Anda di halaman 1dari 8

Nama : MUHAMAD AGUNG BASRI

NIM : 049087899
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan MKDU4109.945

TUGAS 2 MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SOAL

1. Dalam buku yang berjudul “Diplomasi Indonesia dan Pembangunan Konektivitas


Maritim (2018), Indonesia berada di dalam garis equator yang berada di antara dua
benua yaitu Benua Asia dan Australia, serta beada di antara samudra Hindia dan
Pasifik. Indonesia tengah berupaya untuk memanfaatkan posisi tersebut untuk
menjadi poros maritime dunia.

Lakukanlah analisis terkait pentingnya posisi grografis Indonesia baik di tingkat


ASEAN maupun dunia!

2. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam
melindungi berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan
(ATHG) agar dapat mewujudkan ketahanan nasional. Ganguan tersebut bisa berasal
dari dalam dan luar negeri serta bisa berupa fisik dan non fisik.

Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta
berupa fisik dan non fisik!

3. Upaya pembangunan integrasi nasional selalu mendapat Ancaman, Tantangan,


Hambatan, dan Gangguan atau yang disingkat dengan ATHG. Hal tersebut dapat
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa yang bisa berasal dari dalam danluar
negeri serta bisa berupa fisik dan nonfisik.

Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI

4. Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang menjadikan pedoman
untuk hidup berbangsa dan bernegara. Kondisi sekarang ini banyak teradapat
Ancaman, Tantangan, hambatan dan Gangguan (ATHG) yang dapat merusak
ketahanan nasional, sehingga Pancasila seharusnya dinternalisasikan bukan hanya
sekedar dihafalkan supaya ketahanan nasional negara Indoneisa menjadi kokoh.

Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha


untuk memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan
nasional!
Jawaban

1. Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau
posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak
geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis dan social
budaya. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia
dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan
demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting
dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian. Beberapa keuntungan yang
diperoleh berdasarkan letak geografis Indonesia, antara lain sebagai berikut.

a. Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra memungkinkan
menjadi persimpangan lalu lintas dunia, baik lalu lintas udara maupun laut.

b. Indonesia sebagai titik persilangan kegiatan perekonomian dunia, antara


perdagangan negara-negara industri dan negara-negara yang sedang berkembang.
Misalnya antara Jepang, Korea, dan RRC dengan negara-negara di Asia, Afrika,
dan Eropa.

Karena letak geografis indonesia pula Indonesia mendapat pengaruh berbagai


kebudayaan dan peradaban dunia, serta secara alami dipengaruhi oleh angin musim.
Sekitar bulan Oktober-April angin bertiup dari Asia ke Australia yang membawa
banyak uap air dari Samudra Pasifik sehingga menimbulkan musim hujan. Sekitar
bulan April-Oktober angin bertiup dari Australia ke Asia yang sedikit membawa uap
air dari Samudra Hindia sehingga menimbulkan musim kemarau.
Pengaruh musim tersebut di atas menyebabkan Indonesia menjadi negara
agraris terkemuka. Pertanian di Indonesia maju pesat dan banyak menghasilkan bahan
makanan seperti beras, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan, karet, kopi, gula,
tembakau, dan lain-lain yang sangat berguna bagi kemakmuran dan keberlangsungan
penduduk Indonesia, secara ekonomi pun menjadi peluang untuk berperan serta dalam
perdagangan internasional.
Indonesia merupakan pertemuan dua rangkaian pegunungan sirkum pasifik
dan sirkum mediterania. Indonesia terletak di daerah tropis yang panasnya merata
sepanjang tahun dan mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan musim
kemarau karena terletak diantara dua samudra yang sangat ramai pelayarannya,
ditambah dengan adanya kekayaan flora, fauna, dan sumber sumber mineral akan
sangat menunjang perdagangan dan menambah sumber devisa negara.
Negara Indonesia terletak pada posisi silang, di antara dua benua Asia dan
Australia dan dua samudra, Hindia dan Pasifik. Indonesia berada pada posisi strategis
karena letaknya merupakan Jalur Perdagangan dikarenakan letaknya pada daerah
lipatan muda, sangat dimungkinkan pengeksploitasian terhadap sumber-sumber
mineral seperti minyak bumi, batu bara, besi nikel dan lain-lain. Di bidang sosial dan
politik, Indonesia dengan mudah berhubungan dengan bangsa- bangsa lain dan dapat
ikut serta dalam percaturan politik dunia.
Dalam posisi silang geografis, negara Indonesia menjadi lalu lintas kekuatan
dari luar dan pengaruh dari luar yang mudah masuk. Negara harus ikut serta dalam
mengatur lalu lintas kekuatan tersebut. Kondisi ini menuntut Indonesia untuk mampu
menciptakan kekuatan sentrifugal, yakni kekuatan fisik dan mental yang mampu
mengubah kekuatan dari luar menjadi kekuatan nasional serta tidak bersifat ekspansif.
Aspek alamiah terdiri dari posisi dan lokasi geografi negara, keadaan dan kekayaan
alam, keadaan dan kemampuan penduduk. Indonesia merupakan negara kepulauan
dalam arti bentuk geografis yang terbatas pada ranah hukum internasional. Kedalam,
kesatuan wilayah laut dengan pulau–pulau di dalamnya. Keluar merupakan
keterhubungan dengan lingkungan internasional yang bersifat kawasan maupun
global. Dalam hal geostrategic politik luar negeri, negara Indonesia menganut politik
bebas aktif yang dilaksanakan berdasarkan :
1. Kepentingan nasional dan kepentingan pembangunan
2. Menentang segala bentuk imperialism dan kolonialisme.
3. Turut berusaha mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social
4. Meningkatkan citra positif Indonesia di kancah internasional dan memapankan
kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.
5. Membina persahabatan dan kerja sama yang saling menguntungkan antar negara.

2. Untuk ketahanan nasional (national resilience) adalah konsep tentang kemampuan


bangsa untuk mempertahankan kedaulatan dan kesatuannya dalam menghadapi
ancaman baik dari luar maupun dari dalam serta mengusahakan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya. Bela negara fisik, yaitu dengan cara
“memanggul senjata” menghadapi serangan atau agresi musuh. Dalam hal ini dapat
disamakan dengan bela negara dalam militer.
Bela negara nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Pendidikan
kewarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan semangat kebangsaan dan
cinta tanah air. Pendidikan kewarganegaraan dapat dilaksanakan melalui jalur formal
(sekolah dan perguruan tinggi) dan jalur nonformal (social kemasyarakatan)
berdasarkan hal itu maka keterlibatan warga negara dalam bela negara secara nonfisik
dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi.
Dalam segi mahasiswa seperti kita, kita mengikuti organisasi seperti himpunan
mahasiswa, badan eksekutif mahasiswa yang didalamnya atau dihiasi oleh nuansa
politik. Lalu dengan kita mempelajari pendidikan kewarganegaraan seperti ini dan
menerapkannya di kehidupan sehari hari, itu termasuk dalam bela negara. Integrasi
nasional merupakan proses yang harus diwujudkan demi terciptanya identitas
nasional, kesatuan, dan persatuan bangsa. Menciptakan integrasi nasional memang
tidak mudah. Ada berbagai ancaman di berbagai bidang yang siap menghampiri.
Bela negara secara fisik menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat
dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar
Kemiliteran. Sekarang ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui
program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah
amanat dari Undang-Undang No.20 Tahun 1982. Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari
berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra),
Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
(OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan lain-lain. Rakyat Terlatih
mempunyai empat fungsi, yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat,
Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama
umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau
darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah
dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang
di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur. Bila keadaan ekonomi dan
keuangan negara memungkinkan maka dapat dipertimbangkan kemungkinan untuk
mengadakan Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang
dilakukan di banyak negara maju di Barat. Sedangkan bela negara nonfisik menurut
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga
negara dalam bela negara secara nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi.
Pendidikan kewarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan
semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan kewarganegaraan dapat
dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan perguruan tinggi) dan jalur nonformal
(sosial kemasyarakatan). Berdasarkan hal itu maka keterlibatan warga negara dalam
bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa,
dan dalam segala situasi. Bagi bangsa Indonesia, perang merupakan jalan terakhir
yang terpaksa harus ditempuh untuk mempertahankan ideologi negara, kemerdekaan
dan kedaulatan NKRI. Doktrin dan Sistem Pertahanan Negara Indonesia tersebut
secara tersirat mencerminkan pandangan bangsa Indonesia tentang konsep perang dan
damai, yakni “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”.
Oleh karenanya, bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan
dan adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan,
permusuhan dan ekspansionisme.
Indonesia mengembangkan dan menyelenggarakan sistem pertahanan
negaranya dalam nuansa keterbukaan, yang merupakan perwujudan prinsip cinta
damai dan ingin hidup berdampingan secara harmonis dengan negara negara lain.
Sikap dan cara pandang bangsa Indonesia tersebut merefleksikan pandangan
Geopolitik dan Geostrategi bangsa Indonesia yang secara jelas dituangkan dalam
Buku Putih Pertahanan Indonesia tahun 2008. Sistem Pertahanan Semesta. Sebagai
penjabaran konstitusi pada aspek pertahanan, bangsa Indonesia telah menyusun
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang menetapkan
bahwa Sistem Pertahanan Negara Indonesia adalah sistem pertahanan bersifat semesta
yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya.
Hal ini merupakan upaya untuk menyinergikan kinerja komponen Militer dan Nir
Militer dalam rangka menjaga, melindungi dan memelihara kepentingan nasional
Indonesia. Sistem Pertahanan Semesta memadukan pertahanan militer dan pertahanan
nirmiliter yang saling menyokong dalam menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Dalam UU RI
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ditegaskan bahwa sebagai wujud
dari kesemestaan, pelibatan seluruh warga negara dalam upaya bela negara
merupakan kewajiban sekaligus haknya.

3. Ancaman di bidang ideologi adalah yang mengancam Pancasila seperti komunisme


dan liberalisme. Liberalisme merupakan akibat dari globalisasi. Akibat negatif
globalisasi seperti gaya hidup mewah, pergaulan bebas dan lainnya. Hal-hal tersebut
akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia bila tidak diatasi:
a. Ancaman bidang politik

Ancaman di bidang politik memiliki tingkat risiko besar terhadap kedaulatan,


keutuhan dan keselamatan bangsa. Ancaman di bidang politik bersumber dari
dalam dan luar negeri. Ancaman politik dari luar negeri misalnya tekanan politik
terhadap Indonesia oleh negara lain. Ancaman nonmiliter berdimensi politik antara
lain intimidasi, provokasi atau blokade politik. Ancaman berdimensi politik dari
dalam negeri bisa berupa:
➢ Penggunaan kekuatan dalam bentuk pengerahan massa untuk menumbangkan
pemerintah yang berkuasa.
➢ Menggalangkan kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.

b. Ancaman bidang ekonomi

Ekonomi suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Ini adalah bukti nyata pengaruh
globalisasi. Saat ini tidak ada negara dengan kebijakan ekonomi yang tertutup dari
pengaruh negara lain. Pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang dapat menjadi
ancaman bagi kedaulatan ekonomi antara lain:
• Indonesia dibanjiri barang-barang dari luar negeri seiring perdagangan bebas
yang tidak mengenal batas-batas negara. Akibatnya barang-barang lokal kalah
bersaing dengan produk luar negeri.
• Perekonomian Indonesia terancam dikuasai pihak asing seiring kemudahan
penanaman modal bagi orang asing. Akibatnya, bangsa Indonesia dijajah
secara ekonomi oleh investor asing.
• Timbul kesenjangan sosial yang tajam akibat persaingan bebas sehingga
pelaku ekonomi ada yang menang dan kalah. Yang menang bisa memonopoli
pasar, yang kalah hanya menjadi penonton dan Tertindas.

Ancaman di Bidang Sosial Budaya

Ancaman berdimensi sosial budaya bisa berasal dari dalam dan dari luar.
Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan
dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan,
seperti separatisme, terorisme, kekerasan dan bencana akibat perbuatan manusia.
Dampaknya akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme dan
patriotisme. Sedangkan ancaman dari luar timbul akibat pengaruh globalisasi, antara
lain:

a. Munculnya gaya hidup konsumtif terhadap barang-barang dari luar negeri.


b. Muncul sifat hedonisme yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi sampai melanggar norma-norma di masyarakat seperti mabuk-
mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya
c. Adanya sikap individualisme yaitu mementingkan diri sendiri, memandang orang
lain tidak bermakna sehingga menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain.
d. Muncul gejala westernisasi yaitu gaya hidup yang berorientasi pada budaya barat
tanpa diseleksi lebih dulu yang bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang
berlaku.
e. Makin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
f. Makin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Wujud ancaman di bidang pertahanan dan keamanan umumnya berupa


ancaman militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan
bersenjata dan terorganisasi. Ancaman militer membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Berikut ini beberapa ancaman
militer:

a. Agresi atau invasi


Skala agresi ada yang besar hingga terendah. Invasi ialah bentuk agresi berskala
paling besar dengan kekuatan militer bersenjata untuk menyerang dan menduduki
wilayah suatu negara. Bangsa Indonesia pernah diinvasi dua kali oleh Belanda
yang ingin kembali menjajah, yaitu 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948.

b. Pelanggaran wilayah
Ancaman militer yang peluangnya cukup tinggi adalah tindakan pelanggaran
wilayah (laut, udara dan daratan) oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang
memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka, berpotensi terjadinya pelanggaran
wilayah.

c. Pemberontakan bersenjata
Ancaman militer berupa pemberontakan senjata oleh pihak-pihak tertentu dari
dalam negeri. Pemberontakan bersenjata bisa jadi disokong kekuatan asing baik
terbuka atau tertutup. Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia
yang sah adalah bentuk ancaman militer yang dapat merongrong kewibawaan
negara dan jalannya roda Pemerintahan

d. Sabotase
Indonesia punya sejumlah obyek vital nasional dan instalasi strategis yang rawan
terhadap aksi sabotase. Fungsi pertahanan negara ditujuan memberikan
perlindungan terhadap obyek-obyek vital nasional dan instalasi strategis dari setiap
kemungkinan aksi sabotase. Caranya dengan mempertinggi kewaspadaan yang
didukung oleh teknologi yang mampu mendeteksi dan mencegah secara dini.

e. Spionase
Di abad modern, kegiatan spionase dilakukan oleh agen-agen rahasia untuk
mencari dan mendapatkan rahasia pertahanan negara lain. Kegiatan spionase
dilakukan secara tertutup menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga tidak mudah dideteksi. Spionase ialah bentuk ancaman militer yang
memerlukan penanganan secara khusus untuk melindungi kepentingan pertahanan
dari kebocoran yang akan dimanfaatkan oleh pihak lawan.

f. Aksi teror bersenjata


Aksi teror bersenjata merupakan bentuk kegiatan terorisme yang mengancam
keselamatan bangsa dengan menebarkan rasa ketakutan serta menimbulkan korban
tanpa mengenal rasa perikemanusiaan. Sasaran aksi teror bersenjata sulit diprediksi
dan ditangani dengan cara-cara biasa. Perkembangan aksi teror bersenjata yang
dilakukan teroris pada dekade terakhir meningkat pesat seiring perkembangan
politik, lingkungan strategis, ilmu pengetahuan dan teknologi.

g. Ancaman keamanan laut dan udara


Gangguan keamanan di laut dan udara adalah bentuk ancaman militer yang
mengganggu stabilitas keamanan wilayah Indonesia. Potensi gangguan ancaman
keamanan laut dan udara di Indonesia tinggi penyebabnya, kondisi geografis
Indonesia dengan wilayah perairan dan udara yang terbentang pada pelintasan
transportasi dunia yang padat, baik transportasi maritim maupun dirgantara.
Ideologi Pancasila adalah pandangan atau nilai-nilai luhur budaya dan religius
yang digunakan bangsa Indonesia. Hal itu berarti setiap nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ideologi
merupakan gabungan dari bahasa Yunani 'ideos' dan 'logos' yang berarti tujuan,
cita-cita, sudut pandang, pemikiran, dan pengetahuan. Ideologi merupakan
seperangkat ide atau keyakinan yang menentukan cara pandang seseorang untuk
mencapai tujuan dengan berdasar kepada pengetahuan. Pancasila sebagai ideologi
negara sebagai dasar berbagai norma dalam penyelenggaraan negara. Dikutip dari
buku Apa Mengapa Bagaimana, Pembelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan karya Hamid Darmadi, dasar norma terdapat pada
nilai-nilai atau ideologi Pancasila.

4. Ketahanan ideologi berlandaskan Pancasila. Ideologi Pancasila memiliki kemampuan


untuk memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan menangkal
penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Ketahanan ideologi merupakan kondisi mental bangsa Indonesia yang berpegang pada
ideologi Pancasila yang menjadi ideologi nasional. Pancasila sebagai ideologi negara
merupakan seperangkat prinsip dasar yang sistematik dan menyeluruh tentang
manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. menerapkan isi pancasila dalam kehidupan sehari hari. Sehingga untuk
mengetahui wawasan ideologi Indonesia akan semakin mudah.
Nilai-nilai Pancasila mengutamakan persatuan dan kesatuan serta kepentingan
dan keselamatan bangsa sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan individu
dan golongan. Nilai-nilai yang terdapat di Pancasila turut mengajarkan cinta tanah air
dan mengembangkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Cara mempertahankan
ideologi pancasila ditengah arus globalisasi dapat dilakukan dengan cara yaitu
menumbuhkan kesadaran untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila, melaksanakan
ideologi Pancasila secara konsisten,menempatkan Pancasila sebagai sumber hukum
dalam pembuatan peraturan perundangan nasional, menempatkan Pancasila sebagai
moral dan kepribadian bangsa Indonesia. Berhadapan dengan tantangan yang besar
demikian, sudah semestinya seluruh warga bangsa Indonesia tak boleh diam,
berpangku tangan saja Sebaliknya, mereka harus berusaha untuk semakin
membumikan Pancasila melalui beberapa upaya nyata sebagai berikut.
Pertama, seluruh warga bangsa Indonesia harus meyakini bahwa kebhinekaan
adalah sebuah realitas; hadiah dari sang Maha Pencipta. Mereka harus memandang
kebhinekaan sebagai kekuatan atau keunggulan, bukan sebagai kelemahan atau
kekurangan. Berkenaan dengan itu, pada satu sisi mereka harus membangun soliditas
dengan memperkuat relasi ke dalam kelompoknya sendiri. Namun, pada sisi lain,
mereka juga harus mengatasi kecenderungan primordialisme dengan membangun
relasi ke luar (dengan kelompok yang lain), dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila
sebagai alat perekat untuk mempertahankan integrasi dan kesatuan bangsa. Jika salah
satu atau keduanya diabaikan, maka secara perlahan namun pasti keutuhan dan
ketahanan ideologi pancasila akan melemah.
Kedua, seluruh warga bangsa Indonesia harus menjadikan nilai- nilai
Pancasila sebagai filter untuk menyaring segala hal yang masuk dari luar namun tak
selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Sementara itu, mereka juga perlu bersikap
terbuka terhadap nilai-nilai positif dari bangsa lain dan belajar beradaptasi dengan
dinamika dunia akibat arus globalisasi. Ketiga, seluruh warga bangsa Indonesia juga
perlu melalui berbagai cara memperkenalkan dan membuktikan kepada bangsa-
bangsa lain di dunia bahwa (1) Pancasila mengandung nilai-nilai universal; dan (2)
Pancasila adalah ideologi yang dapat diadopsi dan oleh bangsa-bangsa di dunia guna
membangun dunia yang lebih beradab, damai dan sejahtera. Artinya, Pancasila adalah
sumbangan bangsa Indonesia bagi dunia, demi terciptanya dunia yang lebih
manusiawi
Upaya untuk mempertahan ideologi Pancasila yaitu menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, bebangsa dan bernegara. menolak
masuknya ideologi lain yang bertentangan dan tidak sesuai dengan Ideologi bangsa
kita, mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

Sumber : modul MKDU4111 / Pendidikan kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai