Anda di halaman 1dari 19

Nama : Zaki Nayandra Rahman

Kelas : X MIPA 1
No. Urut : 36

PETA KONSEP A
● Pengertian Wawasan Nusantara
1. Secara Etimologis
Wawasan Nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan
berasal dari kata `wawas’ (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau
penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata `mawas’ yang berarti
memandang, meninjau atau melihat. Wawasan berarti cara pandang, cara
meninjau atau cara melihat. Sedangkan Nusantara berasal dari kata `nusa’
yang berarti pulau-pulau, dan `antara’ yang berarti diapit di antara dua hal
(dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudra yakni
samudera Pasifik dan samudera Hindia).
2. Secara Terminologis
Secara terminologis, wawasan nusantara terdiri dari beberapa pendapat
menurut para ahli yang diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Menurut Prof. Wan Usman.
Menyatakan bahwa wawasan nusantara adalahcara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam.
b. Menurut GBHN 1998.
Menyatakan bahwa, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Menurut Kelompok Kerja Wawasan Nusantara.
Menyatakan bahwa wawasan nusantara, yaitu cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasayrakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
● Hakikat Wawasan Nusantara
1. Latar belakang Wawasan Nusantara
Latar belakang lahirnya Wawasan Nusantara dipengaruhi oleh banyak hal,
salah satunya adalah Filsafat Pancasila. Nilai-nilai pancasila yang mendasari
perkembangan Wawasan Nusantara adalah :
- Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberikan kesempatan untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing
- Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas individu dan kelompok
- Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat Selain itu,
aspek kewilayahan merupakan fenomena yang perlu diperhatikan, karena
Indonesia kaya akan berbagai Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
Aspek budaya yang kaya juga menjadi salah satu latar belakang pemahaman
Wawasan Nusantara. Yang terakhir adalah aspek sejarah. Hal ini disebabkan
Indonesia yang diwarnai oleh pengalaman sejarah zaman prasejarah, jaman
dahulu, kolonialisme, dan kemerdekaan.

2. Konsep Wawasa Nusantara


Secara historis, Indonesia pernah mengalami penjajahan oleh sejumlah bangsa
asing. Salah satu cara yang digunakan penjajah untuk menguasai Nusantara
adalah politik devide et impera, yang lantas memicu konflik sesama bangsa.
Sejarah panjang Nusantara memperlihatkan bahwa perpecahan wilayah pada
akhirnya justru merugikan bangsa Indonesia sendiri. Oleh karenanya muncul
suatu kebutuhan ‘persatuan’, yang lantas digunakan sebagai konsep Wawasan
Nusantara untuk menyatukan cara pandang nasional. Pasca kemerdekaan,
tepatnya pada 13 Desember 1957 lahirlah Deklarasi Djuanda yang mengusung
konsep Wawasan Nusantara. Usaha untuk memperjuangkan konsep Wawasan
Nusantara ditempuh melalui forum regional dan internasional. Hingga pada
akhirnya konsep tersebut diterima secara konsensus oleh seluruh bangsa di
dunia lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mengutip laman 
kemdikbud.go.id , konsep Wawasan Nusantara kemudian juga dipakai sebagai
hukum internasional baru yang tercantum dalam United Nations Convention
on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982. Dengan demikian menurut Hasim DJalal,
laut tidak boleh lagi dianggap sebagai pemisah antara pulau atau wilayah di
Indonesia, melainkan media yang menyatukan pulau dan wilayah Indonesia
(Djalal 2007:4). Sementara secara aspek geografis, UUD 1945 pasal 25A
menjelaskan bahwa: “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah
negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang".

