Anda di halaman 1dari 12

WAWASAN NUSANTARA Dosen: Junaidi Idrus, S. Ag., M. Hum.

disusun oleh: 1. Hendy Yefri Aditya 2. S. Nofan Maulana R. 3. Laura Saragih 4. Noormalita Sari Dewi 5. Desy Nita Niarja 6. Nurhapsoro T. 7. Rizkabella Ramadhona 08.11.1875 08.11.1892 08.11.1896 08.11.1911 08.11.1916 08.11.1925 08.11.1943

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Wawasan Nusantara
Wawasan Indonesia yang disebut wawasan nusantara dengan rumusan pengertian yang sampai saat ini berkembang sebagai berikut: 1. Berdasarkan ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. 2. Menurut Prof. DR. Wan Usman (Ketua Program S2 PKN-UI) Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam. 3. Menurut kelompok kerja wawasan nusantara Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan

lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Banyak yang menjadi dasar pemikiran tentang wawasan nusantara, adapun dasar pemikiran yang utama ada tiga hal yaitu : 1. Dasar pemikiran geografis dan geostrategis. 2. Dasar pemikiran historis dan yuridis. 3. Dasar pemikiran kepentingan nasional.

1.

Geografis dan Geostrategis a. Keadaan geografis Keadaan wilayah (geografis) dan penduduk (demografi) Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara merupakan negara kepulauan, terdiri dari 13.557 pulau maupun gugusan pulau besar dan kecil, dengan 6.044 di antaranya memakai nama. Kepulauan Indonesia bertebaran sebelah membelah khatulistiwa. Dengan ketentuan : 1. Panjang wilayah mencakup 1/8 khatulistiwa. 2. Letak Jarak terjauh utara-selatan 1.888 km. Jarak terjauh barat-timur 5.110 km. 3. Terletak di antara 60 lintang utara 110 lintang selatan dan di antara 950 140 bujur timur . 4. Jumlah luas keseluruhan daratan pulau pulau yang terpenting 1.849.731 km2. 5. Luas lautan 2/3 dari seluruh wilayah. 6. Persebaran penduduk tidak merata, ada daerah yang padat (Jawa, Madura dan Bali) dan ada pula yang sangat jarang (Papua).

Kepulauan

Indonesia

yang

terletak

sebelah

menyebelah

khatulistiwa ini. Wilayah bagian barat adalah daratan lebih menonjol sedangkan di bagian timur lautan yang lebih dominan. b. Geostrategi Indonesia Keadaan dan letak Indonesia pada posisi silang memberikan pengaruh terhadap segenap kehidupan bangsa Indonesia. Geostrategi yang berlandaskan ajaran Pancasila dapat dirumuskan sebagai berikut: Geostrategi adalah kebijakan pelaksanaan dalam menentukan tujuan dan sarana-sarana serta cara penggunaan sarana-sarana tersebut guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis negara. Posisi silang negara Indonesia sebagai landasan geopolitik dan geostrategi Indonesia jika diteliti lebih jauh, tidak hanya mengenal segi fisik-geografisnya saja, melainkan posisi silang juga mengenal aspekaspek kehidupan sosial,antara lain: 1. Demografi (kependudukan): Antara daerah yag berpenduduk padat di utara dan daerah yang berpenduduk jarang di selatan. 2. Ideologi: Antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan. 3. Politik: Antara demokrasi rakyat utara dan (Asia daratan bagian utara) dan demokrasi parlementer di eselatan. 4. Ekonomi: Antara sistem ekonomi terpusat di utara dan sistem ekonomi liberal di selatan.

5. Sosial: Antara komunisme/sosialisme (komune) di utara dan individualisme di selatan. 6. Budaya: Antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan. 7. Hankam: Antara sistem pertahanan kontinental (kekuatan darat) di utara dan sistem pertahanan maritim di barat , selatan dan timur. 2. Historis dan Yuridis Formal Dasar pemikiran secara historis dan yuridis dalam perkembangan wawasan nusantara pada dasarnya ada dua bagian, pertama tentang proses gagasan wawasan nusantara, dan yang kedua tentang hukum laut sebagai sebagai aspek wawasan nusantara. Dalam uraian historis dan yuridis dua bagian tersebut tidak dipisahkan akan tetapi merpakan kesatuan. Gagasan wawasan nusantara berpangkal tolak dari pengertian Archipelago yang menurut Hukum Internasional berarti lautan prinsip, negara kepulauan, yang kemudian dikaitkan dengan cita-cita proklamasi, filsafat bangsa dan negara Indonesia, dan kepentingan-kepentingan nasional, dan terutama sekali berlandaskan pada pokok pikiran pertama dalam UndangUndang Dasar 1945, yaitu negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah daran Indonesia dengan berdasar atas persatuan, yang akhirnya timbul menjadi gagasan wawasan nusantara.

Dalam rangka mendalami, menghayati, dan mengamalkan gagasan wawasan nusantara maka perlu dipahami terlebih dahulu tentang pengertian kenusantaraan. Pengertian kenusantaraan (Archipelago) sesuai asas-asasnya, dapat dipahami juga bahwa nusantara atau negara kepulauan ialah: a. Suatu kesatuan utuh wilayah, yang batas-batasnya ditentukan dan di dalamnya terdapat pulau-pulau serta gugusan pulau-pulau. Atau sering juga dirumuskan: b. Gugusan pulau-pulau dengan perairan di antaranya sebagai kesatuan utuh, dengan unsur air sebagai penghubungnya. 3. Kepentingan Nasional Wawasan nusantara dalam tujuannya akan merupakan sebagai suatu gejala sosial yang bergerak untuk menyelenggarakan dan menjamin kelangsungan hidup seluruh bangsa dan negara Indonesia atau dengan kata lain menyelengarakan dan menjamin kepentingan nasional. Membahas tentang kepentingan nasional berarti mengenal serta memperhatikan segala apa yang menjadi syarat dan persyarat yang diperlukan untuk dapat mewujudkan tuuan nasional. Dengan demikian kepentingan nasional merupakan suatu sarana untuk menentukan prasyarat yang diperlukan guna mencapai tujuan nasional. Dapat juga dinyatakan secara singkat kepentingan nasional adalah sarana untuk mewujudkan tujuan nasional. Dengan dasar pemikiran kepentingan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional demi kelangsungan didup bangsa maka mutlak perlu disusun

dan dikembangkan konsep wawasan nusantara sebagai cara pandang yang utuh, berlandaskan pancasila dan juga sebagai wawasan tujuan pembangunan.

Latar Belakang Wawasan Nusantara Wawasan nusantara sebagai fenomena atau gejala sosial harus dilihat sebagai gejala dinamik yang selau mengusahakan persatuan dan kesatuan. Persatuan merupakan suatu proses yaitu usaha ke arah bersatu untuk menjadikan keseluruhan arah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Wawasan nusantara selalu dapat berkembang terus yang konsisten dan relevan, dengan berdasarkan pada tiga unsur utama yang merupakan unsur dasar yaitu : unsur wadah, unsur isi dan tata laku. 1. Unsur Wadah Unsur wadah ini diperinci lebih lanjut meliputi tiga unsur yaitu : a. Batas ruang lingkup atau bentuk wujud Batas ruang lingkup atau bentuk wujud pada dasarnya telah dalam asas archipelago atau asas nusantara, yang kemudian diuraikan lebih lanjut bahwa wawasan nusantara ini mewujudkan diri dalam bentuk nusantara dan posisi silang yang menunggal utuh menyeluruh. b. Tata susunan pokok atau tata inti organisasi Sarana untuk mengetahui tata sususan pokok atau tata inti organisasi sesuatu negara ialah dengan memahami isi yang terkandung dalam Undang-undang Dasarnya. Tata inti organisasi

negara Indonesia adalah tercantum dalam UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan

pemerintahan negara, sistem pemerintahan dan sistem perwakilan. c. Tata susunan perlengkapan atau tata kelengkapan inti organisasi Disamping tata inti organisasi, agar tujuan nasional dapat tercapai dengan tertb dan mantabsesuai dengan yang dicita-citakan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, maka diperlukan suatu tata susunan pelengkap atau tata kelengkapan organisasi, antara lain: aparatur negara, kesadaran politik masyarakat, media pers, dan paertisipasi rakyat. 2. Unsur isi Unsur dasar ini merupakan salah satu unsur yang membentuk konsepsi dasar wawasan nusantara, disamping juga unsur wadah. Usur isi terdiri dari tiga sub unsur : a. Cita cita. Cita cita wawasan nusantara yang pertama adalah sesuai yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1925 alinea kedua, yaitu dalam Negara Indonesia yang medeka harus diisi dengan : bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Tiga hal ini merupakan cita-cita untuk mengisi kemerdekaan yaitu dengan modal bersatu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur harus berdaulat.

Tujuan wawasan nusantara sehubungan dengan kesatuan bangsa yang utama adalah untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian dinamik di dalam segenap aspek kehudupan nasional, baik di dalam aspek alamiah maupun di dalam aspek sosialnya. b. Sifat dan ciri-ciri Sifat Keserasian dan keseimbangan yang dinamik dalam segenap aspek kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial, segenap aspek kehidupan sosial ini selalu menuntut untuk dimanunggalkan secara selaras dan seimbang sesuai dengan maksa bhinneka tunggal ika. Ciri ciri Ciri utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia merupakan unsur dasar kesatuan aspek alamiah dan aspek sosial sehingga terpisahkan. c. Cara kerja Cara kerja wawasan nusantara berpedoman pada pancasila sebagai alsioma kehidupan yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. merupakan satu kesatuan yang tidak

Pedoman Pancasila Pancasila sebagi pedoman dalam hidup berbangsa dan bernegara merupakan kristalisasi nilai nilai luhur yang diyakini kebenarannya diwujudan dalam tata pergaulan hidup yang mampu menggugah motivasi dan mengarahkan kehidupan yang dicita-citakan bersama. Dalam kehidupan kenegaraan, pancasila sebagai aksioma kehidupan dipancarkan ke empat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 yang kemudian dijelmakan dalam pasal pasal UUD 1945. 3. Tata Laku Unsur tata laku wawasan nusantara merupakan konsepsi pelaksana yang dapat dibedakan menjadi dua undur dasar, yaitu tata laku batiniah dan tata laku lahiriah. Dua tata laku ini hanya dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan, yang pelaksanakannya merupakan satu kesatuan yang saling memperngaruhi.

Tata Laku Batiniah Tata laku batiniah tumbuh dan terbentuk karena kondisi dalam proses pertumbuhan hidup yang dipengaruhi keyakinan pada suatu agama termasuk tuntutan budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan cita cita moral rakyat yang luhur, ysng memungkinkan berlansungnya kebiasaan hidup, serta dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan yang kemudian terwujud sebagai landasan filsafat dan sikap mental bangsa.

Landasan filsafat dan sikap mental bangsa adalah sebagai jiwa dalam mewujudkan nusantara yang utuh menyeluruh sebagai jiwa tindakan bangsa dalam benegara dan bermasyarakat.

Tata laku lahiriah Tata laku lahiriah dituangkan dalam suatu pola tata laksana yang terperinci lagi menjadi sub unsur dasar : tata perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata pengawasan. Tata laku ini berupa penerapan UUD 1945 dalam wawasan nusantara yang melahirkan ketahanan nasional yang tangguh.

4. Ikhtisar Unsur Dasar Secara singkat penerapan dari ketiga unsur dasar wawasan nusantara dapat dikemukakan ebagai berikut: a. Wawasan nusantara dalam wujud dan wadanya sebagai suatu wawasan nasional adalah perumusan isi Republik Indonesia dalam wadahnya yang berupa suatu negara kepulauan yang sejak dahulu kala merupakan kesatuan. b. Ajaran wawasan nusantara adalah wujud dan isi kepribadian bangsa yang hendak mewujudkan diri dalam lingkungan alam Indonesia yang serba nusantara menurut cara cara Indonesia di dalam ruang hidup yang serba nusantara.

Daftar Pustaka

Ms Bakry, Noor. 1996. Ikhtisar Pendidikan Kewiraan. Yogyakarta: Liberty. S. Sumarsono, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai