Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak
celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang
memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana
pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan
masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang
lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya
wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang
saling berbhineka tunggal ika.
Wawasan Nusantara pada dasarnya merupakan cara pandang terhadap bangsa sendiri.
Kata “wawasan” berasal dari kata “wawas” yang bearti melihat atau memandang (S.
Sumarsono, 2005). Setiap Negara perlu memiliki wawasan nasional dalam usaha
menyelenggarakan kehidupannya.Wawasan itu pada umumnya berkaitan dengan cara
pandang tentang hakikat sebuah Negara yang memiliki kedaulatan atas wilayahnya. Fokus
pembicaraan pada unsur kekuasaan dan kewilayahan disebut “geopolitik”.
Kita semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur dan indah yang
ingin dicapainya. Orang mengatakan bahwa cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa
mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasionalnya. Lazimnya dalam usaha mencapai
tujuan tersebut, bangsa bersangkutan menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan yang senantiasa perlu dihadapi ataupun ditanggulangi. Oleh karena itu, suatu
bangsa harus mempunyai kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan. Umumnya inilah
yang dinamakan ketahanan nasional, yang dapat juga disebut sebagai ketahanan bangsa.

Memaknai kata masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu syarikah, musyarakah yang
memiliki makna saling bersekutu, bersama-sama, berkelompok. Oleh karna itu, masyarakat
didefinisikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Individu sebagai bagian penting dalam masyarakat utama. Maka prasayarat individu muslim
yang ingin membangun masyarakat utama atau masyarakat islam yang sebenar-benarnya
harus memiliki tiga hal, seperti berpegang teguh kepada tali Allah, menyatukan hati, dan
menjaga ukhuwah islamiyah.
Masyarakat utama atau masyarakat islam yang sebenar-benarnya, civil society atau
masyarakat madani. Yang memberikan ciri bahwa suatu masyarakat yang dimana keutamaan,
kesejahteraan dan kebahagiaan luas dan merata. Padanan masyarakat utama juga dimaknai
masyarakat yang memiliki kesinambungan antara kehidupan lahiriyah dan batiniah yang
dicirikan oleh masyarakat yang memiliki karakter. Maka dilakukanlah upaya alternative
untuk pendekatan dan model transformasi untuk menuju masyarakat utama. Dan juga
memerlukan proses panjang dan waktu untuk mentransformasikan manusia didalamnya dari
suatu kondisi kearah kondisi lain yang lebih baik.

1
1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :


• Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
1. Untuk mengetahui pengertian dari wawasan nusantara
2. Untuk mengetahui sasaran implementasi wawasan nusantara
3. Untuk mengetahui macam teori kekuasaan dan geopolitik
4. Untuk mengetahui definisi dari ketahanan nasional
5. Untuk mengetahui asas-asas dan sifat ketahanan nasional
6. Untuk mengetahui pengaruh aspek dari ketahanan nasional
7. Untuk mengetahui keberhasilan ketahanan nasional

• Masyarakat Utama
1. Untu mengetahui makna dari masyarakat
2. Untuk memahami dari konsep masyarakat utama
3. Untuk mengetahui cara untuk menuju masyarakat utama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Wawasan Nusantara

2.1.1 Pengertian Wawasan Nusantara


Pengertian wawasan nusantara secara etimologis dan terminologis. secara
etimologis wawasan nusantara berasal dari kata “wawasan” dan
“nusantara”.wawasan berasal dari kata “wawas” (bahasa jawa) berarti
pandangan,tinjauan,pengelihatan indrawi.
sedangkan kata “nusantara” secara terminologis,”nusa” berarti “pulau-pulau”
dan “antara” berarti “diapit oleh dua hal yaitu benua asia dan Australia, dua
samudra yakni samudra pasifik dan samudra hindia”.wawasan nusantara secara
terminologi menurut para ahli :
a. Wan Usman
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya,sebagai Negara kepulauan dan semua aspek kehidupan.
b. GBHN tahun 1998
Wawasan nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa dan wilayah dalam rangka menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan dan cita-cita
nasional bangsa Indonesia.

Dengan demikian,dapat dikatakan wawasan nusantara adalah cara pandang


bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan,disesuaikan dengan posisi dan
kondisi geografi Negara kesatuan republik Indonesia ,yang merupakan penjabaran
dari falsafah pancasila dan UUD 1945 untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional
bangsa Indonesia. Sedangkan wawasan nasional merupakan cara pandang suatu
bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya yang telah terkoneksi
melalui interaksi dan interelasi secara nasional,regional dan global,merupakan
penjabaran dari falsafah yang dianutnya,guna mencapai tujuan dan cita-cita
nasional bangsanya.

