NUSANTARA
Dr. Priscilla Untari
1
Wawasan Nusantara
7
Hakekat Wawasan Nusantara
❖ Berkaitan dengan upaya bangsa Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya sebagaimana
yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
❖ Cita-cita nasional Indonesia (alinea 2 pembukaan UUD
1945), yaitu mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu,berdaulat, adil dan makmur.
❖ Tujuan nasional (alinea ke 4 Pemb. UUD 1945), yakni
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut mewujudkan
perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
8
Faktor-faktor yang berpengaruh
9
b. faktor manusia : penduduknya 235 jt
terdiri dari bermacam-macam suku
bangsa yang adat istiadat/agamanya
berbeda-beda,
c. faktor lingkungan : wilayah Indonesia
dikelilingi oleh lautan (perairan yang luas)
yang dapat menjadi titik rawan terutama
ditinjau dari aspek sosial budaya dan
hankam.
10
Sehubungan dengan kondisi
sebagaimana digambarkan di atas,
maka bangsa Indonesia harus
memiliki suatu wawasan yang tegas
disebut dengan Wawasan Nusantara
yang dapat dijadikan sebagai
landasan dan pedoman dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasionalnya.
11
Tujuan Wawasan Nusantara :
Dapat dibedakan sbb:
A. Ke dalam : untuk mewujudkan
kesatuan dan keutuhan (integrasi)
dalam semua aspek kehidupan bangsa
dan negara, baik itu dalam aspek
alamiah begitu juga dalam Aspek
sosial.
Aspek alamiah mencakup(tri gatra):
1) Gatra (aspek) geografis (posisi
wilayah)
2) gatra keadaan dan kekayaan alam
3) gatra keadaan dan kemampuan
penduduk
12
Aspek sosial , yang mencakup (panca
gatra):
1) Gatra ideologi
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra sosial budaya, dan
5) Gatra hankam.
13
Wawasan Nusantara dalam
Peraturan Per-Undang-undangan RI
Jiwadan semangat (spirit) Wawasan
Nusantara sesungguhnya telah dimiliki
bangsa Indonesia sejak dahulu kala
(Sumpah Palapa, “Bersatu teguh,
Bercerai runtuh”).
Tentu saja saat itu belum dirumuskan
dan belum dimuat dalam peraturan
per-undang-undangan RI.
14
Sejak kapan konsep Wawasan
Nusantara mulai dirumuskan?
Konsep Wawasan Nusantara mulai
dirumuskan dan dimuat dalam peraturan
perundang-undangan RI sejak tahun 1973,
yakni dengan dimuatnya dalam GBHN saat
itu.
Dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yo TAP
MPR No. II/MPR/1983, yo TAP MPR No,
II/MPR 1988, yo TAP MPR No. No. II/MPR No.
1993, yo TAP MPR No. II/MPR 1998
ditegaskan bahwa Wawasan dalam mencapai
tujuan pembangunan nasional adalah
Wawasan Nusantara.
15
Wawasan Nusantara dalam konteks
Pembangunan Nasional, yang mencakup :
21
d. Budaya : dengan budaya timur
di Utara (Budha/Konghuchu)
dan budaya Barat di Selatan.
e. Hankam : antara sistem
pertahanan kontinental di utara
dengan sistem pertahanan
maritim di selatan.
22
Posisi Indonesia seperti digambarkan di
atas, memaksa Indonesia untuk memilih
salah satu dari dua pilihan :
Pertama: membiarkan dirinya terus
menerus terombang ambing oleh
pengaruh dua kekuatan besar (utara-
selatan)
Kedua: Turut serta mengatur lalu lintas
pengaruh lingkungan dengan berperan
sebagai subjek.
23
2. Dasar pemikiran historis
dan yuridis formal
Historis dan yuridis formal: berarti dasar pemikiran dilihat
dari sejarah (historis) dan peraturan perundang-undangan
(yuridis formal) yang pernah berlaku di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka 17-8-1945, ternyata UUD-
1945 tidak secara tegas mengatur tentang batas wilyayah
RI sebagaimana yang diharuskan oleh Hukum
Internasional (Konvensi Montevideo, 1933).
Karena itu, berdasarkan ketentuan pasal aturan
peralihan, di Indonesia otomatis berlaku peraturan yang
telah ada sebelumnya, yakni Ordonansi Belanda tahun
1939 yang menegaskan bahwa batas wilayah Hindia
Belanda adalah 3 mil (laut) dari pantai diukur waktu
pasang surut.
24
Dasar Pemikiran historis
Penggunaan aturan kolonial tsb jelas sangat
merugikan kepentingan nasional Indonesia,
karena menyebabkan wilayah RI antara satu
pulau dengan pulau lain dibatasi oleh laut
bebas, karena Ordonansi 1939 menganut
azas pulau demi pulau.
13 Desember 1957 Pemerintah RI
mengeluarkan peraturan pemerintah yg
dikenal dgn Deklarasi Djuanda 1957 yg
menerapkan asas Nusantara.
25
Deklarasi Djuanda
26
Landas Kontinen
Tahun 1969, Pemerintah RI mengeluarkan
pengumuman tentang Landas Kontinen Indonesia
yg isinya:
Menegaskan bahwa dasar laut dan tanah di
bawahnya di luar perairan RI s/d kedalaman 200
meter adalah hak milik ekslusif negara RI.
Tuntutan melalui pengumuman ttg. Landas
Kontinen ini di samping merupakan pelaksanaan
dari pasal. 31 ayat (3) UUD-1945 juga merupakan
respon thdp. perkembangan kemajuan
tekonologi saat itu, terutama teknologi
eksplorasi minyak lepas pantai.
27
ZEEI
Selanjutnya tahun 1980, pemerintah RI
kembali mengeluarkan peraturan tentang batas
wilayah RI yang dikenal dengan Peraturan
tentang Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia
ZEEI yang isinya menegaskan bahwa:
wilayah laut selebar 200 mil dari garis garis
dasar merupakan hak milik Indonesia ekslusif
(khusus) secara ekonomi.
Berdasarkan aturan ZEEI ini, maka luas
wilayah laut Indonesia terutama ke arah laut
bebas bertambah secara signifikan.
28
3 .Dasar Pemikiran
Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional diartikan dengan: nilai-nilai
(material dan non material) yang dipandang
berharga (terbaik) oleh suatu bangsa dan karena itu
mereka ingin mempertahankannya.
Bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kondisi
masyarakatnya yang sangat heterogen, maka
kepentingan nasionalnya yang paling utama adalah
mempertahankan kelangsungan hidup (survival)
NKRI.
Kepentingan nasional lainnya yang sifatnya relatif
dinamis adalah menjaga kesinambungan
pelaksanaan pembangunan nasional dalam
pengertian yang seluas-luasnya.
29
Implementasi Wawasan Nusantara
31
Dalam bidang sosial budaya, diorientasikan
pada upaya membangun sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaabn
sebagai kenyataan hidup sekaligus kurnia
TUHAN yang pada gilirannya akan tercipta
suasana kehidupan bangsa yang harmonis,
rukun dan bersatu dalam keberagaman
yang dinamis.
Dalam bidang hankam, diorientasikan pada
upaya menumbuhkembangkan kesadaran
cinta tanah air dan bangsa, yang pada
gilirannya akan membentuk sikap bela
negara pada setiap bangsa Indonesia
dalam arti yang seluas-luasnya.
32