Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : VERA UTAMI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856710459

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4111/Pendidikan Kewarganegaraan

Kode/Nama UPBJJ : 18/ PALEMBANG

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Definisi identitas nasional dari persatuan tersebut sebagai bagian dari karakter bangsa
Indonesia adalah jati diri, ciri dan tanda yang melekat utuh pada Indonesia yang
membedakannya dari bangsa lain di dunia. Identitas nasional yang turut menjadi ikrar
pemersatu bangsa pada peristiwa Sumpah Pemuda ada 3 yakni:
1. Satu bahasa, bahasa Indonesia.
2. Satu bangsa, bangsa Indonesia.
3. Satu tumpah darah, tanah Indonesia.
Sumpah Pemuda ini ditanggap sebagai peristiwa yang paling bersejarah sebab menjadi awal
penegasan identitas bangsa Indonesia yang perjuangannya mulai dilandasi semangat
persatuan. Sebelumnya, perjuangan bangsa mewujudkan kemerdekaan hanya bersifat
kedaerahan sehingga kekuatan tidak terpusat dan mudah dilemahkan penjajah.

2. Pancasila merupakan dasar negara berisikan arti bahwa segala tindakan masyarakat dan
bangsa Indonesia harus tunduk pada Pancasila. Secara sisi historis, Pancasila bersumber dari
budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga memiliki cakupan fungsi dan peran yang sangat
luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Urutkanlah sila-sila Pancasila sesuai dengan kerangka berpikir yang holitistik dan terintegrasi
adalah :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang Persatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusywaratan/perwakilan, yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang berketuhanan Yang Maha Esa,
yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusywaratan/perwakilan, yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, yang berkeadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan
adalah kerakyatan berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berpersatuan Indonesia yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang berketuhanan Yang Maha Esa,
yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan.

3. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia adalah nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri.
Pandangan hidup bangsa mengandung rangkaian nilai-nilai luhur. Pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah Pancasila, seperti dikutip dari buku Spiritualisme Pancasila oleh Fokky Fuad
Wasitaatmadja. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia
adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa
Indonesia sendiri. Pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah Pancasila
menjadi pemberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin bagi
masyarakat yang beraneka ragam sifatnya, seperti dikutip dari Buku Ajar Pendidikan
Pancasila oleh Irwan Gesmi, S.Sos.dan M.Si, Yun Hendri, S.H., M.H.
Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yaitu sebagai berikut:
1. Mempererat bangsa Indonesia, memelihara, dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan.
Fungsi Pancasila ini penting bagi Indonesia karena Pancasila tidak hanya ide atau perenungan
satu orang saja, melainkan dirumuskan melalui kesepakatan anak bangsa untuk seluruh bangsa
Indonesia.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila memberi cita-cita
bangsa Indonesia dan menjadi sumber motivasi atau tekad perjuangan mencapai cita-cita
pembangunan nasional, yang sekaligus menjadi bentuk pengamalan Pancasila.
3. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang terkandung
dalam Pancasila sendiri. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai keadaan
bangsa dan negara Indonesia.
Pandangan hidup suatu bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bangsa tersebut. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang
tidak memiliki jati diri atau identitas dan kepribadian, seperti dikutip dari buku Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN di Perguruan tinggi Tinggi) oleh Sarinah, Muhtar
Dahri, dan Harmaini.
Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup berisiko mudah terombang-ambing
dalam menjalani kehidupannya. Terutama saat menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam di era globalisasi.
Makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila sebagai jati diri
dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dan sudah
lama ada, dan berkembang di akar pribadi dan budaya bangsa Indonesia.

4. Religiusitas dan bersikap baik memanglah merupakan bagian dari nilai - nilai pancasila.
Untuk hal religius, kita bisa hubungkan dengan pancasila ke-1 yang berbunyi "Ketuhanan
yang Maha Esa" yang tentunya jika kita menerapkan sikap sila itu pasti membuat kita terlihat
seperti orang religius. Untuk masalah bersikap baik, ada di sila lainnya seperti sila ke-2, ke-3,
ke-4 dan ke-5. Dalam sila ke-2, kita diajarkan untuk mempunyai rasa kemanusiaan yang baik
terhadap sesama manusia. Untuk sila ke-3, kita diajarkan untuk menerima semua perbedaan
yang ada di dalam negeri ini dengan lapang dada serta tidak membeda-bedakannya. Untuk sila
ke-4, kita diajarkan untuk berpikiran terbuka dan tidak egois terhadap pendapat kita sendiri
saat sedang musyawarah. Untuk sila ke-5, kita diajarkan untuk memperlakukan semua
makhluk hidup dengan adil. Yang dimana hal itu tentunya membuat kita juga dipandang
seperti orang yang mempunyai perilaku baik dalam sifat maupun sikap.

Anda mungkin juga menyukai