Dalam rangka mengimplementasikan aspirasi, tujuan, dan cita-cita suatu


bangsa,Perlu memperhatikan 3(tiga) factor utama seperti:
a. Bumi atau ruangan dimana bangsa itu hidup
b. Jiwa atau tekad dan semangat manusianya
a. Lingkungan sekitarnya

Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara :


1.Latar belakang pemikiran berdasarkan falsafah pancasila
2. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan nusantara
3. Latar belakang pemikiran aspek social budaya bangsa indonesia
4. Latar belakang pemikiran aspek kesejahteraan bangsa Indonesia
Keempat latar belakang pemikiran dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pemikiran berdasarkan falsafah pancasila

3
Pemikiran menurut sila pertama ini adalah manusia Indonesia merupakan
makhluk ciptaan tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya pikir, dan sadar akan
keberadaannya yang serba berinteraksi kepada Allah SWT, sesamanya,
lingkungannya, dan alam semesta. Falsafah pancasila berfungsi sekaligus sebagai
referensi, acuan serta pedoman dalam berinteraksi dengan sesama maupun
pedoman berinteraksi kepada Allah SWT. Nilai-nilai sila dari pancasila yang
menjadi dasar penggalian dan pengembangan wawasan nasional dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan yang Maha Esa
Negara berdasar pada Ketuhanan yang Maha Esa. Dalam arti,Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan beribadat menurut
agama dan kepercayaannya itu. Sikap tersebut mewarnai wawasan nasional dengan
tetapmenghormati dan memberikan kebebasan pada setiap warga Negara untuk
memeluk dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing.
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam arti setiap bangsa Indonesia mengakui dan menghargai serta memberikan
hak dan kebebasan yang sama kepada setiap warganya untuk menerapkan hak asasi
manusia (HAM). Warna Negara Indonesia diberi hakuntuk mengekspresikan
HAM,tetapi harus menghargai dan menghormati hak orang lain.
c. Sila persatuan Indonesia
Dalam arti setiap warga Negara Indonesia harus mengutamakan kepentingan dan
keutuhan bangsa dan Negara Indonesia daripada kepentingan
individ,suku,golongan,kelompok, serta partai politik yang dianutnya.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Sila ini menjadi acuan wawasan nasional,dimana pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia, harus dilakukan secara
musyawarah mufakat.Voting merupakan alternative terakhir serta system
perwakilan.
e. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Ini berarti bangsa Indonesia mengakui serta menghargai warganya untuk mencapai
kesejahteraan yang setinggi-tingginya,sesuai hasil karya dan usaha masing-
masing,dengan syarat tidak merugikan orang lain.

2. Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan nusantara


Georafi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah oleh alam
nyata,karna itu kondisi objektif geografis sebagai modal dalam pembentukan suatu
Negara,didalamnya terdapat suber kekayaan alam dan penduduk yang
mempengaruhi pengambilan keputusan/kebijaksanaan politik Negara tersebut.
kondisi geografis nusantara,merupakan untaian ribuan pulau dan terbentang di
khatulistiwa,posisi silang yang strategis, yang telah di proklamirkan tanggal 17
agustus 1945. Wilayah Indonesia terbentang dikhatulistiwa sehingga beriklim
tropis,kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang harus digali
dan ditumbuh kembangkan untuk kemakmuran dan kejayaan bangsa Indonesia.
Persatuan dan kesatuan nasional tetap dijaga dan di pertahankan oleh seluruh
komponen warga Negara Indonesia.

3. Pemikiran berdasarkan aspek social budaya


Secara etimologis, budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh
kekuatan budi manusia,oleh karenanya manusia tidak hanya bekerja dengan

4
kekuatan budi,akan tetapi juga dengan perasaan dan imajinasi serta
kehendaknya.ini berarti wawasan kebangsaan,wawasan nasional indonesia harus
memperhatikan nilai-nilai budaya local maupun nasional. Bermacam-macam yang
diciptakan oleh bangsa Indonesia justru merupakan keunikan bangsa Indonesia
yang membedakan dengan bangsa lain,sekaligus merupakan kebanggaan dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Pemikiran berdasarkan aspek kesejarahan


Diawali dari tumbuhnya Negara-negara kerajaan tradisional yang pernah adadi
wilayah nusantara melalui kedaulatan sriwijaya dan majapahit. kedua kerajaan
ini,bertujuan mewujudkan kesatuan wilayah kendatipun belum ada konsepsi
maupun cara pandang. Pada masa kerajaan tersebut rumusan Negara belum jelas
dan konsepsi cara pandang belum ada.pada saat itu yang ada adalah slogan-slogan
seperti ditulis Empu Tantular “Bhineka Tunggal Ika Hanna Dharma Mangrva”.
Slogan ini oleh the founding Fathers an Mother,dibumikan di Indonesia dalam arti
dipakai sebaga acuan,pembuatan aturan serta pedoman dalam bermasyarakat.

