UNIVERSITAS TERBUKA
Tugas :2
UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN
1. Definisi identitas nasional dari persatuan tersebut sebagai
bagian dari karakter bangsa Indonesia adalah secara historis, identitas nasional
Ketuhanan Yang Maha Esa Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha
Esa yang mencakup pengakuan adanya Tuhan yang dipercayai sebagai Sang
Pencipta Alam Semesta, Sang Pemelihara, dan juga Sang Penguasa. Sila ini
menyiratkan perlunya rasa takut dan hormat yang tinggi terhadap Tuhan
serta juga menghargai keberagaman dalam berkeyakinan agar tidak terjadi
tindakan diskriminatif ataupun intoleransi.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kedua Pancasila adalah Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab yang menghendaki adanya penghormatan yang sama
bagi setiap manusia tanpa memandang suku, ras, agama atau kepercayaan,
maupun status sosial dan ekonomi. Sila ini menjunjung tinggi pengembangan
manusia sebagai makhluk sosial alami dan memiliki hak yang sama dalam hidup,
kehormatan, martabat, serta kesejahteraannya.
Sila kelima Pancasila adalah Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
yang menandakan bahwa Indonesia menghendaki penghapusan ketimpangan
sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarakat yang berlandaskan keadilan, dan
kemakmuran bersama. Sila ini ditegaskan bahwa pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya nasional harus mengutamakan kepentingan
nasional serta kepentingan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
3. Pendapat tentang kesesuaian antara nilai-nilai yang dianut secara pribadi dengan nilai-nilai Pancasila
adalah Sebagai sebuah negara yang berdasarkan ideologi Pancasila, maka sangatlah penting bagi setiap
individu di Indonesia untuk memiliki kesesuaian nilai pribadi dengan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai
lima dasar negara Indonesia mencakup sila-sila yang meliputi Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kesesuaian nilai pribadi
dengan nilai-nilai Pancasila merupakan sebuah hal yang penting. Karena jika nilai-nilai pribadi tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, maka ini akan berdampak buruk bagi keharmonisan masyarakat dan
pembangunan negara Indonesia. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki nilai pribadi yang bertentangan
dengan sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, maka itu dapat memicu konflik dan pertikaian antara
individu dan kelompok. Begitu juga jika seseorang tidak memiliki nilai keadilan sosial dalam dirinya, maka
ia akan cenderung egois dan tidak peduli dengan kepentingan rakyat. Oleh karena itu, kesesuaian nilai
pribadi dengan nilai-nilai Pancasila sangat penting bagi Indonesia sebagai negara yang berlandaskan
Pancasila. Individu yang memiliki kesesuaian nilai dengan Pancasila akan membawa pengaruh positif
dalam membangun bangsa, menciptakan kesejahteraan sosial, serta memperkuat persatuan dan kerukunan
di Indonesia.
4. Hubungan religiusitas dan bersikap baik sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila adalah Religiusitas dan
bersikap baik keduanya sangat erat terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam Pancasila, terdapat nilai-
nilai seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama Pancasila
menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan pada kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam konteks ini, religiusitas menjadi sangat penting sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila.
Religiusitas dapat diartikan sebagai kepercayaan, keyakinan, atau praktik keagamaan seseorang. Dengan
memiliki religiusitas yang kuat, seseorang dapat memperkuat nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila.
Sementara itu, bersikap baik juga merupakan bagian dari nilai-nilai Pancasila. Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab sebagai sila kedua Pancasila menegaskan bahwa setiap manusia harus diperlakukan secara adil
dan beradab oleh sesamanya. Bersikap baik merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap hak
asasi manusia yang harus dijunjung tinggi. Dalam konteks ini, religiusitas dan bersikap baik berkaitan
dengan cara seseorang memperlakukan sesama manusia. Dengan memiliki religiusitas yang kuat,
seseorang dapat mengembangkan nilai-nilai kebaikan dan toleransi terhadap sesama manusia. Sehingga,
seseorang yang religius akan lebih cenderung untuk bersikap baik terhadap sesama manusia. Dalam
konteks ini, religiusitas dan bersikap baik berkaitan dengan cara seseorang memperlakukan sesama
manusia. Dengan memiliki religiusitas yang kuat, seseorang dapat mengembangkan nilai-nilai kebaikan dan
toleransi terhadap sesama manusia. Sehingga, seseorang yang religius akan lebih cenderung untuk
bersikap baik terhadap sesama manusia. Dalam kesimpulannya, religiusitas dan bersikap baik keduanya
sangat erat terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui religiusitas yang kuat, seseorang dapat
memperkokoh nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Pancasila. Di sisi lain, bersikap baik
merupakan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai Pancasila yang harus dijunjung tinggi oleh setiap
warga negara Indonesia.