Anda di halaman 1dari 16

PERANAN WAWASAN NUSANTARA TERHADAP

KESATUAN NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang


Bagi sebuah negara yang cukup besar seperti Indonesia, kekayaan budaya dan alam
merupakan potensi dan juga tantangan yang harus diselaraskan dengan benar. Besarnya
negara Indonesia akan berangsur surut dengan sendirinya jika terdapat gerakan separatis.
Contoh konkrit ialah negara Uni Soviet yang dulu pernah disebut sebagai Super Power Dunia
yang pada akhirnya negara tersebut terpecah belah menjadi negara-negara kecil. Pada
kenyataannya bisa dijadikan pengalaman bagi negara Indonesia untuk mempertahankan
kesatuan negara dalam menyiapkan strategi yang mencangkup besarnya negara yang terdiri
dari banyak pulau, suku, bahasa, agama, dan kekayaan alam. Untuk itu negara sangat perlu
mewujudkan persamaan sudut pandang terhadap seluruh komponen negara, agar tidak terjadi
visi ganda dari masing-masing komponen bangsa. Maka setiap warga negara Indonesia
diharapkan memiliki cara pandang yang sama terhadap negara agar tumbuh rasa cinta,
memiliki, dan kesatuan yang kokoh untuk menjaga dan mempertahankan negara Indonesia.

Hal inilah yang terkenal dengan sebutan wawasan nusantara. Wawasan nusantara
berperan penting bagi kedaulatan suatu negara. Karena wawasan nusantara sangat berperan
untuk membangun jiwa dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Fungsi wawasan nusantara
sendiri bagi bangsa Indonesia yaitu merupakan pedoman dan rambu-rambu dan menjadi
penggerak dan pendorong dalam mencapai tujuan nasional dalam rangka mewujudkan cita-
cita nasional bangsa Indonesia. wawasan nusantara bertujuan untuk  memantapkan rasa dan
sikap nasional yang tinggi, rasa senasib sepenanggungan, sebangsa setanah air, satu tekad
bersama yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan orang
perorangan kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah di segala bidang/aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional.
B.    Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian wawasan nusantara?
2. Fungsi dan tujuan wawasan nusantara?
3. Bagaimanakah penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa?
4. Bagaimanakah metode penyampaian nilai-nilai wawasan nusantara?
5. Bagaimanakah peranan wawasan nusantara terhadap kesatuan nasional?
6. Bagaimanakah peranan wawasan nusantara terhadap kesatuan nasional kedepan?
7. Peranan wawasan nusantara terhadap kedaulatan nasional kedepan?

C.    Tujuan
Tujuan dari permasalahan diatas adalah:
1. Mengetahui pengertian wawasan nusantara.
2. Mengetahui cara penyampaian wawasan nusantara.
3. Mengetahui penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa.
4. Mengetahui peranan wawasan nusantara terhadap kesatuan nasional.
5. Mengetahui peranan wawasan nusantara terhadap kesatuan nasional kedepan.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan jurnal ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang pengertian wawasan nusantara.
2. Memberikan informasi tentang kepedulian bangsa indonesia terhadap wilayah
nusantara.
3. Memberikan informasi penerapan wawasan nusantara yang ada di indonesia.
4. Memberikan informasi tentang manfaat wawasan nusantara bagi suatu bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN

PERANAN WAWASAN NUSANTARA TERHADAP KESATUAN NEGARA

A.     Pengertian
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan Pancasila dan UUD
1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta
menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional. Wawasan Nusantara 
merupakan pandangan geopolitik bangsa Indonesia dalam mengartikan tanah air Indonesia
sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara yang
mencakup sesuai TAP MPR Nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983 dalam mencapai
tujuan pembangunan nasional meliputi kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan.
Hakekat wawasan nusantara adalah wawasan persepsi pada segenap komponen
bangsa Indonesia sebagai dasar bagi terbangunnya rasa dan semangat nasional yang tinggi
dalam semua aspek kehidupan nasional. wawasan nusantara merupakan norma-norma dasar
yang perlu dipahami agar dapat dihayati cara pandang secara utuh dan menyeluruh meliputi,
kepentingan bersama, keadilan, kesetiaan. Arah pandang wawasan nusantara untuk
kepentingan nasional baik ke dalam untuk menjamin terwujudnya persatuan dan kesatuan
bangsa, serta kesatuan wilayah maupun keluar demi terjaminnya kepentingan nasional dalam
suasana dunia yang serba berubah.

