Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA

Nama Mahasiswa : Muliati Gulo

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 048766188

SEMESTER : 2022/23.2 (2023.1)

Kode/Nama MK : MKWU4109/Pendidikan Kewarganegaraan

Tugas :2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN
1. Definisi identitas nasional dari persatuan tersebut sebagai

bagian dari karakter bangsa Indonesia adalah secara historis, identitas nasional

Indonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa


yang sedang dijajah oleh bangsa asing tahun 1908 yang dikenal dengan masa
Kebangkitan Nasional (Bangsa), ide tentang identitas nasional Indonesia bukanlah
ide yang baru Ide ini telah muncul sejak masa perjuangan kemerdekaan. Kesadaran
tentang pentingnya identitas nasional Indonesia secara historis tepatnya mulai
muncul setelah banyak pemuda Indonesia yang menjalani pendidikan di Eropa.
Kesadaran tentang pentingnya identitas nasional Indonesia khususnya pada tahap
awal munculnya ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Budi Utomo 1908.
Kongres Budi Utomo 1908 diselenggarakan sebagai akibat dari munculnya
kesadaran rakyat Indonesia untuk merdeka dan bersatu sebagai bangsa. Rakyat
Indonesia mulai sadar untuk melepaskan diri dari penjajahan bangsa asing. Rakyat
Indonesia mulai sadar untuk menemukan identitas dirinya sebagai bangsa yang
telah terhambat perkembangannya karena dalam keadaan terjajah sehingga
muncullah kesadaran untuk bangkit mengatur kehidupannya sendiri sebagai sebuah
bangsa yang bernegara sendiri dengan bersatu untuk merdeka. Kesadaran rakyat
Indonesia pada tahun 1908 tersebut dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional.
Kebangkitan nasional ini telah memberikan semangat bagi rakyat Indonesia untuk
sadar dan bangkit menemukan jati diri sebagai bangsa dan untuk mengatur masa
depannya dengan bernegara sendiri. Sehingga Identias nasional merupakan sebuah
kepribadian atau jati diri sebuah negara yang telah melekat serta masyarakat yang
tinggal dalam negara tersebut. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki
identitas yang telah melekat melalui nilai-nilai budaya yang ada diberbagai daerah
yang kemudian menjadi suatu kesatuan utuh dalam sebuah negara yang kemudian
menjadi identitas nasional. identitas bangsa indonesia adalah selalu menjunjung
nilai-nilai bangsa indonesia sekaligus memunculkan rasa kebangsaan, dan semangat
kebangsaan yang sangat diperlukan untuk membangun serta memantapkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Gambar dan urutan sila-sila Pancasila sesuai dengan

kerangka berpikir yang holitistik dan terintegrasi, yaitu

 Ketuhanan Yang Maha Esa Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha

Esa yang mencakup pengakuan adanya Tuhan yang dipercayai sebagai Sang
Pencipta Alam Semesta, Sang Pemelihara, dan juga Sang Penguasa. Sila ini
menyiratkan perlunya rasa takut dan hormat yang tinggi terhadap Tuhan
serta juga menghargai keberagaman dalam berkeyakinan agar tidak terjadi
tindakan diskriminatif ataupun intoleransi.

 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kedua Pancasila adalah Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab yang menghendaki adanya penghormatan yang sama
bagi setiap manusia tanpa memandang suku, ras, agama atau kepercayaan,
maupun status sosial dan ekonomi. Sila ini menjunjung tinggi pengembangan
manusia sebagai makhluk sosial alami dan memiliki hak yang sama dalam hidup,
kehormatan, martabat, serta kesejahteraannya.

 Persatuan Indonesia Sila ketiga Pancasila adalah Persatuan Indonesia yang


menekankan pentingnya kesatuan seluruh elemen bangsa Indonesia dalam
mencapai tujuan yang sama, yakni kemajuan, kebahagiaan bersama, dan
kedaulatan negara. Sila ini mendukung peran aktif masyarakat dalam
meningkatkan solidaritas, toleransi, serta interaksi positif antar kebudayaan
dan wilayah di seluruh nusantara.

 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan

Sila keempat Pancasila adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan yang menegaskan bahwa
kekuasaan melalui masyarakat dan dilaksanakan dengan cara musyawarah
untuk mencapai kesepakatan bersama dan diwakili oleh orang yang dipilih
secara demokratis. Sila ini menolak kekuasaan yang otoriter atau yang
didapatkan melalui kekerasan serta menghargai pendapat dan kepentingan
semua lapisan masyarakat secara merata.

 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima Pancasila adalah Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
yang menandakan bahwa Indonesia menghendaki penghapusan ketimpangan
sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat yang berlandaskan keadilan, dan
kemakmuran bersama. Sila ini ditegaskan bahwa pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya nasional harus mengutamakan kepentingan
nasional serta kepentingan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
3. Pendapat tentang kesesuaian antara nilai-nilai yang dianut secara pribadi dengan nilai-nilai Pancasila

adalah Sebagai sebuah negara yang berdasarkan ideologi Pancasila, maka sangatlah penting bagi setiap
individu di Indonesia untuk memiliki kesesuaian nilai pribadi dengan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai
lima dasar negara Indonesia mencakup sila-sila yang meliputi Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kesesuaian nilai pribadi
dengan nilai-nilai Pancasila merupakan sebuah hal yang penting. Karena jika nilai-nilai pribadi tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, maka ini akan berdampak buruk bagi keharmonisan masyarakat dan
pembangunan negara Indonesia. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki nilai pribadi yang bertentangan
dengan sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, maka itu dapat memicu konflik dan pertikaian antara
individu dan kelompok. Begitu juga jika seseorang tidak memiliki nilai keadilan sosial dalam dirinya, maka
ia akan cenderung egois dan tidak peduli dengan kepentingan rakyat. Oleh karena itu, kesesuaian nilai
pribadi dengan nilai-nilai Pancasila sangat penting bagi Indonesia sebagai negara yang berlandaskan
Pancasila. Individu yang memiliki kesesuaian nilai dengan Pancasila akan membawa pengaruh positif
dalam membangun bangsa, menciptakan kesejahteraan sosial, serta memperkuat persatuan dan kerukunan
di Indonesia.

4. Hubungan religiusitas dan bersikap baik sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila adalah Religiusitas dan

bersikap baik keduanya sangat erat terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam Pancasila, terdapat nilai-
nilai seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama Pancasila
menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan pada kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam konteks ini, religiusitas menjadi sangat penting sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila.
Religiusitas dapat diartikan sebagai kepercayaan, keyakinan, atau praktik keagamaan seseorang. Dengan
memiliki religiusitas yang kuat, seseorang dapat memperkuat nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila.
Sementara itu, bersikap baik juga merupakan bagian dari nilai-nilai Pancasila. Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab sebagai sila kedua Pancasila menegaskan bahwa setiap manusia harus diperlakukan secara adil
dan beradab oleh sesamanya. Bersikap baik merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap hak
asasi manusia yang harus dijunjung tinggi. Dalam konteks ini, religiusitas dan bersikap baik berkaitan
dengan cara seseorang memperlakukan sesama manusia. Dengan memiliki religiusitas yang kuat,
seseorang dapat mengembangkan nilai-nilai kebaikan dan toleransi terhadap sesama manusia. Sehingga,
seseorang yang religius akan lebih cenderung untuk bersikap baik terhadap sesama manusia. Dalam
konteks ini, religiusitas dan bersikap baik berkaitan dengan cara seseorang memperlakukan sesama
manusia. Dengan memiliki religiusitas yang kuat, seseorang dapat mengembangkan nilai-nilai kebaikan dan
toleransi terhadap sesama manusia. Sehingga, seseorang yang religius akan lebih cenderung untuk
bersikap baik terhadap sesama manusia. Dalam kesimpulannya, religiusitas dan bersikap baik keduanya
sangat erat terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui religiusitas yang kuat, seseorang dapat
memperkokoh nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Pancasila. Di sisi lain, bersikap baik
merupakan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai Pancasila yang harus dijunjung tinggi oleh setiap
warga negara Indonesia.

Referensi :-MKWU4109/Pendidikan Kewarganegaraan


-Https;// I'd.sribd.google

Anda mungkin juga menyukai