Anda di halaman 1dari 22

Nama : Amelia Marshanda

Jurusan : D3 Akuntansi
NIM : 20133009

WAWASAN NUSANTARA, WAWASAN NASIONAL, WAWASAN


KEBANGSAAN

Wawasan Nusantara
Cara pandang suatu memandang tanah air beserta lingkungannya menghasilkan Wawasan
Nasional. Contoh : Inggris “ Britain Rules The Waves” Tanah Inggris bukan hanya sebatas
pulaunya tetapi juga lautannya
Wawasan Nasional Indonesia => Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara : Wawasan (wawas, pandangan), Nusantara (kepulauan yang diantara
laut atau bangsa-bangsa yang dihubungkan oleh laut), Nusa (nesos, pulau) Antara (laut,
seberang, luar (sanksekerta). Wilayah daratan, lautan dan udara sebagai lebensraum yang satu
dan utuh.
Wawasan Nusantara merupakan penerapan dari teori Geopolitik bangsa Indonesia.
Geopolitik Sebagai Ilmu Bumi Politik
Geo => Bumi => Kondisi Geografis yang menjadi wilayah/ruang hidup
Politik : State, Power, Decision Making, Policy, Distribution and Allocation
Pertimbangan dasar bangsa menentukan alternatif kebijakan dasar nasional untuk
mewujudkan tujuan nasional
Geopolitik : Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah
–masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa
Maka kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaan atau tempat tinggal
negara itu.
Teori-Teori Geopolitik
Harfold Mackinder(1861-1947)
Teori Daerah Jantung : Penguasaan daerah-daerah Jantung Dunia “ Barang Siapa menguasai
Daerah Jantung (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai Pulau Dunia (Eropa, Asia dan
Afrika)yang pada akhirnya akan menguasai dunia”
Alfred Thayer Mahan( 1840-1914)
Perlunya memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut, termasuk akses laut =>
Kekuatan Maritim “Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia”

Guilio Douhet, Wiliam Mitchel, Sversky dan JFC Fuller


Douhet ( 1869-1939) dan Mitchel (1878-1939) Kekuatan dirgantara lebih berperan dan lebih
menguntungkan.
Nicholas J. Spijkman
Pivot Area , meliputi daerah Jantung Offshore Continent Land, mencakup wilayah pantai
benua
Eropa-Asia Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau diluar Eropa-Asia, Afrika Selatan New
World,
mencakup wilayah Amerika.
Paham Geopolitik Bangsa Indonesia terumuskan dalam Konsepsi Wawasan Nusantara .

1. Latar Belakang tumbuhnya Konsepsi Wawasan Nusantara :


1.Aspek Historis
-Bangsa yang terjajah dan terpecah.
-Wilayah yang terpisah.
Ordonansi 1939 => Laut teritorial 3 mil
Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 => 12 mil, dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun
1960  UU.No. 6 Tahun 1996 UNCLOS => Archipelagic State ZEE 200 mil .
2. Segi Geografis dan Sosial Budaya
3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Cita-cita Nasional :Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur (Alenia II UUD 1945) .
Tujuan Nasional : salah satunya Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.

Peta Indonesia berdasarkan Ordonansi 1939


Berdasar konvensi hukum laut UNCLOS 1982 wilayah laut yang dimiliki Indonesia menjadi
sangat luas, yakni mencapai 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7
juta km2 perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Luas perairan ini belum termasuk landas
kontinen (continent shelf).
Menurut UNCLOS (sejak 16 November 1983 UNCLOS telah diratifikasi oleh 60 negara dan
menjadi hukum positif yang harus dihormati dan dilaksanakan oleh dunia internasional) :
•Laut Teritorial : Wilayah Laut sebesar 12 mil dari gari pangkal, dihitung waktu air surut
•Laut Dalam :Semua jenis perairan yang ada di darat
•Zona tambahan : Wilayah selebar 24 mil untuk pengawasan bea cukai, dsb.
•ZEE : Batas laut tidak melebihi 200 mil laut dari garis pangkal teritorial. Negara berhak dan
berdaulat ekspansi, eksploitasi, dsb
•Landas Kontinen : Dasar laut dan tanah dibawahnya

2. Pengertian
Kata “wawasan” berasal dari akmur Jawa, yaitu mawas yang artinya melihat atau
memandang, jadi kata wawasan dapat diarti- kan cara pandang atau cara melihat.
Wawasan lingkungan kita telaah secara menunjukkan sifat dari penglihatan yang bukan
penglihatan yang berbentuk visual, tetapi juga pikiran dan menjadi pemikiran pemikiran.
Artinya tidak hanya dilihat secara mentah-mentah, tetapi juga di- tinjau secara saksama.
Nusantara terbagi menjadi dua kata, yaitu nusa dan antara. D artinya kepulauan
yang terdiri dari lautan dan daratan. Nusa “melambangkan Indonesia yang merupakan
negara kepu- lauan di mana terdapat 17.508 pulau (Republika, 18-2-2007). “Anfara”
maksudnya adalah diapit oleh dua samudera dan dua benua. Dua akmur tersebut adalah
Samudra Pasifik di arah Timur dan Samudra Hindia di daerah Barat. Dan juga diapit oleh
dua benua, yaitu benua Australia di wilayah Selatan dan benua Asia di w yah Utara.
Indonesia sendiri masuk di dalam benua Asia tepatna Asia Tenggara sehingga bergabung di
dalam ASEAN (Associatin of South East Asian Nation) yaitu perserikatan multilateral ante
gara Asia Tenggara. Indonesia terletak di antara 6 LU-11 LS 95 BT-141 BT.
Wawasan Nusantara artinya adalah cara pandang bangsa tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya, yaitu Pancasila UUD 1945 sebagai aspirasi
suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkung annya.
Dan
yang menjiwai dalam pertemuannya dalam mencapai tujuan perjuangan nasional. Tujuan
perjuangan nasio- nal yang dimaksud di sini adalah di dalam Pembukaan UUD 1945 alenia
ke-2 dan ke-4, yaitu:
mewujudkan negara Indonesia, yang merdeka, akmur, berdau lat, adil, dan akmur.
“ membentuk suatu pemerintahan nega ra Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan selu- ruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteran umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keaditan
sosial, maka disusuntah kemerdekaan kebang- saan Indonesia Itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Di Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
1 Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat pemilihan dalam permusyawaratan /
perwakilan; dan
5. Serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Penjelasan tersebut mewakili tujuan nasional bangsa Indonesia serta dijadikan
acuan dalam membangun Indonesia menuju tujuan nasionalnya.

3. Konsep Wawasan Nusantara


Latar belakang dan faktor-faktor yang memengaruhi konsepsi Wawasan
Nusantara antara lain: aspek sejarah, aspek geografis, serta aspek geopolitis dan
kepentingan sosial budaya.
a) Aspek Sejarah
Dilihat dari tinjauan historis, perkembangan kebangsaan Indonesia dapat
dikategorikan dalam kurun waktu sebagai berikut:
1 Zaman Perintis 1908, dengan dampak pergerakan nasional Budi Utomo.
2) Zaman Penegas 1928, dengan ikrar Sumpah Pemuda.
3) Zaman Pendobrak, ketakutan dengan Proklamasi Kemerdekaan NKRI 17 Agustus
1945.
b) Aspek Geografis
Kondisi geografis negara Indonesia, yaitu:
1) Indonesia merupakan negara maritim karena 2/3 wilayahnya lautan dan 1 / 3nya
adalah wilayah daratan.
2) Indonesia berbentuk negara kepulauan dapat disebut Nusan- tara (nusa di
antara udara) yang berdasarkan konsep negara ke- pulauan (konsep negara
kepulauan) dengan jumlah pulau ku- rang lebih 17.508 pulau.
3) Luas wilayah negara Indonesia 5,192 juta km? dengan luas daratan 2.027 juta
km² dan lautan luas 3.166 juta km2.
4) Jarak dari arah Utara-Selatan 1.888 km dan jarak dari arah Timur-Barat 5.110 km.
5) Negara Indonesia terletak di antara dua benua dan dua sa- mudra.
6) Terletak di bawah orbit Geostatioriory Satellite Orbit (GSO).
c) Aspek Geopolitis dan Kepentingan Sosial Geopolitik adalah istilah yang
dikemukakan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik. Sebagai ilmu,
geopolitik mem- membuat fenomena politik dari aspek geografi. Bahwa pada
umum- nya politik suatu negara dari konstelasi geografi antara negara yang
bersangkutan. Geopolitik memaparkan pertimbangan dari aspek geografi dalam
menentukan kebijal nasional umtuk mewujudkan suatu tujuan. Prinsip-prinsip
geon litik suatu negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan wasan nasional
bangsa itu. Di Negara Republik Indonesia, orane pertama yang mengaitkan hal
geopolitik dengan bangsa Indonesia adalah Ir. Soekarno dalam pidatonya di
hadapan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945.

Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR Nomor VII / MPR / 2001 tentang
Visi Indonesia Masa Depan adalah terwujud- nya masyarakat Indonesia yang
religius, manusiawi, bersatu, de- mokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik
dan bersih da- lam penyelenggaraan negara. Untuk dapat mewujudkan berbagai
tujuan seperti tersebut di atas maka perlu untuk mengimplemen- tasikan konsepsi
Wawasan Nusantara.
Teori geopolitik di Republik Indonesia adalah Wawasan Nu- santara. Bangsa
Indonesia tidak dapat menerima berbagai rumus- sebuah dari teori-teori tentang
geopolitik yang dianut oleh negara- negara lain yang bertentangan dengan nilai-
nilai Pancasila. Bagi bangsa Indonesia geopolitik merupakan pandangan baru
dalam mempertimbangkan manfaat dan pengetahuan faktor-faktor geografis
wilayah negara untuk mencapai tujuan nasional sebagaima- na yang terkandung
dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

4. Hakikat Wawasan Nusantara


Keutuhan bansa dan nusantara dalam cara pandang yang utuh dan menyeluruh demi
kepentingan nasional. Artinya warga negara dan aparatur negara harus berpikir,
bertindak, bersikap untuk kepentingan bangsa, termasuk produk hukum yang
dihasilkan oleh lembaga negara dan lembaga masyarakat. Prioritas kepentingan bangsa
juga tidak menutup kepentingan daerah, golongan dan individu.

5. Arah Wawasan Nusantara


Arah pandang ke dalam, bertujuan menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan
segenap aspek kehidupan bangsa. Sebagai bangsa kita harus peka dan berusaha
mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab disintegrasi bangsa
Arah pandang ke luar, demi terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang
dinamis dalam melaksanakan ketertiban dunia

6. Fungsi Wawasan Nusantara


Fungsi Wawasan Nusantara secara umum adalah sebagai pe - doman, motivasi,
motivasi, serta rambu-rambu dalam menentu- kan segala keputusan, tindakan, dan
perbuatan bagi penyelenggaraan negara di pusat dan daerah atau bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Fungsi Wawasan
Nusantara ini dibedakan dalam beberapa pandangan antara lain:
a. Fungsi Wawasan Nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah
sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan, keamanan. dan
kewilayahan.
b. Fungsi Wawasan Nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup
kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan
pertahanan dan keamanan.
c. Fungsi Wawasan Nusantara sebagai pertahanan dan keaman- an adalah
pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah
dan segenap kekuatan negara.
d. Fungsi Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah menetapkan
negara untuk menghindari adanya seng- keta antarnegara tetangga.
e. Menjadi pedoman, motivasi, dorongan serta rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggaran negara
di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat indonesia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

7. Tujuan Wawasan Nusantara


Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan bangsa
Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional. Nasionalisme tinggi demi
tercapainya tujuan nasional merupakan pancaran dari makin meningkatkan rasa,
paham dan semangat kebangsaan dalam jiwa kita sebagai hasil pemahaman dan
penghayatan wawasan nusantara.
Wawasan Nusantara adalah mewujudkan nasi- onalisme yang tinggi dari segala
aspek kehidupan rakyat Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional
kepentingan perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan
tersebut tetap menunggu agar tidak bertentangan dari ke- pentingan nasional.
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:
a. Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau.
b. Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2 dan laut
seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan / perairan. Dalam luas wilayah
tersebut terdapat 1.340 suku bangsa, beragam agama dan kepercayaan
c. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
d. Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e. Terletak pada garis katulistiwa
f. Berada pada iklim tropis dengan dua musim
g. Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik h.
Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT i. Wilayah yang subur dan habittable
(dapat dihuni)
h. Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam.
Perkembangan sejarah hukum laut tidak lepas dari kemajuan teknologi maritim perkapalan
dan kepelabuhan Belanda dan Inggris serta orientasi komoditi perdagangandunia. Pada
hakekatnya wilayah laut dianggap mempunyai status hukum laut yakni : bebas, datar, terbuka,
tidak dapat dikuasai secara mutlak dan menjadi media alat angkut(Soemiarno, 2007).
Dari hakekat laut tersebut muncul falsafah laut yang berakibat pada perebutan wilayah laut
yakni:
a. Res Nullius: laut tidak ada yang mempunyainya, dapat diambil, dan dimiliki tiap negara.
b. Res Communis: laut itu adalah milik masyarakat dunia, oleh karena itu tidak dapat
diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara.

Hak Negara Kepulauan Menurut UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of
the Sea)
Laut Teritorial (Territorial Sea):
Wilayah laut selebar 12 mil dari garis pangkal lurus, dihitung waktu air surut.
Laut Dalam/Nusantara (Internal Waters):
Wilayah laut sebelah dalam dari daratan/sebelah dalam dari garis pangkal. Negara pantai
mempunyai kedaulatan penuh.
Zona tambahan (Continguois Zone):
Wilayah laut yang lebarnya tidak boleh melebihi 12 mil dari laut territorial,merupakan wilayah
Negara pantai untuk melakukan pengawasan pabean, fiscal,imigrasi, sanitasi dalam wilayah
laut territorial.
Zona Ekonomi Ekslusif (Exclusive Economic Zone):
Wilayah laut yang tidak melebihi 200 mil dari garis pangkal. Negara yangbersangkutan
mempunyai hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi,konservasi dan
pengelolaan sumber kekayaan hayati perairan.
Landas Kontinen (Continental Shelf):
Wilayah laut Negara pantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya, terletak di luat
territorial sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah. Jarak 200 mil.
Laut lepas (High Seas)
Dikenal pula sebagai laut bebas atau laut internasional : wilayah laut > 200 mil dar garis
pangkal.

Geopolitik dan Hukum Kewilayahan


Hukum Dirgantara dan perkembangannya
Ruang dirgantara dibagi menjadi dua, yaitu :
I. Ruang Udara, berada di atas suatu wilayah Negara dan dikategorikan sebagai Ruang
Udara Nasional atau wilayah kedaulatan negara kolong.
II. Ruang Antarikasa, pemanfaatannya dikendalikan secara internasional dan tidak boleh
dijadikan subjek negara kolong.

Beberapa teori yang menjadi polemik hukum udara


 Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory), bahwa ruang udara bebas, dapat
digunakansiapa saja, kebebasan udara tanpa batas atau kebebasan udara terbatas?
 Teori Negara Berdaulat di Udara (Air Souvereignity Theory) Bahwa negara kolong
berdaulat penuh tanpa batas ke atas, Hal ini juga menimbulkan perbedaan persepsi,
kedaulatan negara kolong dibatasi oleh ketinggian tertentu atau negara kolong
berdaulat penuh tetapi dibatasi oleh hak lintas damai?
 Konvensi Chicago 1944: Magna Charta Hukum Udara Internasional.
 Internasional Civil Aviation Organization (ICAO). Akui Innocent passage.
 Amandemen to Chicago Convention 1944 di Montreal 10 Mei 1984:
Wajib tidak menggunakan senjata terhadap PU sipil (kemanusiaan). Negara berhak
memerintahkan mendaratkan pelanggar PU sipil. Negara menggunakan prosedur
pencegatan (interception) terhadap PU sipil. PU sipil harus mematuhi instruksi dari
pihak yang melakukan pencegatan. Negara menetapkan UU bagi operator PU sipil,
(yang melanggar Konvensi ini).
 Masalah ketinggian. 1910 : ±500 km Teori penguasaan Cooper bahwa batas ketinggian
ditentukan kemampuan teknologi tiap negara Teori Udara Schacter, batas ketinggian
sampai dengan 30 km.

Beberapa teori yang menjadi polemik hukum udara

 Batas wilayah udara, Luas Udara = luas daratan dan luas lautan Disepakati ditarik garis
dari “pusat bumi” sampai batas ruang angkasa/antariksa yang membentuk kerucut
terbalik.
 Perjanjian Ruang Antariksa (Space Treaty) 1967 menyepakati penggunaan damai
antariksa.Antariksa dan benda-bendanya dianggap menjadi wilayah internasional.
Wilayah Indonesia ialah Wilayah udara (air sovereignty) nasional dan ruang antaraiksa
sebagai wilayah kepe ntingan (air juridiction ) yang diperlakukan serupa dengan ZEE atau
landas kontinen yang meliputi pemanfaatan GSO, Medium Earth Orbit (MEO), Low Earth Orbit
(LEO).

Beberapa teori yang menajdi polemik hukum udara


I. LEO (300 – 1500 km di atas permukaan bumi), merupakan suatu satelit nirkabel yang
tidak memiliki celah. Satelit ini terus menerus mengelilingi bumi danmemiliki orbit
yang kecepatannya tinggi namun ketinggiannya rendah sehingga dayajangkaunya pun
sempit. Untuk menjangkau suatu daerah, LEO harus mengorbitkans atu satelitnya
sehingga biaya produksi tinggi dan mereka belum dapat beroperasi maksimal. Terdiri
dari tiga jenis yaitu: Globalstar, Iridium, danTracking.
II. MEO, dengan ketinggian 1500 - 36000 km.dari permukaan bumi. Pada orbit ini satelit
dapat terlihat oleh stasiun bumi lebih lama sekitar 2 jam atau lebih. Dan waktuyang
diperlukan untuk menyeleseaikan satu putaran mengitari bumi adalah 2 jamhingga 4
jam.
III. GSO (35790 km di atas permukaan bumi), adalah suatu orbit yang berbentuk cincin
terletak pada enam radian bumi di atas garis khatulistiwa. GSO mempunyaiposisi
strategis untuk menempatkan satelit komunikasi agar satelit berada pada posisitetap di
ruang angkasa. GSO Indonesia sepanjang 9.997 km atau sekitar 12,5 persen keliling
GSO.
WAWASAN NASIONAL
Nasional berasal dari bahasa Inggris "nation" yang artinya bangsa yang telah
mengidentikkan diri dalam kehidupan berne- gara dan menegara (bangsa yang telah menjadi
negara). Artinya, bangsa tersebut telah melakukan proklamasi kemerdekaan sebagai bangsa
yang ada dan diakui oleh bangsanya. Dalam bahasa Inggris "bangsa" juga dapat berarti
negara. Maka, suatu bangsa mengiden- titaskan dirinya melalui negara tempat bangsa
tersebut bernaung dan mengaku oleh negara tersebut. Wawasan nasional artinya adalah cara
pandang suatu bangsa yang manifestasinya ditentukan oleh dialog dinamis dari bangsa
ersebut dengan aspek kesejarahannya, kondisi geografis yang objektif suatu kebudayaan
sebagai kondisi subjektif serta aspek idealis dan dijadikan aspirasi sebagai bangsa yang
merdeka, berdaulat, uan bermartabat, dan karena itu memiliki identitas identitas yang khas
ienjiwai bangsa tersebut dalam tindak lanjut. bernegara menjadi cita-cita setiap bangsa.
Bernegara juga menandai bahwa sebuah bangsa yang memiliki unsur-unsur yang membangun
negara itu sendiri. Unsur-unsur pembangun negara antara lain:
1) Wilayah, merupakan daerah yang dikuasai oleh pihak yang berdaulat yaitu
pemerintahan atau badan pengawasan dan sebsgainya. Wilayah juga merupakan
lingkungan atau daer yang memiliki batasan tertentu. Tanpa sebuah wilayah, gara
tidak dapat berdiri. Karena wilayah bagaikan wadah se buah air. Apabila air tidak
berwadah, maka akan tumpah dan tak bernaung. Begitupun negara tanpa wilayah,
maka tidak dapat berdiri karena tidak ada wadah untuk beraktivitas.
2) Penduduk yaitu orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat. Tempat
tersebut adalah wilayah. Penduduk merupa- kan syarat terbentuknya sebuah negara
karena tanpa penduduk tidak ada yang menjalankan atau mengadministrasi ne- gara
tersebut. Negara tanpa penduduk di wilayahnya dapat disebut negara atau kota mati,
karena tidak ada aktivitas di dalamnya. Contohnya beberapa kota atau negara yang
pernah terkena musibah nuklir. Sifatnya dapat sementara atau permanen, tergantung
dari sudah singgah atau belum radia- si nuklir tersebut.
3) Pemerintah. Ada banyak pengertian mengenai pemerintah dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia:
a. Sistem untuk menjalankan kewenangan dan kekuasaan pembantuan kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya;
b. Sekelompok orang yang bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas
untuk menggunakan kekuasaan,
c. Penguasa suatu negara (bagian negara): pemerintah negeri dimisalkan
pengemudi negara; negara memerlukan pemerintahan yang kuat dan
bijaksana:
d. Badan pemerintahan yang memerintah suatu negara (seperti kabinet
merupakan suatu pemerintah): Beberapa anggota DPR pemerintah pemerintah
menyerahkan menyerahkan membuat rancangan undang-undang itu ke DPR;
jawaban pemerin- tah dibacakan oleh Menteri Dalam Negeri;
e. Negara atau negeri (sebagai lawan partikelir atau swasta
f. Pengurus; pengelola: misalnya, pemerintahan perkebunan dan tambang.
Pada kenyataannya, negara yang membutuhkan pemerintahan yang berdaulat untuk
membantu dan membantu organisasi dengan baik dan enar dan segala unsur di dalamnya
digunakan untuk kepen- tingan umum. Bernegara juga merupakan cita-cita bangsa karena
bernegara merupakan hak setiap bangsa. Seperti kenyataan dalam Pembuka- an UUD 1945
yaitu: "Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. "Oleh
karena itu, setiap bangsa berhak untuk menentukan negara dan memiliki negara, serta
terbebas dari penjajahan dan memerdekakan negaranya.
WAWASAN KEBANGSAAN
Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di
Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika
menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan
kebangsaan. Apa yang lebih menyedihkan lagi adalah bilamana kita kehilangan wawasan
tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi
dan perpecahan.

Pandangan di atas sungguh wajar dan tidak mengada-ada. Krisis yang dialami oleh
Indonesia ini menjadi sangat multi dimensional yang saling mengait. Krisis ekonomi yang tidak
kunjung henti berdampak pada krisis sosial dan politik, yang pada perkembangannya justru
menyulitkan upaya pemulihan ekonomi. Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam
kehidupan sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi, yang tentu akan
melahirkan ancaman dis-integrasi bangsa. Apalagi bila melihat bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang plural seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai
aspek politik lainnya, serta kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar. Semua ini
mengandung potensi konflik (latent sosial conflict) yang dapat merugikan dan mengganggu
persatuan dan kesatuan bangsa.

Dewasa ini, dampak krisis multi-dimensional ini telah memperlihatkan tanda-tanda


awal munculnya krisis kepercayaan diri (self-confidence) dan rasa hormat diri (self-esteem)
sebagai bangsa. Krisis kepercayaan sebagai bangsa dapat berupa keraguan terhadap
kemampuan diri sebagai bangsa untuk mengatasi persoalan-persoalan mendasar yang terus-
menerus datang, seolah-olah tidak ada habis-habisnya mendera Indonesia. Aspirasi politik
untuk merdeka di berbagai daerah, misalnya, adalah salah satu manifestasi wujud krisis
kepercayaan diri sebagai satu bangsa, satu “nation”.

Apabila krisis politik dan krisis ekonomi sudah sampai pada krisis kepercayaan diri,
maka eksistensi Indonesia sebagai bangsa (nation) sedang dipertaruhkan. Maka, sekarang ini
adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi terhadap proses terbentuknya “nation and
character building” kita selama ini, karena boleh jadi persoalan-persoalan yang kita hadapi
saat ini berawal dari kesalahan dalam menghayati dan menerapkan konsep awal
“kebangsaan” yang menjadi fondasi ke-Indonesia-an. Kesalahan inilah yang dapat
menjerumuskan Indonesia, seperti yang ditakutkan Sukarno, “menjadi bangsa kuli dan kuli di
antara bangsa-bangsa.” Bahkan, mungkin yang lebih buruk lagi dari kekuatiran Sukarno,
“menjadi bangsa pengemis dan pengemis di antara bangsa-bangsa”.
Di samping itu, timbul pertanyaan mengapa akhir-akhir ini wawasan kebangsaan
menjadi banyak dipersoalkan. Apabila kita coba mendalaminya, menangkap berbagai
ungkapan masyarakat, terutama dari kalangan cendekiawan dan pemuka masyarakat,
memang mungkin ada hal yang menjadi keprihatinan. Pertama, ada kesan seakan-akan
semangat kebangsaan telah menjadi dangkal atau tererosi terutama di kalangan generasi
muda–seringkali disebut bahwa sifat materialistik mengubah idealisme yang merupakan jiwa
kebangsaan. Kedua, ada kekuatiran ancaman disintegrasi kebangsaan, dengan melihat gejala
yang terjadi di berbagai negara, terutama yang amat mencekam adalah perpecahan di
Yugoslavia, di bekas Uni Soviet, dan juga di negara-negara lainnya seperti di Afrika, dimana
paham kebangsaan merosot menjadi paham kesukuan atau keagamaan. Ketiga, ada
keprihatinan tentang adanya upaya untuk melarutkan pandangan hidup bangsa ke dalam pola
pikir yang asing untuk bangsa ini.

1. Pengertian Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah konsep politik bangsa Indonesia yang
memandang Indonesia satu kesatuan wilayah, me-liputi tanah (darat), udara (laut)
termasuk dasar laut dan tanah di- bawahnya dan udara di bagian atasnya secara tak
terpisahkan, yang merupakan kesatuan bangsa dan negara secara utuh mencakup
Segenap bidang kehidupan nasional yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hankam. Wawasan kebangsaan sebagai konsepsi politik dan kenegara- an
yang merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia- Sla. Sebagai kesatuan
negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah
satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas
aktif. Adapun geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep ketahanan nasional
yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan Ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan
pertahanan keamanan. Landasan wawasan kebangsaan:
i. Idiil => Pancasila
ii. Konsitusional => UUD 1945
Adapun unsur dasar wawasan kebangsaan, yaitu:
1. Wadah (kontur). Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
termasuk seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba Nusantara dengan
kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Organisasi kenegaraan
Bangsa Indonesia merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud
suprastruktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai ke-
lembagaan dalam wujud infrastruktur politik.
2. Isi (content), adalah aspirasi bangsa yang berkembang di ma- syarakat dan eita-cita
serta tujuan nasional.
3. Tata laku, yaitu merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi Wawasan Nusantara
(wasantara) yang terdiri dari:
a. Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia.
b. Tata laku lahiriah, yaitu tecermin dalam tindakan, perbu- atan dan perilaku dari
bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri / ke- pribadian bangsa
Berdasarka kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap
bangsa dan Tanah Air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua
aspek kehidupan nasional.

2. Hakikat Wawasan Kebangsaan


Hakikatnya wawasan kebangsaan adalah keutuhan Nusantara / nasional,
dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh mencakup lingkup Nusantara dan
kepentingan nasional. Berarti setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berpipi,
bertindak dan bertindak secara utuh dalam lingkup lingkup dan kepentingan bangsa
termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.

3. Asas Wawasan Kebangsaan


Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan
diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen / unsur pembentuk
bangsa Indonesia (suku / golongan) terhadap kesepakatan (komitmen) bersama:
a. Kepentingan / tujuan yang sama;
b. Keadilan;
c. Kejujuran;
d. Solidaritas;
e. Kerja sama;
f. Kesetiaan terhadap kesepakatan.

4. Arah Pandang Wawasan Kebangsaan


Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan
kebangsaan termasuk:
 Arah pandang ke dalam
Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin
faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan tetap
terbina dan tepeliharanya persatuan dan kesatuan. Tujuannya adalah menjamin
terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek kehi- dupan nasional baik aspek
alamiah maupun aspek sosial.
 Arah pandang ke luar
Bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus berusaha untuk
kepentingan kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan baik politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan nasi onal,
yaitu menjamin kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia.

5. Faktor-faktor Wawasan Kebangsaan


Faktor-faktor yang memengaruhi wawasan kebangsaan, sebagai berikut:
a. Wilayah (geografi).
1) Asas kepulauan (archipelago).
2) Kepulauan Indonesia,
3) Konsep tentang wilayah lautan,
4) ciri wilayah Nusantara.
b. Geopolitik dan geostrategi.
c. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya.

6. Kedudukan Wawasan Kebangsaan


Wawasan kebangsaan merupakan ajaran yang mengatur benarannya oleh
seluruh rakyat dengan tujuan agar tidak ada penyesatan dan penyimpangan dalam
rangka mencapai dan m wujudkan tujuan nasional.
Wawasan kebangsaan dalam paradigma nasional dapat dilihat dari hirarki
paradigma nasional, sebagai berikut:
a. Pancasila (dasar negara) => landasan idiil.
b. UUD 1945 (konstitusi negara) => landasan konstitusional.
c. Wasantara (visi bangsa) => landasan nasional
d. Ketahanan nasional (konsepsi bangsa) => landasan konsepsional
e. GBHN (kebijaksanaan dasar bangsa) => landasan operasioenal.

7. Fungsi Wawasan Kebangsaan


Sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan
segala skebijaksanaan, baik bagi penyelenggara negara ditingkat pusat dan daerah
maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan
berbangsa.
Tujuan wawasan kebangsaan adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi
disegala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku, dan
bangsa/daerah.

Anda mungkin juga menyukai