B.     Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara


Fungsi wawasan nusantara sendiri bagi bangsa Indonesia yaitu disatu sisi merupakan
pedoman dan rambu-rambu, sedangkan disisi lain menjadi penggerak dan pendorong dalam
mencapai tujuan nasional dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia.
wawasan nusantara bertujuan untuk  memantapkan rasa dan sikap nasional yang tinggi, rasa
senasib sepenanggungan, sebangsa setanah air, satu tekad bersama yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional dari pada kepentingan orang perorangan kelompok, golongan, suku
bangsa atau daerah di segala bidang/aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
nasional.
Kedudukan wawasan nusantara diposisikan sebagai Visi Nasional yang di dalam
paradigma nasional berkedudukan sebagai landasan nasional dan berada pada tataran setelah
landasan ideologi dan landasan konstitusional. Pembinaan dan penyelenggaraan tata
kehidupan bangsa dan negara Indonesia disusun atas dasar hubungan timbal balik antara
falsafah, cita-cita dan tujuan nasional serta kondisi sosial budaya dan pengalaman sejarah
yang menumbuhkan kesadaran tentang kemajemukan dan kebhinekaannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional. wawasan nusantara mempunyai peran
penting bagi bangsa indonesia yaitu sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu
dalam menentukan kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi pemerintah yang
merupakan wakil rakyat.

C.     Penerapan Wawasan Nusantara


Penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola
tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik
Indonesia daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Semua itu menggambarkan
rasa, paham dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai identitas atau
jati diri bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya
dan udara diatasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara
utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional.
Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai bidang tampak
pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, komunikasi dan
transportasi. Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan
bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air, senasib
sepenanggungan dengan asas pancasila. Penerapan wawasan nusantara di bidang pertahanan
keamanan terlihat pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan
Negara.
Sementara itu, pandangan bangsa asing terhadap bangsa Indonesia dapat dipilah
menjadi 2 bagian besar, yakni pandangan positif, ini lebih didasarkan pada pandangan
mereka bahwa Indonesia memang telah memiliki landasan yang kokoh atau telah memiliki
sendi-sendi kebangsaan dan kenegaraan yang kuat yang memungkinkan Indonesia untuk
bangkit, maju dan jaya dalam percaturan di panggung Internasional.
Sedangkan pandangan negatif, mereka lebih sebagai pandangan yang amat subyektif
dan diarahkan sebagai bagian dari ‘alat propaganda politik’ untuk membangun opini negatif
dari dunia internasional terhadap Indonesia.
Dua pandangan tersebut sebagai berikut :
1. Pandangan Positif.
a) Konsep atau bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b) Staatfundamentalnorm UUD 1945 dan Pancasila
c) Indonesia negara terpenting di kawasan Asia Pasifik.
d) Indonesia memiliki letak Geografi atau Geopolitik yang amat Strategis.
e) Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
2. Pandangan Negatif.
a) Indonesia berada pada masa ‘Transisi Demokrasi’.
b) Reformasi bisa menjadi gerbang kehancuran bagi bangsa Indonesia
c) Makin menguatnya gerakan yang mengarah pada pembentukan khilafah atau  
pemerintahan / negara berdasarkan Agama (Islam).
d) Sistem multipartai yang tidak diimbangi dengan kedewasaan dalam berpolitik
secara etis dan bermoral
e) Degradasi pemahaman dan pengamalan terhadap ideologi Pancasila, UUD 1945,
nasionalisme, dan kesadaran Bhineka Tunggal Ika
f) Maraknya Terorisme, Radikalisme dan Sparatisme
g) Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
h) Maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
i) Pengabaian masalah lingkungan hidup

Skenario Asing Terhadap Indonesia


Skenario asing untuk melemahkan dan mengerdilkan Indonesia, pada dasarnya
berangkat dari strategi yang amat standar, yakni dengan mengeksploitasi kekuatan Indonesia
agar menjadi lemah dan secara bersamaan memanfaatkan, memelihara dan memperbesar
kelemahan nasional yang telah ada. Pada dasarnya penerapan strategi untuk menjalankan
skenario asing itu ditempuh secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung,
misalnya melalui lembaga atau institusi resmi (Kedubes), tenaga ahli pertahanan atau
perusahaan, konsultan asing, misionaris, LSM dan bentuk-bentuk perwakilan suatu lembaga
atau organisasi tertentu di Indonesia.
Namun, bisa juga dengan cara tidak langsung, misalnya dengan menanam ‘Agen’
orang lokal, partner lokal, LSM lokal, dan lain-lain. Kesemuanya itu dengan satu tujuan,
yakni bagaimana agar Indonesia  lemah dan mudah untuk di kendalikan oeh negara lain.
Dalam melemahkan semangat nasionalisme bangsa indonesia  ada beberapa hal yang
dilakukan oleh pihak asing seperti pengeroposan paradigma nasional, demokrasi dan HAM,
pujian yang mengandung tipu daya, pecah belah Social Capital Indonesia, dengan cara-cara
di atas maka bangsa Indonesia cepat ataupun lambat akan menjadi bangsa yang lemah.
Untuk  itu pendidikan tentang wawasan nusantara harus diberikan kepada generasi muda
sejak dini untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air yang tinggi supaya
bangsa indonesia tercinta ini bisa menjadi bangsa yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi
dan memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk menjaga dan memelihara kedaulatan dan
kesatuan bangsa dan negaranya.
D.     Metode Penanaman Nilai-Nilai Wawasan Nusantara
Dari seluruh wilayah Indonesia 75 persen merupakan daerah pedesaan. Jika di hitung-
hitung lagi, diantara 75 persen tersebut masih banyak yang merupakan daerah terbelakang
atau terpencil. Bahkan diluar Jawa masih banyak daerah-daerah yang masih terdiri dari hutan
perawan yang belum terjamah peradaban manusia. Jika pada sentral-sentral peradaban yaitu
di kota sedang dilakukan penyadaran publik untuk melingkupi seluruh nusantara, maka
permasalahan terbesar justru terjadi di wilayah-wilayah terpencil itu.
Permasalahan di mulai dari segi transportasi dan komunikasi. Selain itu terjadi pula
kesenjangan pengetahuan yang cukup signifikan yang sangat berpengaruh terhadap hasil
upaya penanaman nilai-nilai wawasan nusantara tersebut. Ambillah contoh daerah Papua
pedalaman dibandingkan dengan daerah Jakarta Utara. Jika di Jakarta Utara rata-rata
penduduk sudah mengenyam bangku pendidikan dan memperoleh informasi yang sangat
banyak maka mudah bagi masyarakat itu untuk mengerti tujuan dari penanaman wawasan
nusantara tersebut.
Namun menjadi sulit bagi masyarakat Papua pedalaman, karena mereka selain minim
informasi dan pendidikan, juga sebenarnya mereka tidak benar-benar merasakan bahwa
persoalan yang sedang ingin ditanggulangi dan tujuan dari penanaman wawasan nusantara itu
sebagai suatu hal yang penting bagi mereka.
Mereka sudah terbiasa dengan kehidupan yang sederhana dan konvensional yang
sudah terjadi secara turun temurun. Perbedaan sejarah membuat adanya perbedaan perilaku
dan sikap pula. Maka untuk mengatasi masalah ini secara komprehensif dan tepat sasaran,
perlu digagas stretegi apa yang selayaknya diambil. Secara sederhana setidaknya ada
beberapa hal yang perlu digaris bawahi :
1) Pola pendidikan/penanaman yang tepat bagi masing-masing daerah.
Karakteristik daerah dengan latar belakang kultur, agama dan adat yang berbeda perlu
disikapi dengan pola pendidikan yang berbeda. Artinya penghormatan terhadap apa yang
sebelumnya mereka anut atau lakukan sangat penting untuk dihormati keberadaannya.
Penanaman nilai-nilai wawasan nusantara sebisa mungkin tidak bermuatan politis
tetapi bermuatan kekeluargaan dan kerakyatan. Acara-acara atau momen-momen yang paling
tepat untuk dijadikan ajang penanaman nilai-nilai wawasan nusantara justru pada saat acara
adat/ritual yang biasa dilakukan di daerah tersebut.
Sehingga masyarakat setempat merasa bahwa wawasan nusantara merupakan bagian
integral dari budaya mereka sendiri. Walaupun seluruh masyarakat Indonesia itu sadar bahwa
kemerdekaan itu penting dan begitu pula dengan persatuan dan kesatuannya, tetapi ketika hal
itu diimplementasikan pada komponen-komponen pelaksananya termasuk pada penanaman
nilai-nilai wawasan nusantara ini, bisa saja dianggap ‘politis’, karena secara manusiawi
sangat mungkin terjadi manipulasi oleh para oknum pelaku pemerintahan.
Hal inilah yang sangat dikhawatirkan menjadi bumerang terhadap usaha penanaman
nilai itu sendiri sehingga harus terjadi kerjasama yang baik antara masyarakat dengan
pemerintah yang berwenang sehingga tidak terjadi manipulasi oleh para oknum pelaku
pemerintahan.
2) Intensitas permasalahan yang diangkat pada masing-masing daerah.
Setelah melalui pola pendidikan atau penanaman yang kekeluargaan, selanjutnya
perlu diimbangi pula dengan keseimbangan logis dan emosional. Hal itu dilakukan dengan
melihat potensi dan kekurangan pada masing-masing daerah. Sebagai contoh adalah daerah
Papua; karena karakteristik masyarakatnya yang sedikit lebih terbelakang dari masyarakat
lain, maka usaha penanaman nilai itu harus dibarengi dengan peningkatan pendidikan yang
lebih gencar dari daerah lain.
Tidak logis kiranya jika pada saat penanaman nilai itu dilakukan, kemudian
konsentrasi pendidikan tidak dialihkan ke sini, sedangkan usaha eksploitasi sumber daya
alamnya sudah dimulai, hal ini sangat potensial menimbulkan konflik, karena beberapa segi :
a. Kesadaran masyarakatnya yang belum tinggi, sehingga potensial menimbulkan
kesalahpahaman.
b. Kesengajaan oknum pemerintah yang memanfaatkan keadaan senjang pendidikan tersebut
untuk menguasai, sehingga meninggalkan aib bagi usaha penanaman wawasan nusantara
itu.
3. Pendekatan psikologis yang digunakan pada masing-masing daerah.
Pendekatan psikologis yang dimaksud adalah ketika suatu daerah memiliki
kecenderungan kuat terhadap sebuah tradisi agama atau budaya yang kental, maka
penanaman nilai ini harus menyesuaikan dengan latar belakang mereka. Sebagai contoh
adalah daerah Islam, karena di dalam Islam diajarkan mengenai pemanfaatan kekayaan alam
dan sumber daya manusia yang sangat detail dengan pembahasan halal-haram segala, maka
jangan sampai usaha penanaman nilai-nilai wawasan nusantara, menyebabkan mengikisan
fungsi kontrol agama yang sudah mereka anut.
Bagaimana mungkin mendirikan banyak diskotik dengan alasan pariwisata dan
pengkayaan potensi pariwisata, pada daerah yang sangat agamis, hal itu adalah pemaksaan
sekaligus pelecehan terhadap nilai-nilai setempat yang sebenarnya tidak bertentangan dengan
wawasan nusantara jika mau disikapi secara adil.
4. Peran yang diberikan pada masing-masing daerah.
Peran yang dimaksud adalah menempatkan setiap daerah pada potensi dan
kecenderungannya masing-masing. Artinya pada suatu daerah yang sangat kaya alamnya,
maka diprioritaskan untuk membangun potensinya itu sebagai bagian integral dari
pembangunan negara. Sedangkan pada daerah dengan potensi perdagangan misalnya, diberi
kesempatan untuk mengembangkan daerahnya menjadi pusat perdagangan yang besar.
 Kepentingannya justru bagaimana memanfaatkan keberagaman itu pada sebuah
kerjasama yang saling mendukung, dan bukannya saling menyaingi dan menjatuhkan.
Semangat ini sangat tergantung pada pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pejabat-
pejabat pelaksana pemerintahan sebagai cermin dari kekonsistenan melaksanakan wawasan
nusantara.
5. Implementasi wawasan nusantara.
penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan
pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari
cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan
nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh
dan menyeluruh. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak
awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan
demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek
kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya
untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui sosial budaya, ekonomi maupun politik luar negeri yang bebas
aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara
mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan
kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu
sendiri.
a.    Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
Namun sayangnya hal tersebut belum sepenuhnya benar-benar terwujud, dalam
pengelolaannya hasil kekayaan bangsa indonesia belum sepenuhnya dinikmati secara
bersama-sama bahkan kekayaaan bangsa indonesia sering dikuasai oleh perusahaan
swasta/pribadi hal ini membuktikan bahwa pemerintah bangsa indonesia belum
sepenuhnya bisa menjadi wakil rakyat yang pro dengan rakyat. Mereka hanya
mengatasnamakan dirinya untuk rakyat namun pada kenyataannya mereka masih
memetingkan urusan pribadinya/usahanya sendiri, disamping itu pemerintah belum bisa
membela aspirasi rakyatnya karena mereka cenderung berpihak kepada para pengusaha
swasta berkantong tebal.
b.    Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing. Maksudnya pembangunan
ekonomi harus merata diseluruh nusantara dengan cara membuka wilayah-wilayah yang
terisolir menjadi daerah pusat perekonomian di indonesia yaitu dengan cara membuka
jalur-jalur transportasi agar wilayah tersebut menjadi daerah yang ramai dan penuh dengan
potensi perekonomian sehingga dapat menarik investor-investor untuk menanamkan
modalnya diwilayah tersebut. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara
diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan dengan  sistem ekonomi
kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c.    Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya. Peranan
wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus
karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa
yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau
kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya Indonesia pada
hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan
kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan
tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
d.    Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan.
Peranan wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk
sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air
dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi
setiap warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain: 
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya \adalah ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.
b) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

