PENDAHULUAN
Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak
celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang
memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana
pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan
masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang
lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya
wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang
saling berbhineka tunggal ika.
Wawasan Nusantara pada dasarnya merupakan cara pandang terhadap bangsa sendiri.
Kata “wawasan” berasal dari kata “wawas” yang bearti melihat atau memandang (S.
Sumarsono, 2005). Setiap Negara perlu memiliki wawasan nasional dalam usaha
menyelenggarakan kehidupannya.Wawasan itu pada umumnya berkaitan dengan cara
pandang tentang hakikat sebuah Negara yang memiliki kedaulatan atas wilayahnya. Fokus
pembicaraan pada unsur kekuasaan dan kewilayahan disebut “geopolitik”.
Kita semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur dan indah yang
ingin dicapainya. Orang mengatakan bahwa cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa
mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasionalnya. Lazimnya dalam usaha mencapai
tujuan tersebut, bangsa bersangkutan menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan yang senantiasa perlu dihadapi ataupun ditanggulangi. Oleh karena itu, suatu
bangsa harus mempunyai kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan. Umumnya inilah
yang dinamakan ketahanan nasional, yang dapat juga disebut sebagai ketahanan bangsa.
Memaknai kata masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu syarikah, musyarakah yang
memiliki makna saling bersekutu, bersama-sama, berkelompok. Oleh karna itu, masyarakat
didefinisikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Individu sebagai bagian penting dalam masyarakat utama. Maka prasayarat individu muslim
yang ingin membangun masyarakat utama atau masyarakat islam yang sebenar-benarnya
harus memiliki tiga hal, seperti berpegang teguh kepada tali Allah, menyatukan hati, dan
menjaga ukhuwah islamiyah.
Masyarakat utama atau masyarakat islam yang sebenar-benarnya, civil society atau
masyarakat madani. Yang memberikan ciri bahwa suatu masyarakat yang dimana keutamaan,
kesejahteraan dan kebahagiaan luas dan merata. Padanan masyarakat utama juga dimaknai
masyarakat yang memiliki kesinambungan antara kehidupan lahiriyah dan batiniah yang
dicirikan oleh masyarakat yang memiliki karakter. Maka dilakukanlah upaya alternative
untuk pendekatan dan model transformasi untuk menuju masyarakat utama. Dan juga
memerlukan proses panjang dan waktu untuk mentransformasikan manusia didalamnya dari
suatu kondisi kearah kondisi lain yang lebih baik.
1
1.2 Tujuan Penulisan
• Masyarakat Utama
1. Untu mengetahui makna dari masyarakat
2. Untuk memahami dari konsep masyarakat utama
3. Untuk mengetahui cara untuk menuju masyarakat utama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pemikiran menurut sila pertama ini adalah manusia Indonesia merupakan
makhluk ciptaan tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya pikir, dan sadar akan
keberadaannya yang serba berinteraksi kepada Allah SWT, sesamanya,
lingkungannya, dan alam semesta. Falsafah pancasila berfungsi sekaligus sebagai
referensi, acuan serta pedoman dalam berinteraksi dengan sesama maupun
pedoman berinteraksi kepada Allah SWT. Nilai-nilai sila dari pancasila yang
menjadi dasar penggalian dan pengembangan wawasan nasional dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan yang Maha Esa
Negara berdasar pada Ketuhanan yang Maha Esa. Dalam arti,Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan beribadat menurut
agama dan kepercayaannya itu. Sikap tersebut mewarnai wawasan nasional dengan
tetapmenghormati dan memberikan kebebasan pada setiap warga Negara untuk
memeluk dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing.
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam arti setiap bangsa Indonesia mengakui dan menghargai serta memberikan
hak dan kebebasan yang sama kepada setiap warganya untuk menerapkan hak asasi
manusia (HAM). Warna Negara Indonesia diberi hakuntuk mengekspresikan
HAM,tetapi harus menghargai dan menghormati hak orang lain.
c. Sila persatuan Indonesia
Dalam arti setiap warga Negara Indonesia harus mengutamakan kepentingan dan
keutuhan bangsa dan Negara Indonesia daripada kepentingan
individ,suku,golongan,kelompok, serta partai politik yang dianutnya.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Sila ini menjadi acuan wawasan nasional,dimana pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia, harus dilakukan secara
musyawarah mufakat.Voting merupakan alternative terakhir serta system
perwakilan.
e. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Ini berarti bangsa Indonesia mengakui serta menghargai warganya untuk mencapai
kesejahteraan yang setinggi-tingginya,sesuai hasil karya dan usaha masing-
masing,dengan syarat tidak merugikan orang lain.
4
kekuatan budi,akan tetapi juga dengan perasaan dan imajinasi serta
kehendaknya.ini berarti wawasan kebangsaan,wawasan nasional indonesia harus
memperhatikan nilai-nilai budaya local maupun nasional. Bermacam-macam yang
diciptakan oleh bangsa Indonesia justru merupakan keunikan bangsa Indonesia
yang membedakan dengan bangsa lain,sekaligus merupakan kebanggaan dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
5
a. Faham kekuasaaan menurut Nicollo Machiavelli (1469-1527)
Gerakan pembaharuan (renaissance) yang dipicu oleh masuknya ajaran islam di
Eropa Barat sekitar abad ke tujuh telah membuka dan mengembangkan cara
pandang bangsa-bangsa Eropa Barat sehingga menghasilkan peradaban barat
modern seperti sekarang.
Dalam bukunya “The Prince”, Machiavelli memberikan pesan tentang cara
membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan
kokoh.
Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil
seperti berikut ini:
1. Segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan.
2. untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et impera) disah
kan.
3. dalam dunia politik yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
4. Agama harus dibawah kendali pemerintah.
6
Teori ini bertentangan dengan visi bangsa indonesia dimana kemerdekaan adalah
hak segala bangsa,faham ekspansionisme sangat tidak dibenarkan oleh falsafah
Pancasila.
• Teori Geopolitik Karl Houshofer (1869-1946)
Karl Houshofer pada prinsipnya menganut teori kjellen dan bersifat ekspansif.
a. Kekuasaan impremium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan
impremium maritime untuk mengawasi pengawasan dilaut.
b. Beberapa negara besar didunia timbul dan akan menguasai eropa,afrika,asia
barat (jerman dan italia) serta jepang asia timur raya.
• Teori Geopolitik Halford Mackinder
Halford Mackinder (1861–1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih
strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah „jantung. dunia, sehingga
pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai
„daerah jantung. (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia
(Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Untuk
menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat
yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini muncullah konsep Wawasan
Benua atau konsep kekuatan di darat.
• Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan (1840–1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi
geopolitik dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan
sumber daya laut, termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya pembangunan armada
laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan maritim.
Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di
laut. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
• Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, dan JFC Fuller
Guilio Douhet (1869–1930) dan William Mitchel (1878–1939) mempunyai
pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat
kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan melawan
musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan
udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi
sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di samping itu, angkatan udara dapat
menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang
medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi Wawasan
Dirgantara atau konsep kekuatan di udara.
• Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman
Nicholas J. Spijkman (1879–1936) terkenal dengan teori Daerah Batas. Dalam
teorinya, ia membagi dunia dalam empat wilayah atau area :
· Pivot Area, mencakup wilayah daerah jantung.
· Offshore Continent Land, mencakup wilayah pantai benua Eropa – Asia
· Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa – Asia, Afrika Selatan.
· New World, mencakup wilayah Amerika.
Terhadap pembagian tersebut, Spijkman menyarankan pentingnya penguasaan
daerah pantai Eurasia, yaitu Rimland. Menurutnya, Pan Amerika merupakan
daerah yang ideal karena dibatasi oleh batas alamiah, dan Amerika diperkirakan
akan menjadi negara kuat. Atas pembagian dunia menjadi empat wilayah ini,
Spijman memandang diperlukan kekuatan kombinasi dari angkatan-angkatan
Perang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah dimaksud. Pandangannya ini
menghasilkan teori Garis Batas (Rimland) yang dinamakan Wawasan Kombinasi.
7
2.1.2 Ketahanan Nasional
B.) Pokok Pikiran Tannas yang kedua adalah Falsafah Pancasila & Ideologi
pancasila.
Makna falsafah dalam empat alenia pembukaan Undang-Undang dasar 1945,
dimana terdapat cita-cita bangsa “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, oleh
sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampai kepada saat yag berbahagia, telah mengantarkan bangsa
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”. Kemudian Tujuan
bangsa Indonesia “ melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaiian abadi dan keadilan sosial”.
8
a.) Asas kesejahteraan dan keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan
serta merupakan kebutuhan manusia yang mendasar. Begitu juga untuk kehidupan
nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan system kehidupan nasional tidak
akan berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan harus selalu ada dan
berdampingan pada kondisi apapun. “Dalam kehidupan nasional,tingkat
kesejahteraan maupun keamanan nasional yang dicapai merupakan tolak ukur dari
Ketahanan Nasional”.
b.) Asas komprehensif integral
Ketahanan nasional itu mencakup segenap aspek kehidupan berbangsa, dan
bernegara secara utuh, menyeluruh, terpadu. Dalam bentuk perwujudan persatuan
dan perpauan yang seimbang, serasi, selaras pada aspek kehidupan.
c.) Asas mawas diri kedalam dan keluar
System kehidupan nasional merupakan pepaduan berbagai aspek kehidupan
yang saling berinteraksi. Dalam ineraksi menimbulkan dampak posistif dan
negative. Maka perlu :
1. Mawas ke-dalam : tujuannya menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi
kehidupan nasional berdasakan nilai-nilai kemandirian yg proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yg ulet dan tangguh.
2. Mawas ke-luar : tujuannya mengantisipasi dan mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri, menerima interaksi dan ketergantungan
dengan dunia internasional. Juga harus mampu mengembangkan dampak
kekuatan nasional keluar dan kedalam bentuk daya tangkal dan tawar.
Interaksi dgn pihak lain juga dapat saling menguntungkan.
d.) Asas kekeluargaan
Mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong,
tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Asas ini mengakui adanya perbedaan yang membuat hal itu untuk
dikembangkan serasi dalam hubungan agar terciptanya kesatuan, dan persatuan.
9
6. Pengaruh aspek ketahanan nasional terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Pada era revolsi industry 4,0 ini berbagai aspek akan mempengaruhi
ketahanan nasional, baik pengaruh dalam aspek ideology, politik, ekonomi, sosoal
budaya serta pengaruh pada ketahanan dan keamanan.
Ideologi pancasila.
Pancasila merupakan kesatuan yang utuh sehingga pemahaman dan
pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
a.) Ketahanan pada aspek ideologi
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa
indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, langsung
ataupun tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan hidup ideologi
bangsa dan negara Republik Indonesia.
b.) Pembinaan ketahanan ideology
Untuk memperkuat ketahanan ideologi diperlukan langkah-langkah pembinaan
sebagai berikut:
- Mengamalkan pancasila secara objektif dan subjektif serta ditumbuh kembangkan
secara konsisten.
10
- Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan nusantara terus ditanamkan dalam
masyarakat sebagai upaya dalam menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah
serta moralitas yang loyal dan bangga terhadap bangsa dan negara.
- Pancasila sebagai pandangan hidup harus dihayati dan diamalkan demi
terwujudnya tujuan nasional dan cita-cita bangsa indonesia.
- Pendidikan pancasila ditanamkan pada diri anak dengan mengintegrasikannya
dalam mata pelajaran.
12
2.2 Masyarakat Utama
14
4. pendekatan horizontal atau sertifugal sebagai formulasi dari dua pola yang sudah
digunakan pada umumnya yaitu,model atas bawah dan model bawah-
atas.pendekatan atas-bawah (top down) sering diasosiasikan dengan modal
pendekatan power,sementara pendekatan bawah-atas (button- up) sering
diasosiasikan dengan modal pendekatan budaya,pendektan dakwah,atau
pendekatan umatik
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya wawasan nusantara dan ketahanan nasional ini kita segenap
bangsa Indonesia dapat menentukan apa yang harus dilakukan untuk kemajuan
negara indonesia dan mempertahankan kedaulatan indonesia.
Wawasan Nusantara menjadi hal penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara karena akan mampu menumbuhkan sikap nasionalisme tinggi terhadap
bangsa dan Negara. Oleh karenanya, Wawasan Nusantara bertujuan untuk
mewujudkan nasionalism tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang
lebih mengutamakan kepentingan nasional.
Di dalam Ketahanan Nasional, upaya untuk mencegah diri dari ancaman salah
satunya dengan meningkatkan pertahanan dan keamanan. Rakyat Indonesia sebagai
suatu kesatuan dalam mengupayakan pertahanan dan keamanan dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama
pulau dan wilayah terluar Indonesia.
3.2 Saran
Dalam melaksanakan wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia, kita harus
membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda
daerah dengan kekuatan keamanan. Ketahanan Nasional Sangat penting untuk di
pelajari, agar menimbulkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Selainitu,
pemerintah sebaiknya meningkatkan sistem politik dan strategi nasional Indonesia
agar bangsa ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Dalam mewujudkan masyarakat utama tidak sekedar merubah adab dan tradisi
masyarakat local, tetapi lebih dari itu adalah membangun masyarakat yang
berbudaya agamis sesuai keyakinan individu dan masyarakat berbudaya yang
saling cinta kasih dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itu mewujudkan
masyarakat utama tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Namun,
memerlukan proses panjang dan waktu. Maka hal ini menuntut komitmen kita
semua sebagai warga negara untuk terus bisa mereformasi diri secara total dan
konsisten dalam suatu perjuangan usaha yang gigih agar bisa terwujud.
16
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
17