 Implementasi Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara harus dijadikan arah,pedoman,acuan dan tuntutan bagi setiap
warga Negara Indonesia dalam membangun dan menumbuh kembangkan bangsa
Indonesia yang kuat dan bermartabat.wawasan usantara harus tercermin dan
membumi dalam pola pikir,pola sikap,dan pola tingkah laku yang senantiasa harus
mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan
pribadi,kelompok atau golongan.implementasi wawasan nusantara sebagai berikut:
a. Implementasi dalam bidang politik
Dalam arti Negara akan menjadi Negara yang kuat,stabil dan demokratis jika
seluruh pengambilan keputusan melibatkan rakyat.penentuan pejabat pemerintah
baik dalam legislatif,eksekutif,yudikatif ditentukan dan dipilih langsung oleh rakya
(direct democracy), minimal pengambilan keputusan dilakukan oleh rakya melalui
wakil-wakil di legilatif.
b. Implementasi di bidang ekonomi
Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil (adil
dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan).
c. Implementasi dalam kehidupan social budaya
Implementasi ini akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui dan
menerima serta menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidupdan
karunia Allah SWT.
d. Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan
Implementasi ini akan menumbuh kembangkan kesadaran cinta tanah air dan
bangsa.pada akhirnya sikap ini akan membentuk sikap bela Negara pada setiap
warga Negara Indonesia dan menjadi modal utama dalam membentuk karakter atau
identitas jati diri bangsa.

Teori-teori Kekuasaan dan Geopolitik


1.) Faham Kekuasaan
Perumusan tentang pemahaman wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan
dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan
dan dipertanggung jawabkan.berikut adalah faham kekuasaan menurut para ahli :

5
a. Faham kekuasaaan menurut Nicollo Machiavelli (1469-1527)
Gerakan pembaharuan (renaissance) yang dipicu oleh masuknya ajaran islam di
Eropa Barat sekitar abad ke tujuh telah membuka dan mengembangkan cara
pandang bangsa-bangsa Eropa Barat sehingga menghasilkan peradaban barat
modern seperti sekarang.
Dalam bukunya “The Prince”, Machiavelli memberikan pesan tentang cara
membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan
kokoh.
Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil
seperti berikut ini:
1. Segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan.
2. untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et impera) disah
kan.
3. dalam dunia politik yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
4. Agama harus dibawah kendali pemerintah.

b. Faham kekuasaan menurut Napoleon Bonaparte (1769-1821)


perang di masa depan akan merupakan perang total yang mengerahkan segala
upaya dan kekuatan nasional.
1. Politik harus didukung kekuatan logistikdan ekonomi nasional.
2. Politik haru didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memberikan
kekuatan pertahanan keamanan yang handal.
c. Faham kekuasaan menurut Clausewetz (1780-1831)
Dalam bukunya vom Kriege (tentara perang) clausewetz mengatakan bahwa:
1. Perang merupakan kelanjutan politik dalam cara yang lain.
2. Perang pertumpahan darah sah dalam mewujudkan cita-cita
dan tujuan nasional

2.) Teori Geopolitik


• Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904)
Berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup. Negera identik
dengan ruangan yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa)
pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan
ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Semakin
luas ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Oleh karena
itu, jika negara ingin tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi (perluasan
wilayah sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal seabgai teori organisme atau teori
biologis.
• Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1862-1922)
Kjellen melanjutkan teori ratzek dengan teori organismenya.kjellen berpendapat
negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai “Prinsip Dasar”. Berikut
teori lebih lanjut:
a. Negara merupakan satuan biologis,suatu organisme hidup memiliki intelektual.
b. Negara merupakan system polotik yang mencakup geopolitik,demo
politik,ekonomi politik,sosial politik dan krato politik (politik pemerintah)
c. Dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan negara maka
expansionisme legal
d. Untuk memperluas negara maka perlu pembangunan dan pengembangan
kekuatan daratan dan lautan.

6
Teori ini bertentangan dengan visi bangsa indonesia dimana kemerdekaan adalah
hak segala bangsa,faham ekspansionisme sangat tidak dibenarkan oleh falsafah
Pancasila.
• Teori Geopolitik Karl Houshofer (1869-1946)
Karl Houshofer pada prinsipnya menganut teori kjellen dan bersifat ekspansif.
a. Kekuasaan impremium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan
impremium maritime untuk mengawasi pengawasan dilaut.
b. Beberapa negara besar didunia timbul dan akan menguasai eropa,afrika,asia
barat (jerman dan italia) serta jepang asia timur raya.
• Teori Geopolitik Halford Mackinder
Halford Mackinder (1861–1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih
strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah „jantung. dunia, sehingga
pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai
„daerah jantung. (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia
(Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Untuk
menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat
yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini muncullah konsep Wawasan
Benua atau konsep kekuatan di darat.
• Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan (1840–1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi
geopolitik dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan
sumber daya laut, termasuk akses laut. Sehingga tidak hanya pembangunan armada
laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan maritim.
Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di
laut. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
• Teori Geopolitik Guilio Douhet, William Mitchel, Saversky, dan JFC Fuller
Guilio Douhet (1869–1930) dan William Mitchel (1878–1939) mempunyai
pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat
kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan melawan
musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan
udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi
sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di samping itu, angkatan udara dapat
menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang
medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi Wawasan
Dirgantara atau konsep kekuatan di udara.
• Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman
Nicholas J. Spijkman (1879–1936) terkenal dengan teori Daerah Batas. Dalam
teorinya, ia membagi dunia dalam empat wilayah atau area :
· Pivot Area, mencakup wilayah daerah jantung.
· Offshore Continent Land, mencakup wilayah pantai benua Eropa – Asia
· Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa – Asia, Afrika Selatan.
· New World, mencakup wilayah Amerika.
Terhadap pembagian tersebut, Spijkman menyarankan pentingnya penguasaan
daerah pantai Eurasia, yaitu Rimland. Menurutnya, Pan Amerika merupakan
daerah yang ideal karena dibatasi oleh batas alamiah, dan Amerika diperkirakan
akan menjadi negara kuat. Atas pembagian dunia menjadi empat wilayah ini,
Spijman memandang diperlukan kekuatan kombinasi dari angkatan-angkatan
Perang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah dimaksud. Pandangannya ini
menghasilkan teori Garis Batas (Rimland) yang dinamakan Wawasan Kombinasi.

7
2.1.2 Ketahanan Nasional

1. latar Belakang Ketahanan Nasional


Setelah kemerdekaan sampai dengan hari ini, Negara Indonesia tidak lepas
dari berbagai gangguan, konflik, dan ancaman baik dalam/luar negeri. Kondisi ini
cukup mengganggu kedaulatan NKRI. Meskipun menghadapi berbagai gangguan
dan ancaman. Namun NKRI masih tetap berdiri dan berdaulat sebagai Negara
bersatu&berdaulat.
Sesuai pasal 1 ayat 3 UUD 45 adalah Indonesia adalah Negara berdasarakan
hukum ini berarti kekuasaan pemerintah dibatasi, diatur, dan dikendalikan oleh
konstitusi.

2. Pokok – Pokok Pikiran Ketahanan Nasional ( Tannas )


Dalam rangka mencapai tujuan nasional. Bangsa Indonesia harus memakai
dan memberdayakan kekuatan nasional untuk menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan.
A.) Pokok Pikiran Tannas yang pertama adalah Tujuan Nasional.
Sesuatu organisasi sekecil apapun selalu mendapat masalah dari dalam/luar dalam
mencapai tujuannya. Begitu juga Negara. Dalam rangka mencapai tujuan cita-cita
pasti berhadapan dengan berbagai masalah, yang harus diselesaikan dengan
kekuatan nasional, agar dapat diatasi dengan cepat&tepat sesuai peraturan Undang-
Undang.

B.) Pokok Pikiran Tannas yang kedua adalah Falsafah Pancasila & Ideologi
pancasila.
Makna falsafah dalam empat alenia pembukaan Undang-Undang dasar 1945,
dimana terdapat cita-cita bangsa “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, oleh
sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampai kepada saat yag berbahagia, telah mengantarkan bangsa
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”. Kemudian Tujuan
bangsa Indonesia “ melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaiian abadi dan keadilan sosial”.

3. Pegertian ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional (TANNAS) adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia
yang berisi keuletan dan ketangguhan dalam menggunakan kekuatan nasional
untuk menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, dan hambatan serta
tantangan dari dalam/luar negeri yang langsung maupun tidak, bisa membahayakan
integritas, identitas, &kelangsungan hidup bangsa dalam mengejar tujuan dan cita-
cita nasional bangsa Indonesia.

4. Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia


Adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 serta
wawasan nusantara. Yang terdiri dari :

8
a.) Asas kesejahteraan dan keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan
serta merupakan kebutuhan manusia yang mendasar. Begitu juga untuk kehidupan
nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan system kehidupan nasional tidak
akan berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan harus selalu ada dan
berdampingan pada kondisi apapun. “Dalam kehidupan nasional,tingkat
kesejahteraan maupun keamanan nasional yang dicapai merupakan tolak ukur dari
Ketahanan Nasional”.
b.) Asas komprehensif integral
Ketahanan nasional itu mencakup segenap aspek kehidupan berbangsa, dan
bernegara secara utuh, menyeluruh, terpadu. Dalam bentuk perwujudan persatuan
dan perpauan yang seimbang, serasi, selaras pada aspek kehidupan.
c.) Asas mawas diri kedalam dan keluar
System kehidupan nasional merupakan pepaduan berbagai aspek kehidupan
yang saling berinteraksi. Dalam ineraksi menimbulkan dampak posistif dan
negative. Maka perlu :
1. Mawas ke-dalam : tujuannya menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi
kehidupan nasional berdasakan nilai-nilai kemandirian yg proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yg ulet dan tangguh.
2. Mawas ke-luar : tujuannya mengantisipasi dan mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri, menerima interaksi dan ketergantungan
dengan dunia internasional. Juga harus mampu mengembangkan dampak
kekuatan nasional keluar dan kedalam bentuk daya tangkal dan tawar.
Interaksi dgn pihak lain juga dapat saling menguntungkan.
d.) Asas kekeluargaan
Mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong,
tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Asas ini mengakui adanya perbedaan yang membuat hal itu untuk
dikembangkan serasi dalam hubungan agar terciptanya kesatuan, dan persatuan.

5. Sifat Ketahanan Nasional


Memiliki sifat yang terkandung dalam landasan & asas nilai,sebagai berikut :
a.) Mandiri : Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri,
serta pada keuletan dan ketangguhan,tidak mudah menyerah, dengan tumpuan pada
identitas, integrasi, dan kepribadian bangsa.
b.) Dinamis : ketahanan nasional tidak tetap, ia dapat meningkat atau menurun
tergantung pada situasi dan kondisi bangsa. Oleh sebab itu, upaya peningkatan
ketahanan nasional harus senantias diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya
diarahkan utnuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yg lebih baik.
c.) Wibawa : keberhasilan dalam pembinaan ketahanan nasional akan
meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat ketahanan
nasional, makin tinggi juga kewibawaan dan daya tangkal dimiliki oleh bangsa.
d.) Konsultasi dan kerjasama : ketahanan nasional tidak hanya mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata. Akan tetapi juga mengutamakan sikap
konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dan mengandalkan kekuatan
moral.

9
6. Pengaruh aspek ketahanan nasional terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Pada era revolsi industry 4,0 ini berbagai aspek akan mempengaruhi
ketahanan nasional, baik pengaruh dalam aspek ideology, politik, ekonomi, sosoal
budaya serta pengaruh pada ketahanan dan keamanan.

A.) Pengaruh Aspek Ideologi


Ideology berasal dari kata “idea” artinya gagasan dan kata “logos” artinya
ilmu. Ideology berarti ilmu tentang cita-cita. Demikian ideology mencakup
pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar, gagasan, dan cita-cita. Keampuhan
ideology tergantung pada rangkaian ideology dan nilai yg dikandungnya, yang
dapat memenuhi serta menjamin aspirasi dn kehidupan manusia. Tarik menarik
kepentingan ideology akan mempengaruhi postur ketahanan nasional dibidang
ideology bangsa.

 Ideologi – ideology dunia :


1.) Liberalisme
Aliran ini mengajarkan bahwa negra adalah masyarakat hukum ( legal society)
yang disusus atas kontrak semua individu dalam masyarakat itu. Dialiran ini hak
dan kebebasan seseorang hanya dibatasi oleh hak yang sama yang dimiliki
beberapa orang. Bukankepentingan masyarakat seluruhnya.
2.) Komunisme
Aliran ini pikiran ini beranggapan Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk
menindas kelas lain. Golongan ekonomi dan keturunan yang lebih kuat dapat
seenakya menindas yang lemah. Karl mark kemudian menganjurkan agar buruh
mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan Negara dari golongan
kapitalis.agar buruh juga dapat mengatur negara.
3.) Paham agama
Ideology bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab suci agama,
dimana negara membina kehidupan keagamaan umat, dan melaksanakan juga
hukum agama dalam kehidupan.

Ideologi pancasila.
Pancasila merupakan kesatuan yang utuh sehingga pemahaman dan
pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
a.) Ketahanan pada aspek ideologi
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa
indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, langsung
ataupun tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan hidup ideologi
bangsa dan negara Republik Indonesia.
b.) Pembinaan ketahanan ideology
Untuk memperkuat ketahanan ideologi diperlukan langkah-langkah pembinaan
sebagai berikut:
- Mengamalkan pancasila secara objektif dan subjektif serta ditumbuh kembangkan
secara konsisten.