E.      Peranan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara berperan penting bagi kedaulatan suatu negara. Karena wawasan
nusantara sangat berperan penting untuk membangun jiwa dan menumbuhkan rasa cinta
tanah air. Dengan ditanamkanya wawasan nusantara sejak dini akan menciptakan suatu pola
pikir dimana bahwa seluruh kekayaan bangsa indonesia ini baik dari sumber daya alamnya
maupun dari sumber daya manusiaanya/budayanya yang merupakan warisan nenek moyang
pejuang pendiri bangsa harus dijaga, dirawat  dan dilindungi dengan segenap jiwa raga dari
tangan negara lain yang ingin merusak bangsa dan negara Indonesia tercinnta ini. Indonesia
merupakan bangsa yang kaya dan subur sehingga sudah pasti banyak negara lain yang tergiur
dengan segala kekayaan dan potensi luar biasa yang dimiliki bangsa indonesia. Wawasan
nusantara yang ditanamkan pada generasi penerus bangsa ini akan mebentuk dan membangun
jiwa nasionalisme dan rasa bersatu untuk bersama-sama menjaga tanah air dari segala
ancaman negara lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Masa depan bangsa berada di tangan generasi muda khususnya pelajar. Mereka
adalah harapan kita. Generasi bintang. Sudah sepantasnya energi dan perhatian kita curahkan
kepada pelajar demi terwujudnya masa depan bangsa yang memiliki ketahanan nasional yang
tangguh. Jangan berharap terlalu besar untuk menumbuhkan nasionalisme dari generasi tua.
Mahasiswa saja sudah sulit. Nasionalisme mereka memiliki makna yang berbeda-beda.
Menurut Taufik Abdullah, mantan Ketua LIPI, krisis nasionalisme yang dialami bangsa
Indonesia merupakan hasil sebuah proses kompleks sejarah kepemimpinan nasional yang
memberikan dampak pada jiwa-jiwa rakyatnya. Bahkan dalam salah satu artikelnya ia
mengatakan bangsa indonesia saat ini sedang mengalami  “Krisis Nasionalisme,”. Dengan
demikian kaum pelajar  tidak  masuk dalam  kategori yang terkena krisis nasionalisme karena
mereka termasuk lugu pada kasus ini.
Ancaman dan hambatan untuk pelajar menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air
adalah  lingkungan dan globalisasi. Dan  jangan lupa mereka adalah ‘Digital Native’ – lahir
dan besar di era digital. Mereka lahir di masa yang memanjakan fisik dan mobilitas seseorang
di mana pelajaran mengenai tugas dan kewajibannya sebagai warga negara menjadi sebuah
hal yang membosankan dan jadul. Untuk itu kita sebagai tiang bangsa harus bisa
menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air dan harus bisa menerapkan wawasan nusantara
dalam kehidupan berbangsa selain itu mengadakan seminar-seminar bertemakan
nasionalisme harus sering diadakan untuk memupuk jiwa nasinalisme para generasi muda.
Pengetahuan tentang nusantara sangatlah penting demi terciptanya bangsa yang maju,
kuat dan tangguh. Untuk menjadi bangsa yang tangguh jiwa rela berkorban untuk negara
harus muncul dan ada pada setiap warga negara. Untuk itu Pendidikan Bela Negara harus
diberikan sejak dini kepada generasi muda saat ini. Dalam penyampaiannyapun tentunya
menggunakan sistem pembelajaran constructive and active learning, yang berarti serangkaian
aktivitas belajar dibuat sehingga para peserta mampu secara otomatis mengetahui apa itu
wawasan kejuangan, kebangsaan dan nusantara tanpa diberitahu oleh penyelenggara. Berbeda
dengan passive learning seperti model perkuliahan di ruangan yang menuangi peserta
bagaikan sebuah teko (guru) berisi air penuh mengalirkan air ke gelas (murid) yang kosong.
Ini namanya spoonfeeding. Tak akan berhasil mencapai sasaran pembelajaran, yakni
nasionalisme.
Bukankah kini outbond banyak digandrungi. Juga permainan pinball, dan soft air gun.
Kegiatan yang memerlukan taktik dan sedikit adrenalin ini tentunya bisa menjadi bagian dari
Pendidikan Bela Negara. Ini bisa dijadikan sebagai daya tarik pelajar. Belum lagi kalau
mereka diperkenalkan dengan mobilitas pasukan dari Titik Bongkar (TB) ke Daerah
Persiapan (DP) untuk melakukan penyerangan. Pastinya dalam perang konvensional, dari TB
ke DP jaraknya tidaklah dekat dikarenakan titik sasaran berada di sebuah ketinggian. Mereka
dapat melatih fisik mereka sembari menikmati alam.
Banyak sekali bagian dari Pendidikan Bela Negara yang bisa diperkenalkan dan
diperlatihkan kepada pelajar dengan cara yang menyenangkan tanpa tekanan baik Pilih Jurit
Tangkas (PJT), pertahanan, serangan, patroli, bahkan sampai pengenalan senjata. Yang
penting outcome pembelajaran harus sudah diset termasuk skill dan knowledge yang
diharapkan. Penggunaan sistem level juga sangat berarti agar siswa punya semangat untuk
berkompetisi.
Masalah pendanaan dan promosi sepertinya bisa melibatkan pihak swasta. Bidang
Bela Negara sudah selayaknya mendapatkan perhatian para pengusaha di samping pendidikan
dan kesehatan, karena ketahanan nasional dan masa depan persatuan bangsa juga merupakan
masalah bersama. Tentunya diperlukan departemen khusus untuk secara intensif menawarkan
program ini kepada swasta dan juga insentifnya. Departemen yang ditunjuk harus bisa
memberikan penyadaran betapa arti penting Pendidikan Bela Negara. Biasanya, perusahaan
akan mem-blow up kegiatan CSR mereka melalui media massa. Dengan demikian diharapkan
banyak pengusaha yang akan bergabung untuk mendukung program ini.
Perang terbuka memang  jangan sampai terjadi. Namun, walau nantinya harus terjadi
Indonesia sudah siap dengan salah satu potensinya yakni sumber daya manusia yang
memiliki keterampilan dasar tempur.
Sehingga Wawasan Nusantara/pengetahuan Nusantara harus benar-benar diwariskan
kepada generasi muda yang merupakan tiang bangsa kemudian diterapkan dalam sikap dan
tingkah laku sebagai bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai ragam suku, ras dan budaya
yang memiliki ciri khas daerahnya masing-masing namun tetap memiliki rasa satu kesatuan
yang kuat untuk menjaga tanah air dari ancaman bangsa lain. Salah satu manfaat paling nyata
dari penerapan Wawasan Nusantara. Khususnya di bidang wilayah. Adalah diterimanya
konsepsi nusantara di forum internasional. Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial
Indonesia. Laut nusantara yang semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari
wilayah Indonesia. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut menghasilkan
sumber daya alam yang mencakup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan
luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional terutama negara tetangga yang
dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai.
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa
faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai
kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya.
Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam
kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah.
Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan
wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di bentuk
dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa Indonesia tentang
persatuan dan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu
bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan
itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru
kapitalisme, dan kesadaran warga negara.

