Anda di halaman 1dari 10

GEOPOLITIK INDONESIA

WAWASAN NUSANTARA

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Negara ini juga memiliki posisi
geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak Indonesia
yang berada di antara dua samudera dan dua benua sekaligus memiliki perairan yang menjadi
salah satu urat nadi perdagangan internasional. Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan laut
dan darat secara langsung dengan sepuluh negara di kawasan. Keadaan ini menjadikan Indonesia
rentan terhadap sengketa perbatasan dan ancaman keamanan yang menyebabkan instabilitas
dalam negeri dan di kawasan.
Kepulauan Indonesia terletak pada posisi silang, yakni di antara dua benua, yaitu Benua
Asia dan Australia; serta di antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Indonesia.

A. Pengertian Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa ibndonesia tentang diri dan
lingkungannya, yaitu pancasila dan UUD 1945, memuat banyak aspek yang bertalian erat dengan
geografi politik . Di dalamnya dapat kita temukan tiga unsur yakni: wadah, isi dan tata laku.
1. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia
yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam
budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai
kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik dan wadah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik.
2. Isi (Content)
Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional.
3. Tata laku (Conduct)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :
 Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia.
 Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.

1
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan
kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah
air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
Ketahanan nasional pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi didalam pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan serta keamanan didalam kehidupan nasional. Kemudian
kehidupan nasionl terbagi atas aspek alamiah ( posisi dan lokasi geografis Negara, sumber daya
alamnya serta potensi penduduknya), serta aspek kemasyarakatan yang dapat diterima atas
unsur-unsur ipoleksom (ideology, politik, ekonomi, social budaya, militer hankam). Sehubungan
tadi, tiga unsur yang terdahulu dikenal sebagai trigatra, lalu lima yang kemudian sebagai
pancagatra; adapun keseluruhan yang delapan jumlahnya disebut astagatra.
Indonesia sebagai suatu Negara yang terdiri atas ribuan pulau besar kecil, mempunyai
wilayah perairan yang dikelilingi oleh samudera-samudera yang amat luas, yaitu samudera
hindia dan samudera pasifik , juga diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia. Nusantara
dengan seluruh perairannya dipandang oleh bangsa kita yang menghuninya sebagai suatu
kesatuan yang utuh, tak terpisah-pisah. Cara pandang ini telah lama dihayati, sehingga bumi
tempat tinggal kita ini disebut “ Tanah Air ”
Jika kita perhatikan lokasi negeri kita maka kita lihat : di utara dan selatan ada benua
benua , sedang di timur dan barat ada samudera samudera. Dapat dikatakan bahwa posisi
Indonesia da di suatu persilangan , di tengah – tengah percaturan lalu lintas kehidupan dunia
yang sangat ramai.

GEOSTRATEGI INDONESIA
Merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk
menetukan kebijakan,tujuan dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa
Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.Oleh karena
itu geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang
tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
a) Posisi Silang Indonesia
Kepulauan Indonesia terletak pada posisi silang, yakni di antara dua benua, yaitu Benua
Asia dan Australia; serta di antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Indonesia.

2
Posisi silang Indonesia tersebut dirinci sebagai berikut :
1) Geografi : wilayah Indonesia terletak antara benua Asia dan Australia antara samudra
pasifik dan samudra hindia.
2) Demokrafi : penduduk Indonesia terletak diantara penduduk jarak di selatan (Australia) dan
penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)
3) Idiologi : idiologi Indonesia (Pancasila) terletak diantara liberialisme di selatan (Australia
dan Selandia Baru) dan komunisme di Utara RRC, Vietnam, dan Korea Utara).
4) Politik : Demokrasi pancasila terletak diantara demokrasi liberal di selatan dan demokrasi
rakyat (dictator proletar) di utara.
5) Ekonomi : ekonomi Indonesia terletak diantara ekonomi kapitalis diselatan dan ekonomi
sosialis di utara.
6) Sosial : masyarakat Indonesia terletak diantara masyarakat individualis di selatan dan
masyarakat sosialisme di utara.
7) Budaya : budaya Indonesia terletak diantara budaya barat diselatan dan budaya timur di
utara.
8) Hankam : Geopolitik dan geostrategi hankam (pertahanan dan keamanan) Indonesia
terletak diantara wawasan kekuatan marinir diselatan dan wawasan kekuatan kontinental di
utara
b) Keuntungan Posisi Silang Indonesia