10
- Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan nusantara terus ditanamkan dalam
masyarakat sebagai upaya dalam menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah
serta moralitas yang loyal dan bangga terhadap bangsa dan negara.
- Pancasila sebagai pandangan hidup harus dihayati dan diamalkan demi
terwujudnya tujuan nasional dan cita-cita bangsa indonesia.
- Pendidikan pancasila ditanamkan pada diri anak dengan mengintegrasikannya
dalam mata pelajaran.

B.) Pengaruh Aspek Politik.


Hubungan tersebut tercermin dalam fungsi pemerintahan negara sebagai
penentu kebijaksanaan serta aspirasi dan tuntutan masyarakat sebagai tujuan yang
ingin diwujudkan sehingga kebijaksanaan pemerintahan negara itu haruslah serasi
dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat. Konteks ketahanan nasional
dibagi dua yaitu politik dalam dan politik luar negeri.
a. Ketahanan pada aspek politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan,
gangguan, ancaman dan hambatan yang datang dari dalam maupun dari luar, baik
secara langsung ataupun tidak langsung demi menjamin kelangsungan politik
bangsa dan negara Indonesia.

C.) Pengaruh Aspek Ekonomi


Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat, meliputi produksi, distribusi serta
konsumsi barang dan jasa. Sistem perekonomian yang dianut suatu negara akan
memberi corak terhadap kehidupan perekonomian di negara itu.
a. Ketahanan pada aspek ekonomi
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian
bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat
dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan
daya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.

D.) Pengaruh Aspek Sosial Budaya


Pengertian sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang
mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan dan solidaritas
yang merupakan unsur pemersatu. Dan budaya adalah sistem nilai yang merupakan
hasil hubungan manusia dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-
gagasan utama dan merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan.
a. Ketahanan pada aspek sosial budaya
Wujud ketahanan sosial budaya nasional tercermin dalam kehidupan sosial budaya
bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila, yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia
dan masyarakat indonesia.
11
E.) Pengaruh pada Aspek Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah segenap daya upaya seluruh
rakyat Indonesia sebagai satu sistem pertahanan dan keamanan dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup bangsa dan
negara Indonesia.
Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal
bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara
Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia
Keberhasilan ketahanan nasional merupakan sebuah pencerminan ketahanan
nasional yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus
dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dalam wadah NKRI yang dilandasi oleh landasan idiil Pancasila, landasan
konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nasional.

Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap


warga negara Indonesia, yaitu :
- Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik
yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka
menghadapi segala ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
- Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga
setiap warga negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat
mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi
lebih cinta kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan
cinta tanah air.
- Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan
bangsa dan sadar serta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta dapat mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut,
maka akan tercermin keberhasilan ketahanan nasional Indonesia. Untuk
mewujudkan ketahanan nasional diperlukan suatu kebijakan umum dari pengambil
kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional (Polstranas).

12
2.2 Masyarakat Utama

2.2.1 Memaknai Kata Masyarakat


Kata masyarakat secara etimologis berasal dari bahasa arab: Syarikah,
musyarakah yang memiliki makna saling bersekutu, bersama-sama, berkelompok
atau berhimpun walaupun kedua istilah tersebut dalam praktiknya memiliki makna
yang berbeda. Dalam Bahasa Arab masyarakat juga dikenal istilah mujtama’ dan
juga memiliki padanan dengan ummah yang secara sederhana diartikan jalan atau
agama. Secara sosilologis, masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu
kecil atau besar yang terikat oleh satuan, adat, ritus, atau hokum khas, dan hidup
bersama.
Pengertian menurut para ahli:
1. Koentjaraningrat (1990), bahwa pada praktiknya, kata masyarakat, yang paling
lazim dipakai untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia.
2. SoerjosSoekanto (2001), bahwa dalam masyarakat itu setidaknya memiliki
empat unsur pokok,yaitu:
- Manusia yang hidup bersama;
- Bercampur untuk waktu yang cukup lama;
- Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;
- Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
. Ali Syariati, istilah masyarakat atau ummah memiliki makna yang mendalam
karena terdapat tiga unsur yang terintegrasi didalamnya yaitu: gerakan,tujuan dan
ketepan hati,sehingga ummah memiliki arti; kumpulan orang-orang yang memiliki
tujuan yang sama, satu ndengan yang lain saling bekerja sama untuk mewujudkan
tujuan demi meraih cita-citanya,yang dilandasi oleh kepemimpinan bersama.
Selanjutnya ummah memiliki kaitan yang erat dengan upaya menuju
kesempurnaan setiap individu dan masyarakat, sehingga Ali Syarati menegaskan
bahwa, ‘’Ummah adalah manifestasi dari sekumpulan orang yang individu-
individunya merasa oleh ikatan darah dan hidupnya untuk bergabung di bawah
kepemimpinan agung dan tertinggi, yang memikul tanggung jawab terhadap
kemajuan dan kesempurnaan individu dan masyarakatnya, serta menyakini adanya
keharusan bahwa yang namanya kehidupan itu bukanlah sekedar eksis, melainkan
perjalanan tanpa henti menuju kesempurnaan mutlak dan kesadaran terhadap jati
diri yang mutlak suatu perjalanan tak terhingga dan pencapaian nilai-nilai luhur
dalam bentuknya yang kontinyu.