F.      Peranan Wawasan Nusantara Terhadap Kedaulatan Nasional Kedepan


Wawasan Nusantara berperan penting terhadap kedaulatan suatu negara. Bagaimana
mungkin suatu negara dapat berdiri dengan kuat jika rakyatnya belum memiliki rasa kesatuan
yang kuat dan memiliki rasa kekeluargaan saling memiliki dan saling menjaga tanah airnya,
dimana tanah airnya merupakan tempat dimana ia dilahirkan.
Pengetahuan tentang Wawasan Nusantara dapat menumbuh kembangkan rasa cinta
tanah air untuk menjaga tanah air dari segala bentuk ancaman negara lain yang tergiur dengan
segala pesona kekayaan alam dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Untuk itu kita
sebagai generasi muda yang merupakan tiang bangsa harus memiliki dua arah pandang
Wawasan Nusantara yaitu:
1.    Arah Pandang ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap
aspek kehidupan nasional , baik aspek alamiah maupun aspek sosial . Arah pandang ke dalam
mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan
mengatasi sedini mungkin faktor – faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus
mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan .
2.     Arah Pandang ke Luar
Arah pandang keluar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang
serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi , dan keadilan sosial , serta kerjasama dan sikap
saling hormat menghormati . Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa dalam kehidupan
internasionalnya , bangsa Indonesia harus berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya
dalam semua aspek kehidupan , baik politik , ekonomi , sosial budaya maupun pertahanan
dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional sesuai dengan yang tertera pada Pembukaan
UUD 1945 .
Selain itu demi terciptanya kedaulatan nasional kedepan kita sebagai bangsa Indonesia
harus memilki:
a) Kesadaran cinta tanah air di kalangan masyarakat, untuk menumbuhkan semangat
bela negara sebagai tanggung jawab setiap warga negara Indonesia.
b) Sistem informasi cepat dan deteksi dini yang menjangkau seluruh pelosok daerah
guna mencegah timbulnya konflik dan perpecahan.
c) Mencegah munculnya daerah-daerah rawan karena faktor alam atau manusia yang
akan menjadi penyebab berkembangnya berbagai bentuk konflik sosial yang
merugikan kerukunan dan kedamaian masyarakat, mengganggu integritas Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Diharapkan dengan adanya rasa saling memiliki dan rasa tanggung jawab bersama untuk
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa inilah kedepannya bangsa Indonesia dapat menjadi
negara yang kuat dan menjadi bangsa yang tidak mudah dipermainkan negara lain sehingga
bangsa Indonesia dapat menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang kuat, dan mampu
bertahan dalam kancah persaingan Internasional. Agar jangan sampai bangsa Indonesia
kehilangan kekayaannya baik berupa kekayaan alamnya yang melimpah maupun kekayaan
budayanya yang begitu beranekaragam. Jangan sampai kekayaan bangsa Indonesia nanti
diklaim ataupun dirampas secara paksa oleh bangsa lain seperti yang lalu.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1. Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan
sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945
yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta
menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.
2. Wawasan nusantara komponen ideologis negara dalam memulai pembangunan
kesadaran masyarakatnya untuk bersatu dan melakukan tujuan yang sama.
3. Wawasan nusantara terhadap kesatuan suatu bangsa terdapat hubungan yang paralel.
Hubungan tersebut tersimpul oleh peranan wawasan nusantara terhadap
kesatuannasional yang begitu saling terkait.
4. Karakteristik bangsa Indonesia yang beragam menuntut pemerintah untuk melakukan
hal yang berbeda pada setiap daerah dengan karakteristiknya masing-masing.
B.     Saran
1. Sebagai generasi muda kita harus giat mempelajari ilmu tentang wawasan nusantara
baik yang bersumber dari buku ataupun sumber bacaan lain yang berkaitan dengan
wawasan nusantara untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang
wilayah dan keadaan nusantara sehingga dapat menjiwai nilai wawasan nusantara
untuk kemajuan dan kesatuan bangsa indonesia.
2. Sebaiknya kita semua sebagai mahluk sosial,individu maupun mahluk Tuhan Yang
Maha Esa harus harus berusaha menerapkan dan mengamalkan nilai wawasan
nusantara dalam kehidupan berbangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Sayidiman Suryohadiprojo, Let.Jen.TNI (Purn). 2006. Pendidikan Kewarganegaraan.


Jakarta : Gramedia.
Puji Triwidodo, ST., Akademisi & Praktisi Pendidikan, Kontributor TANDEF

Anda mungkin juga menyukai