FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
GEOPOLITIK INDONESIA
A. Wawasan Nasional
Wawasan berasal darai kata wawas yang berarti meninjau, memandang, atau mengamati.
Dengan demikian, wawasan dapat diartikan konsepsi cara pandang (KBBI, 2002: 1271). Pada awal era
revormasi, istilah ini menjadi kurang popular sehingga para politisi pun enggan menggunakannya
(tidak lagi tersurat dalm GBHN 1999 sebagai wawasan bangsa).
Wawasan nasional suatu bangsa terbentuk karena bangsa tersebut tinggal dalam suatu wilayah
yang diakui sebagai miliknya untuk kehidupannya. Oleh karena itu, apabila suatu bangsa dibahas,
akan terkait pula masalah sejarah diri dan budaya, falsafah hidup, serta tempat tinggal dan lingkungan
bangsa tersebut. Dari ketiga aspek itu, tercetus aspirasi bangsa yang kemudian dituangkan dalam
perjanjian tertulis-konstitusi-ataupun tidak tertulis. Perjanjian ini tetap menjadi catatan hidup motivasi
yang semuanya dituangkan menjadi ajaran doktrin dasar untuk membanngun negara yang berupa
wawasan nasional.
Wawasan nasioal bangsa Indonesia dinamakan wawasan nusantara yang merupakan
implementasi perjuangan pengakuan se-bagai negara kepulauan yang disesuaikan dengan kemajuan
zaman. Pada masa lalu negara kepulauan yang meliputi kumpulan pulau-pulau berdasarkan contour
yang dipisahkan oleh laut. Paham Nusantara menunjukkan dua arah pengaruh, yaitu :
1. ke dalam: berlaku asas kepulauan yang menuntut terpenuhnya unsur tanah dan air yang selaras dan
serasi untuk merealisasikan wujud tanah air;serta
2. ke luar: berlakunya asas posisi antara yang menuntut posisi kuat bagi Indonesia untuk dapat berdiri
tegak dari tarikan segala penjuru.
B. Wawasan Nusantara
Geopolitik Indonesia dinamakan wawasan nusantara, yang secara umum didefinisikan sebagai cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka, serta lingkungan geografinya yang
berwuud negara kepulauan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Adapun tujuannya adalah untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, dan turut serta menciptakan
ketertiban dan perdamaian dunia. Kesemua itu dalam rangka mencapai Tujuan Nasional. Oleh karena
itu, hakikat tujuan Wawasan Nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam kebhinekaan, yang
mengandung arti sebagai berikut :
1. Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi, posisi dan potensi geografi,
serta kebhinekaan budaya.
2. Pedoman dan pola tindak serta pola pikir kebiaksanaan nasional.
3. Hakekat Wawasan Nusantara dasar persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya yang berarti:
a. bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, maka perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yang serasi dengan terdapat tingkat kemajuan masyarakat yang sama merata dan
seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa;
serta
b. bahwa budaya bangsa Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya
yang ada menggambarkan kekanyaan budaya bangsa. Kekayaan ini menjadi modal dan landasan
pengembagan budaya bangsa seluruhnya. Tentunya dengan tidak menolak nilai-nilai budaya
lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, serta hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa.
4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai kesatuan pertahanan dan keamanan, yang berarti:
a. bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman
terhadap seluruh bangsa dan Negara; serta
b. bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
pembelaan negara dan bangsa.
Basrie, Chaidir Drs., M.Si. 1995. Wawasan Nusantara, Wawasan Nasional Indonesia.
Djalal, Hasyim. 1995. Indonesia and the Law of the Sea. Jakarta: C S I S
Hardjasumantri, Kusnadi. 1989. Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.
Kusumatmadja, Prof. DR. Mochtar. 2003. Konsep Hukum Negara Nusantara Pada Konvensi
Hukum Laut III. Bandung: Alumni.
Simbolon, Parakitri T. 1995, Menjadi Indonesia, Buku I, Akar-akar Kebangsaan Indonesia. Jakarta:
Kompas.
Soewarso. 1981. Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional. Hak Cipta.
Sumardi, Juajir. 1996. Hukum Ruang Angkasa (Suatu Pengantar). Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Sunardi, R. M. 2004. Pembinaan Ketahanan Bangsa, dalam rangka nemperkokoh keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta: PT Kuadernita Adidarma.
Suradinata, Ermaya dan Alex Dinuth (Pnyt). 2001. Geopolitik dan Konsepsi Ketahanan Nasional.
Jakarta: Paradigma Cipta Tatrigama