2.2.2 Konsp Masyarakat Utama


Individu sebagai bagian penting dalam masyarakat yang sudah menjadi muslim
yang sebenar benarnya itulah yang akan menjadi unsur pembentuk masyarakat
islam yang sebenar benarnya. Maka prasyarat individu muslim yang ingin
membangun masyarakat utama atau masyarakat islam yang sebenar benarnya
harus memiliki tiga hal:
a. Berpegang teguh kepada tali Allah (dapat dimaknai semua anggota
masyarakat ikhlas mencari ridho Allah dalam segala aktivitasnya),
b. Menyatukan hati
c. Ukhuwah Islamiyah.
Dalam Alquran yang turun pada periode madinah,disebutkan tentang istilah atau
model masyarakat utama (ideal) dengan segala manifestasinya. Setidaknya ada 5
istilah yang disebut Alquran untuk menggambarkan model masyarakat utama
atau masyarakat ideal yaitu masyarakat islam yang sebenar benarnya, antara lain:
13
1. Ummatan Muslimatan Qanitan Lillah, yaitu masyarakat yang tunduk pada
aturan Allah di bawah komando pemimpinnya.
2. Ummatan Wahidatan, yakni masyarakat universal dan cosmopolitan yang
menghargai perbedaan (pluralisme) dan menjadikannya sebagai peluang yang
diarahkan pada kompetisi kea rah kebajikan.
3. Ummatan Qaimatan, yaitu masyarakat yang tetap konsisten memperjuangkan
kebenaran dan keadilan di bawah baying-bayang kebejatan moral para penguasa.
4. Khayr Ummah, yakni masyarakat etis (bermoral) yang mendiri yang memiliki
tanggung jawab social untuk menegakkan amar ma’uf dan nahi munkar di bawah
landasan keimanan yang kokoh demi masyarakatnya.
5. Ummatan Wasathan, yakni masyarakat pertengahan yang moderat dalam
melakukan pembaruan dan senantiasa melakukan control social yang kritis.

2.2.3 Pendekatan dan Model Tranformasi Menuju Masyarakat


Utama
Perwujudan masyarakat utama tidak bisa dilepaskan dari dinamika social yang
terjadi dalam masyarakat yang ditandai oleh hubungan antar stuktur dan nilai-nilai
yang terdapat didalamnya
• Ada 2 macam pendekatan yang dapat dilakukan untuk melakukan
penterjemahan masyarakat utama :
1.konsep masyarakat utama dirumuskandalam suatu state of being yang normative
dan dicita-citakan
2.konsep masyarakat utama dirumuskan dengan mengidentifikasi komponen-
komponennya, masalah kelembagaannya dan masalah strukturalnya.
Kedua pendekatan tersebut dapat saling melengkapi ,bahkan idealnya,keduanya
terintegrasi dalam suatu pendekatan yang terpadu.
• Ada 3 peringkat struktur yang compatible untuk menampung gagasan
masyarakat utama :
1. Peringkat spiritual
Pada peringkat spiritual transpormasi dilakukan untuk meningkatkan intensitas
kehidupan relijus,kesadaran rohaniah
2. Peringkat kultural
Kecerahan kehidupan rohani akan tereksperasi pada makin mantapnya system nilai
masyarakat,yang pada gilirannya akan tercermin pada prilaku individu maupun
masyarakat, dalam realitas kehidupannya.
3 .peringkat struktural
Idiealitas nilai nilai tersebut akan terjabarkan secara konkrit atau terstruktur dalam
berbagai tatanan dan system lingkungan (habitat)
• Ada 4 alternatif pendekatan sebagai upaya transformasi perwujudan
masyarakat utama, menurut praktiknya, yaitu :
1.pendekatan kontekstual sejarah telah membuktikan bahwa perubahan
transpormatif membutukan suatu perubahan atau pergeseran paradigmatic
2. pendekatan al-harakah (gerakan),dalam sejarah muhamadiyah misalnya,dapat
ditelusuri peran KH.AHMAD DAHLAN dan beberapa orang dikelilingnya,yang
benar-benar telah menjiwai gagasan tentang masyarakat utama (versi waktu itu)
dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakannya.
3. pendekatan sinkron( keseimbangan), bila disepakati model masyarakatutama
memiliki spiritual,kultural,dan structural maka proses transpormasiharus berjalan
secara seimbang atau sinkron

14
4. pendekatan horizontal atau sertifugal sebagai formulasi dari dua pola yang sudah
digunakan pada umumnya yaitu,model atas bawah dan model bawah-
atas.pendekatan atas-bawah (top down) sering diasosiasikan dengan modal
pendekatan power,sementara pendekatan bawah-atas (button- up) sering
diasosiasikan dengan modal pendekatan budaya,pendektan dakwah,atau
pendekatan umatik

Upaya pewujudan masyarakat utama perlu dan dapat dilaksanakan secara


berkelanjutan,terstruktur terukur melalui kerangka 5 dimensi pengembangan,yang
meliputi (pp muhammadiyah,2005; 9-10)
1. System gerakan yang berkaitan denga nilai,sebagai hal yang sangat mendasar
bagi muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dana mar’ruf nahi munkar tak
dapat dimungkiri bahwa untuk mewujudkan lima rumusan operanasiol diatas,
muhammadiyah harus memiliki system gerakan yang relevan denagan kondisi
masyarakat yang kontemporer.
2. Organisasi dan kepemimpinan yang berkaitan dengan kelembagaan dan
kekuatan penggerak atau system atau system motoric dalam persyerikatan
rumusan operanasional masyarkat utama akan memiliki kerangka kerja yang
sistematis apabila didesain oleh organisasi yang menggerakan dan
kepemimpinan yang berkarakter dan berwibawa.
3. Jaringan, berkaitan dengan hubungan internal dan eksternal sejak awal
berdirinya, muhammadiyah memiliki karakter dan sifat dasar mudah bergaul
dengan pihak manapun.hal ini dipengaruhi KHA. Dahlan.
4. Sumber daya masyarakat unggul sebagai aspek penting dalam mewujudkan
masyarakat utama tentu menuntut adanya sumber daya yang serba unggul.
penigkatan kualitas sumber daya menjadi pesyarat penting bagi
muhammadiyah sebagai pilar masyarat madani.
5. Aksi dan pelayanan,berkaitan dengan aktivitas pelayanan secara langsung dapat
dinikmati oleh masyarkat,serta dilaksanakan oleh lembaga amal usaha dan
jajaran unsur structural lainnya.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya wawasan nusantara dan ketahanan nasional ini kita segenap
bangsa Indonesia dapat menentukan apa yang harus dilakukan untuk kemajuan
negara indonesia dan mempertahankan kedaulatan indonesia.
Wawasan Nusantara menjadi hal penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara karena akan mampu menumbuhkan sikap nasionalisme tinggi terhadap
bangsa dan Negara. Oleh karenanya, Wawasan Nusantara bertujuan untuk
mewujudkan nasionalism tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang
lebih mengutamakan kepentingan nasional.
Di dalam Ketahanan Nasional, upaya untuk mencegah diri dari ancaman salah
satunya dengan meningkatkan pertahanan dan keamanan. Rakyat Indonesia sebagai
suatu kesatuan dalam mengupayakan pertahanan dan keamanan dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama
pulau dan wilayah terluar Indonesia.

Adanya masyarakat utama dalam muhammadiyah adalah sebuah perkumpulan,


perserikatan, sekelompok orang yang menyatakan visi dan misi untuk dapat hidup
bersama dalam satu paradigm berlandaskan Al-Quran dan sunnah nabi dengan
pengembangan dari pemikiran-pemikiran formal(baku) untuk menjalani kehidupan
dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal
usaha, berbisnis, mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, melestarikan
lingkungan, mengembangkan seni budaya yang menunjukkan perilaku uswah
hasanah ( teladan yang baik ).

3.2 Saran
Dalam melaksanakan wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia, kita harus
membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda
daerah dengan kekuatan keamanan. Ketahanan Nasional Sangat penting untuk di
pelajari, agar menimbulkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Selainitu,
pemerintah sebaiknya meningkatkan sistem politik dan strategi nasional Indonesia
agar bangsa ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Dalam mewujudkan masyarakat utama tidak sekedar merubah adab dan tradisi
masyarakat local, tetapi lebih dari itu adalah membangun masyarakat yang
berbudaya agamis sesuai keyakinan individu dan masyarakat berbudaya yang
saling cinta kasih dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itu mewujudkan
masyarakat utama tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Namun,
memerlukan proses panjang dan waktu. Maka hal ini menuntut komitmen kita
semua sebagai warga negara untuk terus bisa mereformasi diri secara total dan
konsisten dalam suatu perjuangan usaha yang gigih agar bisa terwujud.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Tim Dosen PPKn UHAMKA. Cetakan I - September 2018.


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : UHAMKA
PRESS

17

Anda mungkin juga menyukai