Anda di halaman 1dari 9

Nama : M.

Adzin Sadid

Nim : A1A020139

DINAMIKA HISTORIS, DAN URGENSI WAWASAN


NUSANTARA SEBAGAI KONSEPSI DAN PANDANGAN
KOLEKTIF KEBANGSAAN INDONESIA
DALAM KONTEKS PERGAULAN DUNIA

A. Konsep Dan Urgensi Wawawan Nusantara

Wawasan Nusantara bisa kita bedakan dalam dua pengertian yakni pengertian
etiomologis dan pengertian terminologI. Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata
wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa jawa) yang berarti
pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan,
penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara
berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak
antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan
Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai pengganti nama
Indonesia. Sedangkan terminologis, wawasan menurut beberapa pendapat sebagai
berikut.

1. Menurut Prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang


bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
2. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi
tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.”

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, secara sederhana wawasan nusantara berarti


cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Wawasan Nusantara sebagai
Wawasan Nasional Indonesia pada hakikatnya merupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara
sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan. Selain itu juga, Wawasan Nusantara merupakan
pencerminan dari kepentingan yang sama, tujuan yang sama terpeliharanya persatuan dan
kesatuan bangsa dan kesatuamn wilayah Indonesia. Dengan kata lain sebagai wawasan
nasionalnya, Wawasan Nusantara menjadi pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan
bertindak dalam rangka menangani permasalahan yang menyangkut kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

B. Alasan Mengapa Diperlukan Wawawan Nusantara

Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala


aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa ataupun daerah. Hal tersebut bukan
berarti menghilangkan kepentingankepentingan individu, kelompok, suku bangsa, ataupun
daerah. Kepentingankepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak. Sebagaimana
dikatakan bahwa wilayah Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke sebagai satu
kesatuan. Kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia
jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara. Alasan mengapa perlu wawasan nusantara ini
dilatarbelakangi oleh latar belakang sejarah, sosiologis dan politik bangsa Indonesia itu sendiri.

C. Menggali Sumber Tentang Wawasan Nusantara


Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara
adalah sebagai berikut :

1. Falsafah Pancasila
Pancasila merupakan dasar dalam terjadinya wawasan nusantara dari nilainilai yang
terdapat dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai
berikut..
• Penerapan HAM (Hak Asasi Manusia). misalnya pemberian kesempatan
dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
• Mengutamakan pada kepentingan masyarakat dari pada kepentingan
indivud dan golongan
• Pengambilan keputusan berdasarkan dalam musyawarah mufakat.
2. Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa
yang bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :
a. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan
terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan,
kesengsaraan, kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan
perpecahan dalam diri bangsa Indonesia.
b. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia
justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan
penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
c. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis wilayah
Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia
Belanda ini masih terpisah-pisah berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939
dimana laut territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan
adanya ordonansi tersebut , laut atau perairan yang ada diluar 3 mil
tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai perairan
internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-pecah dan terjajah, hal ini
jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia.Keadaan tersebut
tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu
dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari keadaan tersebut kita membutuhkan
semangat kebangsaan yang melahirkan visi bangsa yang bersatu. Upaya
untuk mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak
lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka
yaitu ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan yang
selanjutnya disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957.
Isi pokok dari deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial
Indonesia tidak lagi sejauh 3 mili melainkan selebar 12 mil dan secara
resmi menggantikam Ordonansi 1939. Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan
dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang perairan Indonesia yang berisi :
1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan
pedalaman Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak
pada sisi dalam dari garis dasar.
Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara
dimana laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU
mengenai perairan Indonesia diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996
tentang Perairan Indonesia.
Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum internasional.
Melalui perjuangan panjanag akhirnya Konferensi PBB tanggal 30 April
menerima “ The United Nation Convention On The Law Of the
Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut
Indonesia diakui sebagai negara dengan asas Negara Kepulauan
(Archipelago State).
3. Aspek Geografis dan Sosial Budaya
Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara
bangsa dengan wialayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen.
Keunikan wilayah dan dan heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu
memilikui visi menjadi bangsa yang satu dan utuh .
Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai berikut :
1. Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritim
2. Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang)
3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa
4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim
5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik
dan Mediterania
6. Wilayah subur dan dapat dihuni
7. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam
9. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar.
4. Aspek Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia memanndang wikayahnya
sebagai ruang hidupnya namun bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk
memperluas wilayah sebagai ruang hidup (lebensraum). Salah satu kepentingan
nasional Indonesia adalah bangaimanan menjadikan bangsa dan wilayah negara
Indonesia senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu merupakan turunan
lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi nasional.
D. Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara

Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi sangat luas
dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami wilayah itu. Namun demikian,
konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh warga negara untuk memandang keluasan
wilayah dan keragaman yang ada di dalamnya sebagai satu kesatuan. Kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dalam kehidupan bernegara merupakan satu
kesatuan. Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia
untuk mengelolanya. Hal ini dikarenakan luas wilayah memunculkan potensi ancaman dan
sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan. Berikut beberapa tantangan dari
wawasan nusantara yang harus dihadapi

1. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dala artian memberikan peranan dalam bentuk aktivitas
dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan
oleh Negara – Negara maju.
Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan
dan ini merupakan ancaman bagi nusantara karena emberdayaan msyarakat
diperlukan terutama untuk daerah – daerah tertinggal
2. Kesadaran warganegara
Pandangan Indonesia tentang hak dan kewajiban, Indonesia memnpunyai kedudukan
hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak
dapat dipisahkan .
Kesadaran warga Negara dalam memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, pemberantasan KKN, menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas
SDM, transaransi dan memelihara kesatuan ini masih kurang. Oleh karena dibutuhkan
kesadaran dari setiap elemen warganegara
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, esensi atau hakikat dari wawasan nusantara
adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa” Indonesia. Wilayah itu harus merupakan satu
kesatuan, tidak lagi terpisah-pisah oleh adanya lautan bebas. Sebelumnya kita ketahui bahwa
wilayah Indonesia itu terpecah-pecah sebagai akibat dari aturan hukum kolonial Belanda yakni
Ordonansi 1939. Baru setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah
Indonesia barulah merupakan satu kesatuan, di mana laut tidak lagi merupakan pemisah tetapi
sebagai penghubung. Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan
berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak hanya
berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai
bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan
kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu.
Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia sebagai satu kesatuan
wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosialbudaya, ekonomi serta pertahanan dan
keamanan. Atau dengan kata lain perwujudan wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik,
sosialbudaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Pandangan demikian penting sebagai
landasan visional bangsa Indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan.

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik memiliki makna:


a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai
bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluasluasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan
, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi memiliki makna:
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di
seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya memiliki makna:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang
sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya
yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai–nilai budaya lain
yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan memiliki
makna:
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
pembelaan negara dan bangsa.

Daftar Referensi

1. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk Perguruan Tinggi


2. PENDIDIKAN PANCASILAN dan KEWARGANEGARAAN
SMA kls 10
3. MATERI KULIAH KEWARGANEGARAAN WAWASAN
NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK DI INDONESIA
Oleh
Dr. I Putu Ari Astawa, S.Pt, MP
4. Slide Player : Latar Belakang, Konsep Dan Tantangan Wawasan
Nusantara
BUKU AJAR

Anda mungkin juga menyukai