Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar
wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia
karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia.

Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya
yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa
Indonesia di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur
dasar wawasan nusantara itu adalah : wadah,isi dan tata laku.

Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara


Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya
manusia (SDM). Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara
dan satu tanah air. Dalam kehidupannya bangsa Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar (regional atau
internasional). Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang
berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut Wawasan Nusantara. Karena hanya
dengan upaya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan
perjuangan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sentosa.

1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian dan Wawasan nusantara.
1.2.2 Unsur – unsur dasar Wawasan nusantara.
1.2.3 Kedudukan, fungsi dan tujuan Wawasan nusantara.
1.2.4 Wawasan nasional Indonesia.
1.2.5 Hubungan wawasan nusantara sebagai Wawasan nasional Indonesia.
1.2.6 Sasaran implementasi Wawasan nusantara.
1.2.7 Sosialisasi Wawasan nusantara.
1.2.8 Tantangan implementasi Wawasan nusantara.

1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Wawasan nusantara.
1.3.2 Untuk mengetahui unsur – unsur dasar dari Wawasan nusantara.
1.3.3 Untuk mengetahui kedudukan, fungsi dan tujuan Wawasan
nusantara.
1.3.4 Untuk mengetahui Wawasan nasional Indonesia.
1.3.5 Untuk mengetahui hubungan Wawasan nusantara sebagai Wawasan
nasional Indonesia.
1.3.6 Untuk mengetahui sasaran implementasi Wawasan nusantara.
1.3.7 Untuk mengetahui sosialisasi Wawasan nusantara.
1.3.8 Untuk mengetahui tantangan implementasi Wawasan nusantara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Wawasan Nusantara


1. Menurut Wan Usman
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan tanah air nya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan
yang beragam.
2. Menurut Lembaga Ketahanan Nasional 1999
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
3. Menurut Majelis Permusyawaratan Rakyat 1998
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.
4. Menurut Hasnan Habib
Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan
tekad perjuangan dan satu kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya,
satu kesatuan ekonomi dan satu kesatuan hankam.

3
2.2. Unsur – unsur dasar Wawasan nusantara
 Wadah
Wadah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara meliputi seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka ragam budaya.

 Isi
Merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita
serta tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.

Isi menyangkut dua hal yaitu:

1) Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan


perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan.

2) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek


kehidupan nasional.

 Tata laku
Hasil interasi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari :

1) Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas


yang baik dari bangsa Indonesia.

2) Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan dan perilaku
dari bangsa Indonesia.

4
2.3. Kedudukan, fungsi dan tujuan Wawasan nusantara
Kedudukan Wawasan Nusantara
1. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang di yakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya
mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
2. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional secara struktural dan
fungsional mewujudkan keterkaitan hierarkis piramida dan secara
instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Fungsi Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta


rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan
perbuatan bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bernsyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk dalam bukunya pendidikan


kewarganegaraan diperguruan tinggi menjelaskan bahwa fungsi wawasan
nusantara:

1. Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara


Indonesia.
2. Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi
pembangunan nasional.
3. Tujuan Wawasan Nusantara.

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasioanalisme yang tinggi


disegala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasioanal dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau
daerah (kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah tetap
dihargai selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak.

5
Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk dalam bukunya pendidikan
kewarganegaraan diperguruan tinggi menjelaskan bahwa tujuan wawasan
nusantara adalah :

1. Tujuan ke dalam mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan


nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial.
2. Tujuan keluar pada lingkungan bangsa dan Negara yang mengelilingi
Indonesia ialah ikut serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia
berdasarkan kemerdekaan keadilan sosial dan perdamaian abadi.

6
2.4. Wawasan nasional Indonesia
Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan nasional
secara universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan, geopolitik
dan dasar pemikiran wawasan nasional yang dipakai Negara Indonesia.

1. Paham kekuasaan Indonesia


Dalam google www.wilayahperbatasan.com bangsa Indonesia yang
berfalsafah dan berideologi pancasila menganut paham tentang perang dan damai
berdasarkan ’’bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”.
Maka wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan
dan adu kekuatan.

2. Geopolitik Indonesia
Indonesia menganut paham Negara kepulauan berdasarkan Archipelago
concept yaitu laut sebagai penghubung daratan sehingga wilayah Negara menjadi
satu kesatuan yang utuh sebaga Negara kepulauan.

3. Dasar pemikiran wawasan nasional Indonesia


Bangsa Indonesia dalam menentukan wawasan nasional mengembangkan
dalam kondisi nyata. Indonesia dibentuk oleh pemahaman kekuasaan dari bangsa
Indonesia yang terdiri dari latar belakang dan kesejarahan Indonesia.

Untuk penjelasan latar belakang filosofi sebagai dasar pemikiran dan


pembinaan nasional Indonesia ditinjau dari :

 Pemikiran berdasarkan falsafah pancasila


Wawasan nasional merupakan pancaran dari pancasila oleh kerena itu
menghendaki terciptanya kesatuan dan persatuan dengan tidak menghilangkan
ciri, sifat dan karakter dari kebhinekaan unsur-unsur pembentuk bangsa (suku
bangsa, etnis dan golongan).

7
 Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan
Wilayah Indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan tentang
wilayah teritorial yang dibuat oleh belanda yaitu “teritorial Zee en Maritime
Kringen Ordonantie 1939” (TZMKO 1939), dimana lebar laut wilayah /
teritorial Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis air rendah masing-masing
pulau Indonesia.

TZMKO 1939 tidak menjamin kesatuan wilayah Indonesia sebab antara


satu pulau dengan pulau yang lain menjadi terpisah-pisah, sehingga pada 13
Desember 1957 pemerintah mengeluarkan Deklarasi Djuanda yang isinya : ”Segala
perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian
pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah
daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian
daripada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada
Negara Republik Indonesia. Lalu-lintas yang damai diperairan pedalaman ini bagi
kapal-kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan atau
mengganggu kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia”.

Dalam peraturan, yang akhirnya dikenal dengan sebutan Deklarasi Djuanda,


disebutkan juga bahwa batas laut teritorial Indonesia yang sebelumnya 3 mil
diperlebar menjadi 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung
terluar pada pulau-pulau dari wilayah Negara Indonesia pada saat air laut surut.
Dengan keluarnya pengumuman tersebut, secara otomatis

Ordonantie 1939 tidak berlaku lagi dan wilayah Indonesia menjadi suatu
kesatuan antara pulau-pulau serta laut yang menghubungkan antara pulau-pulau
tersebut.

Tujuan deklarasi juanda sebagai berikut:

1) Perwujudan bentuk wilayah Negara kesatuan republik Indonesia yang bulat dan
utuh.

8
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas
Negara kepulauan.

3) Peraturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sesuai dengan hukum laut internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982
wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1. Zona laut teritorial


Batas laut teritorial adalah garis khayal yang berjarak 12 mil dari garis dasar kearah
laut lepas. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungakan titik-titik dari
ujung-ujung pulau terluar.

2. Zona landas kontinen


Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologis
merupakan lanjutan dari sebuah benua, kedalaman lautnya kurang dari 150 m.
Adapun batas landasan kontinen tersebut diukur dari garis dasar yaitu paling jauh
200 mil laut.

3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil kearah laut terbuka diukur
dari garis dasar. Pengumuman tentang ZEE dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia
pada tanggal 21 maret 1980.

Melalui konferensi PBB tentang hukum laut Indonesia ke-3 tahun 1982,
pokok-pokok Negara kepulauan berdasarkan Archipelago Concept Negara
Indonesia diakui dan dicantumkan dalam UNCLOS 1982. Berlakunya UNCLOS
1982 berpengaruh dalam upaya pemanfaatan laut bagi kepentingan kesejahteraan
seperti bertambah luas ZEE dan landas kotinen Indonesia. Perjuangan tentang
kewilayahan dilanjutkan dengan menegakkan kedaulatan dirgantara yaitu wilayah
Indonesia secara vertical terutama dalam memanfaatkan wilayah Geo Stationery
Orbit (GSO).

9
Ruang udara adalah ruang yang terletak di atas ruang daratan atau ruang
lautan sekitar wilayah Negara dan melekat pada bumi dimana suatu Negara
mempunyai hak yurisdiksi. Ruang udara, ruang daratan dan ruang lautan
merupakan satu kesatuan ruang yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

 Pemikiran berdasarkan aspek sosial budaya


Budaya atau kebudayaan secara etimologis adalah segala sesuatu yang
dihasilkan oleh kekuatan budi manusia. Sosial budaya adalah faktor dinamik
masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang
memungkinkan hubungan sosial antara anggota – anggotanya.

Berdasarkan ciri dan sifat kebudayaan masyarakat Indonesia sangat


hiterogen dan unik sehingga mengandung potensi konflik yang sangat besar,
terlebih kesadaran nasional masyarakat yang relatif rendah sejalan
dengan terbatasnya masyarakat terdidik.

Proses sosial dalam menjaga persatuan nasional sangat membutuhkan


kesamaan persepsi / kesatuan cara pandang diantara segenap masyarakat tentang
eksistensi budaya yang sangat beragam namun memiliki semangat untuk membina
kehidupan bersama secara harmonis.

 Pemikiran berdasarkan aspek kesejarahan


Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita – cita pada umumnya tumbuh dan
berkembang akibat latar belakang sejarah. Penjajahan disamping menimbulkan
penderitaan dan juga menumbuhkan semangat untuk merdeka yang merupakan
awal semangat kebangsaan yang diwadahi Boedi Oetomo (1908) dan sumpah
pemuda (1928).

Wawasan nasional Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang


menginginkan tidak terulangnya lagi perpecahan dalam lingkungan bangsa
yang akan melemahkan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan untuk
mewujudkan cita – cita dan tujuan nasional sebagai hasil kesepakatan bersama
agar bangsa Indonesia setara dengan bangsa lain.

10
2.5. Hubungan Wawasan nusantara sebagai Wawasan nasional Indonesia
Sebagai bangsa majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam
membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik
pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya, maupun hankamnya, selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah.

Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional Indonesia merupakan cara


pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek
kehidupan nasinal untuk mencapai tujuan nasional.

2.6. Sasaran Implementasi Wawasan nusantara


Penerapan Wawasan Nusantara harus tercemin pada pola pikir, pola sikap
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan Negara.

a) Implementasi dalam kehidupan politik, adalah


menciptakan iklim menyelenggaraan Negara yang sehat dan dinamis,
mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.

b) Implementasi dalam kehidupan Ekonomi adalah menciptakan


tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.

c) Implementasi dalam kehidupan sosial budaya adalah


menciptakan sikap batiniah dan lahirniah yang mengakuai, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup
disekitarnya dan merupakan karunia sang pencipta.

d) Implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan adalah


menumpuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela Negara
pada setiap WNI.

11
2.7. Sosialisasi Wawasan nusantara
Sosialisasi Wawasan Nusantara :
 Menurut sifat / cara penyampaian
1. Langsung = > ceramah, diskusi, tatap muka
2. Tidak langsung => media massa
 Menurut metode penyampaian
a) Ketauladanan
b) Edukasi
c) Komunikasi
d) Integrasi
Materi Wasantara disesuaikan dengan tingkat dan macam pendidikan serta
lingkungannya supaya bisa dimengerti dan dipahami.

2.8. Tantangan implementasi Wawasan nusantara


1) Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas


dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat
dilaksanakan oleh Negara-negara maju dengan Buttom Up Planning,sedang untuk
Negara berkembang dengan Top Down Planning karena adanya keterbatasan
kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan operasinal berupa
GBHN. Kondisi Nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan
keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas.

2) Dunia Tanpa Batas

a) Perkembangan IPTEK

Mempengaruhi pola pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek kehidupan.

b) Kenichi Omahe dalam buku Borderless Word dan The End of Nation State
menyatakan : dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah Negara
dalam arti geografi dan politik relatif masih tetap.

12
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia
tanpa batas dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara, mengingat
perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam
pola pikir, pola sikap dan pola tindak didalam bermasyarakat, berbangasa dan
bernegara.

3) Era Baru Kapitalisme

Sloan dan Zureker


Dalam bukunya Dictionary of Economics menyatakan Kapitalisme adalah suatu
sistem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang
dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk
berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri
berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba guna diri sendiri.

Lester Thurow
Dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan : untuk dapat bertahan
dalam era baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan
(balance) antara paham individu dan paham sosialis.

4) Kesadaran Warga Negara

1. Pandangan Indonesia Tentang Hak dan Kewajiban


Manusia Indonesia mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama. Hak dan
Kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.

2. Kesadaran Bela Negara


Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non
fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial,
memberantas KKN, menguasai Iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan dan
memelihara persatuan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

 Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan


dicetuskannya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari
deklarasi itu adalah segala perairan di sekitar, di antara dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak
memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada
wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian, bagian dari perairan
pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak milik
Negara Indonesia.
 Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai
satu kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai
penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum
internasional, Indonesia akhirnya diterima sebagai negara kepulauan
(Archipelago state) berdasarkan hasil keputusan Konvensi Perserikatan
Bangsa - Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982.
 Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan
potensi keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan. Namun demikian juga mengundang potensi negatif yang bisa
mengancam keutuhan bangsa dan wilayah.
 Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya
dikembangkan sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang
bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai
satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
 Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan
nusantara merupakan perwujudan dari sila ke tiga Pancasila yakni Persatuan
Indonesia.

14
 Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai
1998 dan dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI
1945, Indonesia dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan sebuah
negara kepulauan (Archipelago State) yang berciri nusantara.
 Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia
menunjukkan komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai
salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa
Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga mengukuhkan
kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas geografis
sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan antar
negara, dan pendudukan oleh negara asing.

3.2. Saran
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang ikut andil dalam penulisan makalah ini. Tak lupa kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang membangun selalu kami tunggu dan kami
perhatikan untuk perbaikan makalah ini.

15

Anda mungkin juga menyukai