Anda di halaman 1dari 3

1)Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri yang dimiliki suatu bangsa, untuk

membedakan dengan bangsa lainnya. Mengutip dari Identitas Nasional yang ditulis oleh I Putu
Ari Astawa, kata identitas artinya pembeda atau pembanding pihak lain. Sedangkan nasional
artinya suatu paham. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata nasional bermakna
kebangsaan, berkenaan, atau berasal dari bangsa sendiri. Sedangkan dalam konteks pendidikan
kewarganegaraan, identitas nasional adalah ciri-ciri atau karakteristik keyakinan tentang
kebangsaaan yang membedakan bangsa satu dengan yang lain. Konteks identitas nasional sendiri
berkaitan dengan adat istiadat, kebudayaan, dan karakter khas suatu negara. Identitas nasional
terwujud dalam bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat, serta memiliki hubungan
internasional dengan bangsa lain. Identitas ini menjadi jati diri untuk mendukung dan mencapai
kejayaan bangsa dan negara di masa depan.

Contoh Identitas Nasional

# Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia.


Ketentuan bahasa diatur dalam Undang-undang no. 24 Tahun 2009, dari pasal 25 sampai
pasal 45. Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang menjadi bahasa persatuan.
Melalui Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia disepakati
sebagai bahasa nasional.

# Bendera negara adalah Sang Merah Putih Bendera negara pertama kali dikibarkan
ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Bendera warna merah
putih ini diatur dalam UU no.24 tahun 2009.

# Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya Lagu Indonesia Raya pertama kali
dinyanyikan pada Kongred Pemuda II, kemudian menjadi lagu kenegaraan dan
kebangsaan.

2. Dalam konteks sila-sila Pancasila, causa materialis terkait dengan nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam masing-masing sila.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi landasan atas semua sila lainnya karena
memposisikan Tuhan sebagai sumber kekuatan moral yang diperlukan untuk menghayati nilai-
nilai lainnya.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung nilai-nilai keadilan, kesetaraan,
dan kemanusiaan yang tercermin dalam sikap menghargai martabat dan hak asasi manusia.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mencerminkan nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan kerukunan
yang merupakan landasan utama bagi keberlangsungan hidup bangsa Indonesia.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan, menegaskan nilai-nilai demokrasi, partisipasi, dan keterbukaan
dalam pengambilan keputusan politik.

Dan sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menegaskan nilai-nilai keadilan
sosial dan keberpihakan pada kepentingan rakyat yang diwujudkan dalam upaya peningkatan
kesejahteraan dan kesetaraan sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari, penginternalisasian nilai-nilai Pancasila sangat penting bagi setiap
warga negara Indonesia untuk mencapai tujuan bersama sebagai bangsa.

Dalam kehidupan sehari-hari, internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat membantu individu dan
masyarakat untuk bertindak dengan bijaksana dan mempertahankan persatuan dalam keragaman.

3)Internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari merupakan proses
yang sangat penting dalam menjaga keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia.

Proses internalisasi ini terjadi melalui pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Melalui pendidikan dan pembelajaran tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan dapat


memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila.

Nilai-nilai tersebut antara lain nilai ketuhanan yang maha esa, nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab, nilai persatuan Indonesia, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial. Internalisasi nilai-
nilai dari sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan melalui pendidikan dan
pembiasaan yang terus-menerus sejak usia dini.

Pendidikan karakter yang berbasis Pancasila dapat memberikan pemahaman dan pengenalan
yang baik terhadap nilai-nilai Pancasila yang harus dijadikan dasar dalam berperilaku.

Selain itu, pembiasaan yang dilakukan oleh lingkungan sekitar juga berpengaruh besar
dalam internalisasi nilai-nilai Pancasila.

Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat memberikan contoh dan memberikan
pengaruh positif dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, nilai gotong royong yang terdapat dalam sila ke-3 dapat diinternalisasi dengan
membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan atau apresiasi, misalnya dengan memberikan
bantuan pada tetangga yang sedang membutuhkan atau mengikuti kegiatan sosial di lingkungan
sekitar.

4) Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang menjelaskan


tentang kepribadian bangsa Indonesia.

Kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia sangat penting


dalam kehidupan sehari-hari karena sebagai sebuah bangsa, kita harus memahami dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam
berinteraksi dengan sesama, dalam bekerja, dalam bergaul, dan dalam membangun
negara.

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat memperkuat


kesatuan dan persatuan bangsa, serta menciptakan keseimbangan antara kepentingan
pribadi dan kepentingan bersama.

Selain itu, nilai-nilai Pancasila juga dapat membantu memperkuat moral dan
etika bangsa, sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat yang lebih adil dan
sejahtera.
Sebagai contoh, nilai sila ke-1 "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengajarkan bahwa
sebagai bangsa yang beragama, kita harus senantiasa menghargai perbedaan agama
dan saling menghormati satu sama lain.

Selain itu, nilai sila ke-2 "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" mengajarkan bahwa
sebagai manusia, kita harus saling menghargai dan bertindak adil terhadap sesama
manusia.

Sikap dan perilaku yang tercermin dalam Pancasila diantaranya adalah gotong-royong,
musyawarah untuk mufakat, toleransi, keadilan, dan kebersamaan.

Gotong-royong adalah sikap saling membantu dalam kegiatan apapun, baik dalam
kegiatan sehari-hari maupun dalam kegiatan keagamaan.

Contoh kegiatan gotong-royong adalah kerja bakti membersihkan lingkungan, gotong-


royong membangun rumah ibadah, dan gotong-royong menyambut tamu-tamu penting.

Musyawarah untuk mufakat juga merupakan sikap yang tercermin dalam Pancasila.

Dalam kehidupan sehari-hari, musyawarah untuk mufakat dapat diterapkan dalam


berbagai situasi, misalnya dalam pengambilan keputusan di lingkungan keluarga atau
dalam pengambilan keputusan di tempat kerja.

Toleransi merupakan sikap saling menghormati perbedaan dan menerima


keberagaman yang ada di masyarakat.

Toleransi sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama


mengingat Indonesia adalah negara dengan keragaman suku, agama, dan budaya
yang tinggi.

Keadilan juga merupakan nilai yang tercermin dalam Pancasila.

Keadilan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pemerataan
kesempatan pendidikan, kesempatan kerja, hingga penegakan hukum yang adil bagi
semua warga negara.

Terakhir, kebersamaan juga menjadi sikap yang tercermin dalam Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai