gatra keadaan dan kemampuan penduduk


Aspek sosial , yang mencakup (panca gatra):

1) Gatra ideologi

2) Gatra politik

3) Gatra ekonomi

4) Gatra sosial budaya, dan

5) Gatra hankam.

B. Tujuan keluar : turut serta mewujudkan


kebahagiaan, ketertiban dan perdamaian bagi
seluruh umat manusia.
Wawasan Nusantara dalam Peraturan
Per-Undangundangan RI

Jiwa dan semangat (spirit) Wawasan


Nusantara sesungguhnya telah dimiliki bangsa
Indonesia sejak dahulu kala (Sumpah Palapa,
“Bersatu teguh, Bercerai runtuh”).

Tentu saja saat itu belum dirumuskan dan


belum dimuat dalam peraturan per-undang-
undangan RI.
Sejak kapan konsep Wawasan Nusantara
mulai dirumuskan?
Konsep Wawasan Nusantara mulai dirumuskan
dan dimuat dalam peraturan perundang-undangan RI
sejak tahun 1973, yakni dengan dimuatnya dalam
GBHN saat itu.

Dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yo TAP MPR


No. II/MPR/1983, yo TAP MPR No, II/MPR 1988, yo
TAP MPR No. No. II/MPR No. 1993, yo TAP MPR No.
II/MPR 1998 ditegaskan bahwa Wawasan dalam
mencapai tujuan pembangunan nasional adalah
Wawasan Nusantara.
Wawasan dlm pembangunan nasional adalah
Wawasan Nusantara, yang mencakup sbb :

1. Perwujudan Kepulauan Wawasan Nusantara


sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :
menginginkan terwujudnya integrasi
(kesatuan/keadilan) politik.

2. Perwujudan Kepulauan Wawasan Nusantara


sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti :
menginginkan terwujudnya integrasi
(kesatuan/keadilan) ekonomi.
3. Perwujudan Kepulauan wawasan Nusantara sebagai satu
kesatuan sosial budaya, dalam arti :menginginkan
terwujudnya kesatuan integrasi (kesatuan/keadilan) di
bidang sosbud.

4. Perwujudan Kepuluan Wawasan Nusantara sebagai satu


kesatuan hankam, dalam arti : menginginkan terwujudnya
integrasi di bidang hankam.

Dengan dimuatnya rumusan Wawasan Nusantara dalam


GBHN, maka berati sejak 1973 tersebut, konsep rumusan dan
subtansi Wawasan Nusantara telah menjadi bagian dari hukum
positif di Indonesia yang mengikat baik pemerintah begitu juga
segenap rakyat Indonesia.
A. Dasar pemikiran geografis dan geostrategis.

1. Dasar geografis

Secara geografis (keadaan wilayah), Indonesia


merupakan negara terbesar di Asia Tenggara, bahkan
secara demografis merupakan negara dengan junlah
pendduk terbesar nomor 4 di dunia saat ini.
Sedangkan hal-hal lain dari aspek geografis ini dapat
dijelaskan sbb :

a. panjang wilayah mencakup 1/8 khatulistiwa

b. Jumlah penduduk saat ini mendekati angka


240 jt jiwa.
c. Jumlah pulau 13.667 pulau

d. Luas lautan merupakan 2/3 dari seluruh


wilayah

e. Tanahnya mengandung sumber kekayaan alam


yang melimpah yang umumnya masih potensial,
diantaranya merupakan bahan-bahan vital dan
strategis

f. Penduduknya cukup padat (sekitar 240 jt jiwa)


dengan distribusi yang belum merata.
2. Dasar geostrategis

 Geo = wilayah. Strategis= strategi hankam. Dengan


demikian Geo Strategi dimaksudkan: strategi hankam
suatu negara yang disesuaikan dengan kondisi wilayah
negara ybs.

 Geostrategi(strategi hankam) Indoneia disesuaikan


dengan kondisi wilayah RI yang terletak pada posisi
silang dunia yang di satu pihak memberikan pengaruh
menguntungkan, tetapi dapat pula mengundang
ancaman. Namun dalam merancang strategi hankam
negara, kita tentu lebih fokus pada sisi negatif dari
letak wilayah tersebut.
Dilihat lebih jauh, ternyata letak wilayah RI pada
posisi silang dunia tidak hanya mengenai aspek
geografis saja, melainkan juga mengenai aspek-aspek
sosial lainnya,yakni:
a. Demografis (kependudukan): antara negara
dengan penduduk padat di utara (RRC) dan negara
dengan penduduk lengang di selatan (Australia).
b. Ideologis : antara negara dengan ideologi Komunis
di utara dan liberal di selatan.
d. Politik : antara demokrasi rakyat di utara dengan
demokrasi liberal di selatan. Budaya : dengan
budaya timur di utara (Budha/Konghuchu) dan
budaya barat di selatan.
e. Hankam : antara sistem pertahnan kontinental di
utara dengan sistem pertahanan maritim di
selatan.
Posisi Indonesia seperti digambarkan di atas,
memaksa Indonesia untuk memilih salah satu dari
dua pilihan :

1. membiarkan dirinya terus menerus terombang


ambing oleh pengaruh rivalitas dua kekuatan
besar (utara-selatan)

2. Turut serta mengatur lalu lintas pengaruh


lingkungan dengan berperan sebagai subjek.
Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945
yang mengharuskan Indonesia menganut sistem
polugri bebas aktif, maka Indonesia harus
mengambil pilihan kedua (berperan sebagai subjek).

Namun untuk dapat berperan sebagai subjek,


Indonesia harus kuat dan hal itu menuntutnya untuk
mampu mengubah pengaruh dan kekuatan dari luar
menjadi kekuatan nasional yang dikendalikan
sebagai kekuatan sentrifugal.
2. Dasar pemikiran historis dan yuridis
formal
Historis dan yuridis formal: berarti dasar
pemikiran dilihat dari sejarah (historis) dan
peraturan perundang-undangan (yuridis formal)
yang pernah berlaku di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka 17-8-1945,
ternyata UUD-1945 tidak secara tegas mengatur
tentang batas wilyayah RI sebagaimana yang
diharuskan oleh Hukum Internasional (Konvensi
Montevideo, 1933).
Karena itu, berdasarkan ketentuan pasal
aturan peralihan, di Indonesia otomatis berlaku
peraturan yang telah ada sebelumnya, yakni
Ordonansi Belanda tahun 1939 yang menegaskan
bahwa batas wilayah Hindia Belanda adalah 3 mil
(laut) dari pantai diukur waktu pasang surut.
Dasar Pemikiran historis...

 Penggunaan aturan kolonial tsb jelas sangat


merugikan kepentingan nasional Indonesia,
karena menyebabkan wil.RI antara satu
pulau dgn pulau lain dibatasi oleh laut
bebas, krn Ordonansi 1939 menganut azas
pulau demi pulau

Krn itu, Tgl. 13 Desember 1957 Pem. RI


mengeluarkan peratutan pemerintah yg
dikenal dgn Deklarasi Djuanda 1957yang
menerapkan asas Nusantara.
Deklarasi Djuanda

 Deklarasi Djuanda menegaskan bahwa batas


wil. RI adalah 12 mil (laut) dari garis dasar
yg menghubungkan titik-titik ujung terluar
dari pulau-pulau Indonesia terluar (pulau yg
terletak paling pinggir).

Berdasarkan aturan ini, maka laut bebas


diantara pulau-pulau sbg akibat dari
penggunaan Ordonansi 1939 dgn sendirinya
batal.
Landas Kontinen

 Tahun 1969, Pemerintah RI mengeluarkan


pengumuman ttg. Landas Kontinen Indonesia yg
isinya antara lain; Menegaskan bahwa dasar laut
dan tanah di bawahnya di luar perairan RI
sampai dgn kedalaman 200 meter adalah hak
milik ekslusif negara RI. Tuntutan melalui
pengumuman ttg. Landas Kontinen ini di
samping merupakan pelaksanaan dari pasal. 31
ayat (3) UUD-1945 juga merupakan respon thd.
perkembangan kemajuan tekonologi saat itu,
terutama teknologi eksplorasi minyak lepas
pantai.
ZEE ……

Selanjutnya tahun 1980, pemerintah RI kembali


mengeluarkan peraturan tentang batas wilayah RI yang
dikenal dengan Peraturan tentang Zona Ekonomi
Ekslusif Indonesia

ZEE yang isinya menegaskan bahwa: wilayah laut


selebar 200 mil dari garis garis dasar merupakan hak
milik Indonesia ekslusif (khusus) secara ekonomi.

Berdasarkan aturan ZEE ini, maka luas wilayah


laut Indonesia terutama ke arah laut bebas bertambah
secara signifikan.
3 .Dasar Pemikiran Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional diartikan dengan: nilai-


nilai (material dan inmaterial) yang dipandang
berharga (terbaik) oleh suatu bangsa dan karena itu
mereka ingin mempertahankannya.
Bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kondisi
masyarakatnya yang sangat heterogen, maka
kepentingan nasionalnya yang paling utama adalah
mempertahankan kelangsungan hidup (survival)
NKRI.
Kepentingan nasional lainnya yang sifatnya
relatif dinamis adalah menjaga kesinambungan
pelaksanaan pembangunan nasional dalam
pengertian yang seluas-luasnya.
Implementasi Wawasan Nusantara

Sebagai cara pandang dan visi nasional bangsa Indonesia,


maka Wawasan Nusantara harus dijadikan arahan, acuan dan
tuntunan bagi setiap individu bangsa dan pemerintah Indonesia
terutama dalam pelaksanaan pembangunan nasional di segala
bidang serta dalam menjaga NKRI.

Secara ringkas, implementasi Wawasan Nusantara adalah


bagaimana setiap gerak pembangunan di Indonesia harus selalu
berorientasi pada kepentingan rakyat dan pada upaya integrasi
wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh yang pelaksanaannya
per bidang dapat dijelaskan sbb :
 Dalam bidang politik, berorientasi pada upaya
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
sehat dan dinamis yang perwujdannya nampak dalam
wujud pemerimtahan yang kuat dan legitimet sebagai
penjelmaan dari kedaulatan rakyat

 Dalam bidang ekonomi, diorientasikan pada upaya


menciptakan integrasi ekonomi nasional yang
perwujudannya nampak pada terjaminnya
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan rakyat
secara adil dan merata.
 Dalam bidang sosial budaya, diorientasikan pada
upaya membangun sikap batiniah dan lahiriah yang
mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk
perbedaabn sebagai kenyataan hidup sekaligus kurnia
Allah SWT yang pada gilirannya akan tercipta suasana
kehidupan bangsa yang harmonis, rukun dan bersatu
dalam keberagaman yang dinamis.

 Dalam bidang hankam, diorientasikan pada upaya


menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan
bangsa, yang pada gilirannya akan membentuk sikap
bela negara pada setiap bangsa Indonesia dalam arti
yang seluas-luasnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai