Nama : Bella
Jurusan : S1 PGSD
Semester : 1
Soal 1
Jawaban :
Indonesia memiliki posisi geografis yang sangat strategis di tengah-tengah perairan
yang menghubungkan tiga benua, yaitu Asia, Australia, dan Afrika. Posisi Indonesia
yang terletak di garis khatulistiwa juga membuatnya menjadi negara yang memiliki
sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut.
Di tingkat ASEAN, posisi geografis Indonesia menjadi sangat penting karena
Indonesia merupakan negara terbesar dan paling banyak penduduknya di ASEAN.
Dalam konteks ASEAN, Indonesia menjadi poros bagi integrasi regional dan menjadi
motor penggerak untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di
kawasan.
Sementara itu, di tingkat dunia, posisi geografis Indonesia juga sangat strategis karena
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang menghubungkan dua
samudra, yaitu Samudra Hindia dan Pasifik. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai
poros maritim dunia yang memiliki peran penting dalam menghubungkan
perdagangan, investasi, dan hubungan politik antara Asia, Eropa, dan Amerika.
Selain itu, posisi geografis Indonesia juga memungkinkan untuk dikembangkan
menjadi pusat industri dan perdagangan karena memiliki sumber daya alam yang
melimpah seperti tambang, perkebunan, dan perikanan. Indonesia juga memiliki
pelabuhan laut yang sangat strategis dan menjadi jalur utama untuk menghubungkan
perdagangan antar negara di Asia dan Pasifik.
Posisi geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra
mempunyai dampak penting baik di tingkat ASEAN maupun dunia. Berikut adalah
analisis terkait pentingnya posisi geografis Indonesia:
Sumber referensi:
Artikel “Indonesia’s Maritime Axis: Vision and Challenges” (2017) karya Iis Gindarsah dan
Yenita Agnesia, dalam jurnal Indonesian Journal of International Studies.
Soal 2
Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam
melindungi berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) agar
dapat mewujudkan ketahanan nasional. Ganguan tersebut bisa berasal dari dalam dan luar
negeri serta bisa berupa fisik dan non fisik.
Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan
non fisik!
Jawaban :
Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki tanggung jawab untuk ikut berpartisipasi
secara aktif dalam melindungi negara dari berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan,
dan Gangguan (ATHG) yang dapat mempengaruhi kestabilan dan keamanan nasional.
Ancaman tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar negeri dan dapat berupa fisik
maupun non-fisik. Sebagai mahasiswa, kami memiliki peran penting dalam membangun
ketahanan nasional dan melindungi negara dari berbagai ancaman.
Sebagai mahasiswa, kita dapat melakukan beberapa tindakan untuk melindungi Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari ATHG yang dapat membahayakan keamanan dan
kedaulatan negara.
Sebagai mahasiswa, saya memiliki peran yang penting dalam melindungi NKRI dari berbagai
ancaman yang berasal dari dalam negeri, baik itu berupa ancaman fisik maupun non-fisik.
Berikut adalah beberapa peran yang dapat saya lakukan untuk menjaga NKRI dari ancaman
dalam negeri:
Sebagai seorang mahasiswa, saya juga dapat berkontribusi dalam melindungi NKRI dari
ancaman yang berasal dari luar negeri baik yang berupa fisik maupun non-fisik dengan
melakukan beberapa tindakan, antara lain:
Hendarman, A., & Pratama, R. (2019). Peran Mahasiswa dalam Menjaga Keutuhan NKRI di
Era Digital. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 8(2), 113-121.
Pramono, A., & Gahana, D. (2020). Menjaga Kedaulatan NKRI dari Ancaman Militer dan
Non-militer di Era Digital. Jurnal Geopolitik Indonesia, 1(1), 14-24.
Soal 3
Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI!
Jawaban:
a) Perbedaan Identitas: Perbedaan identitas seperti agama, suku, budaya, bahasa, dan
sebagainya dapat menjadi penyebab munculnya ATHG. Jika perbedaan ini tidak
dikelola dengan baik, bisa memicu konflik yang berpotensi memecah belah persatuan
dan kesatuan bangsa.
b) Isu Kebangsaan: Isu kebangsaan seperti pemberontakan, separatis, terorisme, dan
sebagainya bisa menjadi penyebab munculnya ATHG yang mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa.
c) Kesenjangan Ekonomi dan Sosial: Ketimpangan ekonomi dan sosial bisa menjadi
sumber ketidakpuasan dan ketegangan di antara masyarakat, terutama jika
ketimpangan ini terus memburuk dan tidak adanya upaya untuk mengatasinya.
d) Politik Identitas: Politik identitas adalah praktik politik yang memanfaatkan
perbedaan identitas sebagai alat untuk memperoleh dukungan politik. Jika politik
identitas ini tidak dikendalikan dengan baik, bisa memicu konflik di antara
masyarakat yang berbeda identitas.
e) Globalisasi: Globalisasi bisa menjadi sumber ATHG karena membawa perubahan
sosial dan budaya yang cepat, serta mempercepat perubahan dalam masyarakat yang
belum siap menerimanya.
f) Pengaruh Asing: Pengaruh asing seperti kebijakan luar negeri, investasi asing, dan
pengaruh budaya asing bisa menjadi penyebab ATHG jika tidak dikelola dengan baik
dan berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
g) Ketidakadilan Hukum: Ketidakadilan hukum bisa menjadi sumber ketidakpuasan
masyarakat dan memicu protes atau bahkan aksi massa yang berpotensi memecah
belah persatuan dan kesatuan bangsa.
h) Korupsi: Korupsi bisa menjadi sumber ketidakpuasan masyarakat dan memicu protes
atau bahkan aksi massa yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan
bangsa.
i) Perbedaan Sosial dan Budaya:Perbedaan sosial dan budaya antar daerah di Indonesia
dapat menjadi sumber konflik yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Konflik sosial dapat terjadi antara kelompok agama, etnis, dan suku yang berbeda,
serta antara wilayah urban dan pedesaan.
j) Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi: Ketidakadilan sosial dan ekonomi antar daerah
juga dapat menjadi penyebab munculnya ATHG. Adanya kesenjangan antara daerah
yang kaya dan miskin dapat memicu ketidakpuasan, terutama di kalangan masyarakat
yang merasa terpinggirkan.
k) Krisis Identitas Nasional: Krisis identitas nasional dapat terjadi akibat berbagai faktor,
seperti konflik sosial dan politik, globalisasi, dan modernisasi. Ketidakpastian
mengenai identitas nasional dapat memecah belah kesatuan bangsa dan mengancam
keberlangsungan integrasi nasional.
l) Ancaman Terorisme:Ancaman terorisme, baik dari dalam maupun luar negeri, dapat
mengancam keamanan nasional dan memecah belah persatuan bangsa. Aksi terorisme
dapat memicu konflik antar kelompok agama dan etnis, serta menimbulkan ketakutan
dan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat.
m) Propaganda dan Penyebaran Hoax:Propaganda dan penyebaran hoax yang dilakukan
oleh kelompok tertentu dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap isu-isu
nasional dan memecah belah persatuan bangsa. Hal ini dapat terjadi melalui media
sosial atau saluran informasi lainnya.
Untuk mengatasi ATHG tersebut, diperlukan upaya dari seluruh elemen masyarakat dan
pemerintah untuk melakukan tindakan preventif dan penanganan yang tepat guna
membangun kesadaran nasional yang kuat serta mendorong integrasi nasional yang sehat dan
berkelanjutan
Referensi:
Mochtar, S., & Sartono, A. (2018). Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan bagi
Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Jurnal Bina Praja, 10(2), 201-212.
Suryadinata, L., & Anwar, D. F. (2019). The Dynamics of Indonesian Ethnic Politics.
ISEAS-Yusof Ishak Institute
Soal 4
Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang menjadikan pedoman untuk
hidup berbangsa dan bernegara. Kondisi sekarang ini banyak teradapat Ancaman, Tantangan,
hambatan dan Gangguan (ATHG) yang dapat merusak ketahanan nasional, sehingga
Pancasila seharusnya dinternalisasikan bukan hanya sekedar dihafalkan supaya ketahanan
nasional negara Indoneisa menjadi kokoh.
Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk
memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan nasional!
Jawaban:
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki peran penting dalam membangun
ketahanan nasional, karena ia menjadi landasan untuk menyatukan seluruh bangsa Indonesia
dengan berbagai latar belakang dan keberagaman yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya untuk memperkuat ideologi Pancasila agar dapat memperkuat wawasan ideologi
Indonesia dan meningkatkan ketahanan nasional.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha
untuk memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan nasional
antara lain:
Lembaga negara seperti DPR, DPD, dan lembaga-lembaga lainnya harus dapat menjalankan
tugas dan fungsi mereka sesuai dengan konstitusi dan nilai-nilai Pancasila. Hal ini akan
membantu memperkuat sistem pemerintahan yang berdasarkan Pancasila dan memperkuat
rasa kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga tersebut.
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman dalam hal agama, suku, dan budaya. Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk memperkuat kehidupan beragama dan kebhinekaan yang
harmonis dalam bingkai Pancasila. Hal ini akan membantu memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia serta menjaga keragaman yang ada.
Dalam melakukan upaya-upaya tersebut, perlu adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat,
dan sektor swasta untuk memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk memperkuat
wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan nasional.
Referensi
Suryanto, A. (2021). Peningkatan Daya Saing Nasional Melalui Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 23(1), 1-14.
Prasetyo, R. A. (2018). Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Upaya Menanamkan Nilai-
Nilai Pancasila pada Anak. Jurnal Pendidikan Karakter, 8(1), 61-73.