3
1. Posisi wilayah Indonesia menjadi inti jalur perdagangan lalu lintas dunia, menjadi jalur
transportasi negara-negara lain, menjadi sumber devisa di bidang perekonomian.
2. Luas wilayah Indonesia
a. Mempermudah hubungan dengan negara lain, ikatan dagang.
b. Saling menjalin kerja sama.
c. Lalu lintas perdagangan damai dan lancar (ekspor impor rempah-rempah)
d. Persaingan yang menguntungkan.
3. Budaya : sebagai sumber penghasilan di bidang pariwisata.

c) Kerugian Posisi Silang


a. Tatanan kehidupan sosial
a. Budaya asing cepat atau mudah berkembang.
b. Kebudayaan kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan.
c. Gaya hidup kebarat-baratan.
d. Sifat individualisme.
e. Cara pendang bebas.
b. Sumber daya alam (SDA). Perebutan kekayaan alam.
Posisi silang tersebut di atas dengan sendirinya berpengaruh atas kehidupan bangsa kita
dari masa ke masa , baik secara menguntungkan maupun yang merugikan. Posisi kepulauan kita
yang baik itu mudah mendatangkan ancaman dari luar , lebih – lebih kalau posisi silang kita
dihubungkan dengan sumberdaya alam kita. Ingatlah bahwa kedatangan penjajah belanda pada
akhir abad ke-16 dirangsang oleh tarikan kekayaan rempah-rempah Maluku. Masuknya bala
tentara jepang pada awal perang dunia ke-II bermaksud antara lain menguras harta minyak bumi
kita untuk keperluannya berperang.
Posisi silang di atas telah memberikan kepada bangsa kita kedewasaanya sekarang, baik
secara rasial, bahasa maupun religi serta budaya umum . ada dua kemungkinan yang ditawarkan
kepada kita sebagai bangsa yang berdaulat ; pertama , membiarkan kita terus-menerus menjadi
objekdan lalu lintas kekuatan serta pengaruh luar dan keduanya, ikut serta mengatur lalu lintas
kekuatan dan pengaruh luar tadi, sehingga Indonesia ikut memainkan peranannya sebagai
kekuatan yang sentrifugal.

4
GEOPOLITIK INDONESIA
A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal dari
bahasa Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya
urusan. Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik Indonesia
dinamakan Wawasan Nusantara, dengan alasan :
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan (Setneg RI, tt : 66)
2. Berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan (Lautan India dan Lautan
Pasifik) sehingga tepatlah bila dinamakan nusa diantara laut/air yang selanjutnya dinamakan
Nusantara.
3. Keunikan lainnya adalah bahwa wilayah nusantara berada di Garis Khatulistiwa dan
diliwati oleh Geo Stationary Satelite Orbit (GSO).

Dalam mengembangkan lanjut wawasan nusantara kita , kita gunakan pula asas-asas dari
geo politik , akan tetapi bukan geo politik yang dijiwai oleh Haushofer di jerman menjelang
perang dunia ke-II , yang tak berperikemanusiaan itu. Sesuai dengan pancasila, pemerintah kita
memberikan pengertian geopolitik sebagi pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan konstelasi geografis Negara kita, dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis
tersebut untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintah nasional dan berbagai penentuan
kebijakan secara ilmiah , berdasarkan realitas yang ada dengan cita-cita bangsa kita.
Untuk melihat perbedaan yang jelas dengan geopolitik jerman ciptaan Haushofer , dapat
dibaca apa yang dikemukakan dalam bukunya Baustein zur geopolitik( Batu Bahan Banguna
Geopolitik) , dimana perumusan geopolitiknya berbunyi demikian:
 Geopolitik adalah doktrin Negara dibumi
 Geopolitik adalah perkembangan politik didasarkan atas hubungannya dengan bumi.
 Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari organisme politik dari ruang susunannya.
 Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan
hidup suatu organisme Negara untuk mendapatkan lebensraumnya
Meski Haushofer mengatakan bahwa sifat geopolitiknya itu ilmiah , nyatanya tak
demikian; banyak unsur emosi nasionalnya yang imperialistis dictator masuk ke dalamnya.
Haushofer mengembangkan segalanya itu dari konsep geografi politik tulisan kjellen orang

5
swedia , padahal ia ini sekedar mengembangkan dari apa yang ditulis sebelumnya oleh Fr.Ratzel
dalam bukunya politische Gographie yang yang sebenarnya adalah bersifat ilmiah.
Pada akhir hidup Ratzel , karena dipengaruhi adanya persaingan antara kekuasaan
maritim dan kekuasaan daratan , demi tanah airnya jerman , ia cenderung menyimpang dari
pendiriannya yang ilmiah. Dalam teori ruangnya disebutkan : Batas suatu Negara sifatnya adalah
sementara saja, dan bila ruang hidup Negara tersebut sudah tak memenuhi keperluannya lagi ,
perbatasan nya dapat diperluas baik melalui jalan damai maupun perang.
Kjellen juga berpendapat bahwa Negara sebagai satuan biologis (organisme) dapat
mencapai tujuannya hanya dengan perluasan ruang untuk memungkinkan perkembangan bebas
dari potensi rakyatnya. Ia menghendaki agar suatu Negara dalam mengejar kebutuhannya jangan
tergantung pada pembekalan luar ; suatu bangsa harus harus berusaha memiliki autarki
(swasembada) melalui peningkatan kekuatan nasionalnya. Adapun caranya dengan:
a) membentuk ke dalam suatu persatuan dan kesatuan harmonis ,
b) ke luar, memekarkan wilayahnya agar mendapatkan batas-batas yang menguntungkan.
Akhirnya kekuatan di daratan dapat meluas ke kekuatan maritime.
Indonesia dengan wawasan nusantaranya menghendaki hidup berdampingan yang damai
dengan Negara- Negara tetangganya, meskipun selama orde lama ada godaan-godaan untuk suka
berkonfrontasi juga. Nyatanya wawasan nusantara jadinya pun tak sekaligus, tetapi melalui
pertahapan. Sambil mengarungi masa awal kemerdekaannya pernah dialami pasang surutnya
gagasan dominan tentang kekuatan laut,darat dan udara kita.
Memang dalam teori geografi politik dikenal wawasan bernua (kekuatan di darat) dari
Mackinder (1816-1947) , lalu wawasan bahari (kekuatan di lautan) dri sir walter Raleigh (1554-
1618) dan Alfred mahan (1840-1914), laulu wawasan dirgantara (kekuatan di udara) dari W.
Mitchel (1877-1946). Di Indonesia sebelum tahun 1966 (orde baru) ada doktrin Tri Ubaya Cakti
( pada angkatan darat lalu doktri Eka Sasana Jaya (pada angkatan laut) serta doktrin Swa Buana
Pakca (pada angkatan udara). Kekeliruan ini merugikan kepentingan nasional, karena masing-
masing kekuatan yang bersaing dapat dimanfaatkan oleh pihak yang melawan pancasila.
Kemudian sejak tahun1966, orde baru mengintegrasikan ketiga angkatan perang kita;
tercapailah ABRI dibawah satu atap dan satu kebijaksanaan dan doktrinnya Catur Dharma Eka
Karma Cadek ) . doktrin ini berfungsi sebagai kekuatan mental ABRI, karena menjadi pedoman

6
untuk ikut menyusun , membina dan meningkatkan ketahanan nasional, Hukum laut serta
wawasan nusantara.
4. LAUTAN KITA DALAM POLITIK
Hakekat laut adalah :
1. Bebas, merdeka dan bergerak serta relatif tetap dan tidak mudah dirusak.
2. Datar dan terbuka, tidak dapat dipakai sembunyi.
3. Tidak dapat dikuasai secara mutlak (tidak dapat dikapling, sulit diberi tanda).
4. Media macam-macam alat angkut, terutama yang bervolume besar.
Dari hakekat tersebut timbul falsafah hukum laut yang berujung pada perebutan wilayah
laut, yakni :
1. Res Nullius : Laut tidak ada yang memiliki, oleh karenanya dapat diambil dan
dimiliki masing-masing negara.
2. Res Communis : Laut milik masyarakat dunia, oleh karena itu tidak dapat
diambil/dimiliki oleh masing-masing negara.
Belanda dan Inggris merasa bahwa mereka tidak harus tunduk pada negara yang lebih
“primitif”. Oleh karena itu para ahli hukum dari kedua negara tersebut saling berpolemik
mengeluarkan argumentasi tentang hak atas laut.
1. Hugo Grotius, seorang ahli hukum internasional Belanda memberikan teori “Mare
Liberum” (laut bebas). Laut tidak dapat dikuasai suatu negara dengan jalan “okupasi”
(menduduki), oleh karena itu laut menjadi bebas.
2. John Selden, seorang Inggris seorang ahli hukum Inggris pada tahun 1635
menulis tentang hukum laut dengan judul, “Mare Clausum” (hak kuasai laut), sebagai jawaban
atas teori Grotius. Setiap negara dapat menguasai laut.

Sebagai koreksi atas tulisan tersebut diatas, Grotius membuat argumen bahwa, laut
wilayah dapat dimiliki sepanjang dapat dikuasai dari darat. Ini berarti laut hanya milik negara
pantai. Selanjutnya Selden menginginkan adanya hak lintas damai bagi kapal-kapal dengan
alasan untuk membeli suplai segar dari negara pantai
Cornelis Bijenkershoek (seorang Belanda), berpendapat bahwa laut wilayah adalah 3 mil
laut dari pantai pada saat pasang surut. Argumentasi ini didasari bahwa jangkauan meriam + 3
mil. Ketentuan ini berlaku hingga tahun 1994 yaitu dengan adanya pengesahan melalui Sidang

7
Umum PBB, yang merupakan tindak lanjut dari United Nations Convention on the Law of the
Sea—dikenal UNCLOS 1982—berdasarkan persetujuan 118 negara di Montego Bay, Jamaica
tahun 1982.
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Deklarasi Juanda tanggal 13
Desember 1957 mengajukan NKRI perlu laut wilayah (territory water) selebar 12 mil laut dari
Garis Pangkal/Garis Dasar (Base Line) atas dasar “Point to point theory”. Dengan demikian laut
antar pulau menjadi Perairan Pedalaman (internal waters). Selanjutnya laut wilayah dan laut
pedalaman dikenalkan sebagai laut Nusantara.
Sebagai akibat konvensi hukum laut timbul bermacam tipe perairan, hal ini tidak terlepas
karena perhatian orang yang besar pada laut. Untuk itu dibahas beberapa masalah yang
menyangkut hukum laut :

1. Laut Teritorial/Laut Wilayah (Territorial Sea)


wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil dari garis pangkal/garis dasar (base
line). Garis dasar adalah garis yang menghubungkan titik-titik terluar pulau terluar.
2. Perairan Pedalaman (Internal waters)
wilayah laut sebelah dalam dari daratan/sebelah dalam dari GP. Negara pantai
mempunyai kedaulatan penuh.
3. Zona Tambahan (Contiguous Zone)

8
wilayah laut yang lebarnya ti-dak boleh melebihi 12 mil dari Laut Teritorial, merupakan
wilayah Negara Pantai untuk melakukan pengawasan pabean, fiskal, imi-grasi, sanitasi dalam
wilayah laut territorial.
4. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone)
wilayah laut yang tidak melebihi 200 mil dari GP. Negara yang bersangkutan
mempunyai hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi dan eksploi-tasi, konservasi dan
pengelolaan sumber kekayaan hayati perairan.
Pengumuman Pemerintah tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi pada 21 Maret 1980.
Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-
alasan yang mendorong sebagai berikut:
1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional
5. Landas Kontinen (Continental Shelf)
wilayah laut Negara Pantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya, terletak di luar
laut teritorial sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah. Jarak 200 mil GP atau
maksimal 350 mil, atau tidak melebihi 100 mil dari kedalaman 2.500 m.
6. Laut Lepas (High Seas) dikenal pula sebagai laut bebas/laut Inter-nasional
Wilayah laut > 200 mil dari Garis Pangkal.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepulauan Indonesia terletak pada posisi silang, yakni di antara dua benua, yaitu Benua
Asia dan Australia; serta di antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Indonesia.
Kesadaran itu telah ditanamkan sejak awal ketika duduk di bangku sekolah. Biasanya, setelah itu
diterangkan makna dari posisi silang itu. Makna geopolitik posisi silang Indonesia itu dapat
dilihat dari beberapa aspek seperti di bawah ini:
1. Ideologis: Indonesia berada di antara ideologi kapitalisme di Selatan dan komunis
di sebelah utara;
2. Politik: Indonesia berada diantara dua sistem politik yang berbeda, yaitu
demokrasi Australia dan demokrasi Asia Selatan;
3. Ekonomi: Indonesia berada di antara sistem ekonomi liberal Australia dan system
ekonomi sentral Asia, sehingga Indonesia menjadi inti jalur perdagangan lalu lintas dunia,
menjadi jalur transportasi negara-negara lain, dan menjadi sumber devisa di bidang
perekonomian. Karena posisi strategis Indonesia ini mempermudah hubungan dengan negara
lain, ikatan dagang Lalu lintas perdagangan damai dan lancar;
4. Budaya: Sebagai sumber penghasilan di bidang pariwisata yang juga membawa
pengaruh budaya dari Negara lain.
5. Sistem Pertahanan: Indonesia berada di antara sistem pertahanan maritim di
selatan, dan sistem pertahanan kontinental di utara.

B. Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang

10

Anda mungkin juga menyukai