Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTORIAL I

MKDU4111
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA: RULI DWI WILUJENG


NIM: 048462872

FAKULTAS MANAJEMEN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
TUGAS
1. Dalam buku yang berjudul “Diplomasi Indonesia dan Pembangunan Konektivitas Maritim
(2018), Indonesia berada di dalam garis equator yang berada di antara dua benua yaitu Benua
Asia dan Australia, serta beada di antara samudra Hindia dan Pasifik. Indonesia tengah
berupaya untuk memanfaatkan posisi tersebut untuk menjadi poros maritime dunia.
Lakukanlah analisis terkait pentingnya posisi grografis Indonesia baik di tingkat ASEAN
maupun dunia!
Jawaban :
Dalam posisi silang geografis, negara Indonesia menjadi lalu lintas kekuatan dari luar dan
pengaruh dari luar yang mudah masuk. Negara harus ikut serta dalam mengatur lalu lintas
kekuatan tersebut. Kondisi ini menuntut Indonesia untuk mampu menciptakan kekuatan
sentrifugal, yakni kekuatan fisik dan mental yang mampu mengubah kekuatan dari luar
menjadi kekuatan nasional serta tidak bersifat ekspansif.
Aspek alamiah terdiri dari posisi dan lokasi geografi negara, keadaan dan kekayaan alam,
keadaan dan kemampuan penduduk.
Indonesia merupakan negara kepulauan dalam arti bentuk geografis yang terbatas pada
ranah hukum internasional. Ke dalam, kesatuan wilayah laut dengan pulau-pulau di dalamnya.
Ke luar merupakan keterhubungan dengan lingkungan internasional yang bersifat kawasan.
Posisi geografis Indonesia sangat strategis karena terletak di persimpangan jalur perdagangan
dunia antara Benua Asia dan Australia. Hal ini membuat Indonesia menjadi poros maritim
dunia yang sangat penting, terutama dalam memfasilitasi hubungan perdagangan dan ekonomi
antar negara di wilayah Asia Tenggara.
Sebagai negara yang terbesar di Asia Tenggara, Indonesia juga memiliki peran penting
dalam kerjasama regional di ASEAN. Indonesia menjadi negara yang sangat berpengaruh
dalam pembentukan kebijakan ASEAN, terutama dalam kerjasama ekonomi dan keamanan.
Selain itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara pendiri ASEAN dan merupakan negara
tuan rumah ASEAN ke-18 pada tahun 2011.
Selain di tingkat regional, posisi geografis Indonesia juga sangat penting di tingkat dunia.
Indonesia merupakan salah satu negara G20, sebuah kelompok negara-negara industri dan
berkembang yang terbesar di dunia, yang secara aktif terlibat dalam isu-isu ekonomi dan
keamanan global.
Dalam bidang perdagangan, Indonesia juga merupakan anggota WTO (World Trade
Organization) dan memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara di Asia
dan Pasifik. Dalam kerjasama maritim, Indonesia juga telah memimpin inisiatif untuk
membangun konektivitas maritim di wilayah Asia Tenggara melalui konsep Poros Maritim
Dunia.
Dengan posisi geografisnya yang strategis, Indonesia memiliki potensi besar untuk
memainkan peran penting dalam memfasilitasi kerjasama ekonomi dan politik di wilayah
Asia Tenggara dan dunia. Hal ini menunjukkan pentingnya Indonesia sebagai poros maritim
dunia dan sekaligus menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara kunci dalam menjaga
stabilitas dan perdamaian di wilayah ini.
Selain itu, posisi geografis Indonesia juga memberikan keuntungan dalam sektor
pariwisata. Indonesia memiliki ribuan pulau yang tersebar di seluruh wilayah negara, serta
keanekaragaman budaya yang kaya. Keindahan alam dan keunikan budaya ini menjadi daya
tarik bagi wisatawan dari seluruh dunia, sehingga pariwisata menjadi salah satu sektor yang
sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Namun, di sisi lain, posisi geografis Indonesia
juga memberikan tantangan dalam menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah ini. Sebagai
negara yang terletak di jalur perdagangan dunia, Indonesia rentan terhadap ancaman dari
berbagai jenis kejahatan transnasional, seperti perdagangan manusia, narkoba, dan terorisme.
Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara
di wilayah ini, serta membangun kerjasama regional dan internasional yang kuat dalam
menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah ini.
Dalam rangka memanfaatkan potensi dari posisi geografisnya yang strategis, Indonesia
juga harus terus melakukan pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah di
seluruh Indonesia, terutama di wilayah yang terpencil dan terisolasi. Hal ini akan membuka
peluang investasi dan meningkatkan perekonomian di wilayah-wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, posisi geografis Indonesia memiliki pentingan yang besar di tingkat
ASEAN maupun dunia. Dengan memanfaatkan potensi dari posisi geografisnya yang
strategis, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi hubungan
perdagangan dan ekonomi antar negara di wilayah Asia Tenggara, serta menjaga keamanan
dan stabilitas di wilayah ini.
2. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam
melindungi berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) agar
dapat mewujudkan ketahanan nasional. Ganguan tersebut bisa berasal dari dalam dan luar
negeri serta bisa berupa fisik dan non fisik.
Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan
non fisik!
Jawaban :
Ketahanan mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa
secara utuh dan menyeluruh. Pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan
ketahanan nasional yang memungkinkannya menuju pada tujuan yang ingin dicapai dan dapat
secara efektif dielakkan dari hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan yang timbul baik
dari luar maupun dari dalam.
Sebagai mahasiswa, kita memiliki peran penting dalam melindungi Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan
(ATHG) yang dapat terjadi baik dari dalam maupun luar negeri serta berupa fisik maupun non
fisik. Berikut beberapa peran yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam upaya menjaga
ketahanan nasional:
1. Menjadi agen perubahan dan pelopor dalam menumbuhkan sikap nasionalisme serta
mencintai dan menjaga kebhinekaan Indonesia. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan yang mendukung upaya peningkatan kesadaran nasional seperti kegiatan sosial,
penggalangan dana untuk bencana, dan kegiatan yang membantu memperkenalkan
kebudayaan Indonesia.
2. Meningkatkan kewaspadaan dan partisipasi dalam mengamati serta melaporkan kegiatan
yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban negara, seperti kegiatan terorisme, aksi
kekerasan, dan penyebaran hoaks yang dapat merusak citra bangsa.
3. Mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan
memanfaatkannya secara positif untuk membangun kembali citra bangsa Indonesia yang
positif di kancah internasional.
4. Membantu pemerintah dan lembaga negara dalam mengatasi berbagai masalah sosial dan
politik yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban negara, seperti kemiskinan,
pengangguran, dan radikalisme.
5. Aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan komunitas lokal untuk mengembangkan
keterampilan kepemimpinan dan keterampilan lainnya yang dapat membantu dalam
menjaga dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melalui peran-peran yang dilakukan oleh mahasiswa, diharapkan dapat membantu dalam
upaya menjaga keamanan dan ketertiban negara serta menjaga citra bangsa Indonesia di mata
dunia.
Selain itu, sebagai mahasiswa, kita juga dapat melakukan hal-hal konkret seperti:
1. Menjaga kebersihan lingkungan, karena kondisi lingkungan yang bersih dan sehat akan
memperkuat pertahanan nasional.
2. Menjaga ketertiban di lingkungan kampus dan sekitarnya, serta berpartisipasi dalam
kegiatan pengamanan dan pemeliharaan ketertiban di masyarakat.
3. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk membantu dalam situasi darurat,
seperti mengikuti pelatihan pertolongan pertama atau kegiatan yang berkaitan dengan
penanggulangan bencana alam.
4. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bersifat kemanusiaan, seperti bakti sosial, donor
darah, atau kegiatan lainnya yang dapat membantu masyarakat yang membutuhkan.
Dalam melakukan peran-peran tersebut, penting juga untuk selalu berpegang pada nilai-
nilai kejuangan, persatuan, kesatuan, serta semangat nasionalisme untuk menciptakan
keamanan dan ketahanan nasional. Dengan demikian, kita dapat membangun kebersamaan
dalam upaya menjaga dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai
bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) yang dapat mengancam
kedaulatan dan keberlangsungan negara.
Selain itu, sebagai mahasiswa, kita juga dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
tentang isu-isu keamanan dan pertahanan nasional melalui berbagai cara seperti:
1. Membaca buku, artikel, atau berita terkait dengan isu-isu keamanan dan pertahanan
nasional.
2. Mengikuti seminar, diskusi, atau acara yang membahas isu-isu keamanan dan pertahanan
nasional.
3. Bergabung dengan organisasi atau kelompok yang berkaitan dengan keamanan dan
pertahanan nasional seperti Resimen Mahasiswa (Menwa) atau organisasi lainnya yang
sejenis.
4. Mengikuti pelatihan dan kursus yang berkaitan dengan keamanan dan pertahanan nasional
seperti kursus keterampilan bela diri atau pelatihan keamanan siber.
Dengan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang isu-isu keamanan dan
pertahanan nasional, kita dapat memperluas wawasan dan keterampilan dalam melindungi
negara dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri serta berupa fisik dan non fisik.

3. Upaya pembangunan integrasi nasional selalu mendapat Ancaman, Tantangan, Hambatan,


dan Gangguan atau yang disingkat dengan ATHG. Hal tersebut dapat memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa yang bisa berasal dari dalam dan luar negeri serta bisa berupa
fisik dan nonfisik.
Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI!
Jawaban :
Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) yang dapat memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat berasal dari berbagai faktor. Beberapa
penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA)
Perbedaan SARA menjadi salah satu faktor paling signifikan dalam memicu terjadinya
konflik di Indonesia. Hal ini terjadi karena masih adanya ketidakadilan dan diskriminasi
terhadap kelompok minoritas di Indonesia. Hal ini bisa menjadi pemicu timbulnya konflik
horizontal di masyarakat.
2. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Kesenjangan sosial dan ekonomi juga menjadi faktor yang memicu terjadinya konflik di
Indonesia. Masih adanya kesenjangan ekonomi yang sangat lebar antara kota dan
pedesaan, serta antara wilayah Indonesia bagian Timur dan Barat, dapat menjadi pemicu
konflik horisontal dan vertikal.
3. Radikalisme dan Terorisme
Radikalisme dan terorisme juga menjadi faktor penting dalam memicu terjadinya konflik di
Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena adanya paham-paham ekstremisme yang tidak
toleran terhadap perbedaan pendapat dan keyakinan.
4. Penyebaran Hoax dan Informasi yang Tidak Benar
Penyebaran hoaks dan informasi yang tidak benar juga dapat menjadi faktor yang memicu
terjadinya konflik di Indonesia. Hal ini terjadi karena informasi yang tidak benar dapat
memicu terjadinya kecurigaan dan ketidakpercayaan di antara masyarakat.
5. Pengaruh Luar Negeri
Pengaruh luar negeri, baik itu melalui media sosial atau langsung dari negara-negara lain,
juga dapat menjadi faktor yang memicu terjadinya konflik di Indonesia. Hal ini terjadi
karena adanya upaya-upaya untuk mempengaruhi opini publik dan memicu perpecahan di
dalam masyarakat.
Untuk mengatasi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) yang memecah
belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, dibutuhkan upaya-upaya yang komprehensif
dan sinergis dari seluruh elemen bangsa.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ancaman, Tantangan, Hambatan,
dan Gangguan (ATHG) yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan Pendidikan dan Kesadaran Nasional
Meningkatkan pendidikan dan kesadaran nasional menjadi hal yang sangat penting dalam
membangun integrasi nasional di Indonesia. Pendidikan dapat membentuk karakter dan
sikap positif di antara masyarakat, sehingga mereka mampu menghargai perbedaan dan
memahami pentingnya kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
2. Mendorong Keterbukaan dan Toleransi Antar Golongan
Mendorong keterbukaan dan toleransi antar golongan menjadi hal yang penting dalam
membangun integrasi nasional di Indonesia. Keterbukaan dan toleransi antar golongan
dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta mengurangi terjadinya
konflik antar golongan.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi hal yang sangat penting dalam
membangun integrasi nasional di Indonesia. Kesejahteraan masyarakat dapat memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta mengurangi terjadinya ketidakpuasan dan
konflik dalam masyarakat.
4. Meningkatkan Keamanan Nasional
Meningkatkan keamanan nasional menjadi hal yang sangat penting dalam membangun
integrasi nasional di Indonesia. Keamanan nasional dapat menjamin keamanan dan
perlindungan terhadap seluruh warga negara Indonesia dari Ancaman, Tantangan,
Hambatan, dan Gangguan (ATHG) baik dari dalam maupun luar negeri.
5. Mengembangkan Diplomasi yang Efektif
Mengembangkan diplomasi yang efektif menjadi hal yang sangat penting dalam
membangun integrasi nasional di Indonesia. Diplomasi dapat memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia melalui kerjasama bilateral atau multilateral dengan negara-
negara lain, serta dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Dalam mengatasi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) yang
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, peran seluruh elemen bangsa
menjadi sangat penting. Hal ini memerlukan sinergi dan kerjasama yang baik antara
pemerintah, masyarakat, dan seluruh elemen bangsa untuk mencapai tujuan bersama dalam
membangun integrasi nasional yang kuat dan solid.

4. Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang menjadikan pedoman untuk
hidup berbangsa dan bernegara. Kondisi sekarang ini banyak teradapat Ancaman, Tantangan,
hambatan dan Gangguan (ATHG) yang dapat merusak ketahanan nasional, sehingga
Pancasila seharusnya dinternalisasikan bukan hanya sekedar dihafalkan supaya ketahanan
nasional negara Indoneisa menjadi kokoh.
Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk
memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan nasional!
Jawaban :
Ideologi Pancasila memiliki kemampuan untuk memelihara persatuan dan kesatuan
nasional dan kemampuan menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa. Ketahanan ideologi merupakan kondisi mental bangsa
Indonesia yang berpegang pada ideologi Pancasila yang menjadi ideologi nasional.
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan seperangkat prinsip dasar yang sistematik
dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila mengutamakan persatuan dan
kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan individu dan golongan. Nilai-nilai Pancasila turut mengajarkan cinta tanah air
dan mengembangkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia memiliki peran penting dalam
pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperkuat ideologi
Pancasila sebagai landasan bagi pembangunan ketahanan nasional Indonesia.
Salah satu cara memperkuat ideologi Pancasila adalah dengan mendorong
penginternalisasian nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan
melalui berbagai kegiatan seperti pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi, pelatihan-
pelatihan untuk masyarakat, dan kampanye sosial. Selain itu, peran aktif media massa juga
dapat membantu memperkuat ideologi Pancasila dengan menampilkan program-program
yang mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, memperkuat ideologi Pancasila juga dapat dilakukan dengan memberikan
penghargaan dan pengakuan kepada individu atau kelompok masyarakat yang telah
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat menjadi motivasi
dan inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila.
Lebih jauh lagi, pemerintah dapat memperkuat ideologi Pancasila dengan menyediakan
kebijakan dan regulasi yang mengakomodasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, dan kebijakan sosial. Penerapan
Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan akan membantu memperkuat kesadaran
masyarakat akan pentingnya ideologi Pancasila sebagai landasan bagi pembangunan nasional.
Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk memperkuat
ideologi Pancasila sebagai usaha untuk memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait
dengan pembinaan ketahanan nasional. Dengan demikian, Pancasila akan menjadi semakin
kuat dan mampu membawa bangsa Indonesia menuju kemajuan dan keberhasilan dalam
membangun negara yang kokoh dan stabil.
Pertama, pendidikan. Salah satu cara yang efektif dalam memperkuat ideologi Pancasila
adalah melalui pendidikan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) harus
diajarkan secara konsisten dan komprehensif di semua tingkat pendidikan, mulai dari
pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan harus lebih dari sekadar mata pelajaran, tetapi harus dijadikan bagian
integral dari seluruh kurikulum. Pendidikan Pancasila yang baik akan membantu membangun
karakter bangsa yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Kedua, pengawasan. Pemerintah harus memperketat pengawasan terhadap segala bentuk
ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan keutuhan NKRI. Pengawasan harus
dilakukan dengan tegas terhadap organisasi atau kelompok yang mencoba untuk merusak
keutuhan dan kedaulatan negara, serta melanggar nilai-nilai Pancasila. Selain itu, masyarakat
juga perlu turut serta dalam mengawasi dan melaporkan segala bentuk tindakan yang dapat
merusak keutuhan NKRI.
Ketiga, pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat juga dapat menjadi cara
efektif dalam memperkuat ideologi Pancasila. Masyarakat harus diberdayakan dan
diikutsertakan secara aktif dalam pembangunan dan perencanaan pembangunan nasional.
Dengan demikian, masyarakat akan merasa memiliki dan bertanggung jawab atas
pembangunan nasional, sehingga akan tercipta kesadaran dan semangat untuk memperkuat
ideologi Pancasila.
Dalam memperkuat ideologi Pancasila, semua elemen masyarakat harus berperan aktif.
Pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan harus bekerja sama untuk memperkuat
ideologi Pancasila dan memperkuat wawasan kebangsaan. Dalam upaya tersebut, nilai-nilai
Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Sumber Referensi :
- Bmp MKDU111 Pendidikan Kewarganegaraan
- Djauhari, R. (2018). Diplomasi Indonesia dan Pembangunan Konektivitas Maritim.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
- Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2018 tentang Kebijakan Pertahanan Negara
- Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
- Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
- Peraturan Menteri Pertahanan No. 45 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Bela
Negara bagi Mahasiswa
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 44 Tahun 2021 tentang Gerakan
Pramuka di Sekolah dan Perguruan Tinggi
- Peraturan Menteri Pertahanan No. 12 Tahun 2019 tentang Bela Negara
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 11 Tahun 2019 tentang
Pengembangan Kepribadian Berdasarkan Pancasila bagi Mahasiswa.
- Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
- Setiawan, E. P. (2019). The Role of Pancasila in Developing Indonesia's National
Resilience. Journal of Contemporary Issues in Business and Government, 25(1), 135-145.
- Supriyanto, E. (2019). The Implementation of Pancasila as the Foundation of the National
Resilience of Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 23(1), 33-40.
- Yani, A. (2021). Ideologi Pancasila sebagai Landasan Membangun Bangsa Indonesia
yang Berkarakter Kuat. Journal of Social Studies Education Research, 12(3), 207-224.
- Setiawan, E. (2021). Strengthening Pancasila as a Basis for Building National Resilience.
Journal of Government and Politics, 12(1), 94-105.

Anda mungkin juga menyukai