3. Landasan Wawasan Nusantara


Landasan wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifiskasinya sebagai berikut:
1. Landasan Idiil
Pancasila sebagai faslafah ideologi bangsa dan dasar negara. Berkedudukan
sebagailandasan idiil darpada wawasan nusantara. Karena pada hakikatnya
wawasan nusantara merupakan perwujudan dari pancasila. Pancasila
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh serta mengandung paham
keseimbangan, keselarasan, dan keseimbangan. Maka wawasan nusantara
mengarah kepada terwujudnya kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
2.  Landasan Konstitusional
UUD 1945 yang merupakan landasan konstitusi dasar negara, yang menjadi
pedoman pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik (Pasal 1 UUD 1945) yang kekuasaan
tertingginya ada pada rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
3.  Landasan Visional.
Landasan visional atau tujuan nasional wawasan nusantara sebagai wawasan
nasional bangsa indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh rakyat dengan tujuan agar tidak terjadi penyesalan dan penyimpangan
dalam rangka mencapai dan mewujudkan cita-cita dan dan tujuan nasional
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu :
– Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
– Memajukan kesejahteraan umum
– Mencerdaskan kehidupan bangsa
– Ikut melaksanakan ketertiban dunia
4.   Landasan Konsepsional
Ketahanan nasional, yaitu merupakan kondisi dinamis yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kemampuan
sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
Dalam upaya mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia
mengahadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (HTAG).
Agar dapat mengatasinya, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan,
keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
5.  Landasan Operasional.
GBHN adalah sebagi landasan wawasan operasional dalam wawasan
nusantara, yang dikukuhkan MPR dalam ketetapan Nomor : IV/MPR/1973 pada
tanggal 22 Maret 1973.
4. Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Unsur-unsur yang berkaitan atas terbentuknya Wawasan Nusantara sebagai
berikut:
1.    Wadah (Contour)
    Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan
kekayaan alam dan penduduk serta keanekaragaman budaya. Bangsa
Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai
kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik dan wadah dalam
kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud
infrastruktur politik.
2.    Isi (Content)
Isi (content) adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita
cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk
mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan
tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu
menciptakan persatuan dan kesatuan dalam ke- bhineka-an dalam kehidupan
nasional yang berupa politik, ekonomi, social, dan budaya serta hankam. Isi
menyangkut dua hal, pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan
bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional
persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka-an yang meliputi
semua aspek kehidupan nasional.
3.    Tata laku (conduct)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari :
•    Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia.
•    Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan, perbuatan dan perilaku
dari bangsa Indonesia. Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati
diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang
memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga
menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan
nasional.
5. Implementasi Wawasan Nusantara
Berikut implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
- Dalam kehidupan politik
Dalam kehidupan politik, setiap warga negara harus berperan dalam
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal ini
dapat membentuk pemerintahan yang kuat sebagai perwujudan kedaulatan
rakyat.
- Dalam kehidupan ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, setiap warga negara harus menciptakan sistem
yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan
rakyat secara adil. Wawasan nusantara yang diimplementasikan secara utuh
akan tercermin dalam tanggung jawab mengelola dan melestarikan sumber
daya alam demi pemenuhan kebutuhan masyarakat.
- Dalam kehidupan sosial budaya
Dalam kehidupan sosial budaya, setiap warga negara harus menunjukkan
keikhlasan sikap dan tindakan dalam menerima berbagai perbedaan yang ada
di Indonesia. Penerapan ini akan menciptakan masyarakat yang rukun dan
bersatu. Konflik berbau suku, agama, asal daerah, dan golongan pun dapat
dihindari.
- Dalam kehidupan pertahanan dan keamanan
Dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, setiap warga negara harus
menumbuhkan rasa cinta bangsa dan tanah air. Hal ini dapat berimplikasi pada
munculnya kesadaran dan sikap bela negara rakyat Indonesia. Inilah yang
kemudian menjadi modal utama dalam menggerakkan partisipasi masyarakat
dalam upaya pertahanan negara dari bebagai ancaman.
6. Keberhasilan Implementasi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara perlu menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap
dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, dan menangani
permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
beroriantasi kepada kepentingan rakyat dan keutuhan wilayah tanah air.
Wawasan Nusantara juga perlu diimplementasikan dalam kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta dalam upaya
menghadapi tantangan – tantangan dewasa ini. Karena itu, setiap warga
negara Indonesia perlu memiliki kesadaran untuk :
1. Mengerti, memahami, dan menghayati hak dan kewajiban warga negara
serta Hubungan warga negara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa
Indonesia yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan
Wawasan Nusantara.
2. Mengerti, memahami, dan menghayati bahwa di dalam menyelenggarakan
kehidupannya negara memerlukan Konsepsi Wawasan Nusantara, sehingga
sadar sebagai warga negara yang memiliki Wawasan Nusantara guna mencapai
cita – cita dan tujuan nasional. Untuk mengetuk hati nurani setiap warga
negara Indonesia agar sadar bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
diperlukan pendekatan dengan program yang teratur, terjadwal, dan terarah.
Hal ini akan mewujudkan keberhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara.
Dengan demikian Wawasan Nusantara terimplementasi dalam kehidupan
nasional guna mewujudkan Ketahanan Nasional.
● Asas Wawasan Nusantara
1. Kepentingan yang sama
Ketika masih dijajah oleh pihak kolonial Belanda, kepentingan bersama bangsa
Indonesia adalah menghadapi para penjajah demi memperoleh kemerdekaan
dan kebebasan. Untuk saat ini, bangsa Indonesia tidak lagi menghadapi
penjajahan fisik, masalah yang dihadapi saat ini lebih mengarah pada adu
domba untuk memecah belah bangsa. Meskipun bentuk masalahnya berbeda,
kepentingan bangsa Indonesia tetap sama, yaitu berusaha mengatasi masalah
tersebut demi memperoleh rasa aman dan menjaga keutuhan bangsa
Indonesia.
2. Keadilan
Asas keadilan merujuk pada kesesuaian pembagian hasil (kekayaan Indonesia)
dengan adil, baik itu untuk perorangan, golongan, kelompok, maupun daerah.
3. Kejujuran
Asas kejujuran merujuk pada keberanian berpikir, berkata, dan bertindak
sesuai dengan realitas dan ketentuan yang berlaku.
4. Solidaritas
Asas solidaritas merujuk pada kegiatan berupa kerja sama, mau memberi, dan
berkorban bagi orang lain tanpa harus meninggalkan ciri dan karakter budaya
masing-masing.
5. Kerja sama
Asas kerja sama berhubungan dengan adanya koordinasi dan saling pengertian
yang didasarkan atas kesetaraan kerja kelompok, baik itu kelompok kecil
maupun besar sehingga tercipta sinergi yang lebih baik.
6. Kesetiaan
Dalam buku Kewarganegaraan & Masyarakat Madani (2019) karya Heri
Herdiawanto dan kawan-kawan, dijelaskan bahwa asas kesetiaan berhubungan
dengan kesetiaan terhadap kesepakatan bersama tentang bangsa Indonesia.
Kesepakatan bersama tersebut meliputi kesepakatan yang mulai dirintis dari
Budi Oetomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan terhadap kesepakatan ini sangat
penting dan akan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan
dalam kebinekaan. Apabila kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan
dan kesatuan akan hancur berantakan.
PETA KONSEP B
● Kedudukan Wawasan Nusantara
1. Pancasila
Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa dan dasar negara, jadi Pancasila
memiliki kedudukan sebagai landasan idiil. Filsafat berasal dari kata Yunani,
yaitu filosofia yang secara harfiah berarti cinta dan hikmat, merupakan kajian
masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi,
pengetahuan, nilai, akal, pikiran dan bahasa, maka Pancasila sering disebut
sebagai filsafat atau filosofi bangsa. Ideologi adalah suatu ide atau gagasan,
dapat disebut juga sebagai visi yang komprehensif sebagai cara memandang.
Tujuan utama dibalik ideologi, yaitu menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran yang normatif. Maka dari itu, Pancasila disini berkedudukan sebagai
landasan idiil bangsa Indonesia.
2. UUD 1945
Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara, menjelaskan bahwa
UUD dalam suatu negara adalah sebuah norma dari suatu sistem politik dan
hukum bentukan. Pada sistem pemerintahan negara, biasanya dituangkan
sebagai dokumen tertulis.
3. Visi Nasional Atau Geopolotik
Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi nasional atau disebut sebagai
geopolitik Indonesia, memiliki pandangan atau wawasan yang jauh kedepan,
demi tercapainya cita-cita dan tujuan nasional. Secara luas, hal ini mengacu
pada hubungan antara politik dan teritori dalam lingkup skala lokal maupun
internasional. Maka wawasan nusantara merupakan landasan visional,
sekaligus sebagai landasan konsepsional.
4. Geostrategi
Ketahanan nasional merupakan geostrategi atau konsepsi bangsa dan negara
Indonesia. Geostrategi disini merujuk pada suatu kebijakan luar negeri yang
dipandu oleh faktor geografi. Faktor tersebut dapat menjadi pelengkap,
penghambat atau memberi pengaruh terhadap perencanaan politik dan
militer. Disini ketahanan nasional memiliki kedudukan sebagai landasan
operasional.
5. Kebijasanaan Dasar Bangsa
Politik serta strategi nasional berkedudukan sebagai kebijaksanaan dasar
bangsa dan negara Indonesia dalam pembangunan nasional. Politik secara
harfiah memiliki arti dari, untuk, atau segala hal yang berkaitan dengan warga
negara, merupakan proses pembentukan serta pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang diwujudkan dalam proses pembuatan keputusan, terutama
yang berkaitan dengan negara. Politik merupakan suatu seni dan bentuk
keilmuan untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.
● Fungsi Wawasan Nusantara
1. Sebagai Konsep Pertahanan Dan Keamanan
Sebagai bangsa yang mencintai tanah airnya, rakyat Indonesia dari berbagai
eleman sudah seharusnya mampu membentengi bangsa dan negara ini dari
segala bentuk ancaman yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan
bangsa. Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan akan
membentuk budaya yang secara alami siap untuk mempertahankan ideologi
bangsa di seluruh wilayah nusantara dari ancaman-ancaman tersebut, karena
konsep ini telah menjadi pandangan hidup bangsa.
2. Sebagai Wawasan Pembangunan
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang
membentang dari ujung barat hingga ujung timur, dari Sabang sampai dengan
Merauke. Wawasan pembangunan bukan hanya berlaku untuk yang berada
dekat dengan pemerintah pusat saja, tetapi tersebar secara menyeluruh
hingga pelosok-pelosok nusantara. Wawasan pembangunan ini tidak hanya
mengutamakan pembangunan fisik saja tetapi, juga membangun unsur unsur
sosial politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
3. Sebagai Konsep Pertahanan Nasional
Fungsi wawasan nusantara sebagai konsep ketahanan nasional
menitikberatkan perhatiannya terhadap pengembangan kekuatan nasional
melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara
serasi, selaras, dan seimbang dalam seluruh aspek kehidupan secara
menyeluruh dan terpadu. Singkatnya, konsep ketahanan nasional adalah suatu
pedoman atau sarana untuk meningkatkan metoda keuletan dan ketangguhan
bangsa yang memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan nasional melalui
pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
4. Sebagai Wawasan Kewilayahan
Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan dicetuskan pada
Deklarasi Djuanda, tanggal 13 Desember 1957. Pokok-pokok pengertian
mengenai perairan yang disebutkan pada deklarasi tersebut kemudian
disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang No. 4
Tahun 1960 (18 Februari 1960) tentang perairan Indonesia. Ketentuan ini
menyatakan bahwa lautan Indonesia adalah selain laut-laut dalam dan selat-
selat dalam (lautan dan pulau-pulau), juga termasuk laut teritorial sepanjang
12 mil, yang dihitung mulai dari suatu garis dasar yang telah ditetapkan ke
lautan (bebas).
● Tujuan Wawasan Nusantara
1. Tujuan Nasional Wawasan Nusantara
Tujuan nasional wawasan nusantara secara jelas tertulis pada teks pembukaan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada teks
tersebut dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
2. Tujuan Wawasan Nusantara Keluar
Tujuan wawasan nusantara keluar yaitu menjamin kepentingan nasional dalam
era globalisasi yang semakin mendunia maupun kehidupan dalam negeri. Tidak
hanya berhenti di situ saja, Bangsa Indonesia juga turut serta secara aktif
melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
keadilan sosial, serta menjalin kerjasama dalam bidang apapun yang
mengedepankan sikap saling hormat menghormati.
3. Tujuan Wawasan Nusantara Ke Dalam
Tujuan wawasan nusantara ke dalam yaitu memberikan jaminan persatuan
dan kesatuan bagi segenap aspek kehidupan nasional yang meliputi aspek
ilmiah maupun aspek sosial. Harapannya, bangsa Indonesia harus
meningkatkan kepekaan agar memiliki kemampuan mitigasi terhadap
munculnya disintegrasi bangsa. Bangsa Indonesia harus terus menerus
berupaya menjaga persatuan, dan kesatuan dalam kebhinekaan. Jika hal ini
terlaksana, maka tidak akan muncul intoleransi yang berpotensi memecah
belah persatuan dan kesatuan bangsa.
● Arti penting wawasan nusantara bagi nkri
1. Aspek fisik geografis wilayah Indonesia
Aspek fisik mengkaji seluruh fenomena alam yang terjadi di permukaan bumi
secara alami. Aspek fisik terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya:
Aspek Biotik
Aspek geografi ini membahas hal yang berkaitan dengan unsur vegetasi.
Contohnya adalah tumbuhan atau flora, binatang atau fauna, dan kajian
penduduk.
Aspek Non-Biotik
Aspek non-biotik membahas tentang benda mati. Misalnya, unsur kondisi
tanah, tata air atau hidrologi, dan kondisi iklim di suatu wilayah.
2. Aspek nasional kultural masyarakat Indonesia
Aspek sosial kultural perlu dikelola dengan baik agar dampak negatif dapat
diantisipasi sekaligus diminimalisasi. Potensi aspek sosial kultural dapat
dioptimalkan dalam akselerasi pembangunan infrastruktur PUPR”, ucap Lolly
Martina Martief Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia PUPR
dalam kegiatan Workshop Calon Pengajar Kompetensi yang diprakarsai oleh
Pusdiklat Manajemen dan Jabatan Fungsional BPSDM PUPR dan berlangsung
selama dua hari, 11-12 Juli 2019.
Berdasar Peraturan Menteri PAN & RB No. 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Jabatan ASN sebagai salah satu jenis kompetensi yang perlu
dikembangkan yaitu kompetensi sosial kultural, yang termasuk aspek perekat
bangsa. Kegiatan ini bertujuan untuk memiliki satu persepsi dan
pengembangan kompetensi sosial kultural, khususnya di lingkungan
Kementerian PUPR, untuk kemudian dapat mengajar atau menyampaikan
substansi materi dalam suatu pelatihan dengan jauh lebih baik.
● Semangat kebangsaan dalam konteks wawasan nusantara
1. Cara penerapan
Beberapa langkah untuk menerapkan semangat kebangsaan (nasionalisme)
dalam konteks wawasan Nusantara di lingkunganku adalah dengan:
-Menceritakan bagaimana para pejuang dan para pahlawan Indonesia merebut
kembali kemerdekaan Indonesia yang disita oleh penjajah.
-Menjaga dengan baik budaya-budaya Nusantara agar tidak diambil oleh
bangsa lain.
-Saling bertegur sapa meskipun mempunyai perbedaan wilayah di Nusantara.
2. Paham kebangsaan
Paham kebangsaan merupakan pandangan, perasaan, wawasan, sikap, dan
perilaku suatu bangsa yang terjalin karena persamaan sejarah, nasib dan
sepenanggungan untuk hidup bersama-sama secara merdeka dan mandiri.
3. Cara mewujudkan
-Cintai produk dalam negeri
Dengan mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri, secara
nggak langsung kita menjadi promotor sekaligus endorser produk-produk lokal.
Nggak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, tapi juga menaikkan
pamor produk Indonesia di pasar internasional.
-Ikuti upacara bendera
Setiap Senin pagi, kita wajib mengikuti upacara bendera yang diadakan di
lapangan terbuka secara khidmat. Selain menjadi peserta, kita juga menjadi
petugas upacara. Aktif dalam kegiatan ekskul baris-berbaris atau menjadi
anggota Paskibra juga bisa meningkatkan rasa nasionalisme. Hal ini bertujuan
untuk menghormati serta mengenang para pahlawan yang berjuang mati-
matian melawan penjajah. Karena tanpa perlawanan gigih mereka, kita
mungkin belum mencicipi kemerdekaan hingga sekarang.
-Bangga akan bahasa dan budaya lokal
Meski kita begitu fasih berbahasa asing, jangan pernah lupakan bahasa daerah
dan pastinya bahasa nasional kita: Bahasa Indonesia. Sebisa mungkin, gunakan
lebih banyak bahasa negeri kita sendiri dalam percakapan sehari-hari atau
segala kesempatan lain. Kuasai dengan baik dan benar. Kalau bukan kita, siapa
lagi yang bakal meneruskan warisan budaya tanah air?

-Harumkan nama negara


Buat diri kita bangga menjadi warga negara Indonesia dengan cara mengukir
prestasi gemilang di berbagai bidang. Karena dengan prestasi tersebut,
Indonesia bakal dianggap sebagai negara kuat dan disegani oleh negara lain.
Beri dukungan penuh kepada negara kita dalam persaingan maupun
perkembangan di kancah internasional.
-Mengamalkan Pancasila
Bukan hanya sekadar dihapal di luar kepala, tapi juga dipraktekkan langsung
dalam kehidupan kita. Karena kedudukannya yang penting sebagai dasar
negara, maka sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita wajib
mempelajari, menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu mengamalkan
nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari.
-Promosikan Indonesia di sosmed
Sosmed adalah cara paling mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain,
nggak hanya lewat tulisan, tapi juga bisa dengan foto maupun video. Upload
konten seru tentang Indonesia yang membuat kita sebagai generasi muda
mengeksplor lagi kekayaan budaya, tempat bersejarah, dan hal unik lainnya. Ini
bisa menginspirasi anak muda lainnya untuk cinta negeri sendiri, juga
membantu Indonesia lebih dikenal oleh teman-teman kita dari negara lain.
PETA KONSEP C
● Aspek aspek trigatra
1. Letak dan bentuk geografis
Aspek geografi ini berhubungan dengan letak geografi negara Indonesia. Letak
geografi negara Indonesia memberikan penjelasan tentang bentuk ke dalam
dan bentuk ke luar. Bentuk ke dalam menjelaskan corak, wujud isi, dan tata
susunan wilayah Indonesia berupa satu kesatuan laut dengan pulau-pulau di
dalamnya.
Sedangakan posisi Indonesia terletak di posisi silang dunia, yaitu di antara dua
benua (Australia dan Asia), dua samudra (Pasifik dan Hindia), dan berada di
wilayah khatulistiwa. Lebih lanjut, Indonesia merupakan negara berbentuk
kepulauan yang terdiri atas perairan dan daratan.
2. Keadaan dan kemampuan penduduk
Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Damri dan Fauzi Eka
Putra, dijelaskan bahwa penduduk merupakan manusia yang mendiami suatu
tempat atau wilayah tertentu. Aspek keadaan dan kemampuan penduduk ini
berhubungan dengan kondisi kependudukan di Indonesia yang mencakup tiga
hal, yaitu jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan distribusi penduduk
3. Keadaan dan kekayaan alam
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Mulai dari sumber daya pertanian, perairan, pertambangan, dan energi
semuanya ada di Indonesia. Kekayaan alam tersebut dapat digunakan oleh
Indonesia sebagai modal untuk pembangunan dan pertahanan negara. Oleh
sebab itu, kekayaan alam tersebut harus dimanfaatkan secara benar.
Pemanfaatan kekayaan alam harus menggunakan tiga prinsip, yaitu:
-Prinsip maksimal, pemanfaatan kekayaan alam Indonesia harus benar-benar
bisa menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat.
- Prinsip lestari, pemanfaatan kekayaan alam Indonesia tidak boleh
menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan dan wajib menjaga
keseimbangan alam.
- Prinsip berdaya saing, hasil pemanfaatan kekayaan alam Indonesia harus bisa
bersaing dengan hasil kekayaan alam negara lain.
● Aspek aspek pancagatra
1. Ideologi
Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita. Ideologi merupakan konsep
yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin
diperjuangkan dalam kehidupan nyata. Ideologi sendiri dapat dijabarkan ke
dalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara
sistematis
2. Politik
Politik adalah asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk
mencapai tujuan dan kekuasaan. Dalam kehidupan, politik terbagi menjadi dua
sektor yaitu sektor masyarakat yang memberikan input dan sektor pemerintah
yang berfungsi sebagai output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu
negara sangat menentukan kehidupan politik di negara yang bersangkutan.
3. Ekonomi
ekonomi yang seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakatnya dalam
mengelola faktor produksi dan distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan
rakyat. Dalam meningkatkan ketahanan ekonomi dapat dilakukan melalui
sistem ekonomi yang diarahkan untuk kemakmuran rakyat. Ketahanan
ekonomi dapat ditingkatkan melalui pembangunan nasional.
4. Sosial budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang
berisi ketekunan bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi ancaman, tantangan, halangan, dan gangguan
(ATHG). Ketahanan budaya memiliki esensi untuk pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan sosial budaya. Selain itu, ketahanan budaya
merupakan pengembangan sosial budaya dimana setiap masyarakat dapat
mengembangkannya sesuai dengan kemampuan pribadi berdasarkan nilai-nilai
Pancasila
5. Pertahanan dan keamanan
Pertahanan dan keamanan adalah ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ATHG yang dapat membahayakan identitas, integritas, dan
kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan
ketahanan di bidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya
bela negara yang dipimpin, terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin
terselenggaranya sistem ketahanan nasional.
● Hubungan antargatra
1. Hubungan timbal balik
1 Antara Geografi dan Kekayaan Alam
Kekayaan alam baik kualitas maupun kuantitas perlu diinventarisasi.
Begitu pula lokasinya karena di dalam perencanaan dan penggunaan sumber
alam dan lokasinya mempunyai saling hubungan erat.
2 Antara Geografi – Penduduk
Distribusi penduduk sangat penting dan mempengaruhi langsung
Ketahanan Nasional. Mata pencaharian penduduk juga dipengaruhi oleh
keadaan geografi sekelilingnya. Distribusi penduduk erat hubungannya dengan
masalah transmigrasi dan pusat-pusat pengembangan
3 Antara Kekayaan Alam – Penduduk
Kekayaan alam baru mempunyai manfaat nyata, jika telah diolah
penduduk yang memiliki kemampuan dan teknologi untuk itu. Penduduk harus
mempunyai potensi kekayaan alam yang ada di negaranya dan mampu
membina dan melestarikan (mereservasikan) untuk dimanfaatkan di kemudian
hari.
2. Hubungan antar gatra
Ideologi : sebagai falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara, bernilai
penentu dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian
tujuan nasionalnya. Karena itu mutlak perlu untuk diamankan terhadap setiap
ancaman hambatan dan gangguan yang akan mengubah atau meniadakan
ideologi nasional itu.
Tingkah laku politik : seseorang dipengaruhi oleh bermacam hal yang satu
dengan yang lainnya saling berkaitan. Ia dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan
dan kesadaran berpolitik, tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama,
keakraban social, rasa keamanan, dan sebagainya. Karena saling berkaitan,
maka perubahan di salah satu aspek akan mempunyai pengaruh terhadap
aspek lain. Situasi politik yang kacau yang memungkinkan terjadi pertikaian
dan pemberontakan merupakan suatu kerawanan yang membahayakan
Ketahanan Nasional; sebaliknya keadaan politik stabil dan dinamis
memungkinkan pembangunan di segala bidang dan memberikan rasa aman
serta memperkokoh Pertahanan Nasional.
Ketahanan ekonomi : berhubungan erat dengan ketahanan di bidang
ideologi, politik, social-budaya, dan pertahanan-keamanan yang berfungsi
sebagai penunjang. Sebaliknya keadaan ekonomi stabil dan maju menunjang
stabilitas dan peningkatan ketahanan di bidang lain.
Keadaan Sosial : yang serasi, stabil dinamik, berbudaya, dan berkepribadian
hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai. Kemegahan
sosial-budaya suatu bangsa biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan
nasionalnya, baik fisik, materi, maupun mental kejiwaan.
Ketahanan Pertahanan-keamanan : memerlukan juga penunjang gatra lain.
Keadaan stabil, maju, dan berkembang di bidang ideologi, politik, ekonomi,dan
social-budaya memperkokoh pertahanan-keamanan nasional. Sebaliknya
dapat dikatakan bahwa tanpa pertahanan-keamanan nasional yang memadai
akan lemahlah Ketahanan Nasional suatu bangsa.
3. Peranan dari sifat setiap gatra
-Ketahanan Nasional hakekatnya bergantung kepada kemampuan
bangsa/negara di dalam mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar
penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang
-Ketahanan Nasional mengandung pengertian keutuhan di mana terdapat
saling hubungan erat antargatra di dalam keseluruhan kehidupan nasional
-Kelemahan di salah satu bidang dapat mengakibatkan kelemahan di bidang
lain dan mempengaruhi kondisi keseluruhan
-Ketahanan Nasional bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan
segenap gatranya, melainkan ditentukan oleh struktur atau konfigurasi
aspeknya secara structural dan fungsional
PETA KONSEP D
1.Implementasi nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat
dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh Implementasi Wawasan
Nusantara dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM adalah:
- Implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan
iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak
dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun
sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
-Implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
-Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan
menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan
hidup sekaligus karunia Sang Pencipta.
-Implementasi wawasan Nusantara dalam kehidupan Hankam akan
menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih
lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia.
Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini akan
menjadi modal utama yang akan menggerakkan partisipasi setiap warga
negara Indonesia dalam menanggapi setiap bentuk ancaman.
2. Peranan siswa dalam mendukung implementasi Wawasan Nusantara
Peranan siswa dalam mendukung implementasi Wawasan Nusantara adalah
sebagai berikut.
1. Mendukung persatuan bangsa.
2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan individu atau golongan.
4. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam
masyarakat.
5. Mempunyai kemampuan berfikir, bersikap rasional, dan dinamis,
berpandangan luas sebagai intelektual.
6. Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela
negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
7. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
8. Memanfaatkan secara aktif ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk
kepentingan kemanusiaan, berbangsa dan bernegara.
9. Mewujudkan kepentingan nasional.
10. Memelihara dan memperbaiki demokrasi.
11. Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
12. Menciptakan kerukunan umat beragama.
13. Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan
masyarakat.
14. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai